Oleh
TORIQ NAUVAL SATRIO
6670160094
1
BAB I
PENDAHULUAN
Secara teknis, isu yang berkaitan dengan keberadaan RTH antara lain
menyangkut terjadi optimalisasi tersedianya RTH, lemahnya kelembagaan,
kurangnya keterlibatan stakeholder dalam pengelolaan RTH, serta ‘selalu’
terbatasnya lahan/ruang di kota Serang ini yang dapat digunakan sebagai
RTH. Karena memang pada dasarnya keberadaan RTH ini sangat penting
di suatu wilayah. Banyak yang dinilai dari keberadaan ini, yang pertama,
sebagai ruang publik atau public space. Kedua, untuk pori pori suatu
wilayah agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Yang ketiga, nilai
plus tambahan mengenai nilai estetika disuatu perkotaan. Masalah-
masalah tersebut merupakan sebagian dari masalah yang di hadapi dalam
penyediaan RTH di wilayah kota Serang. Oleh karena itu dibutuhkan
2
solusi untuk menyelesaikan isu-isu yang sering muncul dan mempengaruhi
keberadaan RTH dimana kerjasama langsung antara masyarakat dan
pemerintah sangat dibutuhkan dalam proses penyelesaian keberadaan
RTH.
3
menjadi pusat para pedagang kaki lima. Semua aspek tersebut sangat
berpengaruh langsung dalam keberadaan RTH oleh karena itu dalam
menyelesaikan permasalahan lingkungan yang terkait dengan keberadaan
Ruang Terbuka Hijau dibutuhkan perhatian langsung dari pemerintahan
dalam penyedian ruang-ruang kota guna untuk kebutuhan masyarakat.
Karena memang public space ini juga salah satu hak masyarakat perkotaan
ditengah ramainya kota, dan pemerintah daerah diharuskan untuk
menyediakan fasilitas ini.
4
Di lihat dari lokasi tata perkotaan wilayah Kota Serang ini memang di
tengah-tengah antara perbukitan serta wilayah laut di pesisir selatan. Kita
semua ketahui di wilayah Kota Serang ini terkena dampak efek panas yang
lumayan tinggi, polusi akibat kendaraan berat, dan penataan ruang di
wilayah ini tidak efektif. Karena itu keberadaan RTH ini akan membantu
dari efek-efek yang tadi dipaparkan. Oleh karena itu, dibutuhkan
kesadaran masyarakat dalam upaya pemanfaatan ruang terbuka hijau agar
tidak menyalahgunakn dan mengalihfungsikan Ruang Terbuka Hijau yang
tersedia dan sama-sama melindungi RTH ini dengan komitmen yang
tinggi oleh masyarakat, stakeholder dan Pemerintah Daerah.
5
Fokus penelitian bertujuan untuk memfokuskan masalah mengenai
bagaimana pegelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Serang saat
ini. Dengan ini, peneliti mengangkat studi tentang “Kajian Menganai Pola
Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Wilayah Kota Serang”.
6
memfokuskan studi tentang pengelolaan Ruang Terbuka Hijau
di Kota Serang. Juga bisa digunakan sebagai rujukan
pengembangan pengelolaan sampah untuk dipakai kebijakan
Pemerintah Daerah.
B. Manfaat Praktis
Bagi peneliti diharapkan penelitian ini dapat memperluas
wawasan untuk tugas mahasiswa. Peneliti juga mengharapkan,
dalam penelitian ini menjadi bahan-bahan rujukan untuk bisa
dipakai untuk kebijakan Pemda untuk mengelola RTH ini agar
lebih baik, efektif, serta tidak keluar dari makna dan tujuannya.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teoritik
7
dalam bentuk area/Kawasan maupun dalam bentuk area memanjang/jalur
dimana dalam penggunaannya lebih bersifat terbuka pada dasarnya tanpa
bangunan. Menurut UU No. 26 tahun 2007, Ruang Terbuka Hijau adalah
area memanjang/ jalur dan mengelompok, yang penggunaannya lebih
bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara
alamiah maupun yang sengaja ditanam.
8
3. Alam dan lingkungan binaan yang berguna untuk kepentingan
masyarakat
4. Meningkatkan keserasian lingkungan perkotaan sebagai sarana
pengaman lingkungan perkotaan yang aman, nyaman, segar,
indah dan bersih.
9
6. Tempat perlindungan plasma nutfah.
7. Sarana untuk mempengaruhi dan memperbaiki iklim mikro
8. Pengaturan tata air.
10
produktivitas warga kota. Pembentuk faktor keindangan
arsitektural menciptakan suasana serasi dan seimbang
antara area terbangun dan tidak terbangun.
b. Ameliorasi iklim
Kemajuan teknologi mampu memengaruhi iklim mikro
pada ruang tertutup dalam bangunan agar lebih nyaman,
tetapi belom mampu memengaruhi ruang terbuka
perkotaan. Iklim di daerah perkotaan berkaitan dengan suhu
udara, kelembaban, alam udara dan penyiaran matahari.
c. Pengendali Pencemarana
RTH mempunyai kemampuan untuk mengendalikan
pencemaran, baik pencemaran udara, air maupun bising.
Pengikatan bahan pencemar di udara, khususnya karbon
dioksida akibat kegiatan industri dan kendarraan motor,
dapat diserap tanaman dalam proses fotosintesis.
Keberadaan RTH dapat mengendalikan bahan tercemar
(polutan), sehingga tingkat pencemaran dapat ditekan dan
konsentrasi karbon dioksida dapat berkurang.
11
d. Sarana Kesehatan dan Olahraga
Melalui proses fotosinteisi, tanaman menghasilkan oksigen,
gas yang sangatdibutuhkan manusia untuk bernafas. Oleh
karena itu, ruang terbuka hijau yang dipenuhi pepoonan
sering disebut sebagai paru-paru kota. Keberadaan Ruang
Terbuk Hijau ini sangat berperan untuk meningkatkan
kesehatan dan olahraga.
12
2. Manfaat tidaklangsung (berjangka Panjang dan bersifat intangible)
yaitu pembersih udara yang amat efektif, pemeliharaan akan
kelangsungan persediaan air tanah, pelestarian fungsi lingkungan
beserta segala isi flora dan fauna yang ada.
Kerangka Teori
13
tumbuh-tumbuhan secara alamiah ataupun budidaya tanaman seperti lahan
pertanian, pertamanan, perkebunan dan sebagainya (Pemendagri No.1,
2007 Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Di Wilayah Perkotaan).
Pengembangan kawasan perkotaan yang disebabkan oleh
peningkatan aktivitas sosial ekonomi masyarakat, peningkatan berusaha
dan jumlah penduduk berdampak pada peningkatan pembangunan
sarana pemukiman, industri dan transportasi. Implikasi dari keadaan
ini adalah semakin berkurangnya luasan yang diperuntukan untuk RTH
dan penurunan kualitas lingkungan. Dengan demikian target
menghijaukan suatu kawasan selalu tidak dapat terpenuhi. Sehubungan
dengan hal tersebut, salah satu upaya pemerintah dalam mengembangkan
pembagunanan RTH diperlukan sinergitas kebijakan yang dikeluarkan
oleh para pihak sehingga kebutuhan lahan untuk RTH dapat terpenuhi.
Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif yang
bertujuan menjelaskan sesuatu seperti apa adanya secara lebih mendalam
(Irawan, 2007). Analisis ini menguraikan sejauh mana pentingnya RTH
untuk suatu daerah. Metode analisis isi (content analysis) adalah satu
teknik analisis terhadap beberapa sumber informasi termasuk bahan
cetak (buku, artikel, koran dan majalah) dan bahan non cetak (Irawan,
2007). Analisis isi digunakan untuk melihat sejauh mana perbedaan isi
dan substansi aturan atau kebijakan yang dikeluarkan oleh beberapa
kementerian serta pemerintah daerah terkaitcdalam pembangunan RTH.
Efektivitas peraturan sebagai dasar acuan dalam pelaksanaan di lapangan
di nilai dengan menggunakan kriteria dan indikator terkait dengan (i)
kesiapan sumber dana, (ii) penetapan lahan, dan (iii) jenis tanaman yang
digunakan. Selanjutnya akan dikaji solusi dan rekomendasi yang dapat
dilakukan oleh para pihak terkait.
14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
15
kualitas data dan membuat kesimpulan atas temuannya (sugiyono, 2009:306).
Menurut irawas, dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrument terpenting
adalah peneliti itu sendiri.
Sumber data yang digunakan dalam penelitan ini adalah data primer dan
data sekunder. Data primer adalah data yang dapat secara langsung dari sumber-
sumber pertama baik dari individu maupun dari kelompok, sedangkan data
sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau data primer yang
telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer
ataupun pihak lain.
1. Wawancara
Interview aau wawancara adalah proses tanya jawab dengan dua orang
atau lebih, dan berhadapat secara fisik. Wawancara juga diartikan dengan
percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawncara dan ayng
diwawancarai. Dalam hal ini sutrisno hadi juga mengatakan interview
sebagai suatu proses tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih
berhadap-hadapan secara fisik, yang satu menghadap orang lain dan
mendengarkan dengan sendiri suaranya
2. Observasi
16
Observasi atau yang lebih dikeal dengan pengamatan menurut meleong
(2006: 126) adalah kegiatan untuk mengoptimalkan kemampuan peneliti
daru segi motif, kepercayaan, perilaku tidak sadar dan lain sebagaiannya.
Tujuan observasi untuk penelitian adalah untuk mengamati tingkah laku
manusia sebagai peristawa yang real, yang memungkinakn kita
memandang tingkah laku sebagai proses dan utnuk menyajikan kembali
gambaran-gambaran kehidupan sosial, kemudian dapat diperoleh dengan
cara-cara lain.
3. Strudi Dokumentasi
Studi yang digunakan untuk mencari data melaului cara dokumentasi.
Dalam studi ini berupa foto ataupun rekaman dari catatan yang telah di
teliti.
4. Studi Kepustakaan
Teknik pengumpulan data dengan cara memperoleh atau pengumpulan
data dari berbagai referensi. Dalam penelitian ini kepustakaan ini, penulis
mendapat data dari membaca buku, surat kabar dan situs internet yang
berhubungan dengan penelitian yang diteliti.
Dalam peneitian kualitatif ini, kegiatan analisis data dimulai sejak peneliti
melakukan kegiatan pra-lapangan sampai dengan penelitian selesai. Dalam
prosesnya, analisis data dalam penelitian ini menggunakan model interaktif yang
telah dikmebangakan oleh milis dan Huberman (1984) dalam sugiyono 2009:246,
mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara
interaktif dan berlangsung secara terus menerus samapi tuntas sehingga data yang
diperloeh sudah sangat cukup. Ada tiga langkah dalam melakukan analisis data,
yaitu:
A. Reduksi Data
17
penelitian dilakukan dan berlanjut terus menerus sesudah penelitian lapangan.
Selain itu reduksi data merupakan bentuk analisis yang menjalankan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan
mengorganisasikan dengan cara sedeikian rupa sehingga dapat di ambil
kesimpulan. Pada tahan ini penelitian memilih-milih hasil wawancara dan
dokumentasi yang terstruktur sehingga peneliti memperoleh data yang relevan.
B. Penyajian Data
C. Penarikan Kesimpulan
18
Teknik pemeriksaan keabsahan data dengan menggabungkan cross check daa
adapun cross check data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi
sumber berarti peneliti membandingkan dan dengan Teknik triangulasi sumber
berarti peneliti membandungkan dan memerika kebenaran disuatu informasi yang
diperoleh dari beberapa sumber. Adapun triangulasi dengan menggunakan metode
berarti peneliti mengecek derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian dengan
beberapa Teknik pengumpulan data seperti metode wawancara dan metode
observasi. Peneliti melakukan triangulasi sumber dan metode dengan mengunakan
beberapa hal. Pertama, peneliti membandingkan hasiil wawancara satu informan
dengan infroman lainnya. Kedua, peneliti membandingkan hasil wawancara
dengan dokumentasi. Ketiga, peneliti membandingkan hasil wawancara dengan
hasil pengamatan. Keempat, peneliti membandingkan hasil pengamatan dengan
hasil dokumentasi.
BAB IV
PEMBAHASAN
19
RTH ini pada dasarnya lebih diperhatikan oleh pemerintah daerah Kota Serang.
Memang dikarenakan letaknya yang lebih berada di tengah kota dan dipinggir
jalan. Tetapi seharusnya pada dasaarnya ini harus menjadikan acuan terhadap
RTH lainnya karena memang ini banyak hal positifnya agar menjadikan kota
Serang yang baik dan bernilai estetika yang indah.
Tugu Debus
Tugu debus ini pun juga menjadi icon dari kota serang karena memang
tempatnya yang pas pada saat masuk ke kota serang. Jika ingin ke kota pun
melewati tugu ini untuk memutar. Menjadikan tugu ini dibuat semenarik mungkin
agar lebih bernilai estetikanya. Terlihat dari arsitekturnya juga lebih menari
dengan cat serta patung-patung yang dibuat di tugu tersebut. Maka dari itu sesuai
dengan UU RTH dengan membuat RTH semenarik mungkin agar bisa
mendapatkan sisi positif dari RTH tersebut untuk Kota Serang.
20
stadion. Pada saat ini kondisi yang terjadi dimana banyak nya pedagang kaki lima
yang berjualan di sekitaran RTH ini. Menjadikan RTH ini kumuh dan kotor.
Seperti yang telihat di gambar, memang sangat padat dipara pedagang kaki lima
yang berjualan disitu.
Menurut UU yang sudah dibuat ini terjadi disfungsi dari RTH itu
sendiri yang dimana tidak sesuai dengan fungsi utamanya. Maka dari itu saya
disini sebagai peneliti sudah memberikan masukan kepada pihak DLK Kota
Serang untuk segera di relokasi dari pedagang-pedagang tersebut. Karena
memang saat mewawancara dari pihak dinas pun sebernya sudah disediakan
bagaimana pedagang kaki lima berjualan sampai menaruh alat-alat dagangannya.
Tetapi karena beberapa faktor yaitu, mengenai jauhnya tempat untuk menaruh
alat-alat seperti gerobak. Berada di kepandean sedangkan mereka berjualan di
sekitaran stadion maulana yusuf. Sehingga menjadikan permasalahan yang baru
disaat memang sudah diberikan tempat untuk pedagang malah justru tidak
dipergunakan dengan semestinya.
21
RTH ini berada di daerah taman sari, bersebrangan dengan stasiun
serang. Memang pada dasarnya RTH ini menarik seperti yang ada di Tugu Debus.
Karena memang banyak ornamen-ornamen yang menambah erstetika dari RTH
itu sendiri. Tetapi pada implementasiannya justru berubah dari apa yang menjadi
fungsi dari RTH itu sendiri. Dimana banyak terjadi permasalahan yang terjadi
yaitu, berubah fungsi menjadi pasar. Keadaan RTH ini sangat memprihatinkan
karena sudah berubah fungi bukan seperti halnya RTH.
Seperti terlihat gambar diatas, memang ini apa yang terjadi dan
kondisi yang sudah terjadi di RTH Taman Sari. Dimana beralih fungsi menjadi
pasar yang setiap hari menjadi sumber pemasukan orang-orang disana. Sehingga
seeperti gambar diatas kalau banyak sekali sampah-sampah hingga barang-barang
yang berserakan di daerah sini.
22
4.1.3 RTH Ciceri
23
4.2 Kesimpulan
24
Permasalahan lingkungan saat ini banyak permsalahan yang sering
terjadi di Indonesia khususnya di Kota Serang. Permasalahan itu berkaitan
dengan keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang semakin berkurang
dikarenakan oleh proses pembangunan yang dilakukan tanpa
memperhatikan keberadaan lingkungan sekitar serta tidak berjalanannya
peraturan daerah mengenai pedagang kaki lima. Maka dari itu semua harus
diperhitungkan, baik dari segi positif maupun negatif yang harus selalu di
kendalikan oleh Pemkot Kota Serang. Isu seperti memang sangat penting
dikarenakan memang RTH ini berkaitan dengan permasalahan di kota-kota
lainnya seperti permasalahan menurunnya kualitas hidup perkotaan,
bencana banjir, longsor, dan perubahan perilaku sosial masyarakat yang
cenderung kontra-produktif dan destruktif seperti kriminalitas. Oleh
karena itu, diharapkan pemerintah kota Serang dapat mengontrol segala
urusan yang berkaitan dengan pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
ini.
4.3 Saran
25
DAFTAR PUSTAKA
http://amarmarufzarkawi.blogspot.com/2012/12/ruang-terbuka-hijau-
rth.html
http://repository.fisip-untirta.ac.id/334/
https://www.researchgate.net/publication/
319504587_Potensi_dan_Tantangan_dalam_Pengembangan_Ruang_Terb
uka_Hijau_di_Kota_Cilegon_Strengths_and_Chalenges_in_Developing_o
f_Green_Open_Space_in_Cilegon_City
https://topmedia.co.id/revitalisasi-terkendala-dana-banyak-rth-di-kota-
serang-beralih-fungsi-menjadi-pasar/
https://www.bantennews.co.id/luas-rth-di-kota-serang-cuma-12-persen/
26