Anda di halaman 1dari 28

PANDUAN PELAYANAN PASIEN

ANAK

RSUD ZAINAL ABIDIN PAGAR ALAM


WAY KANAN
2019

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan pasien anak adalah tatacara pemberian asuhan keperawatan kepada


pasien dengan kriteria anak yang membutuhkan bantuan orang lain atau
petugas kesehatan karena kebutuhan ketergantungan untuk prioritas
keselamatan pasien.

Pelayanan pasien merupakan tujuan utama pelayanan yang ada di rumah sakit.
Pelayanan tersebut mendukung dan merespon terhadap setiap kebutuhan
pasien yang unik, memerlukan perencanaan dan koordinasi. Masing-masing
praktisi pelayanan kesehatan baik medis maupun non medis mempunyai peran
dalam memberikan pelayanan pasien. Beberapa pasien yang digolongkan
risiko-tinggi karena umur, kondisi, atau kebutuhan yang bersifat kritis. Anak
dan lanjut usia umumnya dimasukkan dalam kelompok ini karena mereka
sering tidak dapat menyampaikan pendapatnya, tidak mengerti proses asuhan
dan tidak dapat ikut memberi keputusan tentang asuhannya. Demikian pula,
pasien yang ketakutan, bingung atau koma tidak mampu memahami proses
asuhan bila asuhan harus diberikan secara cepat dan efisien. Oleh karena itu,
diperlukan panduan dalam memberikan pelayanan pada pasien, khususnya
pasien anak dan anak dengan ketergantungan bantuan. Yang dimaksud pasien
anak adalah pasien berumur 0 – 14 tahun. Sedangkan pasien anak dengan
ketergantungan bantuan adalah pasien anak berumur 0-14 tahun dengan alat
bantu / cacat dan anak berkebutuhan khusus.

Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu organisasi


untuk memeliharan dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan individu, keluarga
kelompok dan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah
pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan
kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk serta yang

2
penyelengganya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang
telah ditetapkan.

Pelayanan pasien rawat jalan merupakan pelayanan yang dapat memberikan


tindakan yang cepat, tepat dan professional sesuai dengan kebutuhan pasien.
Upaya peningkatan pelayanan Unit Unit Poliklinik di tujukan untuk
menunjang pelayanan sesuai kebutuhan pasien sehingga dapat memberikan
pelayanan berkualitas dan professional untuk memenuhi kebutuhan pasien.

Dengan semakin meningkatnya jumlah kunjungan pasien rawat jalan, maka


diperlukan peningkatan pelayanan Unit Poliklinik. Berdasarkan hal tersebut,
maka di Unit Poliklinik perlu dibuat standar pelayanan yang merupakan
pedoman bagi semua pihak dalam pelaksanaan pelayanan yang diberikan ke
pasien. Maka melakukan pelayanan Unit Poliklinik di harus berdasarkan
standar pelayanan Unit Poliklinik yang sudah ditetapkan.

B. Tujuan
1. Memberikan pedoman dalam pelaksanaan manajemen dan pelayanan Unit
Poliklinik RSUD Zainal Abidin Pagar Alam
2. Meningkatkan mutu dan keselamatan pasiendi Unit Poliklinik
Meningkatkan efektifitas pelayanan sehingga dapat memebrikan tindakan
yang cepat, tepat dan professional sesuai dengan kebutuhan pasien

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelayanan Unit Poliklinik RS Zainal Abidin Pagar Alam
1. Pasien umum
Yaitu pasien yang memerlukan penanganan oleh dokter umum
2. Pasien dengan kebutuhan khusus
Yaitu pasien memerlukan pelayanan dengan dokter spesialis sesuai dengan
kebutuhan atau penyakit yang mendasari

3
D. Batasan Operasional

Unit Poliklinik adalah unit pelayanan yang memberikan pelayanan terhadap

pasien non emergency yang memerlukan pelayanan dokter umum dan atau

dokter spesialis

E. Landasan Hukum

1. UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

2. UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit

3. UU No. 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran

4
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

Pola ketenagaan dan sumber daya manusia Poliklinik

Nomor Nama Jabatan Kualifikasi Keterangan

Formasi

1 Ka Unit Poliklinik D III Bersertifikat

Keperawatan BHD dan

Manajemen

Bangsal

2 Perawat Primer D III Bersertifikat

Keperawatan BHD

3 Perawat Asossiet D III Bersertifikat

Keperawatan BHD

B. Distribusi Ketenagaan

Pola pengaturan ketenagaan Unit Poliklinik yaitu:

1. Dines Pagi: dinas pagi dimulai dari pukul 07.30 sampai dengan pukul

15.00

C. Pengaturan Shift Jaga Unit Poliklinik

5
1. Pengaturan jadwal jaga Unit Poliklinik menjadi tanggung jawab Ka Unit

Rawat Jalam dan disetujui oleh Kepala Sub Divisi Asuhan Keperawatan

2. Pengaturan jadwal dinas perawat Unit Poliklinik dibuat dan dipertanggung

jawabkan oleh Kepala Unit Rawat Jalan dan disetujui oleh Kepala Bagian

Keperawatan

3. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan

setiap satu bulan

4. Untuk petugas yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu, maka

petugas tersebut dapat mengajukan permintaan ijin/cuti kepada Kepala

Ruangan Unit Poliklinik dan menulisnya pada form permintaan tukaran

jaga/cuti. Permintaan akan disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang ada

(apabila tenaga cukup dan berimbang serta tidak menganggu pelayanan,

maka permintaan tersebut disetujui)

5. Setiap petugas jaga/shift perawat harus ada perawat primer dengan syarat

pendidikan minimal D III Keperawatan dan masa kerja minimal 2 tahun

6. Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi dan dinas sore

7. Apabila ada petugas jaga karena sesuatu tidak dapat jaga sesuai dengan

jadwal yang telah ditetapkan (terencana), maka petugas bersangkutan

harus membertahu Kepala Unit Rawat Jalan. Sebelum memberitahu

Kepala Unit Rawat Jalan, diharapkan petugas yang bersangkutan sudah

mencari petugas pengganti yang selevel, apabila petugas yang

bersangkutan tidak mendapatkan petugas pengganti, maka Kepala Unit

Rawat Jalan akan mencari petugas pengganti.

6
8. Apabila ada petugas yang tiba-tiba tidak dapat jaga jaga sesuai dengan

jadwal yang telah ditetapkan (tidak terencana), maka Kepala Unit Rawat

Jalan akan mecari petugas pengganti. Apabila petugas pengganti tidak

didapatkan, maka petugas yang dinas pada shift sebelumnya wajib

menggantikannya.

D. Pengaturan Jadwal Praktek Dokter Umum Dan Dokter Spesialis

1. Pengaturan jaga praktek dokter umum di poliklinik umum mengikuti pola

jadwal dokter umum yang bertugas yang mengikuti shift jaga di UGD dan

poliklinik yang setiap bulan oleh kepala SMF Umum

2. Pengaturan jaga praktek dokter spesialis disusun oleh kepala Sub Divisi

Pelayanan Medic setelah berkoordinasi dengan masing-masing Kepala

SMF

3. Jadwal praktek dokter spesialis sudah ditetapkan dan dijadwalkan dalam

hari tertentu dan sudah diedarkan ke unit terkait

4. Apabila dokter spesialis karena sesuatu hal sehingga tidak dapat praktek

sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan maka akan diberitahukan

kepada pasien yang telah mendaftar secara langsung di registrasi ataupun

via telepon bagi pasien yang reservasi via telepon, selanjutnya pasien

dapat beralih ke dokter spesialis lain yang memiliki spesialisasi sama yang

praktek di hari tersebut ataupun menunggu jadwal prakter dokter spesialis

yang bersengkuan dijadwal selanjutnya.

7
BAB III

STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruangan

Poli Bedah Mulut Ruang Tunggu Poli Obgyn Poli THT Poli Bedah

Rekam
Penyakit Poli Mata Poli Anak Ruang Tunggu Medis
Fisioterapi

Dalam RUANG TUNGGU

1. Ruangan

Ruangan unit Poliklinik terdapat dilantai 1 untuk pelayanan rawat jalan

pasien umum dan dokter spesialis (spesialis interna, genekologi, anak,).

Unit pelayanan rawat jalan berdekatan dengan bagian kasir dan farmasi

untuk mempermudah dan mempercepat pelayanan terhadap pasien.

2. Peralatan

Peralatan yang tersedia di Unit Poliklinik meliputi alat medis untuk

pemeriksaan fisik umum dan alat khusus sesuai dengan bidang keahlian

dokter spesialis yang praktek tersebut. Alat medis untuk pemeriksaan fisik

umum yang tersedia di semua tempat praktek dokter seperti stetoskop,

tensimeter, thermometer, senter, timbangan dan alat ukur tinggi badan.

Adapun alat khusus yang terdapat pada Unit Poliklinik sebagai berikut:

a. Alat-alat di ruang poliklinik anak

 Timbangan anak

8
 Imunisasi set

9
BAB IV

TATALAKSANA PELAYANAN UNIT POLIKLINIK

A. Tata Laksana Pendaftaran Pasien

1. Petugas penanggung jawab

Petugas admission

2. Perangkat kerja

Status medis

3. Tata laksana pendaftaran di poliklinik

a. Pendaftaran pasien untuk poliklinik umum

Dilakukan di registrasi lantai 1, selanjutnya pasien tracer yang

berwarna merah dan tancapkan di antrian pasien yang ditempatkan di

depan poliklinik umum. Apabila pasien memerlukan rujukan ke

spesialis akan dibuatkan lembar konsul dan pasien di antar untuk

pendaftran ke poliklinik spesialis yang di tuju.

b. Pendaftran pasien ke poliklinik spesialis

Pasien yang akan mendaftar ke polklinik spesialis dapat melakukan

pendaftran di bagian regristrasi. Pasien akan mendapatkan nomor

antrian sesuai dengan kedatangan pasien dan pasien dapat menunggu

di ruang tunggu.

B. Tata Laksana Sistem Komunikasi Unit Poliklinik

1. Petugas penanggung jawab

a. Petugas admission

10
b. Perawat Unit Poliklinik

2. Perangkat kerja

a. Pesawat Telepon

b. Hand phone

3. Tata laksana pendaftaran di poliklinik

a. Antara Unit Poliklinik dengan unit lain dalam adalah dengan nomor

extension masing-masing unit

b. Antara Unit Poliklinik dengan dokter spesialis menggunakan pesawat

telephone langsung dari Unit Poliklinik atau melalui bagian operator

c. Antara pasien dari luar dapat langsung melalui operator atau nomor

telepon poliklinik

d.

C. Tata Laksana Pelayanan di Unit Poliklinik

1. Petugas penanggung jawab

Dokter umum di poliklinik umum dan dokter spesialis di poliklinik

spesialis

2. Perangkat kerja

a. Stetoskop

b. Senter

c. Tensimeter

d. Status medis

e. Dan alat-alat lain yang diperlukan sesuai dengan spesialisasi dokter

yang terkait

11
3. Tata laksana pendaftaran di poliklinik

a. Pasien/keluarga pasien mendaftar ke bagian admission

b. Pasien dipanggil ke ruang periksa sesuai dengan nomor antrian

c. Apabila diperlukan pemeriksaan penunjang seperti laboratorium atau

radiologi, dokter akan memberikan surat pengantar pemeriksaan

penunjang dan perawat akan mengantarkan pasien ke unit pemeriksaan

penunjang tersebut.

d. Setelah ada hasil pemeriksaan penunjang, pasien akan dipanggil

kembali keruang periksa untuk dijelaskan hasil pemeriksaan

penunjang, diagnostic, dan rencana terapi

e. Jika diperlukan tindakan yang dapat dilakukan di polklinik dokter

umum atau dokter spesialis maka pasien dan keluarga diminta untuk

mengisi form persetujuan tindakan sebagai bukti pasien dan keluarga

sudah setuju dan mengetahui diagnostic, indikasi, tujuan tindakan dan

resiko dari tindakan yang akan dilakukan

f. Jika pasien direncanakan rawat jalan dan mendapatkan obat, pasien

akan diberikan tiket untuk mangambil obat

g. Setelah selesai konsultasi pasien dapat menunggu di ruang tunggu

poliklinik untuk selanjutnya menyelesaikan pembayaran di kasir

h. Setelah melakukan perawatan pasien dapat ke bagian farmasi untuk

mengambil obat dengan menyerahkan tiket obat yang diberikan

sebelumnya

12
i. Jika pasien direncanakan untuk rawat inap atau tindakan bedah hari itu,

pasien akan diberikan surat pengantar atau instruksi dalam catatan

medis terintergrasi oleh dokter umum atau dokter spesialis, selanjutnya

pasien di antar oleh perawat menuju UGD untuk prosedur lebih lanjut.

Perawat poliklinik wajib memberikan operan kepada perawat UGD

dan atau dokter jaga UGD mengenai instruksi yang diberikan dokter

spesialis.

j.

D. Tata Laksana Pengisian Informed Consent

Persetujuan tindakan medic (informed consent) adalah pernyataan setuju

(consent) atai izin dari seseorang (pasien) yang diberikan dengan bebas,

rasional, tanpa paksaan tentang tindakan kedokteran yang akan dilakukan

dihadapannya sesudah mendapatkan informasi cukup tentang tindakan

kedokteran yang dimaksud.

1. Petugas penanggung jawab

Dokter yang akan melakukan tindakan medis mempunyai tanggung jawab

utama memberikan informasi dan penjelasan yang diperlukan. Perawat

hanya bertindak sebagai saksi dalam imformed consent.

4. Perangkat kerja

Formulir persetujuan tindakan

5. Tata laksana pendaftaran di poliklinik

a. Dokter umum atau dokter spesialis menjelaskan tujuan dari pengisian

informed consent pada pasien/keluarga pasien di saksikan oleh perawat

13
b. Bila pasien menyetujui, jnformed consent diisi dengan lengkap di

saksikan oleh perawat

c. Setelah diisi dimasukan dalam status medik pasien

d. Pelaksanaan informed consent dianggap benar jika memenuhi:

 Persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan untuk

tindakan medis yang dinyatakan secara spesifik

 Persetujuan atau penolakan tindakan media diberikan tanpa

paksaan

 Persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan oleh pasien

yang sehat mental dan menang berhak memberikannya dari segi

hukum

 Persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan setelah

diberikan cukup adekuat informasi dan penjelasan yang diperlukan

e. Isi informasi meliputi

 Diagnosis

 Informasi dan penjelasan tentang tujuan dan prospek keberhasilan

tindakan medik yang akan dilakukan

 Cara yang akan dilakukan

 Resiko dan komplikasi yang akan terjadi

 Alternatif tindakan medis yang tersedia dan serta resiko masing

masing

 Prognosis kasus bila tindakan medis dilakukan

14
Informasi diberikan secara lisan. Pemberian informasi secara tertulis hanya

sebagai pelengkap penjelasan. Cara menyatakan persetujuan dapat lisan maupun

tertulis. Untuk yang memiliki resiko tinggi harus tertulis dengan mengikuti

proseduryang berlaku. Demi kepetingan pasien, informed consent tidak

diperlukan untuk penderita gawat darurat yang tidak sadar dan tidak didampingi

keluarga yang berhak memberikan persetujuan.

15
BAB V

LOGISTIK

A. Perencanaan

Menentukan macam, mutu dan jumlah alat yang dibutuhkan dalan pelayanan

Unit Poliklinik

1. Peralatan kesehatan

Alat kesehatan yang digunakan untuk mendiagnosa, menangani dan

monitor, serta alat medis pendukung untuk pelayanan rawat jalan

2. Obat-obatan di troli emergency diperiksa oleh petugas farmasi setiap

sebulan sekali

B. Pengadaan

Pengadaan peralatan, obat, bahan medis habis pakai sesuai. Kebutuhan:

1. Ada peralatan dan bahan medis habis pakai

2. Ada obat emergency yang selalu siap di troli emergency

C. Penyimpanan

Peralatan disimpan dalam dua tempat:

1. Tempat penyimpanan utama atau cadangan dimana persediaan disimpan

tetapi tidak digunakan

2. Tempat penggunaan setelah digunakan

Untuk menyimpan peralatan, diperlukan keterampilan berikut:

1. Catatan penerimaan barang baru dan pengeluaran barang

2. Membuat neraca buku stok(persediaan) atau buku besar

16
D. Distribusi

Peralatan dapat dikeluarkan untuk digunakan bila diperlukan. Terdapat tiga

prosedur administrasi yang berkaitan dengan pengeluaran peralatan, antara

lain:

1. Catatan buku besar (menuliskan pengeluaran barang tersebut dalam buku

besar persediaan)

2. Surat/kupon pengeluaran barang harus ditanda tangani

3. Catatan inventaris dari bagian yang menerima dan menggunakan peralatan

E. Penghapusan

1. Pemeliharaan dan perbaikan alat

2. Ada protap pemeliharaan, pemeriksaan dan perbaikan alat secara berkala

3. Ada jadwal pemeriksaan dan pemeliharaan alat

4. Ada bukti pelaksanaan dan pemeliharaan

5. Ada bukti kalibrasi alat

6. Ada prosedur penggantian kerusakan alat dan kadaluarsa obat di troli

emergency

17
BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian

Keselamatan pasien (pasien safety) adalah suatu sistem dimana rumah sakit

membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi:

1. Assesmen resiko

2. Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien

3. Pelaporan dan analisis insiden

4. Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya

5. Implementasi solusi untuk meminimalkan timbul resiko

Sistem ini mencegah terjadi cedera yang disebabkan oleh:

1. Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan

2. Tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil

Dalam program keselamatan pasien terdapat beberapa istilah seperti:

1. Kejadian tidak diharapkan (KTD)

adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan, yang mengakibatkan cedera

pasien akibat melaksankan suaty tundakan atau tidak mengambil tindakan

yang seharusnya diambil, dan bukan karena penyakit dasarnya atau

kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan

kesalahan medis karena tidakdicegah

2. KTD yang tidak dapat dicegah (Unpreventable Adverse Event)

18
suatu KTD yang terjadi akibat komplikasi yang tidak dapat dicegah

dengan pengetahuan mutakhir

3. Kejadian Nyaris Cidera (KNC) / Near Miss

adalah suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan (commission)

atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission), yang

dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi:

a. Karena "keberuntungan"

b. Karena "pencegahan"

c. Karena "peringatan"

4. Kesalahan medis

adalah suatu kesalahan yang terjadi dalamProses asuhan medis yang

mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pasien

5. Kejadian Sentinel

adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius,

biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak

dapat diterima, seperti operasi pada bagian tubuh yang salah. Pemilihan

kata "sentinel" terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi (seperti

amputasi pada kaki yang salah) sehingga pencarian fakta terhadap kejadian

ini mengungkapkan adanya masalah yang serius pada kebijakan dan

prosedur yang berlaku.

B. Tujuan

Adapun tujuan dari pelaksanaan program keselamatan pasien adalah sebag

berikut:

19
1. Tercipta nya budaya keselamatan pasien di rumah sakit

2. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat

3. Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di rumah sakit

Terlaksananya program program pencegahan sehingga tidak terjadi

pengulangan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)

C. Standar Keselamatan Pasien

Standar keselamatan pasien harus mencangkup beberapa hal:

1. Hak pasien

2. Mendidik pasien dan keluarga

3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan

4. Penggunaan metoda metoda peningkatan kinerja untuk melakukan

evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien

5. Mendidik staf tentang keselamatan pasien

6. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien

7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan

pasien

D. Tata Laksana

1. Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang terjadi pada

pasien

2. Melaporkan pada dokter jaga MOD atau dokter praktek yang terkait

20
3. Memberikan tindakan sesuai dengan instruksi dokter jaga MOD atau

dokter praktek

4. Mengobservasi keadaan umum pasien

5. Mendokumentasikan kejadian tersebut pada formulir "Pelaporan Insiden

Keselamatan"

21
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. Pendahuluan

HIV/AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman penyebaran HIV menjadi

lebih tinggi karena pengidap HIV tidak menampakkan gejala. Setiap hari

ribuan anak berusia kurang dari dari 15 tahun dan 14.000 penduduk berusia

15-49 tahun terinfeksi HIV. Dari keseluruhan kasus baru 25% terjadi di

negara negara berkembang yang belum mampu menyelenggarakan kegiatan

penanggulangan yang memadai.

Angka pengidap HIV di Indonesia terus meningkat, dengan peningkatan kasus

yang sangat bermakna. Ledakan kasus HIV/AIDS terjadi akibat masuknya

kasus secara langsung ke masyarakat melalui penduduk migran, sementara

potensi penularan dimasyarakat cukup tinggi (misalnya melalui perilaku seks

bebas tanpa pelindung, pelayanan kesehatan yang belum aman karena belum

ditetapkannya kewaspadaan umum dengan baik, penggunaan bersama alat

menembus kulit: tato, tindik, dll).

Penyakit Hepatitis B dan C, yang keduanya potensial untuk menular melalui

tindakan pada pelayanan kesehatan. Sebagai ilustrasi dikemukakan bahwa

menurut data PMI angka kesakitan Hepatitis B di Indonesia pada pendonor

sebesar 2,08% pada tahu 1998 dan angka kesakitan Hepatitis C dimasyarakat

menurut perkiraan WHO adalah 2,10%. Kedua penyakit ini sering tidak dapat

dikenali secara klinis karena tidak memberikan gejala.

22
Dengan munculnya penyebaran penyakit tersebut diatas memperkuat

keinginan untuk mengembangkan dan menjalankan prosedur yang bisa

melindungi semua pihak dari penyebaran infeksi. Upaya pencegahan

penyebaran infeksi dikenal melalui "Kewaspadaan Umum" atau "Universal

Precaution" yaitu dimulai sejak dikenalnya infeksi nosokomial yang terus

menjadi ancaman bagi "Petugas Kesehatan".

Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan melakukan kontak

langsung dengan pasien tentunya mempunyai resiko terpajan infeksi, oleh

sebab itu tenaga kesehatan wajib menjagakesehatan dan keselamatan dari

resiko tertular penyakit agar dapat bekerja maksimal.

B. Tujuan

1. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat

melindungi diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi

2. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya

mempunyai resiko tinggi terinfeksi penyakit menular dilingkungan tempat

kerjanya, untuk menghindari paparan tersebut, setiap petugas harus

menerapkan prinsip "Universal Precaution"

C. Tindakan yang beresiko terpajan

1. Cuci tangan yang kurang benar

2. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat

3. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman

4. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman

5. Teknik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan yang kurang tepat

23
6. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai

D. Prinsip keselamatan kerja

prinsip utama prosedur universal precaution dalam kaitan keselamatan kerja

adalah menjaga higiene sanitasi indivisu, higiene sanitasi ruangan dan

sterilisasi peralatan. Ketiga prinsi tersebut dijabarkan menjadi 5 kegiatan

pokok yaitu:

1. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang

2. Pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung tangan guna

mencegah kontak dengan darah serta cairan infeksi yang lain

3. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai

4. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan

5. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan

24
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Ada beberapa indikator mutu dalam pelayanan unit Poliklinik seperti dalam table

berikut:

JENIS INDIKATOR
NO STANDAR
PELAYANAN JENIS URAIAN

Input 1 Ketersediaan Minimal sesuai

pelayanan jenis dan

klasifikasi RS

Proses 2 Dokter pemberi 100% dokter

pelayanan di poliklinik spesialis

spesialis

3 Jam buka pelayanan 08.00-16.00


Pelayanan
1 dan ketentuan setiap hari kerja,
Poliklinik
kecuali hari libur

dan minggu

4 Waktu tunggu rawat ≤ 60 menit

jalan

Output 5 Peresepan obat sesuai 100%

dengan formularium

Outcome 6 Kepuasan Pelanggan ≥ 85%

25
BAB IX
STANDAR KETENAGAAN

1. Kualifikasi Sumber Daya Manusia di Instalasi Perawatan Vip


Tenaga yang
No. Nama Jabatan Kualifikasi
Tersedia
1 Kepala Ruangan S1 keperawatan 1 Orang
2 Perawat pelaksana S1 keperawatan + Ners 1 Orang
3 Perawat pelaksana D3 Keperawatan 1 Orang
2. Distribusi Ketenagaan
Pola pengaturan tenaga di Ruang Perawatan Anak diatur dalam 3 shift jaga
dengan distribusi sebagai berikut :
a. Dinas Pagi
Yang bertugas sejumlah 3 - 4 (tiga s/d empat) orang dengan rincian :
1) kepala ruangan : 1 orang
2) perawat pelaksana : 2 - 3 orang

3. Pengaturan Jaga
Pengaturan jadwal dinas di Poli Anak RSUD Zainal Abidin Pagar Alam
adalah sebagai berikut :
a. Pengaturan jadwal dinas perawat di buat oleh Kepala Ruangan.
b. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke
staff perawat setiap satu bulan.
c. Jadwal dinas terdiri atas dinas pagi, dinas sore, dinas malam, lepas
malam, ijin dan cuti. Apabila ada perawat jaga karena sesuatu hal tidak
dapat jaga sesuai jadwal yang telah ditetapkan ( terencana ), maka
perawat yang bersangkutan harus memberitahu kepala ruangan satu hari
sebelumnya dan mencari perawat pengganti, jika yang bersangkutan tidak
mendapatkan perawat pengganti maka kepala ruangan yang akan mencari
perawat pengganti.
d. Apabila ada perawat tiba- tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal karena
alasan penting atau tidak direncanakan maka kepala ruangan akan
mencarikan perawat jaga pengganti.

26
BAB IX

STRUKTUR ORGANISASI POLI ANAK

1. Stuktur Organisasi Instalasi Perawatan Anak


Instalasi Perawatan Anak dalam struktur organisasi rumah sakit berada di
bawah bidang keperawatam medic dan bidang pelayanan medic yang
ditetapkan sebagai berikut:

KEPALA RUANGAN

PERAWAT PELAKSANA

RAFIKA DEWI. H, A.Md. Kep ADRIATI ALIMUDDIN, A.Md.Kep

SAIDA LABAIDA S.Kep ELSA SUBRI, A.Md. Kep

SITI QADRIAH, A. Md. Kep Ns. YULIANI NORLIN. M, S. Kep

LAODE M.RIDWAN, A.Md. Kep KARTIKA ARINI. F, A.Md. Kep

Ns. RUSDIN ODE HAYO, S. Kep

27
BAB X

PENUTUP

Demikian panduan pelayanan unit poliklinik ini dibuat untuk mendukung

pelayanan di RS yang optimal dan menjamin keselamatan pasien sehingga

terwujud asuhan pasien yang komprehensif, terpadu dan efektif.

28

Anda mungkin juga menyukai