Universitas Jember
Oleh:
Falita Raudina Manzilina 162310101192
PAUD, untuk jenjang yang lebih tinggi, masyarakat harus keluar dari wilayah
komunitasnya yang beberapa lokasinya cukup dekat dan mudah untuk diakses.
Dalam wilayah RW 23 RT 01 tidak tersedia tempat ataupun wilayah rekreasi,
jika ingin memenuhi kebutuhan rekreasi, warga membutuhkan jarak yang
cukup jauh untuk mendapatkannya karena letak wilayahnya cukup jauh dari
tempat tempat rekreasi yang ada.
Dari gambaran diatas, didapatkan bahwa dengan intensitas kerja yang
cukup padat dibarengi dengan ketiadaannya sarana rekreasi, sangat besar
kemungkinan terjadinya masalah kesehatan yang disebabkan oleh stress fisik
salah satunya.
2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Kegiatan pengembangan program terapi untuk penyakit tidak menular
pada warga di Lingkungan Kranjingan RT 001 RW 023 Kelurahan Kranjingan
Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember bertujuan untuk membantu warga
meningkatkan status kesehatan komunitas di Lingkungan Kranjingan RT 001 RW
023 Kelurahan Kranjingan Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember.
2.2 Manfaat
2.2.1 Bagi Komunitas
Bagi komunitas Lingkungan Kranjingan RT 001 RW 023 Kelurahan
Kranjingan Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember, kegiatan program
pencegahan dan pengendalian angka kejadian penyakit tidak menular bermanfaat
untuk warga setempat. Dengan begitu status kesehatan komunitas Lingkungan
Kranjingan RT 001 RW 023 Kelurahan Kranjingan Kecamatan Sumbersari
Kabupaten Jember dapat meningkat dan para warga dapat beraktivitas atau
berkontribusi dalam kegiatan komunitas dengan baik tanpa keluhan.
2.2.2 Bagi Tenaga Kesehatan
Dengan melakukan kegiatan pengembangan program hipertensi pada
warga di Lingkungan Kranjingan RT 001 RW 023 Kelurahan Kranjingan
Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember, tenaga kesehatan akan mengetahui
keefektifan dari terapi penyakit tidak menular sehingga tenaga kesehatan dapat
menerapkan terapi ini pada komunitas lainnya dengan masalah yang sama jika
efektif dan dapat mencari solusi terapi lainnya jika tidak efektif. Dengan begitu,
tenaga kesehatan akan memiliki sikap kritis mengenai keputusan terapi yang tepat
pada komunitas tersebut.
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember
Langkah pokok
= Pemateri
= Sasaran
==
Pemateri
Pemateri
= Moderator
dan Pembawa
Acara
= Instruktur
Senam
= Fasilitator
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember
DAFTAR PUSTAKA
Anderson. E,T, Mc. Farlan. 2007. Buku Ajar Keperawatan Komunitas dan
Praktik. Edisi 3. Jakarta: EGC
Dewi.R.K. 2014. Diabetes Bukan Untuk Ditakuti Tetap Sehat dengan Pengaturan
Pola Makan Bagi Penderita Diabetes Tipe 2. Jakarta : FMedia
Nuraisyah, F. 2017. Faktor risiko diabetes mellitus tipe 2. Jurnal Kebidanan Dan
Keperawatan. 13(2):120–127.
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember
DAFTAR LAMPIRAN
Pemateri
BERITA ACARA
Pada hari ini, Jumat tanggal 7 bulan Desember 2018 jam 08.00-09.00 WIB di
Kediaman bapak Ketua RT 001 RW 023 Kelurahan Kranjingan Kecamatan
Sumbersari Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur telah dilaksanakan kegiatan
program pencegahan dan pengendalian angka kejadian penyakit tidak menular
pada warga di Lingkungan Kranjingan RT 001 RW 023 Kelurahan Kranjingan
Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember.
DAFTAR HADIR
10
11
12
13
14
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember
DAFTAR HADIR
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember
1. Standar Kompetensi
Setelah diberikan pendidikan kesehatan, seluruh masyarakat di Lingkungan
Kranjingan RT 001 RW 023 Kelurahan Kranjingan Kecamatan Sumbersari
Kabupaten Jember mampu memahami pengertian, penyebab, tanda gejala,
faktor risiko, pencegahan hingga penanganan Hipertensi dan melakukan
senam Hipertensi
2. Kompetensi Dasar
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dan demonstrasi selama 30 menit
sasaran akan mampu
a. Memahami tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala, faktor risiko,
pencegahan dan penanganan Hipertensi
b. Memahami tentang pengertian, tujuan, dan cara melakukan senam
Hipertensi
c. Melaksanakan senam sehat Hipertensi secara berkala dan konsisten
3. Pokok Bahasan: Konsep Dasar Hipertensi dan Pelatihan Senam Hipertensi
4. Sub pokok Bahasan:
5. Pengertian penyakit tidak menular
6. Penyebab (kolesterol, asam urat, hipertensi, rematik, gastritis, stroke)
7. Tanda dan gejala (kolesterol, asam urat, hipertensi, rematik, gastritis,
stroke)
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember
= Sasaran
= Pemateri
= Moderator dan
Pembawa acara
= Instruktur
Senam
= Fasilitator
15. Persiapan
1) Mempersiapkakan tempat yang akan dilaksanakan penyuluhan
2) Mempersiapkan materi yang akan disampaikan
3) Mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan
4) Mempersiapkan sasaran atau khalayak
Tindakan
Proses Waktu
Kegiatan Pemateri Kegiatan Peserta
Pendahuluan 1. Memberikan salam 1. Menjawab 3 menit
2. Perkenalan salam
3. Menjelaskan tujuan 2. Mendengarkan
4. Menyebutkan materi dan
yang akan diberikan memperhatikan
Penyajian 1. Menanyakan 1. Menjawab 24 menit
(review) kepada pertanyaan
klien tentang materi pemateri
yang telah 2. Mendengarkan
dijelaskan dan
2. Menjelaskan materi memperhatikan
tentang : 3. Bertanya kepada
a. Pengertian pemateri bila
b. Penyebab terdapat ketidak
c. Tanda dan jelasan atau
gejala ketidak
d. Faktor risiko pahaman
e. Pencegahan 4. Melaksanakan
f. Penanganan terapi
g. Manfaat terapi
3. Melakukan terapi
untuk penyakit
tidak menular
3. Menjawab
salam
17. Evaluasi
1) Apa pengertian penyakit tidak menular?
2) Apa saja penyebab (kolesterol, asam urat, hipertensi, rematik, gastritis,
stroke)?
3) Apa tanda dan gejala (kolesterol, asam urat, hipertensi, rematik, gastritis,
stroke)?
4) Apa saja faktor risiko (kolesterol, asam urat, hipertensi, rematik, gastritis,
stroke)?
5) Bagaimana cara pencegahan (kolesterol, asam urat, hipertensi, rematik,
gastritis, stroke)?
6) Apa manfaat terapi senam anti hipertensi, senam kaki diabetik, dan ROM?
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember
Lampiran 5: Materi
HIPERTENSI
a. Definisi
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyebutkan dalam pusat
data dan informasi bahwasannya hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah
peningkatan tekanan darah sistoliklebih dari 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kalipengukuran dengan selang waktu
lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang (Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, 2014). Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember
sistolik dan diastolik dengan konsisten diatas 140/90 mmHg yang diukur dalam
posisi duduk dan berbaring (Baradero, 2008). Penyakit hipertensi terjadi ketika
terdapat peningkatan abnormal tekanan darah sistolik dan diastolik, dimana
seseorang dikatakan menderita hipertensi jikatekanan darah sistolik/diastolik >
140/90 mmHg dengan angka normalnya 120/80 mmHg (Herwati dan Wiwi,
2013). Sederhananya, hipertensi merupakan kondisi dimana tekanan darah
meningkat secara abnormal dengan rentang tekanan sistol dan diastol >140/90
mmHg pada pemeriksaan berulang.
b. Etiologi
Peningkatan angka kejadian hipertensi disebabkan oleh berbagai faktor
yang ditemukan pada penderita, yakni genetika, usia, etnis dan faktor
lingkungan dengan faktoryang dapat dimodifikasi adalah pola diet,
kegemukan,merokok dan stres (Departemen Kesehatan RI,2007). Senada
dengan hal tersebut, dalam Infodatin 2014 terkait hipertensi dijelaskan bahwa
terdapat dua jenis penyebab dari hipertensi yakni faktor yang tidak dapat
dikontrol seperti umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, genetik dan juga faktor
yang dapat dikontrol yakni gaya hidup berupa kebiasaan merokok, konsumsi
garam, konsumsi lemak jenuh, penggunaan jelantah, kebiasaan konsumsi
minum-minumanberalkohol, obesitas, kurang aktifitas fisik, stres, penggunaan
estrogen (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014).
c. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala yang timbul pada setiap individu berbeda, yang paling
umum gejalanya dapat berupa sa kit kepala/rasa berat di tengkuk,mumet
(vertigo), jantung berdebar-debar, mudah Ieiah, penglihatan kabur,
telingaberdenging (tinnitus), dan mimisan (Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2014). Menurut sumber lain gejala-gejala hipertensi yang sering
timbul adalah sakitkepala yang bervariasi dari ringan sampai berat,
pusingkadang-kadang disertai rasa mual sampai muntah, nyeri, tengkuk dan
kepala bagian belakang merupakan keluhanyang sering dijumpai terutama
waktu bangun tidur dipagihari, nyeri otot dan sendi, insomnia, badan merasa
lemah dan berdebar-debar (Noerhadi, 2008).
d. Penatalaksanaan
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember
Senam hipertensi
Salah satu cara pemeliharaan kesegaran jasmani dengan melakukan
senam ,karena dapat merangsang aktifitas kerja jantung untuk melakukan
perubahan yang menguntungkan dalam tubuh seseorang yang melaksanakannya.
hal ini merupakan usaha preventif/pencegahan tujuannya untuk meningkatkan
jumlah interaksi oksigen yang diproses di dalam tubuh dalam waktu tertentu.
Manfaat senam hipertensi
1. untuk meningkatkan daya tahan jantung dan paru-paru serta membakar
lemak yang berlebihan di tubuh karena aktifitas gerak untuk menguatkan dan
membentuk otot dan beberapa bagian tubuh lainnya, seperti: pinggang, paha,
pinggul, perut dan lain-lain.
2. meningkatkan kelentukan, keseimbangan koordinasi, kelincahan, daya
tahan dan sanggup melakukan kegiatan-kegiatan atau olah raga lainnya. bila
seseorang mempunyai motivasi untuk berlatih rutin dapat merupakan suatu
program penurunan berat badan.
Cara senam hipertensi
kondisi penderita hipertensi secara medis berbeda dengan orang sehat.
untuk itu, perlu senam yang juga dilakukan secara khusus. latihannya harus
bertahap dan tidak boleh memaksakan diri. gerakan dengan intensitas ringan dapat
dilakukan perlahan sesuai kemampuan. contoh latihan yang bisa diterapkan setiap
hari adalah sebagai berikut:
1. pemanasan
tekuk kepala ke samping, lalu tahan dengan tangan pada sisi yang sama dengan
arah kepala. tahan dengan hitungan 8-10, lalu bergantian dengan sisi lain.
tautkan jari-jari kedua tangan dan angkat lurus ke atas kepala dengan posisi
kedua kaki dibuka selebar bahu. tahan dengan 8-10 hitungan. rasakan tarikan
bahu dan punggung.
2. inti
gerakan - gerakan tangan
1. mengangkat tangan kedepan, ke atas, ke samping, ke belakang
2. gerakan tangan membuka dan menyilang
3. mendorong dan memompa ke depan, ke atas, dan ke samping
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember
KOLESTEROL
a. Definisi Kolesterol
DIABETES MELLITUS
kenaikan gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel beta
pankreas atau gangguan fungsi insulin (resistensi insulin) (Fatimah, 2015).
Diabetes Mellitus Tipe 2 merupakan penyakit hiperglikemi akibat
insensivitas sel terhadap insulin. Kadar insulin mungkin sedikit menurun
atau berada dalam rentang normal. Karena insulin tetap dihasilkan oleh sel
– sel beta pankreas, maka diabetes mellitus tipe 2 dianggap sebagai Non -
Insulin Dependent Diabetes Mellitus (Slamet.S, 2008).
c. Etiologi
1. Diabetes Mellitus Tipe 1 atau Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM)
Sering terjadi pada usia sebelum 30 tahun. Biasanya juga disebut Juvenille
Diabetes, yaitu gangguan ini ditandai dengan adanya hiperglikemia
(meningkatnya kadar gula darah). Faktor genetik dan lingkungan merupakan
faktor pencetus IDDM. Oleh karena itu insiden lebih tinggi atau adanya infeksi
virus (dari lingkungan) misalnya Coxsackievirus B dan Streptococcus sehingga
pengaruh lingkungan dipercaya mempunyai peranan dalam terjadinya Diabetes
melitus. Virus atau mikroorganisme akan menyerang pulau – pulau langerhans
pankreas, yang membuat kehilangan produksi insulin. Dapat pula akibat respon
autoimmune, dimana antibody sendiri akan menyerang sel bata pankreas. Faktor
herediter, juga dipercaya memainkan peran munculnya penyakit ini (Brunner &
Suddart, 2002).
2. Diabetes Mellitus Tipe 2 atau Non – Insulin Dependent Diabetes Mellitus
(NIDDM)
Faktor herediter memainkan peran yang sangat besar. Riset melaporkan
bahwa obesitas salah satu faktor determinan terjadinya NIDDM sekitar 80% klien
NIDDM adalah kegemukan. Overweight membutuhkan banyak insulin untuk
metabolisme. Terjadinya hiperglikemia disaat pankreas tidak cukup menghasilkan
insulin sesuai kebutuhan tubuh atau saat jumlah reseptor insulin menurun atau
mengalami gangguan. Faktor resiko dapat dijumpai pada klien dengan riwayat
keluarga menderita Diabetes melitus adalah resiko yang besar.
d. Manifestasi Klinis
Gejala diabetes melitus dibedakan menjadi akut dan kronik. Gejala akut
diabetes melitus yaitu :
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember
Penglihatan yang kabur merupakan akibat dari tingginya kadar gula darah
sehingga menyebabkan peningkatan tekanan osmotik pada mata dan perubahan
pada lensa yang menyebabkan pasien mengalami penglihatan kabur.
Penglihatan akan kembali normal jika kadar glukosa berangsur menurun,
namun jika kadar glukosa darah tidak dokontrol dengan baik maka dapat
menyebabkan kerusakan permanen bahkan hingga terjadi kebutaan (Widayati
P, 2014).
h. Kemampuan seksual menurun bahkan pada pria bisa terjadi impotensi, pada ibu
hamil sering terjadi keguguran atau kematian janin dalam kandungan atau
dengan bayi berat lahir lebih dari 4kg.
e. Pencegahan
Ada 3 jenis pencegahan yang dapat dilakukan terkait diabetes melitus, yaitu
diantaranya (Wijayakusuma, Hembing, 2004) :
1. Pencegahan Primer
Tujuannya yaitu untuk mencegah terjadinya diabetes melitus. Untuk itu
faktor-faktor yang menjadi pencetus atau menyebabkan diabetes melitus
perlu diperhatikan baik secara genetik maupun lingkungan. Berikut yang
dapat dilakukan dalam upaya pencegahan primer :
a. Pola makan sehari-hari harus seimbang dan tidak boleh berlebihan
b. Olahraga secara teratur dan tidak banyak berdiam diri
c. Usahakan berat badan dalam batas normal
d. Hindari obat-obatan yang dapat menimbulkan diabetes melitus
2. Pencegahan Sekunder
Tujuannya yaitu untuk mencegah agar penyakit diabetes melitus yang
sudah timbul tidak menimbulkan komplikasi lain, dan juga dapat
menghilangkan gejala, dan keluhan lainnya. Pencegahan sekunder meliputi
deteksi dini terutama pada kelompok yang berisiko tinggi terkena diabetes.
Berikut yang dapat dilakukan dalam upaya pencegahan sekunder :
a. Diet sehat dan seimbang
b. Menjaga berat badan dalam batas normal
c. Usaha pengendalian gula darah agar tidak terjadi komplikasi diabetes
melitus
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember
1. Dengan tumit yang diletakkan di lantai, gerakan jari-jari kaki ke atas dan
kebawah, ulangi sebanyak 2set x 10 repitisi atau hitungan
2. Angkat telapak kaki kiri ke atas dengan bertumpu dengan tumit, lakukan
gerakan memutar keluar dengan pergerakan pada telapak kaki sebanyak 2
set x 10 repetisi, lakukan gerakan bergantian pada kaki yang satunya.
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember
3. Angkat kaki sejajar, gerakan kaki ke depan dan kebelakang sebanyak 2 set
x 10 repitisi
5. Selanjutnya luruskan salah satu kaki dan angkat. Lalu putar kaki pada
pergelangan kaki, lakukan gerakan seperti menulis di udara dengan kaki
dari angka 0 hingga 10 dilakukan secara bergantian
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember
REMATIK
a. Definisi
Arthritis atau biasa disebut rematik adalah penyakit yang menyerang
persendian dan struktur di sekitarnya. Masyarakat pada umumnya menganggap
rematik adalah penyakit sepele karena tidak menimbulkan kematian. Padahal, jika
tidak segera ditangani rernatik bisa membuat anggota tubuh berfungsi tidak
normal, mulai dari benjol-benjol, sendi kaku, sulit berjalan. Rasa sakit yang
timbul bisa sangat mengganggu dan membatasi aktivitas kegiatan sehari-hari
(Nainggolan Olwin, 2009).
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember
b. Etiologi
1. Thrombosis Cerebral
Thrombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga
menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapa menimbulkan oedema dan kongesti
di sekitarnya.Thrombosis biasanya terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau
bangun tidur. Hal ini dapat terjadi karena penurunan aktivitas simpatis dan
penurunan tekanan darah yang dapat menyebabkan iskemi serebral.
2. Emboli
3. Haemorhagi
5. Hipoksia setempat
c. Faktor Risiko
1. Hipertensi.
2. Obesitas.
3. Hiperkolesterol.
4. Peningkatan hematokrit.
5. Penyakit kardiovaskuler : AMI, CHF, LVH, AF.
6. DM.
7. Merokok.
8. Alkoholisme.
d. Tanda dan gejala stroke
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember
2. Infark miokard
2. Emboli paru: Cenderung terjadi 7 -14 hari pasca stroke, seringkali padasaat
penderitamulai mobilisasi.
1. Hipoksia serebral
Diminimalakan dengan memberikan oksigenasi darah adekuat ke otak.
Fungsi otak tergantung pada ketersediaan O2 yang dikirimkan ke jaringan.
Pemberian O2 suplemen dan mempertahankan hemoglobin dan hematokrit
pada tingkat dapat diterima akan membantu dalam mempertahankan
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember
hemoglobin dan hematrokit pada tingkat dapat diterima akan membantu dalam
mempertahankan oksigenasi jaringan adekuat.
3. Embolisme serebral
Dapat terjadi setelah infark miokard / fibrilasi atrium / dapat berasal
dari katup jantung protestik. Embolisme akan menurunkan aliran darah ke otak
dan selanjutnya menurunkan aliran darah serebral. Disritmia dapat
mengakibtakan curah jantung tidak konsisten dan penghentian trombul lokal.
Selain itu disritmia dapat menyebabkan embolus serebral dan harus diperbaiki
GASTRITIS
a. Definisi gastritis
Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung, sering terjadi akibat diet yang
sembarangan. Biasanya individu makan terlalu banyak dan terlalu cepat atau
makan-makanan yang terlalu berbumbu serta mengandung mikroorganisme
penyebab penyakit. ( Smelzer2002).
Gastritis adalah proses inflamasi yang terjadi pada lapisan mukosa dan
submukosa lambung, yang berkembang jika mekanisme protektif mukosa
dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain. Gastritis merupakan inflamasi
dari mukosa lambung klinis berdasarkan pemeriksaan endoskopi ditemukan
eritema mukosa, yang mengakibatkan kerapuhan jika terjadi trauma ringan saja
sudah mengakibatkan perdarahan (Hadi, 2002).
Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung.
Gastritis merupakan gangguan kesehatan yang paling sering dijumpai di klinik
karena diagnosisnya sering hanya berdasarkan gejala klinis bukan pemeriksaan
histopatologi (Hirlan, 2006). Gastritis atau penyakit maag adalah radang mukosa
lambung disebabkan kelebihan asam lambung dengan gejala nyeri serta rasa
panas pada ulu hati dan dada, mual, muntah, dan kembung. Menurut Dr. H.
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember
Slamet Suyono (2001), gastritis adalah segala radang mukosa lambung dan
inflamasi pada lambung mukosa dan sub mukosa lambung.
Gastritis berarti peradangan mukosa lambung. Peradangan dari gastritis
dapat hanya superficial atau dapat menembus secara dalam ke dalam mukosa
lambung, dan pada kasus-kasus yang berlangsung lama menyebabkan atropi
mukosa lambung yang hampir lengkap. Pada beberapa kasus, gastritis dapat
menjadi sangat akut dan berat, dengan ekskoriasi ulserativa mukosa lambung
oleh sekresi peptik lambung sendiri (Guyton, 2001).
b. Klasifikasi gastritis
Kalsifikasi Gastritis menurut Smeltzer 2002 dalam Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah Brunner and Suddart membagi menjadi dua:
1. Gastritis Akut
Gastritis Akut adalah (inflamsi mukosa lambung) yang sering terjadi akibat
diet sembarangan, terlalu banyak makan, makan makanan yang yang
mengandung banyak bumbu dan mikroorganisme penyebab penyakit.
2. Gastritis Kronis
Gastritis Kronis adalah inflamasi lambung lama yangdapat disebabkan
oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung atau oleh bacteri
Helicobacter Pylory (H.Pylory).
c. Penyebab gastritis
Menurut Muttaqin (2011) Penyebab dari gastritis antara lain :
1. Obat-obatan, seperti obat antiinflamasi nonsteroid / OAINS
(indometasin, ibuprofen, dan asam salisilat), sulfonamide, steroid,
kokain, agen kemoterapi (mitomisin, 5-fluora-2-deoxyuriine), salisilat,
dan digitalis bersifat mengiritasi mukosa lambung.
2. Minuman beralkohol ; seperti : whisky,vodka, dan gin.
3. Infeksi bakteri ; seperti H. pylor (paling sering), H. heilmanii,
streptococci, staphylococci, proteus spesies, clostridium spesies, E. coli,
tuberculosis, dan secondary syphilis.
4. Infeksi virus oleh Sitomegalovirus
5. Infeksi jamur ; candidiasis, histoplasmosis, dan phycomycosis.
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember
tidur telentang dengan bantal rendah dapat memicu mulas yang lebih
serius.
4. Hindari penggunaan obat pereda nyeri tanpa pengawasan dokter
Obat anti inflamasi memiliki efek meningkatkan asam lambung sehingga
pengguna rentan mengalami nyeri ulu hati sehingga penggunaan obat
tersebut sebaiknya dengan pengawasan dokter.
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember
DAFTAR PUSTAKA
Sitinjak Meliana Vivi, Hastuti Fudji Maria, Nurfanti Arina. 2016. Pengaruh
Senam Rematik terhadap Perubahan Skala Nyeri pada Lanjut Usia dengan
Osteoarthritis Lutut. Pontianak.
Sjaifoellah Noer. (1996). Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. FKUI. Jakarta.
Guyton, Arthur C., John E. Hall. 2001. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta:
EGC
Hirlan. (2006). Dalam Ilmu Penyakit Dalam. Sjaifoellah Noer (editor). Ed. Ke-3.
Jakarta : EGC
Suyono, Slamet. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Balai Penerbitan
FKUI
Lampiran 6. Media(Booklet)
52
53
54