Anda di halaman 1dari 24

DIPONEGORO LAW JOURNAL

Volume 8, Nomor 1, Tahun 2019


Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BANJIR DAN ROB MENURUT


PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 14 TAHUN 2011
TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAHKOTA SEMARANG
TAHUN 2011-2031

Rizky Pandapotan Sembiring*, Untung Sri Hardjanto, Sekar Anggun Gading


Program Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro
E-mail: kikisembiring1510@gmail.com

Abstrak

Kota Semarang merupakan ibu kota provinsi Jawa Tengah sehingga pertumbuhan penduduk di Kota
Semarang sangat tinggi. Pertumbuhan penduduk ini menyebabkan semakin banyaknya penggunaan air
bawah tanah dan menyempitnya daerah aliran sungai yang menyebabkan sering terjadinya banjir.
Ditambah lagi banjir diperparah oleh karakteristik wilayah dimana perbandingan panjang sungai dan
perbedaan ketinggian (kontur) sangat curam, sehingga diperlukan penataan ruang untuk
mengendalikan permasalahan banjir dan rob tersebut yang diatur dalam Peraturan Daerah Kota
Semarang Nomor 14 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun 2011-
2031. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana pelaksanaan strategi pencegahan
dan penanggulangan banjir dan rob di Kota Semarang, 2) Apa saja kendala yang dihadapi dalam upaya
pencegahan dan penanggulangan banjir dan rob di Kota Semarang.
Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif dan spesifikasi yang
digunakan adalah deskriptif analitis. Data yang digunakan adalah data sekunder. Metode pengumpulan
data berupa studi pustaka dengan wawanara sebagai data pelengkap. Metode analisis data yang
digunakan ada metode analisis kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kota Semarang telah melakukan pencegahan dan
penanggulangan banjir dan rob di Kota Semarang menurut Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor
14 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun 2011-2031 yang meliputi
beberapa kegiatan yaitu: 1) Pembuatan Sistem Polder2)Normalisasi Kali Garang dan Banjir Kanal
Barat dan Timur, 3)Pembangunan Bendungan Jatibarang, 4)Pengembangan sistem drainase,
5)Operasional dan pemeliharaan rumah pompa banjir.
Kendala yang dihadapi Pemerintah Kota Semarang dalam kegiatan pencegahan dan penanggulangan
banjir dan rob di Kota Semarang adalah pembebasan lahan yang tidak sesuai harapan, banyaknya
rumah liar dan sampah di daerah aliran sungai, sulitnya mencari tempat pembuangan sedimentasi
sungai dan masih terjadinya penurunan muka tanah dan kenaikan muka air laut.
Kata kunci: Pencegahan, Penanggulangan, Banjir dan Rob, Kota Semarang

Abstract

Semarang City is the capital of the province of Central Java so the population growth in Semarang
City is very high. This population growth has led to increasing use of underground water and the
narrowing of watersheds that cause frequent flooding. In addition, floods are exacerbated by regional
characteristics where the ratio of river length and height difference (contour) is very steep, so spatial

664
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 8, Nomor 1, Tahun 2019
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

planning is needed to control flooding and rob problems which are regulated in Semarang City
Regional Regulation Number 14 of 2011 concerning Semarang City Spatial Planning 2011-2031. The
formulation of the problem in this study is 1) What is the implementation of the flood and rob
prevention and control strategies in the City of Semarang, 2) What are the obstacles faced in efforts to
prevent and control floods and robs in the city of Semarang.
The approach method used in this study is normative juridical and the specifications used are
descriptive analytical. The data used is secondary data. Methods of data collection in the form of
literature studies with interviews as supplementary data. The data analysis method used is a
qualitative analysis method.
The results of this study indicate that the Semarang City Government has carried out prevention and
control of floods and robs in Semarang City according to Semarang City Regional Regulation Number
14 of 2011 concerning Semarang City Spatial Planning for 2011-2031 which includes several
activities, namely: 1) Making Polder Systems 2) Normalization of Garang Kali and West and East
Flood Canal, 3) Construction of Jatibarang Dam, 4) Development of drainage systems, 5) Operation
and maintenance of flood pump houses.
Constraints faced by the Semarang City Government in the prevention and control of floods and robs
in the city of Semarang are land acquisition that is not as expected, the number of wild houses and
garbage in the watershed, the difficulty of finding river sedimentation disposal sites and still occurring
land subsidence and advance sea water.

Keyword: Prevention, Flood and Rob, Semarang City

I. PENDAHULUAN 4. Konflik (conflict)


Dari sudut pandang lingkungan,
Pembangunan merupakan upaya keberhasilan pembangunan tidak
sadar yang dilakukan manusia untuk hanya diukur dari besarnya
mencapai kehidupan yang lebih baik. pertumbuhan ekonomi dan tercapainya
Hakikat pembangunan adalah pemerataan tetapi juga kelestarian
bagaimana agar kehidupan dimasa lingkungan dimana pembangunan itu
mendatang lebih baik dari sekarang. berlangsung. Menurut Sudharto P.
Namun tidak dapat dipungkiri bahwa Hadi terdapat empat prinsip untuk
pembangunan selalu bersentuhan mewujudkan pembangunan
dengan lingkungan hidup. Bruce keberlanjutan yang meliputi:2
Mitchell mengatakan bahwa 1. Pemenuhan kebutuhan dasar
pengelolaan sumber daya lingkungan 2. Pemeliharaan lingkungan
akan mengalami empat situasi pokok, 3. Keadilan sosial yang berupa
yaitu:1 keadilan untuk generasi yang akan
1. Perubahan (change) datang.
2. Kompleksitas (complexity)
3. Ketidakpastian (uncertainty)
2
Sriyanto, ”Kondisi Lingkungan Hidup Di
Jawa Tengah Dan Prospek Pembangunan
1
Supardi, Hukum Lingkungan Di Indonesia, KeDepan”, Jurnal Geografis FIS UNNES,
(Jakarta: Sinar Grafika, 2006), halaman 36. (Volume 4 Nomor 2, 2007), halaman 107.

665
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 8, Nomor 1, Tahun 2019
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

4. Kesempatan untuk menentukan yang dilaksanakan secara taat dan


nasib sendiri yang meliputi unsur konsekuen dari pusat hingga ke
partisipasi demokrasi. daerah. Peran dan wewenang
Partisipasi masyarakat di bidang pemerintah daerah dalam pengelolaan
lingkungan hidup apabila ditangkap lingkungan hidup dinyatakan dalam
secara positif akan dapat membantu Pasal 12 huruf e Undang-Undang
meringankan beban pemerintah seperti Nomor 23 Tahun 2014
meperbaiki perumusan kebijakan, tentangPemerintah Daerah bahwa,
memperluas alternatif perencanaan, “Urusan Pemerintahan Daerah Wajib
pilihan investasi dan keputusan yang berkaitan dengan Pelayanan
manajemen. Peran masyarakat dapa Dasar sebagaimana dimaksud dalam
pula membantu tugas pemerintah Pasal 11 ayat (2) salah satunya adalah
dalam perencaan dan pengawasan di lingkungan hidup”. Hal ini menjadikan
bidang pengelolaan lingkungan Pemerintah Daerah Kota Semarang
hidup.Untuk mewujudkan pengelolaan turut serta dalam memberikan
lingkungan hidup yang berwawasan perlindungan dan pengelolaan
lingkungan dan berkelanjutan maka lingkungan hidup di wilayah
diperlukan suatu kebijakan dan hukumnya.
penetapan program-program dalam Kota Semarang merupakan ibu
pembangunan berwawasan lingkungan kota provinsi Jawa Tengah
demi menjaga kesejahteraan hidup berpenduduk sekitar 1,6 juta jiwa
masyarakat. dengan luas wilayah 373.67 km
Undang-Undang Dasar Negara persegi3, dengan tingginya jumlah
Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal penduduk seperti ini mengakibatkan
28 H ayat (1) berbunyi, “setiap orang pertumbuhan pembangunan
berhak hidup sejahtera lahir dan batin, perumahan juga meningkat yang
bertempat tinggal, dan mendapat mengakibatkan semakin berkurangnya
lingkungan yang baik dan sehat serta daerah resapan air dan penyempitan
berhak memperoleh pelayanan daerah aliran sungai, oleh karena itu
kesehatan”. Oleh karena itu, rencana tata ruang dalam penataan
pemerintah dan seluruh pemangku ruang kota sangat penting karena
kepentingan wajib untuk melakukan merupakan instrumen pengendali
perlindungan dan pengelolaan pembangunan di kota Semarang.
lingkungan hidup dalam melaksanakan Pelaksanaan pembangunan di
pembangunan berkelanjutan agar Kota Semarang mengalami beberapa
lingkungan hidup Indonesia tetap kendala yang dihadapi dalam upaya
terjaga dengan baik.
Perlindungan dan pengelolaan 3
Dinas Kependudukan Dan PencatatanSipil
lingkungan hidup menuntut Kota Semarang, Jumlah Penduduk Kota
dikembangkannya suatu sistem yang Semarang,
http://dispendukcapil.semarangkota.go.id/,diak
terpadu berupa kebijakan nasional sespadatanggal 5 Agustus 2018.

666
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 8, Nomor 1, Tahun 2019
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

pembangunan sumber daya alam dan penurunan lahan di Kota Semarang


lingkungan hidup antara lain: 4 terjadi di kawasan Pelabuhan Tanjung
1. Terbatasnya kemampuan Emas sedalam 8 cm pertahun dan
kelembagaan dalam mengelola sumber kawasan Tanah Mas sekitar 4-6 cm
daya alam dan lingkungan hidup. pertahun.6 Penurunan muka tanah juga
2. Terbatasnya kemampuan sumber disebabkan oleh pengambilan air
daya manusia dalam mendayagunakan bawah tanah secara besar-besaran
sumber daya alam. untuk kepentingan air bersih.
3. Penggunaan teknologi oleh aparat Reklamasi pantai di Kota
pemerintah dan masyarakat masih Semarang yang berlokasi di kawasan
terbatas. Pantai Marina juga dituding sebagai
Menurut data dari Direktorat salah satu penyebab banjir dan rob.
Jendral Cipta Karya, Kementrian Reklamasi pantai menyebabkan
Pekerjaan Umum dan Perumahan penurunan tanah (land subsindece)
Rakyat Publik Indonesia:5 sehingga banjir dan rob menggenangi
“Semarang yang terletak di lahan yang dibentuk dari reklamasi.7
bawah permukaan laut menjadi banjir Banjir diperparah oleh
saat air pasang dari laut dan saat air karakteristik wilayah dimana
hujan karena tidak tertampung di laut. perbandingan panjang sungai dan
Apalagi saat saluran-saluran air juga perbedaan ketinggian (kontur) sangat
tersumbat akibat pembuangan sampah curam sehingga curah hujan yang
yang sembarangan. Namun bukan terjadinya di daerah hulu (Semarang
hanya ini penyebab banjir dan rob atas) akan sangat cepat mengalir ke
Kota Semarang, beberapa kegiatan daerah hilir (Semarang bawah)8.
pembangunan dituding pula sebagai Secara umum banjir dan genangan air
penyebab sulitnya mengatasi banjir di wilayah Kota Semarang dapat
dan rob Kota Semarang.” diklasifikasikan sebagai banjir
Data Departemen Pertambangan kiriman, banjir lokal dan banjir pasang
dan Energi mengatakan bahwa (rob). Penanganan banjir kiriman atau
banjir lokal lebih dipengaruhi oleh
4
Bagus Arya Wisnu Wardhana, Perda Tata
6
Ruang Kota Semarang Dan Implementasinya: Sri Suwitri, Jejaring Kebijakan Dalam
Studi Analisis Konsistensi dan Harmonisasi Perumusan Kebijakan Publik: Suatu Kajian
dengan Undang-Undang Lingkungan Hidup, tetang Perumusan Kebijakan Penanggulangan
(Tesis Magister Ilmu Hukum Universitas Banjir dan Rob Pemerintah Kota Semarang,
Diponegoro, 2008) halaman xx. (Semarang: Badan Penerbit Universitas
5
Direktorat Jendral Cipta Karya – Kementrian Diponegoro Semarang, 2008), halaman 9-10.
7
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Andik Sismanto, “Reklamasi Pantai Dituding
Repbulik Indonesia, Profil Kota Semarang Penyebab Rob”, (Koran Sindo, 10 November
Jawa Tengah, 2016), http://koran-
http://ciptakarya.pu.go.id/profil/profil/barat/jat sindo.com/page/news/2016-11-08/5/41/,
eng/semarang.pdf., diaksespadatanggal 9 April diaksespadatanggal 7 Agustus 2018.
8
2018. Sri Suwitri,Op.cit., halaman 14.

667
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 8, Nomor 1, Tahun 2019
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

penataan dan pengelolaan kawan di II. METODE


sekitar daerah aliran sungai, sementara Metode pendekatan yang
itu banjir pasang (rob) lebih digunakan dalam penelitian ini adalah
membutuhkan penanganan khusus metode pendekatan yuridis normatif.
pada kawasan pantai. Metode pendekatan yuridis normatif
Penanggulangan banjir dan rob adalah metode yang berfokus pada
dilakukan dalam skala regional, lokal studi kepustakaan dengan
atau bahkan spesifik pada satu unit
menggunakan data sekunder, yaitu
bangunan saja. Sebagai contoh pada
perundang-undangan, teori hukum dan
rumah-rumah penduduk di sekitar
Pelabuhan Tanjung Mas dan Jalan karya
Ronggo Warsito yang paling sering ilmiah.10Penelitianhukuminidilakukan
terkena banjir dan rob, mengantisipasi dengancaramenelitibahanpustaka yang
penurunan muka tanah dilakukan merupakan data sekunder.
dengan cara menimbun halaman dan Spesifikasi penelitian yang
membuat tanggul-tanggul sederhana. digunakan dalam penelitian ini
Bahkan pengelola Stasiun Tawang digolongkan dalam penelitian
Semarang juga telah menaikkan deskriptif analitis. Penelitian deskriptif
pelataran parkirnya untuk mencegah analitis adalah suatu metode yang
terendamnya kendaraan pada musim berfungsi untuk mendeskripsikan atau
hujan.9 memberi gambaran terhadapa objek
Pemerintah Kota Semarang terus yang diteliti melalui data atau sampel
berupaya untuk menanggulangi banjir yang telah terkumpul sebagaimana
dan rob di Kota Semarang, salah
adanya tanpa melakukan analisis dan
satunya adalah dengan
membuat kesimpulan yang berlaku
dicantumkannya pengendalian rob dan
banjir pada Pasal 33 huruf c Peraturan untuk umum.11
Daerah Kota Kota Semarang Nomor Jenis data dalam penelitian
14 Tahun 2011 tentang Rencana Tata hokum ini adalah data sekunder yang
Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun mencakup bahan hukum primer, bahan
2011-2031. Halini menunjukkan peran hokum sekunder dan bahan hokum
Pemerintah Kota Semarang sebagai tersier.
pelaksana dalam upaya pencegahan Metode pengumpulan data yang
dan penanggulangan banjir dan rob. digunakan dalam penelitian ini adalah
studi kepustakaan, yaitu dengan

10
Ronny Hamijito Soemitro, Meteodelogi
Penelitian Hukum dan Jurimetri, (Jakarta:
9
L. M. Bakti, Kajian Sebaran Potensi Rob Ghalia Indonesia, 1990), halaman 11.
11
Kota Semarang dan Usulan Penanganannya, Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,
(Tesis Magister Teknik Sipil Universitas Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
Diponegoro, 2010),halaman 2. 2009), halaman 29.

668
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 8, Nomor 1, Tahun 2019
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

menggunakan studi penelaahan 14 Tahun 2011


terhadap buku-buku, jurnal-jurnal dan TentangRencana Tata Ruang
laporan yang berhubungan dengan Wilayah Kota Semarang
permasalahan yang diteliti, kemudian Tahun 2011-2031
untuk melengkapi data dilakukan
dengan cara wawancara kepada Kepala 1. Pembuatan Sistem Polder
Bidang Perencanaan Penataan Sistem polder adalah suatu
Infrastruktur dan Pengembangan cara penanganan banjir dengan
kelengkapan bangunan sarana
Wilayah Badan Perencanaan
fisik, yang meliputi jaringan
Pembangunan Daerah Kota Semarang,
drainase, tanggul, kolam retensi,
Kepala Bidang Sumber Daya Air pompa air yang dikendalikan
Dinas Pekerjaan Umum Kota sebagai satu kesatuan
Semarang, Kepala Bidang Rehabilitasi pengelolaan. Dengan sistem
dan Rekonstruksi Badan polder, maka lokasi rawan banjir
Penanggulangan Bencana Daerah Kota akan dibatasi dengan jelas,
Semarang dan Kepala Bidang sehingga elevansi muka air, debit
Pelaksanaan Jaringan Sumber Air dan volume air yang harus
Balai Besar Wilayah Sungai Pemali dikeluarkan dari sistem dapat
Juana. dikendalikan. Oleh karena itu,
Analisis data yang diperoleh sistem polder disebut juga
dilakukan dengan metode analisis sebagai sistem drainase
kualitatif yang bertitiktolak pada terkendali.12
usaha-usaha penemuan asas-asas dan Sistem ini dipakai untuk
daerah-daerah dataran rendah
informasi yang bersifat ungkapan dari
dan daerah yang berupa
respondendan data sekunder yang
cekungan, dimana air tidak dapat
dikumpulkan kemudian dianalisis mengalir secara gravitasi. Agar
secara kualitatif yang berangkat dari daerah ini tidak tergenang, maka
teori-teori kemudian dihubungkan dibuat saluran yang mengelilingi
dengan kenyataan yang ada di cekungan. Air yang tertangkap
lapangan yang diuraikan secara dalam daerah cengkungan itu
sistematis lalu disusun atau disajikan sendiri ditampung di dalam suatu
dalam bentuk penulisan hukum. waduk atau kolam dan
selanjutnya dipompa ke kolam
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
12
Florince dkk, “Studi Kolam Retensi Sebagai
A. Pelaksanaanstrategipencegaha Upaya Pengendalian Banjir Sungai Way
ndanpenanggulanganbanjirda Simpur Kelurahan Palapa Kecamatan Tanjung
n rob menurutPeraturan Karang Pusat”, Jurnal Rekayasa Sipil Dan
Daerah Kota Semarang Nomor Desain, (Volume 3, Nomor 3, 2015), halaman
509.

669
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 8, Nomor 1, Tahun 2019
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

tampungan atau keluar (aliran infrastruktur yang terdiri


sungai) ketika debit air sudah dari:15
turun.13 1) Pembangunan Tanggul
.Berikut adalah beberapa Arteri Utara (northern
sistem polder yang telah berhasil dike), yang melindungi
dibangun oleh Pemerintah guna kawasan Polder Kali
mencegah dan menanggulangi Banger dari muka laut.
banjir dan rob di wilayahnya:14 2) Pembangunan Tanggul
a. Polder Banger Banjir Kanal Timur
Polder Kali Banger memiliki (eastern dike), yang
catchment area 675 Ha, melindungi kawasan
adapun wilayah polder dari Sungai Banjir
administrasinya ada di Kanal Timur khususnya
Kecamatan Semarang Timur Kali Banger.
yang meliputi 9 kelurahan, 3) Dam Kali Banger, yang
yaitu: Kelurahan Rejomulyo, akan menutup koneksi
Kelurahan Mlati Baru, aliran dari kawasan polder
Kelurahan Mlatiharjo, dengan sungai dan laut.
4) Stasiun Pompa (pumping
Kelurahan Sari Rejo,
stasion) difungsikan untuk
Kelurahan Bungangan,
mengendalikan elevansi air
Kelurahan Rejo Sari, karena kawasan polder
Kelurahan Karang Turi, ditutup bendung.
Kelurahan Karang Tempel, 5) Kolam retensi (retention
dan Kelurahan Kemijen. basin) digunakan untuk
Polder Banger pertama kali pengendalian elevasi
dibangun pada tahun 2010 sistem polder sebelum
dan selesai pada tahun 2014 dipompa. Elevasi air dalam
yang diawali dengan kolam retensi dikendalikan
pembangunan rumah -2m MSL.
pompater lebih dahulu. Pengembangan Polder Banger
Sistem Polder Kali Banger telah dimulai sejak tahun
memiliki komponen 2001 atas kerjasama
Pemerintah Indonesia dan
Pemerintah Belanda dengan
13
Ibid. harapan Polder Banger ini
14
S. Imam Wahyudi, “Perbandingan akan menjadi contoh dari
Penanganan Banjir Rob di La Briere (Prancis), teknologi polder yang
Rotterdam (Belanda) dan Perspektif Di
Semarang (Indonesia)”, Jurnal Riptek
Bappeda Kota Semarang, (Volume 4, Nomor
15
11, 2010), halaman 33. Ibid, halaman 34.

670
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 8, Nomor 1, Tahun 2019
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

nantinya akan diterapkan di sistem gravitasi (normalisasi


kota-kota lain di Indonesia. saluran) tidak memungkinkan
lagi sehingga alternatif satu-
b. Polder Tawang satunya yang dapat digunakan
Polder Tawang Semarang adalah sistem nongravitasi
adalah suatu sistem yang atau sistem polder.17
dibangun sedemikian rupa
yang berfungsi untuk Pembangunan sistem polder
melindungi luapan yang diatur pada Pasal 15 ayat (3)
berasal dari luar kawasan dan Peraturan Menteri Pekerjaan
berfungsi juga untuk Umum Nomor 12/PRT/M Tahun
mengendalikan air di dalam 2014 tentang Penyelenggaraan
Kota Lama Semarang. Dahulu Sistem Drainase Perkotaan yang
polder ini adalah sebuah menyatakan bahwa pelaksanaan
lapangan yang memiliki nilai konstruksi sistem drainase
sejarah tinggi, lapangan perkotaan meliputi kegiatan
tersebut digunakan sebagai pembangunan baru yaitu salah
ruang terbuka di Kota Lama satunya adalah sistem polder.
Semarang yang digunakan Kemudian diatur lebih lanjut
sebagai tempat upacara, pada Pasal 36 huruf a dan Pasal
lomba, pertandingan, olahraga 36 huruf b yaitu pengembangan
dan lain sebagainya. Saat ini kolam tampung air dan
Stasiun Tawang menjadi pengembangan tanggul pantai di
salah satu ikon penting bagi Kecamatan Semarang Utara,
Kota Semarang, karena masa Kecamatan Tugu, Kecamatan
lalu terdapat sebuah sumbu Semarang Barat, dan Kecamatan
visual yang menghubungkan Genuk. Sehingga pemerintah
stasiun ini dengan bangunan sudah tepat melakukan
Gereja Blenduk.16 pencegahan dan penanggulangan
Pada umumnya elevasi muka banjir dan rob dengan membuat
tanah pada kawasn Kota sistem Polder Banger dan sistem
Lama dan sekitarnya lebih Polder Tawang.
rendah dari elevansi muka air
laut pasang. Untuk
menghindari genangan akibat
air laut pasang (rob) dengan
penanganan drainase dengan 17
Yudho Yuliarthana, Partisipasi Masyarakat
Di Kawasan Kota Lama Semarang Dalam
16
Dhurra, Polder Tawang, Pelaksanaan Program Pengendalian Banjir
https://www.scribd.com/document/374414691 Dan Dampaknya Terhadap Perekonomian,
/Polder-Tawang ,diakses pada tanggal 3 (Tesis Magister Ilmu Hukum Universitas
Oktober 2018. Diponegoro, 2002), halaman 209.

671
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 8, Nomor 1, Tahun 2019
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

2. Normalisasi Kali Garang, Banjir 2017 hingga sekarang dan


Kanal Baratdan Banjir Kanal diharapkan selesai pada tahun
Timur 2019 sesuai dengan kontrak
Banjir Kanal Barat Kota proyek ini.
Semarang sekitar awal abad ke- Menurut Pasal 3 ayat (2)
20 oleh Pemerintah Belanda Peraturan Pemerintah Nomor 38
untuk mengantisipasi kejadian Tahun 2011 tentang Sungai
menyatakan bahwa, pengelolaan
banjir yang sering terjadi di Kota
sungai dilakukan secara
Semarang. Banjir Kanal Barat
menyeluruh, terpadu dan
dibangun dengan menyodet Kali berwawasan lingkungan dengan
Garang dan membuat aliran baru tujuan untuk mewujudkan
yang lurus menuju LautJawa, kemanfaatan fungsi sungai yang
tepat di Barat Laut Bukit berkelanjutan.
Bergota. Banjir Kanal Barat saat Pengelolaan sungai dilakukan
ini mempunyai fungsi selain melalui program normalisasi
sebagai penanggulangan banjir, Kali Garang, Banjir Kanal Barat
juga dimanfaatkan untuk sumber dan BanjirKanalTimur yang
air PDAM dan sebagai ruang menunjukkan bahwa adanya
publik perkotaan.18 peran Pemerintah Kota
Normalisasi Kali Garang dan Semarang hingga Pemerintah
Banjir Kanal Barat dimulai pada Pusat untuk mencegah dan
tahun 2010 dans elesai pada menanggulangi bencana banjir
tahun 2013 dengan dilakukannya dan rob serta meninggkatkan
pengerasan dinding sungai dan kualitas daerah aliran sungai
pengerukan dasar sungai hingga pada wilayah Sungai
ke muara sungai. Jrantunseluna yang salah satunya
Normalisasi tidak hanya adalah DAS Banjir Kanal Barat
dilakukan di Kali Garang dan dan Banjir Kanal TImur sesuai
Banjir Kanal Barat, tetapi dengan Pasal 34 ayat (2) huruf a
normalisasi juga juga dilakukan angka 1 Peraturan Daerah Kota
di Banjir Kanal Timur untuk Semarang Nomor 14 Tahun
guna mencegah banjir di wilayah 2011 tentang Rencana Tata
Semarang bagian timur. Proses Ruang Wilayah Kota Semarang
normalisasi dimulai pada tahun Tahun 2011-2031.

3. Pembangunan Bendungan
18
Bramantiyo Marjuki dkk, Evaluasi Jatibarang
Kemanfaatan Normalisas Banjir Kanal Barat Bendungan adalah tembok
Kota Semarang ,(Magister Pembangunan yang dibangun melintasi sebuah
Wilayah Dan Kota Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro, 2016), halaman 1-2.
sungai. Bendungan dapat dibuat

672
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 8, Nomor 1, Tahun 2019
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

dari tanah, batu, atau beton. Pasal 34 ayat (4) huruf a angka 1
Struktur ini menghambat aliran Peraturan Daerah Kota
sungai sehingga menciptakan Semarang Nomor 14 Tahun
danau buatan yang dinamakan 2011 tentang Rencana Tata
waduk. Air yang ditampung Ruang Wilayah Kota Semarang
dalam waduk dapat digunakan Tahun 2011-2031 yang
untuk persediaan air irigasi dan menyatakan bahwa rencana
minum, pembangkit listrik pengembangan waduk terdapat
tenaga air (PLTA), transportasi pada sub sistem drainase Sungai
air dan sebagai tempat wisata.19 Banjir Kanal meliputi Waduk
Pembangunan Bendungan Jatibarang dengan luas kurang
Jatibarang dirancang dengan luas lebih 127 hektar yang berada di
189 hektar yang dimulai sejak Kelurahan Kedungpane
Oktober 2009 hinggal Mei 2015 Kecamatan Mijen, Kelurahan
dengan dikeluarkannya izin Kandri dan Jatirejo Kecamatan
operasi.Pembangunan Gunungpati.
Bendungan Jatibarang
dimaksudkan untuk 4. Pengembangan Sistem Drainase
mengantisipasi kelebihan air Pembangunan maupun
pada saat musim hujan yang perbaikan sistem drainase masuk
dapat mengakibatkan banjir, ke dalam program kerja
untuk mengatasi kekurangan Komponen C padatahun 2010
suplai air baku pada saat musim dan selesai pada tahun 2015
kemarau, sebagai bangunan melalui kerjasama antara
pengendali banjir dan Pemerintah Kota Semarang dan
pembangkit listrik tenaga air di Pemerintah Pusat melalui Balai
Kota Semarang dan sekitarnya Besar Wilayah Sungai Pemali
yang sejalan dengan maksud Juana mengenai penanganan
pembangunan bendungan pada banjir di Kota Semarang, yang
Pasal 4 ayat (2) Peraturan meliputi:20
Pemerintah Nomor 37 Tahun a. Perbaikan sistem drainase
2010 tentang Bendungan. Kali Semarang
Bendungan Jatibarang telah 1) Pembangunan pompa
sesuai dengan rencana drainase
pengembangan waduk dan 2) Pemasangan Revertment
embung yang terdapat pada (tanggul)
19 20
Aviva Imhof dkk, Dams, Rivers and Rights: Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana,
An Action Guide for Communities Affected Penanganan Banjir Semarang,
by Dams, terjemahan oleh MurniRidha Sanusi, https://issuu.com/dimitrijos/docs/penanganan_
(USA: International Rivers Network, 2006) banjir_semarang, diaksespadatanggal 4
halaman 3. Oktober 2018.

673
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 8, Nomor 1, Tahun 2019
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

3) Pengerukan Dasar Kali yang pada intinya menyatakan


Semarang tentang rencana pengembangan
4) Membuat Box Culvert pada sub sistem drainase sungai
(gorong-gorong) sudah dilaksanakan yaitu dengan
5) Membuat Groundsiil dibangunnya beberapa embung
(kemiringan sungai) di wilayah Kota Semarang.
6) Membuat jalan inspeksi
b. Perbaikan sistem drainase 5. Operasional dan pemeliharaan
Kali Asin Pompa Banjir
1) Pemasangan Revertment Sistem pompa biasanya
(tanggul) berpasangan dengan sistem
2) Pengerukan Dasar Kali polder, tapi ada juga pada
Asin beberapa daerah digunakan
3) Membuat jalan inspeksi sistem pompa tanpa ada sistem
4) Membuat Box Culvert polder. Biasanya ini dilakukan
(gorong-gorong) pada kondisi adanya
5) Membuat Groundsil penyempitan saluran sebelah
(kemiringan sungai) hilir, sehingga menimbulkan
c. Perbaikan sistem Kali Baru genangan air pada bagian hulu
1) Pengerukan Dasar Kali dari penyempitan tersebut.
Baru Untuk dapat menampung
2) Pembangunan fasilitas genangan tersebut biasanya
pengendali banjir dibuat kolam yang disertai
Pengembangan sistem dengan pompa. Selanjutnya
drainase diatur pada Pasal 37 peralatan pompa drainase
huruf d Peraturan Daerah Kota berfungsi untuk memompa air
Semarang Nomor 14 Tahun pada kolam penampung tersebut
2011 tentang Rencana Tata atau memindahkan air dari badan
Ruang Wilayah Kota Semarang pengumpul air ke badan
Tahun 2011-2031 yang yang penerima air dengan perbedaan
pada intinya menyatakan bahwa, ketinggian, sehingga genangan
rencana pengembangan sistem air yang terjadi akibat air hujan
infrastruktur perkotaan salah atau rob pada bagian hulu dan
satunya adalah sistem drainase. hilir dapat dikurangi dan
Kemudian berdasarkan Pasal 34 dikendalikan sampai batas yang
ayat (4) huruf b Peraturan telah ditetapkan. Adalah suatu
Daerah Kota Semarang Nomor kegiatan untuk mengoperasikan
14 Tahun 2011 tentang Rencana peralatan sistem pompa drainase
Tata Ruang Wilayah Kota sesuai dengan prosedur yang
Semarang Tahun 2011-2031 telah ditetapkan (SOP), sehingga
dihasilkan kinerja peralatan

674
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 8, Nomor 1, Tahun 2019
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

pompa drainase yang maksimal g. Rumah Pompa Boom Lama


dan tujuan lainnya antara lain:21 III
a. Mencegah terjadinya biaya h. Rumah Pompa Kuningan
perbaikan perlatan dan
i. Rumah Pompa Banger
perawatan kesehatan.
b. Mencegah terjadinya Selatan
kesalahan operasional yang j. Rumah Pompa Progo
berakibat pada kerusakan dan k. Rumah Pompa Bandarharjo I
terjadinya kecelakaan kerja. l. Rumah Pompa Bandarharjo II
c. Mencegah terjadinya m. Rumah Pompa Bandarharjo
gangguan pompa yang III
berdampak pada menurutnya
n. Rumah Pompa Bandarharjo
kinerja pompa.
d. Mendukung suasana kerja dan IV
lingkungan aman. o. Rumah Pompa Bandarharjo V
p. Rumah Pompa Kota
Hingga saat ini stasiun pompa
Lama/Kali Baru
yang sudah dibangun di Kota
Semarang guna mengendalikan q. Rumah Pompa Polder
banjir maupun rob ada 23 rumah Tawang
pompa dengan jumlah pompa 92 r. Rumah Pompa Kol. Sugiono
unit dengan total kapasitas s. Rumah Pompa Purwodinatan
29.300 liter/detik. Daftar rumah t. Rumah Pompa Johar
pompa itu antara lain:22 u. Rumah Pompa Selatan
a. Rumah Pompa Kartini Jembatan Berok
b. Rumah Pompa Candi v. Rumah Pompa Jematan Berok
c. Rumah Pompa Buludrain w. Rumah Pompa Kandang
d. Rumah Pompa Basudewo Kebo
e. Rumah Pompa Boom Lama I Operasional dan pemeliharaan
f. Rumah Pompa Boom Lama II rumah pompa yang dilakukan
Pemerintah Kota Semarang
melalui Dinas Pekerjaan Umum
21
Direktorat Pengembangan Penyehatan Kota Semarang termasuk dalam
Lingkungan Permukiman, Direktorat Jenderal rencana pengelolaan kawasan
Cipta Karya, Kementrian PekerjaanUmum, rawan bencana rob pada Pasal 73
Tata Cara Perencanaan, Pelaksanaan, Operasi ayat (2) huruf b Peraturan
dan Pemeliharaan Sistem Pompa, (Jakarta,
2013) halaman 155. Daerah Kota Semarang Nomor
22
Arief, Wawancara, Kepala Seksi Bidang 14 Tahun 2011 tentang Rencana
Pengendalian, Pemanfaatan dan Konservasi Tata Ruang Wilayah Kota
SumberDaya Air Dinas PekerjaanUmum Kota Semarang Tahun 2011-2031
Semarang, (Semarang, 25 September 2018)

675
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 8, Nomor 1, Tahun 2019
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

yang menyatakan bahwa siaga jika terjadi bencana


pengembangan stasiun pompa air termasuk banjir dan rob. Dari
pada kawasan terbangun untuk total 39 Kelurahan Siaga
mengurangi genangan rob. Bencana yang telah dibentuk
oleh Badan Penanggulangan
Selain pencegehan dan Bencana Daerah Kota Semarang,
penanggulangan banjir dan rob 26 kelurahan diantaranya adalah
secara struktural, terdapat pula yang rawan terjadi bencana
pencegahan dan penanggulangan banjir dan rob. Dengan
banjir dan rob secara non- memberikan sosialisasi
struktural yaitu melalui Badan mengenai teori tentang bencana,
Penanggulangan Bencana pra bencana dan pasca bencana
Daerah (BPBD) Kota Semarang diharapkan mampu mengurangi
yang merupakan tangan panjang dampak dari bencana itu sendiri.
lansung dari Pemerintah Kota
B. Kendala dan upaya dalam
Semarang juga memiliki peran
penting dalam penanggulangan pencegahan dan
bencana, salah satu tugas BPBD penanggulangan banjir dan
Kota Semarang diatur dalam rob di Kota Semarang
Pasal 5 huruf a Peraturan
Walikota Semarang Nomor 39 Berbagai macam strategi telah
Tahun 2010 tentang Penjabaran dilakukan Pemerintah Kota
Tugas Dan Fungsi Badan Semarang dan beberapa instansi
Penanggulangan Bencana terkait, guna mencegah dan
Daerah Kota Semarang yang menanggulangi banjir dan rob di
menyatakan bahwa BPBD Kota Semarang, namun dalam
mempunyai tugas untuk pelaksaannya timbul masalah-
melaksanakan penyelenggaraan masalah yang membuat kegiatan
penanggulangan bencana pada pencegahan dan penanggulangan
wilayahnya.23 banjir dan rob terkesan lama dan
sulit dilaksanakan.
Badan Penanggulangan Berikut adalah beberapa
Bencana Daerah Kota Semarang kendala serta upaya dalam
memiliki program yang salah melakukan pencegahan dan
satunya adalah Kelurahan Siaga panggulangan banjir dan rob di
Bencana (KSB) yang tujuannya Kota Semarang, antara lain:
memberdayakan masyarakat di
setiap kelurahan untuk siapa 1. Terhambatnya pembangunan
Bendungan Jatibarang akibat
23
Winarso, wawancara, Sekretaris Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kota
Semarang, (Semarang, 18 September 2018)

676
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 8, Nomor 1, Tahun 2019
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

pembebasan lahan tidak sesuai langsung melakukan upaya yaitu


harapan.24 dengan melakukan koordinasi
Proses pembangunan dengan Badan Pertanahan
Bendungan Jatibarang tidak Negara (BPN) Kota Semarang
berjalan dengan lancar sesuai untuk menerbitkan peta rincian
harapan karena ada hal yang tapak tower aluran Udara
menyebabkan yaitu proses Tegangan Tinggi (SUTT) 150
pembebasan lahan yang terpaksa KVA dan berkodinasi dengan
melalui jalur konsinyasi tidak PLN dalam sosialisasi.26
sesuai rencana. Dari kebutuhan
lahan 226 hektar yang 2. Rumah liar di daerah aliran
dibutuhkan untuk pembangunan sungai.
Bendungan Jatibarang, sampai Fakor-faktor yang
saat ini masih ada 12 hektar lagi mempengaruhi banyaknya
yang belum dibebaskan, lahan rumah liar di Daerah Aliran
tersebut milik salah seorang Sungai adalah:
warga. Karena warga terus a. Faktor kemiskinan.
menolak ganti rugi, pemerintah Kemiskinan mendorong
akan menumpuh jalur konsinyasi terbentuknya permukiman
di pengadilan dengan perkiraan yang tidak berizin di Kota
anggaran Rp 16.625 miliar.25 Semarang. Keterbatasan uang
Proses relokasi tower Saluran menjadi alasan seorang
Udara Tegangan Tinggi (SUTT) mendirikan bangunan semi
150 KVA yang belum selesai, permanen di sekitar daerah
sementara untuk 7 tower Saluran aliran sungai khususnya bagi
Udara Tegangan Tinggi (SUTT) orang-orang yang berpindah
150 KVA harus dipindahkan dan dari desa ke kota, seperti dari
membangun 12 tower Saluran Boyolali, Kudus, Kendal, Pati
Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan daerah lain yang belum
150 KVA, kemudian Pemerintah terlalu maju daerahnya.
b. Rendahnya lapangan
24
Arief, Wawancara, Kepala Seksi Bidang pekerjaan.
Pengendalian, Pemanfaatan dan Konservasi
Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum
Kota Semarang, (Semarang, 25 September
26
2018). Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana,
25
Tribun Jateng, 18 April 2013, Pembebasan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,
Lahan Genangan Waduk Jatibarang Semarang Kementertian Pekerjaan Umum dan
Kurang Dua Persen, Perumahan Rakyat, Proyek Jatibarang
http://jateng.tribunnews.com/2013/04/18/pemb Terganggu Hujan,
ebasan-lahan-genangan-waduk-jatibarang- http://www.bbwspemalijuana.com/proyek-
semarang-kurang-dua-persen,diaksespada 5 jatibarang-terganggu-hujan.html, diaksespada
Oktober 2018. 5 Oktober 2018.

677
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 8, Nomor 1, Tahun 2019
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

Banyak orang-orang yang sungai dengan merelokasi rumah


datang ke Kota Semarang liar dan pedagang kaki lima. Ada
untuk mencari pekerjaan akan sekitar 500 pedang kaki lima
tetapi karena jumlah yang yang dibersihkan dari bantaran
terlalu banyak tidak Sungai Banjir Kanal Barat, 350
sebanding dengan lapangan diantaranya akan direlokasi ke
pekerjaan yang ada. Hal ini pusat PKL Kokrosono,
yang membuat jumlah kemudian sisanya akan
pengangguran semakin direlokasi di Pasar Waru, Pasar
meningkat dan hanya bisa Ngaliyan dan pasar-pasar
berkerja dengan pendapatan lainnya.
sehingga membuat mereka Pasal 115 huruf b dan Pasal
tinggal di daerah aliran sungai 118 ayat (3) huruf b angka 5
yang tidak perlu membayar Peraturan Daerah Kota
biaya tempat tinggal. Semarang Nomor 14 Tahun
c. Kurangnya sosialisasi kepada 2011 Tentang Rencana Tata
masyarakat yang tinggal di Ruang Wilayah Kota Semarang
permukiman liar. Tahun 2011-2031, sudah sangat
Sosialisasi merupakan syarat menjelas menyatakan bahwa
wajib untuk melancarkan dilarang mendirikan bangunan
jalannya suatu kebijakan. kawasan sempadan sungai. Ini
Pemerintah yang baik akan menunjukkan bahwa Pemerintah
mendapat dukungan dari Kota Semarang telah membuat
masyarakat. Kurangnya regulasi guna mencegah dan
sosialisasi kepada masyarakat menanggulangi banjir dan rob
di daerah aliran sungai dengan melarang pembangunan
menjadi salah satu penyebab di daerah aliran sungai Kota
terhambatnya upaya Semarang.
penetralisasian permukiman
liar. 3. Sampah di sungai
d. Adanya sekelompok orang mengakibatkan tersumbatnya
yang menguasi dan pompa banjir.
melindungi daerah aliran Tidak hanya membuat aliran
sungai. sungai tersendat, sampah-
e. Masyarakat yang tinggal di sampah tersebut juga
daerah aliran sungai sudah menyebabkan sejumlah rumah
sangat lama dan turun pompa menjadi tempat
temurun. menumpuknya sampah sehingga
Pemerintah Kota Semarang pompa air tidak beroperasi
telah berupaya melakukan secara maksimal, misalnya di
pembersihan di sekitar bantaran Rumah Pompa Bandarharjo,

678
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 8, Nomor 1, Tahun 2019
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

Kecamatan Semarang Utara Masyarakat di Kota Semarang


sampah menumpuk di pintu air setiap harinya mampu
rumah pompa hingga berjarak mengasilkan sampah hingga
tiga meter. Dinas Pekerjaan mencapai 1.400 ton. Upaya
Umum (DPU) Kota Semarang pengelolaan sampah yang
setiap hari melakukan dilakukan oleh masyarakat
pengerukan sampah di berbagai cukup efektif dalam mengurangi
rumah pompa di Kota Semarang, pembungan sampah ke Tempat
sampah dikeruk menggunakan Pembuangan Akhir (TPA)
alat berat kemudian diangkut ke Jatibarang. Dari data yang
dalam truk dan dibuang ke tercatat jika pada 2016 mencapai
Tempat Pembuangan Akhir 82% sampah yang dibuang ke
(TPA) Jatibarang Semarang.27 TPA Jatibarang, mengalami
Pemerintah Kota Semarang penurunan disbanding pada
melalui Dinas Lingkungan tahun 2017 lalu, sampah yang
Hidup (DLH) Kota Semarang yang dibuang ke TPA Jatibarang
berupaya akan ikut mengatasi mencapai 78%. Pemberian
potensi banjir di berbagai edukasi tentang pengelolaan
wilayah Kota Semarang dengan sampah juga perlu dilakukan
menyiapkan bank sampah untuk tidak hanya pada masyarakat
dapat dikelola dengan baik. Kota Semarang saja, namun juga
Untuk itu, akan disiapkan tempat di Kabupaten Kendal dan
untuk pengelolaan sampah di Kabupaten Semarang, sehingga
hulu atau di sumber sampah, sampah yang masuk melalui
selain akan mendirikan Bank sungai bisa berkurang. Hasil dari
Sampah di sejumlah kelurahan, pengelolaan sampah oleh
Dinas Lingkungan Hidup Kota masyarakat juga ada beberapa
Semarang juga akan membantu yang dipamerkan, diantaranya
pembangunan rumah pilah bungkus plastik yang diolah
sampah serta perangkat menjadi kerajinan tangan.29
pendukungnya, termasuk 4. Tempat pembuangan hasil
timbangan dan computer untuk sedimen (disposal) yang
kegiatan administrasi.28 terbatas.
Sedimentasi yang terjadi di
27
Arief, Wawancara, Kepala Seksi Bidang
Banjir Kanal Barat merupakan
Pengendalian, Pemanfaatan dan Konservasi contoh pengelolaan daerah aliran
Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum
Kota Semarang, (Semarang, 25 September
2018). Setiap Kelurahan,
28
Kampusnesia, Sekolah Tinggi Ilmu https://kampusnesia.com/2018/02/23/, diakses
Komunikasi (STIKOM) Semarang, Pemkot pada 7 Oktober 2018.
29
Semarang Siapkan Pengelolaan Sampah Di Ibid.

679
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 8, Nomor 1, Tahun 2019
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

sungai yang kurang baik, hal ini menyiapkan lokasi pembuangan


disebabkan karena di hulu sungai sedimentasi (disposal). Lokasi
(lereng Gunung Ungaran) yang yang dimaksud adalah lahan
harusnya tidak boleh milik PT KAI, yang ada di
diperuntukkan untuk sekitar Jalan Ronggowarsito32.
permukiman, tetapi Kemudian Pemerintah Kota
kenyaataanya sudah banyak Semarang ini meminta
dibuka untuk permukiman. rekomendasi dari PT Pelabuhan
Akibatnya tanah-tanah terbuka Indonesia (Pelindo) III Cabang
dan terbawa aliran sungai Tanjung Emas perihal lahan
menuju ke hilir yaitu daerah untuk pembuangan sedimentasi,
Semarang Bawah. Tingginya wilayah itu berada di perairan
sedimentasi di Sungai Banjir yang dikenal dengan sebutan
Kanal Barat disebabkan karena Cupit Urang seluas 120 hektar
sudah banyak permukiman di karena wilayah itu berada dekat
daerah hulu sungai sekaligus dengan muara Sungai Banjir
sampah masyarat permukiman Kanal Barat dan Kali Semarang,
itu sendiri, ketika dikeruk akan tetapi wilayah tersebut
sedimen material endapan yang sudah diurug menjadi daratan
paling banyak adalah sampah, seluas sekitar 70 hektar oleh
tanah, kerikil dan lumpur.30 yang dilakukan oleh PT
Untuk saat ini lahan Pelabuhan Indonesia (Pelindo)
pembuangan sedimentasi III Cabang Tanjung Emas yang
(disposal area) ada di bekerjasama dengan pihak ketiga
Kecamatan Semarang Utara dan yakni PT Tanah Mas Baruna dan
menampung material lumpur PT Indo Perkasa Usahatama
dengan volume 900.000 m³ dari dengan masa 30 tahun.33
Sungai Banjir Kanal Barat dan Setelah melakukan koordinasi
175.000 m³ dari Kali Garang31. antara PT Tanah Mas Baruna,
Ketika lahan tersebut sudah tidak PT oleh PT Pelabuhan Indonesia
cukup untuk menampung (Pelindo) III, Walikota
pembuangan sedimentasi, maka Semarang dan Balai Besar
Pemerintah Kota Semarang telah Wilayah Sungai Pemali Juana,

30 32
Arief, Wawancara, Kepala Seksi Bidang Suara Merdeka, 22 September 2015,
Pengendalian, Pemanfaatan dan Konservasi Pengelolaan DAS Gagal,
Sumber Daya Air Dina Pekerjaan Umum Kota http://www.suaramerdeka.com/, diakses pada
Semarang, (Semarang, 25 September 2018). 7 Oktober 2018.
31 33
Kompas.com 22 Oktober 2009, Kompas.com 22 Oktober 2009, Pemerintah
Pembuangan Sedimen Kali Garang dan Banjir Pusat Ancam Pemkot Semarang,
Kanal Barat Disiapkan, https://kompas.com, https://kompas.com, diakses pada 7 Oktober
diaksespada 7 Oktober 2018. 2018.

680
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 8, Nomor 1, Tahun 2019
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

maka disepakati PT Tanah Mas berkisar antara 2-25


Baruna dan PT Pelabuhan cm/tahun.
Indonesia (Pelindo) III tidak c. Penurunan permukaan air
akan menghambat pelaksanaan tanah sebagai akibat dari
pembuangan sedimentasi sampai penggunaan air tanah yang
selesai dan pembuangan berlebihan dan recharge air
sedimentasi hanya akan pada kawasan konservasi
34
dilakukan perataan tanah. yang buruk.
d. Kenaikan muka air laut (sea
5. Terjadinnya penurunan tanah level rise) sebagai efek dari
(land subsidence) dan kenaikan pemanasan global.
muka air laut (sea level rise). Untuk meningkatkan
Fenomena banjir banjir dan kapasitas pengaliran, maka
rob juga tidak terlepas dari diperlukan upaya
pengaruh antara faktor manusia berupapeninggian tanggul atau
dan alam itu sendiri. Beberapa pelebaran sungai maupun
faktor yang mempengaruhi pengerukan sedimen. Rata-rata
banjir dan rob di Kota Semarang peninggian tanggul yang
adalah: diperlukan adalah setinggi 2
a. Perubahan penggunaan lahan meter untuk mengalirkan debit
di wilayah pantai seperti banjir rencana dengan periode
lahan tambak, rawa dan ulang 5-10 tahun,dengan
sawah yang dulu secara alami memperhitungkan laju kenaikan
dapat menampung pasang air muka air dan land subsidence35.
laut kini telah berubah Penanganan banjir di
menjadi lahan permukiman, Semarang akan sangat
kawasan industri dan tergantung pada laju land
pemanfaatan lainnya, dengan subsidence dan kenaikan muka
cara mengurug tambak, rawa air laut. Hal ini dikarenakan
dan sawah, sehingga air laut peninggian tanggul dibatasi oleh
tidak tertampung lagi dan penurunan muka tanahdan
menggenangi kawasan yang kenaikan muka air laut. Tanggul
lebih rendah. yang dibangun terlalu tinggi
b. Penurunan tanah di kawasan dapat membahayakan prasarana
pantai (land subsidence) lain di sekitar tanggul tersebut
apabila terjadi kegagalan. Tinggi
34
Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana, dan konstruksi tanggul juga
Kegiatan Yang Didanai LOAN di BBWS
35
Pemali Juana, James Zulfan dkk, Permodelan Banjir
https://issuu.com/dimitrijos/docs/kegiatan_yan Perkotaan Di Kota Semarang, (Jakarta:
g_didanai_loan_di_bbws_pemali_juana, Puslitbang Sumber Daya Air, Kementerian
diakses pada 7 Oktober 2018. Pekerjaan Umum, 2011), halaman 12.

681
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 8, Nomor 1, Tahun 2019
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

harus memperhitungkan laju (aliran sungai) ketika debit air


kenaikan muka air laut serta sudah turun. Sistem polder
penurunan tanah yang terjadi yang telah berhasil dibangun
secara terus menerus setiap pemerintah adalah sistem
tahunnya. Polder Banger dan sistem
Polder Tawang.

IV. KESIMPULAN b. Normalisasi Kali Garang,


Berdasarkan hasil penelitian Banjir Kanal Barat dan Banjir
dan pembahasan, makan dapat Kanal Timur
diambil kesimpulan sebagai Pekerjaan normalisasi Kali
berikut: Garang dan Sungai Banjir
1. Pelaksanaan strategi pencegahan Kanal Barat bertujuan untuk
dan penanggulangan banjir dan membersihkan sedimen dan
rob menurut Peraturan Daerah sampah-sampah yang
Kota Semarang Nomor 14 Tahun mengakibatkan terjadinya
2011 tentang Rencana Tata pendangkalan yang
Ruang Wilayah Kota Semarang menyebabkan terjadinya
Tahun 2011-2031 yang banjir di daerah sekitarnya.
dilaksanakan oleh Pemerintah c. Pembangunan Bendungan
Kota Semarang khususnya Jatibarang
adalahnya Dinas Pekerjaan Pembangunan Bendungan
Umum Kota Semarang, Badan Jatibarang berawal karena
Perencanaan Daerah Kota terjadinya banjir pada tahun
Semarang dan Badan 1974, 1988 dan 1990 yang
Penanggulangan Bencana mengakibatkan 47 korban
Daerah Kota Semarang serta meninggal dunia. Dana
Kementerian Pekerjaan Umum pembangunan Bendungan
dan Perumahan Rakyat. Jatibarang berasal dari
Pelaksanaan strategi pencegahan pinjaman Japan Internasional
dan penanggulangan banjir dan Cooperation Agency (JICA)
rob di Kota Semarang terdiri dari dengan total pinjaman senilai
5 program kegiatan, yaitu: Rp 1,6 triliun. Bendungan
a. PembuatanSistem Polder Jatibarang berfungsi sebagai
Sistem polder dipakai untuk bangunan pengendali banjir
daerah cekungan dimana air serta untuk menampung air
tidak dapat mengalir secara jika musim kemarau tiba.
gravitasi, air yang tertangkap d. Pengembangan Sistem
di cekungan ditampung di Drainase
dalam kolam retensi Pembangunan maupun
kemudian di pompa keluar perbaikan sistem drainase

682
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 8, Nomor 1, Tahun 2019
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

termasuk dalam program d. Terbatasnya lahan


kerja Komponen C yaitu pembuangan hasil sedimen
pengembangan sistem (disposal).
drainase melalui kerjasama e. Terjadinya penurunan tanah
antara Pemerintah Kota dan kenaikan muka air laut.
Semarang dengan Balai Besar Upaya yang dilakukan untuk
Wilayah Sungai Pemali Juana mengatasi kendala-kendala
yang meliputi: perbaikan tersebut antar lain:
sistem drainase Kali a. Pemerintah menumpuh jalur
Semarang, perbaikan sistem konsinyasi di pengadilan
drainase Kali Asin dan untuk pembebasan lahan
perbaikan sistem drainase sekitar 12 hektar di daerah
Kali Baru. Bendungan Jatibarang senilai
e. Operasional dan Rp 16.628 miliar.
Pemeliharaan Pompa Banjir b. Pemerintah Kota Semarang
Pemeliharaan pompa banjir merelokasi bangunan liar di
berfungsi untuk menjaga dan bantaran sungai ke Pusat PKL
mempertahankan kinerja Kokrosono, Pasar Waru,
peralatan sistem pompa banjir Pasar Ngaliyan dan tempat-
agar peralatan dalam kondisi tempat lainnya.
baik untuk selalu siap c. Dinas Pekerjaan Umum Kota
dioperasionalkan sesuai Semarang setiap hari
dengan prosedur yang telah melakukan pengerukan
ditetapkan (SOP) sehingga sampah di setiap rumah
kinerja pompa banjir dapat pompa di Kota Semarang
digunakan dengan maksimal. menggunakan alat berat
2. Kendala yang dihadapi dalam kemudian dibuang ke TPA
mencegah dan menanggulangi Jatibarang.
banjir dan rob di Kota Semarang d. Hasil dari pengerukan
antara lain: sedimen (disposal) dibuang di
a. Terhambatnya pembangunan perairan Cupit Urang seluas
Bendungan Jatibarang akibat 120 hektar guna diurug
pembebasan lahan yang tidak menjadi daratan.
sesuai harapan. e. Pembuatan tanggul di setiap
b. Rumah liar di daerah aliran muara sungai di Kota
sungai (DAS). Semarang dengan
c. Sampah di sungai menggunakan sistem pompa
mengakibatkan tersumbatnya air untuk mengeluarkan debit
pompa banjir. air dari sungai menuju laut.

683
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 8, Nomor 1, Tahun 2019
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

Saran-saran yang diberikan 58 KSB dari total 177


oleh penulis adalah: kelurahan di Kota Semarang.
1. Pemerintah Kota Semarang
perlu memperketat
pengambilan air bawah tanah V. DAFTAR PUSTAKA
(ABT) yang diambil secara Buku:
bebas oleh masyarakat dan
juga kalangan industri yang Aviva Imhofdkk, Dams, Rivers and
menjadi salah satu faktor Rights: An Action Guide for
penyebab penurunan muka Communities Affected by Dams,
tanah (land subsidence). terjemahan oleh Murni Ridha
Perusahaan Daerah Air Sanusi, (USA: International
Minum (PDAM) Tirta Rivers Network, 2006) halaman 3.
Moedal Kota Semarang
sejauh ini belum bisa
Direktorat Pengembangan Penyehatan
memenuhi kebutuhan air
bersih untuk beberapa Lingkungan Permukiman,
wilayah terutama di Direktorat Jenderal Cipta Karya,
Semarang Barat, Ngaliyan Kementrian Pekerjaan Umum,
dan Tugu. Hingga saat ini Tata Cara Perencanaan,
PDAM Kota Semarang hanya Pelaksanaan, Operasi dan
mampu menjangkau 63% dari Pemeliharaan Sistem Pompa,
total kepala keluarga di Kota (Jakarta, 2013) halaman 155.
Semarang yang teraliri air
bersih. James Zulfan dkk, Permodelan Banjir
2. Pemerintah Kota Semarang Perkotaan Di Kota Semarang,
dalam hal ini Badan (Jakarta: Puslitbang Sumber Daya
Penanggulangan Bencana Air, Kementerian Pekerjaan
Daerah (BPBD) Kota Umum, 2011), halaman 12.
Semarang perlu mempercepat
pembentukan Kelurahan Ronny Hamijito Soemitro,
Siaga Bencana (KSB) di Meteodelogi Penelitian Hukum
seluruh kelurahan di Kota dan Jurimetri, (Jakarta: Ghalia
Semarang guna mengurangi
Indonesia, 1990), halaman 11
dampak dari bencana
terutama banjir dan rob. Supardi, Hukum Lingkungan Di
Hingga tahun 2018, BPDB Indonesia, (Jakarta: SinarGrafika,
hanya mampu membentuk 39 2006), halaman 36.
KSB dan rencana pada tahun
2021 akan bertambah menjadi

684
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 8, Nomor 1, Tahun 2019
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

Sri Suwitri, Jejaring Kebijakan Dalam Jurnal:


Perumusan Kebijakan Publik:
Suatu Kajian tetang Perumusan Florincedkk, “Studi Kolam Retensi
Kebijakan Penanggulangan Banjir Sebagai Upaya Pengendalian
dan Rob Pemerintah Kota Banjir Sungai Way Simpur
Semarang, (Semarang: Badan Kelurahan Palapa Kecamatan
Penerbit Universitas Diponegoro Tanjung Karang Pusat”, Jurnal
Semarang, 2008), halaman 9-10. Rekayasa Sipil Dan Desain,
(Volume 3, Nomor 3, 2015),
halaman 509.

S. Imam Wahyudi, “Perbandingan


Penanganan Banjir Rob di La
Tesis
Briere (Prancis), Rotterdam
Bagus Arya Wisnu Wardhana, Perda (Belanda) dan Perspektif Di
Tata Ruang Kota Semarang Dan Semarang (Indonesia)”, Jurnal
Implementasinya: Studi Analisis Riptek Bappeda Kota Semarang,
Konsistensi dan Harmonisasi (Volume 4, Nomor 11, 2010),
denganUndang-Undang halaman 33.
Lingkungan Hidup, (Tesis
Magister Ilmu Hukum Universitas
Diponegoro, 2008), halaman xx.

L. M. Bakti, Kajian Sebaran Potensi Sriyanto, ”Kondisi Lingkungan Hidup


Rob Kota Semarang dan Usulan Di Jawa Tengah Dan Prospek
Penanganannya, (Tesis Magister Pembangunan Ke Depan”,
Teknik Sipil Universitas JurnalGeografis FIS UNNES,
Diponegoro, 2010), halaman 2. (Volume 4 Nomor 2, 2007),
halaman 107.
YudhoYuliarthana, Partisipasi
Masyarakat Di Kawasan Kota
Lama Semarang Dalam Peraturan Perundang-Undangan:
Pelaksanaan Program Undang-Undang Dasar Negara
Pengendalian Banjir Dan Republik Indonesia Tahun 1945.
Dampaknya Terhadap
Perekonomian, (Tesis Magister Undang-Undang Nomor 32 Tahun
Ilmu Hukum Universitas
2009 tentang Perlindungan dan
Diponegoro, 2002), halaman 209.
Pengelolaan Lingkungan Hidup.

685
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 8, Nomor 1, Tahun 2019
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

Undang-Undang Nomor 23 Tahun ntiyomarjuki/review-normalisasi-


2014 tentang Pemerintahan dan-pembangunan-banjir-kanal-
Daerah. barat-kota-semarang, diakses pada
tanggal 10 Oktober 2018)
Peraturan Daerah Kota Semarang
Nomor 14 Tahun 2011 tentang Dhurra, Polder Tawang,
Rencana Tata Ruang Wilayah https://www.scribd.com/document
/374414691/Polder-Tawang,
Kota Semarang Tahun 2011-
diakses pada tanggal 3 Oktober
2031.
2018.

Internet:
Dinas Kependudukan Dan Pencatatan
Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Sipil Kota Semarang, Jumlah
Juana, Penanganan Banjir Penduduk Kota Semarang,
Semarang, http://dispendukcapil.semarangkot
https://issuu.com/dimitrijos/docs/p
a.go.id/, diakses pada tanggal 5
enanganan_banjir_semarang, Agustus 2018.
diakses pada tanggal 4 Oktober
2018. Direktorat Jendral Cipta Karya –
Kementrian Pekerjaan Umum dan
BalaiBesar Wilayah Sungai Pemali Perumahan Rakyat Repbulik
Juana, Direktorat Jenderal Sumber
Indonesia, Profil Kota Semarang
Daya Air, Kementertian Pekerjaan
Jawa Tengah,
Umum dan Perumahan Rakyat,
Proyek Jatibarang Terganggu http://ciptakarya.pu.go.id/profil/pr
Hujan, ofil/barat/jateng/semarang.pdf.,
http://www.bbwspemalijuana.com diakses pada tanggal 9 April 2018.
/proyek-jatibarang-terganggu- Kampusnesia, Sekolah Tinggi Ilmu
hujan.html, diaksespada 5 Oktober Komunikasi (STIKOM)
2018. Semarang, Pemkot Semarang
Siapkan Pengelolaan Sampah Di
Bramantiyo Marjuki, Evaluasi Setiap Kelurahan,
Kemanfaatan Normalisasi Banjir https://kampusnesia.com/2018/02/
Kanal Barat Kota Semarang, 23/, diaksespada 7 Oktober 2018.
Laporan Penelitian Magister
Pembangunan Wilayah Dan Kota Kompas.com 22 Oktober 2009,
Fakultas Teknik Universitas Pembuangan Sedimen Kali
Diponegoro, Garang dan Banjir Kanal Barat
(https://www.slideshare.net/brama

686
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 8, Nomor 1, Tahun 2019
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

Disiapkan, https://kompas.com,
diaksespada 7 Oktober 2018.

Andik Sismanto, “Reklamasi Pantai


Dituding Penyebab Rob”, (Koran
Sindo, 10 November 2016),
http://koran-
sindo.com/page/news/2016-11-
08/5/41/, diaksespadatanggal 7
Agustus 2018.
Suara Merdeka, 22 September 2015,
Pengelolaan DAS Gagal,
http://www.suaramerdeka.com/,
diaksespada 7 Oktober 2018.

TribunJateng, 18 April 2013,


Pembebasan Lahan Genangan
Waduk Jatibarang Semarang
Kurang Dua Persen,
http://jateng.tribunnews.com/2013
/04/18/pembebasan-lahan-
genangan-waduk-jatibarang-
semarang-kurang-dua-persen,
diaksespada 5 Oktober 2018.

687

Anda mungkin juga menyukai