a. Latar Belakang
Dunia pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini sedang menghadapi tantangan
yang sangat berat, karena dalam situasi seperti ini harus mampu memberikan
pelayanan yang baik sedangkan disisi lain harus menghadapi krisis multi dimensional
yang berkepanjangan serta selalu dikaitkan dengan keadaan gedung, personil maupun
material untuk meningkatkan mutu pelayanan maupun dukungan, sesuai dengan fungsi
Globalisasi dan krisis ekonomi dan politik, sangat menentukan perkembangan
pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini. Dalam situasi seperti ini selaku Pimpinan
tidak ada tindakan yang paling tepat, kecuali melaksanakan manajemen efisiensi,
dengan penajaman skala prioritas. Dalam rangka menindaklanjuti Undang-Undang
No.24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, Permenkes No.71
tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional, serta
Permenkes No.46 tahun 2013 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat
Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi, kami Kesdam III/
Siliwangi yang memiliki servis area meliputi satuan wilayah Kodam IV/Diponegoro
berusaha memenuhi tuntutan tersebut sebagai pelaksana tugas pokok.
b. Tujuan Pedoman
Pedoman layanan klinis poli umum ini dibuat agar dapat menjadi acuan bagi
kegiatan pelayanan klinis, khususnya poli umum yang dilaksanakan di Klinik Pratama
Yonarhanud 15/DBY, sehingga pada akhirnya kepuasan pelanggan dapat ditingkatkan,
yang pada akhirnya dapat mendukung pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM).
c. Sasaran Pedoman
Sasaran pedoman layanan klinis poli umum ini adalah seluruh tenaga kesehatan
yang ada di Poli Umum Klinik Pratama Yonarhanud 15/DBY, yang meliputi dokter umum
dan perawat.
d. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelayanan klinis poli umum di Klinik Pratama Yonarhanud
15/DBY meliputi:
1. Pemeriksaan awal
Pemeriksaan awal pasien dilakukan di meja perawat sesuai dengan keluhan
dan kondisi pasien.
2. Pemeriksaan lanjutan oleh dokter umum
Setelah dilakukan anamnesis dan pemeriksaan singkat mengenai garis
besar keluhan pasien, serta tanda-tanda vital, pasien diarahkan ke ruang
periksa dokter umum. Bila dianggap perlu, maka dokter yang memeriksa
kondisi pasien akan melakukan tindakan lanjutan meliputi tindakan terapeutik
ataupun pemeriksaan penunjang diagnostik.
3. Unit Rujukan Pasien
Pasien yang membutuhkan penatalaksanaan lebih lanjut mengenai kondisi
kesehatannya yang lebih rinci akan dirujuk ke unit terkait, misalnya
konsultasi gizi, konsultasi psikologi, ataupun konsultasi spesialisasi.
e. Batasan Operasional
Rawat jalan adalah pelayanan medis yang diberikan kepada pasien untuk tujuan
pengamatan preventif, promotif, diagnostik, terapeutik, rehabilitatif, dan pelayanan
kesehatan lainnya tanpa mengharuskan rawat inap.
Pelayanan gawat darurat adalah pelayanan kesehatan yang harus diberikan
secepatnya untuk mencegah terjadinya kematian, keparahan dan kecacatan sesuai
dengan kemampuan Klinik Pratama Yonarhanud 15/DBY.
Pasien FKTP yang sudah mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan
kondisinya dapat pulang ke rumah. Pemeriksaan penunjang adalah pemeriksaan
tambahan terhadap pemeriksaan kesehatan yang dilakukan dokter untuk mendapatkan
kepastian diagnosa dan ketepatan terapi terhadap pasien. Konsultasi adalah upaya
memberikan pengertian dan pengetahuan kepada pasien mengenai hal-hal yang harus
diketahui berhubungan dengan kondisi kesehatannya.
Adapun landasan hukum yang dijadikan dasar dalam pembuatan pedoman ini
diantaranya sebagai berikut:
1. Undang Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang Undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
3. Undang Undang No 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
2. Perawat
Perawat yang bertugas di Poli Umum Klinik Pratama Yonarhanud 15/DBY ada
sebanyak 3 orang yang ketiganya memiliki keahlian dan ijin praktek sesuai dengan
kompetensi yang diharuskan oleh kolegiumnya.
Berikut ini tenaga kesehatan pada Poli Umum yang ada di Klinik Pratama Yonarhanud
15/DBY:
PELAYANAN PROFESI PETUGAS KUALIFIKASI
PENDIDIKAN
Poli Umum Dokter Umum 2 2 orang dokter umum
Perawat 5 1 orang Amd. Kep
4 orang SPK
Poli Gigi Dokter Gigi 1 1 orang dokter gigi
1 1
1. Ruang Periksa Dokter
2 2
2. Ruang Tindakan
3
3. Pemeriksaan Awal
4 4
4. Ruang Tunggu
3
B. Standar Fasilitas
1. Fasilitas dan sarana
Poli umum terletak di antara ruang pendaftaran dan ruang KIA memiliki ruang
pemeriksaan dokter, termasuk didalamnya terdapat bed/tempat tidur pasien, meja
dokter, dan alat pemeriksaan. Di bagian depan ruangan ini/di sisi pintu masuk terdapat
meja anamnesa pasien sekaligus pemeriksaan tanda-tanda vital oleh perawat, yang
meliputi tensi, nadi, suhu, dan laju nafas pasien. Ruangan ini memiliki wastafel sebagai
sarana cuci tangan bagi petugas. Selain itu ruangan ini memiliki ruang tindakan yang
terletak tepat di sebelah ruang pemeriksaan, yang digunakan untuk menangani pasien
yang membutuhkan tindakan khusus oleh dokter dan perawat, misalnya oksigenasi,
nebulizer, injeksi obat parenteral, ekg, rawat luka, maupun jahit luka. Di ruang tindakan
sudah dilengkapi dengan sterilisator, trolly emergency, tabung oxygen, hecting set, dan
alat nebulizer.
2. Peralatan
RUANGAN ALAT
Poli Umum Tensimeter
Stetoskop
Termometer
Senter
Hammer reflex
Timbangan
Pengukur tinggi badan
Metline
Alat Nebulizer
Sterilisator
Hecting set
Oto-ophthalmoscope
Tabung oksigen
·
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
1. POLI UMUM
a Petugas Dokter umum
. penanggung jawab Perawat
b Perangkat kerja Tensimeter
. Stetoskop
Termometer
c. Tata laksana Perawat melakukan pemanggilan pasien.
Perawat melakukan anamnesis awal untuk
mengetahui garis besar keluhan dan kondisi pasien,
kemudian memeriksa tand-tanda vital, mencatatnya
di rekam medis, kemudian pasien dipersilakan
menuju ruang periksa dokter.
Dokter melakukan pemeriksaan terhadap pasien dan
mencatatnya di rekam medis. Setelah diperiksa,
dokter akan menentukan apakah pasien memerlukan
tindakan terapeutik di tempat ataukah hanya
memerlukan obat. Jika pasien dirasa memerlukan
tindakan terapeutik di tempat maka dokter akan
menyerahkannya ke perawat yang ada di dalam agar
dapat dibantu persiapannya. Untuk pasien yang
hanya memerlukan obat, dokter akan menuliskan
resep ke bagian farmasi. Bila dokter merasa pasien
perlu mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut, maka
dokter akan membuat surat rujukan baik internal (ke
laboratorium) atau eksternal (rujukan spesialisasi)
dan memberikannya kepada pasien. Bila tidak, maka
pasien mendapatkan resep sesuai kondisi
penyakitnya.
BAB V
LOGISTIK
S
Situasi
Saya menelepon tentang (nama pasien, umur, dan lokasi)………….
Masalah yang ingin disampaikan…..
Tanda- tanda vital :
B
Background/ latar belakang
Status mental pasien :
Kulit:…
Alat Bantu…
A
Assesment/ Penilaian
Sampaikan masalah yang sedang terjadi dan katakan penilaian anda.
R
Rekomendasi
Apakah (katakan apa yang ingin disarankan)
Apakah diperlukan pemeriksaan tambahan?
Jika ada perubahan tatalaksana, tanyakan…
Semua petugas di rumah sakit termasuk dokter melakukan kebersihan tangan pada 5
MOMEN yang telah ditentukan, yakni:
Sebelum kontak dengan pasien
Sesudah kontak dengan pasien
Sebelum tindakan asepsis
Sesudah terkena cairan tubuh pasien
Sesudah kontak dengan lingkungan sekitar pasien
Ada 2 cara cuci tangan yaitu :
1. HANDWASH – dengan air mengalir, waktunya : 40 – 60 detik
2. HANDRUB – dengan gel berbasis alcohol, waktunya : 20 – 30 detik
Tujuan umum
Terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan produktif untuk SDM Poli Umum
Klinik Pratama Yonarhanud 15/DBY, aman dan sehat bagi pasien, pengunjung/pengantar
pasien, masyarakat dan lingkungan sekitar sehingga proses pelayanan FKTP berjalan baik
dan lancar.
Tujuan khusus
a. Terlindunginya petugas poli umum dan mencegah terjadinya PAK (Penyakit Akibat
Kerja) dan KAK (Kecelakaan Akibat Kerja).
b. Peningkatan mutu, citra dan produktivitas Klinik Pratama Yonarhanud 15/DBY.
Alat Keselamatan Kerja:
1. Masker
2. Handscoone
Aturan umum dalam tata tertib keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
1. Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk
memudahkan pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja.
2. Dokter memakai jas dokter saat bekerja.
3. Penerapan 7 langkah cuci tangan dan 5 momen cuci tangan.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu (quality control) dalam manajemen mutu merupakan suatu sistem
kegiatan teknis yang bersifat rutin yang dirancang untuk mengukur dan menilai mutu produk
atau jasa yang diberikan kepada pelanggan. Pengendalian mutu pada pelayanan klinis
diperlukan agar produk layanan klinis terjaga kualitasnya sehingga memuaskan masyarakat
sebagai pelanggan.
Ishikawa (1995) menyatakan bahwa pengendalian mutu adalah pelaksanaan langkah-
langkah yang telah direncanakan secara terkendali agar semuanya berlangsung
sebagaimana mestinya, sehingga mutu produk yang direncanakan dapat tercapai dan
terjamin. Dalam pengertian Ishikawa tersirat pula bahwa pengendalian mutu itu dilakukan
dengan orientasi pada kepuasan konsumen. Dalam bahasa layanan kesehatan keseluruhan
proses yang diselenggarakan oleh FKTP ditujukan pada pemenuhan kebutuhan masyarakat
sebagai konsumen.
BAB IX
PENUTUP