Diajukan Oleh :
Dasih Widyaning Kartanti
NIRM : E100140005
Kepada
FAKULTAS GEOGRAFI
2015
ii
iii
SURAT PERNYATAAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH
ABSTRAK
Penelitian Kualitas Lingkungan Permukiman dan Kondisi Kesehatan Masyarakat dilakukan
di Kecamatan Serengan Kota Surakarta bertujuan untuk (1) menentukan sebaran kualitas
lingkungan permukiman, (2) menentukan sebaran kondisi kesehatan masyarakat, (3) analisis
keterkaitan spasial kualitas lingkungan permukiman dan kondisi kesehatan masyarakat.
Metode survei digunakan untuk uji ketelitian interpretasi, dalam survei penentuan sample
menggunakan purposive sampling. Penelitian ini menggunakan metode diskriptif kuantitatif,
berbasis penginderaan jauh dan sistem informasi geografi, berdasarkan proses interpretasi
dan memberikan nilai atau skoring. Dalam penelitian ini digunakan beberapa parameter
sebagai penentu untuk mengetahui kualitas lingkungan permukimanyaitu (1) kepadatan
permukiman, (2) pola tata letak bangunan, (3) pohon pelindung, (4) lebar jalan masuk, (5)
kondisi jalan masuk, (6) lokasi permukiman, (7) banjir, (8) kualitas air minum, (9) sanitasi,
(10) TPS dan parameter kondisi kesehatan masyarakat yaitu (1) angka kematian kasar (CDR),
(2) angka kelahiran kasar (CBR), (3) angka kematian bayi (IMR), (4) angka kesakitan (hanya
DBD & diare). Kualitas lingkungan permukiman kelas I (baik) terbanyak di Kelurahan
Kemlayan dan Kelurahan Kratonan yaitu 100% baik. Kualitas lingkungan permukiman kelas
II (sedang) terbanyak di Kelurahan Joyotakan yaitu 93,49%. Kualitas lingkungan
permukiman kelas III (buruk) tidak ada di Kecamatan Serengan. Dari 7 Kelurahan ada 2
Kelurahan yang mempunyai kesehatan masyarakat kelas I (baik) yaitu Kelurahan Serengan
dan Tipes. Ada 3 Kelurahan yang mempunyai kesehatan masyarakat kelas II (sedang) yaitu
Kelurahan Jayengan, Joyotakan, dan Kemlayan. Untuk kesehatan masyarakat kelas III
(buruk) ada 2 Kelurahan yaitu Kelurahan Danukusuman dan Kratonan. Secara keseluruhan di
Kecamatan Serengan antara kualitas lingkungan permukiman dan kondisi kesehatan
masyarakat ada 45,33% yang tidak berbanding lurus dan ada 54,66% yang berbanding lurus.
ABSTRACT
Research of Environmental Quality and Public Health Conditions conducted in the District
Serengan Surakarta aims to (1) determine the distribution of the quality of housing
environment, (2) determine the distribution of public health conditions, (3) analysis of the
spatial relationship of environmental quality residential and public health conditions. Survey
method was used to test the accuracy of interpretation, the determination of sample survey
using purposive sampling. This research uses descriptive quantitative method, based on
remote sensing and geographic information systems, based on the interpretation process and
deliver value or scoring. This study used some parameters as a determinant to know the
environmental quality permukimanyaitu (1) the density of settlement, (2) a pattern layout of
the building, (3) shade trees, (4) the width of the driveway, (5) the condition of the driveway,
(6) residential location, (7) flood, (8) the quality of drinking water, (9) sanitation, (10) TPS
and public health conditions parameter, namely (1) the crude mortality rate (CDR), (2) the
crude birth rate (CBR), (3) The infant mortality rate (IMR), (4) morbidity (only dengue and
diarrhea). The quality of housing environment class I (good) and the highest in Sub
2
Kemlayan Kratonan village that is 100% better. The quality of housing environment class II
(moderate) that is the highest in Sub Joyotakan 93.49%. The quality of housing environment
Class III (bad) does not exist in the District Serengan. From 7 Village No 2 Village that have
public health class I (good) ie Village Serengan and typhoid. There are 3 village that has a
public health class II (moderate), namely the Village Jayengan, Joyotakan, and Kemlayan.
For public health class III (bad) there are 2 Village namely Village Danukusuman and
Kratonan. Overall in District Serengan between the quality of neighborhoods and public
health conditions there are 45.33%, which is not directly proportional and there is 54.66%
which is directly proportional.
Penelitian ini menggunakan metode survei Tabel 1.3 Klasifikasi Tata Letak Bangunan
Tata Letak Kelas Harkat
lapangan dilakukan untuk uji ketelitian dan
> 50 % ditata secara teratur ; Baik 3
digunakan reinterpretasi untuk
25 % - 50 % ditata secara teratur Sedang 2
memperbaiki kesalahan dalam interpretasi
< 25 % ditata secara teratur ; Buruk 1
pada parameter yang disadap dari citra Sumber : Ditjen Cipta Karya, Dep. PU, dengan perubahan
Quickbird. Informasi parameter ini 3. Pohon Pelindung
kemudian akan digunakan dalam Klasifikasi pohon pelindung dapat dilihat
memperoleh informasi akhir berupa data pada Tabel 1.4 di bawah ini.
primer interpretasi citra Quickbird.
Tabel 1.4 Klasifikasi Pohon Pelindung
Pengambilan sampel pada kegiatan survei
Pohon Pelindung Kelas Harkat
lapangan akan memanfaatkan metode > 50 % ; Vegetasi relatif Baik 3
purposive sampling. Penelitian ini rapat
menggunakan metode diskriptif kuantitatif. 25 % - 50 % ; Vegetasi Sedang 2
Berbasis penginderaan jauh dan sistem agak rapat
informasi geografi, berdasarkan proses < 25 % ; Vegetasi tidak Buruk 1
interpretasi dan memberikan nilai atau rapat
Sumber : Ditjen Cipta Karya, Dep. PU, dengan perubahan
skoring. Dalam penelitian ini digunakan
4. Lebar Jalan Masuk
beberapa parameter sebagai penentu untuk
Klasifikasi lebar jalan masuk dapat dilihat
mengetahui kualitas lingkungan
pada Tabel 1.5 di bawah ini.
permukiman dan parameter kondisi
kesehatan masyarakat yaitu: Tabel 1.5 Klasifikasi Lebar Jalan Masuk
Lebar Jalan Masuk Kelas Harkat
1. Kepadatan Permukiman > 6 m ; dapat dilalui 2-3 Baik 3
Klasifikasi kepadatan bangunan dapat mobil
dilihat pada Tabel 1.2 di bawah ini. 4 m – 6 m ; dapat dilalui 1- Sedang 2
2. Pola Tata Letak Bangunan Tabel 1.6 Klasifikasi Kondisi Jalan Masuk
Kondisi Jalan Masuk Kelas Harkat
Klasifikasi tata letak bangunan dapat > 50 % diperkeras ; Baik 3
dilihat pada Tabel 1.3di bawah ini. 25 % - 50 % diperkeras ; Sedang 2
< 25 % diperkeras ; Buruk 1
Sumber : Ditjen Cipta Karya, Dep. PU, dengan perubahan
5
Sedikit ( < 25% ) atau tidak Baik 3 10. Tempat Pembuangan Sampah
pernah banjir Klasifikasi tempat pembuangan sampah
25% - 50% terkena banjir Sedang 2 dapat dilihat pada Tabel 1.11 di bawah ini.
reguler
Tabel 1.11 Variabel Tempat Pembuangan
>50 % banjir reguler Buruk 1 Sampah
Tempat Pembuangan Sampah Kelas Harkat
Sumber : Ditjen Cipta Karya, Dep. PU, dengan perubahan
Klasifikasi dan harkat CBR dapat dilihat untuk tiap 1.000 penduduk
Sumber : Susenas, 2001 ( dalam Adiatma Arya Pradipta, 2005 )
pada Tabel 1.13 di bawah ini.
Klasifikasi kondisi kesehatan
Tabel 1.13 Klasifikasi dan Harkat
Penilaian CBR masyarakat dibagi dalam tiga kelas, yaitu
Nilai CBR Kelas Harkat kelas I (baik), kelas II (sedang), kelas III
< 10 kelahiran untuk tiap Baik 3
(buruk). Penentuan kelas ini didasarkan
1.000 penduduk
pada jumlah harkat total dari semua
10 – 13 kelahiran untuk Sedang 2
tiap 1.000 penduduk parameter.
>13 kelahiran untuk tiap Buruk 1
1.000 penduduk DISKRIPSI WILAYAH
Sumber : Analisis data, 2015
Kecamatan Serengan terletak antara 110°
3. Angka Kematian Bayi (IMR)
dan 111° bujur timur dan antara 7,6° dan
Klasifikasi harkat penilaian IMR dapat
8° Lintang Selatan. Kecamatan Serengan
dilihat pada Tabel 1.14 di bawah ini. di Sebelah Utara berbatasan dengan
7
Tabel 1.17 Kelas Kondisi Kesehatan Dari Tabel 1.17 di atas dapat dilihat dari 7
Masyarakat Kelurahan ada 2 Kelurahan yang
Kelurahan Kelas Keterangan mempunyai kesehatan masyarakat kelas I
Danukusuman III Buruk (baik) yaitu Kelurahan Serengan dan
Jayengan II Sedang
Tipes. Ada 3 Kelurahan yang mempunyai
Joyotakan II Sedang
kesehatan masyarakat kelas II (sedang)
Kemlayan II Sedang
Kratonan III Buruk yaitu Kelurahan Jayengan, Joyotakan, dan
Serengan I Baik Kemlayan. Untuk kesehatan masyarakat
Tipes I Baik kelas III (buruk) ada 2 Kelurahan yaitu
Sumber : Analisis data BPS dan Puskesmas
Kelurahan Danukusuman dan Kratonan
10
DAFTAR PUSTAKA
Adiatma Arya Pradipta. 2005. Hubungan Kualitas Lingkungan Permukiman dan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Terhadap Derajat Kesehatan Masyarakat Berdasarkan Aplikasi
Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi. Skripsi S-1. Yogyakarta: Fakultas
Geografi Universitas Gadjah Mada.
Bayu Setiawan. 2013. Penentuan Prioritas Ruang Terbuka Hijau di Kecamatan Serengan
Kota Surakarta. Skripsi S-1. Semarang: Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
Bintarto. 1977 . Interpretasi Foto Udara dan Studi Kekotaan. Yogyakarta: Fakultas Geografi
Universitas Gadjah Mada.
Bintarto. 1984. Interaksi Desa – Kota dan Permasalahannya. Jakarta Timur: Ghalia
Indonesia.
Bintarto. 1987 . Pola Kota dan Permasalahannya. Yogyakarta: Fakultas Geografi Unversitas
Gadjah Mada.
BPS. 2013. Surakarta Dalam Angka. Surakarta: BPS Kota Surakarta.
Edi Prahasta. 2005. Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Bandung: Cetakan
Ke-2. Informatika.
Juli Soemirat Slamet. 1994. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Sutanto. 1986. Penginderaan Jauh Dasar Jilid 1. Yogyakarta: Fakultas Geografi Universitas
Gadjah Mada.