Anda di halaman 1dari 54

Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018

Universitas Jember

PREPLANNING TENTANG PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN


ANGKA KEJADIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR PADA WARGA DI
LINGKUNGAN KRANJINGAN RT 001 RW 023 KELURAHAN
KRANJINGAN KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER
TAHUN 2018

Diajukan untuk memenuhi persyaratan ujian praktikum Keperawatan Komunitas

Oleh:
Falita Raudina Manzilina 162310101192

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


PROGAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Jember Telp./Fax (0331) 323450
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember

BAB 1. LATAR BELAKANG


1.1 Analisis Situasi
Lingkungan Kranjingan RT 01 RW 23 Kelurahan Kranjingan Kecamatan
Sumbersari adalah lingkungan yang baru dibentuk kurang lebih 2 tahun yang
lalu. Walaupun tergolong baru, lingkungan RT 01 RW 23 mempunyai
populasi penduduk yang sangat padat. Dari hasil survey di wilayah RT 1
jumlah penduduk di Lingkungan Kranjingan RT 01 RW 23 Kelurahan
Kranjingan Kecamatan Sumbersari berdasarkan pengkajian yang dilakukan
sebanyak 200 jiwa yaitu 101 laki-laki dan 99 perempuan dengan jumlah
pasangan usia subur (PUS) sebanyak 60 pasangan. Mayoritas penduduk RT 01
RW 23 didominasi oleh suku jawa dan madura serta mayoritas penduduknya
memeluk agama Islam.
RT 01 RW 23 adalah salah satu wilayah perumahan yang ada di Kelurahan
Kranjingan yang dibatasi oleh persawahan dan RW 22. Dalam ketersediaan
pelayanan kesehatan dan sosial untuk masyarakat di RT 01 RW 23 terdapat
posyandu balita yang diadakan setiap bulannya. Untuk pelayanan kesehatan
yang dapat diakses cukup banyak, terdapat 2 puskesmas yaitu puskesmas
krajan dan puskesmas sumbersari, selain itu juga terdapat klinik yang dekat
dengan wilayah komunitas RT 01 RW 23, sehingga penduduk dapat dengan
mudah mengakses pelayanan kesehatan ketika membutuhkan. Namun
faktanya, mencegah jauh lebih baik daripada mengobati, sehingga perlu
dilakukan penyuluhan kesehatan sebagai langkah awal pencegahan. Mayoritas
masyarakat RT 01 adalah pegawai dengan intensitas waktu bekerja yang
cukup tinggi, dimana berpotensi tinggi untuk menimbulkan stress baik fisik
maupun jiwa. Seperti yang telah diketahui bahwa stress adalah salah satu
pencetus terjadinya berbagai macam penyakit tidak menular. Alat transportasi
yang sering digunakan oleh masyarakat RT 01 RW 23 adalah kendaraan
pribadi baik berupa mobil maupun sepeda motor untuk mobilisasi setiap
harinya. Dalam ketersediaan sarana komunikasi di RT 01 RW 23 cukup
lengkap baik berupa media informasi berupa televisi, radio maupun telepon
selular, seluruh penduduknya memiliki akses komunikasi yang cukup
memadai. Di dalam lingkungan RT 01 RW 23 hanya terdapat 1 sekolah
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember

PAUD, untuk jenjang yang lebih tinggi, masyarakat harus keluar dari wilayah
komunitasnya yang beberapa lokasinya cukup dekat dan mudah untuk diakses.
Dalam wilayah RW 23 RT 01 tidak tersedia tempat ataupun wilayah rekreasi,
jika ingin memenuhi kebutuhan rekreasi, warga membutuhkan jarak yang
cukup jauh untuk mendapatkannya karena letak wilayahnya cukup jauh dari
tempat tempat rekreasi yang ada.
Dari gambaran diatas, didapatkan bahwa dengan intensitas kerja yang
cukup padat dibarengi dengan ketiadaannya sarana rekreasi, sangat besar
kemungkinan terjadinya masalah kesehatan yang disebabkan oleh stress fisik
salah satunya.

Komponen teori simpul :

1. Simpul 4, merupakan pengendalian dampak kesehatan atau terjadinya suatu


peyakit. Penyakit tidak menular dapat dikendalikan melalui berbagai macam
penanganan dan pengobatan.
2. Simpul 3, merupakan pengendalian proses pajanan pada komunitas. Pada
penderita penyakit tidak menular, mereka membutuhkan pola aktivitas dan
pola makan yang sehat. Pada simpul ini, dapat juga dilaksanakan pengukuran
tanda-tanda vital secara berkala sehingga perubahan tanda-tanda vital dapat
terdeteksi secara dini sebelum memberikan efek kerusakan yang lebih serius.
3. Simpul 2, merupakan pengendalian media yang mampu menyebabkan suatu
penyakit. Penyakit tidak menular dapat muncul dari berbagai aspek, sebagai
contoh adalah makanan dan ,pola aktivitas. Kondisi pola aktivitas seseorang
dapat dipengaruhi oleh lingkungan dan pola aktivitas diri sendiri. Jika
lingkungan dan pola aktivitasnya tidak baik, maka akan mempengaruhi
kondisi pola aktivitas seseorang hingga berdampak pada kesehatan. Pola
aktivitas yang baik yaitu bisa dilakukan olahraga ringan setiap hari atau setiap
minggunya. Untuk mengendalikan media yang dapat menimbulkan penyakit
tidak menular, dapat dilakukan dengan menjaga pola makan dan pola aktifitas
4. Simpul 1, merupakan pengendalian agen yang menimbulkan suatu penyakit.
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember

Setelah dilakukan pengkajian yang dilaksanakan oleh mahasiswa Fakultas


Keperawatan Universitas Jember di Lingkungan Kranjingan RT 001 RW 023
Kelurahan Kranjingan Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember didapatkan
hasil masih banyak warga yang tidak memahami bahaya dari penyakit dan
cara penatalaksanaan penyakit tidak menular. Hal tersebut dikarenakan pola
aktivitas yang tidak sehat, kesadaran akan kesehatan kurang dan kurangnya
program mengenai kesehatan. Dari permasalahan diatas mahasiswa
mengambil kesimpulan bahwa perlu melakukan pendidikan kesehatan,
pengendalian tentang penyakit tidak menular dan terapi yang tepat dilakukan.

1.2 Perumusan Masalah


Setelah dilakukan pengkajian di lingkungan Kranjingan RT 001 RW 023
Kelurahan Kranjingan Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember didapatkan
warga mengungkapkan keinginan untuk meningkatkan ketersediaan terapi
pencegahan dan pengendalian.
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember

BAB 2. TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Kegiatan pengembangan program terapi untuk penyakit tidak menular
pada warga di Lingkungan Kranjingan RT 001 RW 023 Kelurahan Kranjingan
Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember bertujuan untuk membantu warga
meningkatkan status kesehatan komunitas di Lingkungan Kranjingan RT 001 RW
023 Kelurahan Kranjingan Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember.

2.1.2 Tujuan Khusus


1. Warga Lingkungan Kranjingan RT 001 RW 023 Kelurahan Kranjingan
Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember mampu memahami pengertian
penyakit tidak menular dan macam-macam penyakitnya (kolesterol, asam
urat, hipertensi, rematik, gastritis, stroke)
2. Warga Lingkungan Kranjingan RT 001 RW 023 Kelurahan Kranjingan
Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember mampu memahami penyebab
dari penyakit tidak menular (kolesterol, asam urat, hipertensi, rematik,
gastritis, stroke)
3. Warga Lingkungan Kranjingan RT 001 RW 023 Kelurahan Kranjingan
Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember mampu memahami tanda dan
gejala dari penyakit tidak menular (kolesterol, asam urat, hipertensi,
rematik, gastritis, stroke)
4. Warga Lingkungan Kranjingan RT 001 RW 023 Kelurahan Kranjingan
Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember mampu memahami faktor risiko
dari penyakit tidak menular (kolesterol, asam urat, hipertensi, rematik,
gastritis, stroke)
5. Warga Lingkungan Kranjingan RT 001 RW 023 Kelurahan Kranjingan
Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember mampu memahami pencegahan
dari terjadinya penyakit tidak menular dan komplikasinya (kolesterol, asam
urat, hipertensi, rematik, gastritis, stroke)
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember

6. Warga Lingkungan Kranjingan RT 001 RW 023 Kelurahan Kranjingan


Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember mampu mengetahui penanganan
penyakit tidak menular (kolesterol, asam urat, hipertensi, rematik, gastritis,
stroke)
7. Warga Lingkungan Kranjingan RT 001 RW 023 Kelurahan Kranjingan
Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember mampu memahami manfaat dari
terapi penyakit tidak menular
8. Warga Lingkungan Kranjingan RT 001 RW 023 Kelurahan Kranjingan
Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember mampu memahami langkah-
langkah dari terapi penyakit tidak menular

2.2 Manfaat
2.2.1 Bagi Komunitas
Bagi komunitas Lingkungan Kranjingan RT 001 RW 023 Kelurahan
Kranjingan Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember, kegiatan program
pencegahan dan pengendalian angka kejadian penyakit tidak menular bermanfaat
untuk warga setempat. Dengan begitu status kesehatan komunitas Lingkungan
Kranjingan RT 001 RW 023 Kelurahan Kranjingan Kecamatan Sumbersari
Kabupaten Jember dapat meningkat dan para warga dapat beraktivitas atau
berkontribusi dalam kegiatan komunitas dengan baik tanpa keluhan.
2.2.2 Bagi Tenaga Kesehatan
Dengan melakukan kegiatan pengembangan program hipertensi pada
warga di Lingkungan Kranjingan RT 001 RW 023 Kelurahan Kranjingan
Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember, tenaga kesehatan akan mengetahui
keefektifan dari terapi penyakit tidak menular sehingga tenaga kesehatan dapat
menerapkan terapi ini pada komunitas lainnya dengan masalah yang sama jika
efektif dan dapat mencari solusi terapi lainnya jika tidak efektif. Dengan begitu,
tenaga kesehatan akan memiliki sikap kritis mengenai keputusan terapi yang tepat
pada komunitas tersebut.
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember

BAB 3. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH

3.1 Dasar Pemikiran

Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan derajat kesehatan


masyarakat dengan cara meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat yang mencangkup seluruh lapisan masyarakat. Indikator keberhasilan
dari pembangunan kesehatan yaitu meningkatnya usia harapan hidup dan
memiliki dampak terhadap peningkatan jumlah lanjut usia. Sejalan dengan hal
tersebut akan timbul masalah kesehatan salah satunya yaitu penyakit tidak
menular.
Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyebab kematian terbanyak di
Indonesia. Keadaan dimana penyakit menular masih merupakan masalah
kesehatan penting dan dalam waktu bersamaan morbiditas dan mortalitas PTM
makin meningkat merupakan beban ganda dalam pelayanan kesehatan, tantangan
yang harus dihadapi dalam pembangunan bidang kesehatan di Indonesia.
Peningkatan PTM berdampak negatif pada ekonomi dan produktivitas bangsa.
PTM diantara meliputi penyakit kolesterol, asam urat, hipertensi, rematik,
gastritis, stroke, dan sebagainya. Pengobatan PTM seringkali memakan waktu
lama dan memerlukan biaya besar. Beberapa jenis PTM adalah penyakit kronik
dan/atau katastropik yang dapat mengganggu ekonomi penderita dan keluarganya.
Selain itu, salah satu dampak PTM adalah terjadinya kecacatan termasuk
kecacatan permanen. Untuk itu perlu upaya-upaya yang sistematis dalam
pencegahan dan penanggulangan yang menyeluruh serta terpadu.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya
penyakit tidak menular yaitu memberikan pendidikan kesehatan. Pendidikan
kesehatan yang diberikan yaitu memberikan informasi mengenai pengertian,
penyebab, tanda dan gejala, kelompok yang berisiko tinggi, hingga pada
pencegahan pada yang dapat dilakukan masyarakat apabila belum terkena
penyakit hipertensi. Selain itu dalam pendidikan kesehatan akan diberikan terapi
yang bisa dilakukan di rumah berupa senam anti hipertensi, senam kaki diabetic,
dan latihan ROM.
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember

3.2 Kerangka Penyelesaian

Pemateri menjelaskan secara Klien mampu memahami


singkat mengenai konsep dasar apa yang tekah disampaikan
penyakit tidak menular pemateri

Pemateri memberikan Klien mampu


reinforcement positif pada klien menyampaikan kembali
setelah menyampaikan kembali materi yang telah
materi yang telah disampaikan disampaikan
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember

BAB 4. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah

Waktu : Jumat, 7 Desember 2018


Tempat : Di kediaman Bapak Ketua RT 001 RW 023 Kelurahan
Kranjingan Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember Provinsi
Jawa Timur
Jam : 08.00-09.00 WIB
4.2 Khalayak Sasaran

Khalayak sasaran ditujukan kepada masyarakat di Lingkungan Perumahan


Graha Indah RT 001 RW 023 Kranjingan Kecamatan Sumbersari Kabupaten
Jember.

4.3 Metode yang Digunakan

Jenis model pembelajaran : Ceramah dan demonstrasi

Landasan teori : Diskusi

Langkah pokok

1. Menciptakan suasana pertemuan yang baik


2. Mengidentifikasi permasalahan yang muncul
3. Menetapkan tindak lanjut sasaran dan program yang akan dijalankan

= Pemateri
= Sasaran

==
Pemateri
Pemateri

= Moderator
dan Pembawa
Acara
= Instruktur
Senam
= Fasilitator
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember

DAFTAR PUSTAKA

Anderson. E,T, Mc. Farlan. 2007. Buku Ajar Keperawatan Komunitas dan
Praktik. Edisi 3. Jakarta: EGC

Dewi.R.K. 2014. Diabetes Bukan Untuk Ditakuti Tetap Sehat dengan Pengaturan
Pola Makan Bagi Penderita Diabetes Tipe 2. Jakarta : FMedia

Fatimah, R. N. 2015. DIABETES melitus tipe 2. J Majority. 4(5):93–101.


Kementerian Kesehatan RI. 2014. Situasi dan Analisis Diabetes. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI

Mardi Santoso. (2008). Senam Diabetes Indonesia Seri 4 Persatuan Diabetes


Indonesia. Jakarta: Yayasan Diabetes Indonesia.

Nuraisyah, F. 2017. Faktor risiko diabetes mellitus tipe 2. Jurnal Kebidanan Dan
Keperawatan. 13(2):120–127.
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Berita Acara


Lampiran 2 : Daftar Hadir
Lampiran 3 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Lampiran 4 : Standar Operasional Prosedur (SOP)
Lampiran 5 : Materi
Lampiran 6 : Media (Booklet)

Jember, 7 Desember 2018

Pemateri

Kelompok 2 Kelas F 2016


Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember

Lampiran 1: Berita Acara


KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
T.A 2018/2019

BERITA ACARA

Pada hari ini, Jumat tanggal 7 bulan Desember 2018 jam 08.00-09.00 WIB di
Kediaman bapak Ketua RT 001 RW 023 Kelurahan Kranjingan Kecamatan
Sumbersari Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur telah dilaksanakan kegiatan
program pencegahan dan pengendalian angka kejadian penyakit tidak menular
pada warga di Lingkungan Kranjingan RT 001 RW 023 Kelurahan Kranjingan
Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember.

Jember, 07 Desember 2018


Mengetahui,
Dosen Pembimbing

Hanny Rasni, S.Kep, M.Kep.


NIP. 19761219 200212 2 003
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember

Lampiran 2: Daftar Hadir

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
T.A 2018/2019

DAFTAR HADIR

Kegiatan Pengembangan Program: Senam Hipertensi pada Warga di Lingkungan


Kranjingan RT 001 RW 023 Kelurahan Kranjingan Kecamatan Sumbersari
Kabupaten Jember pada hari ini, Senin tanggal 07 bulan Desember 2018 jam
08.00-09.00 WIB di kediaman bapak ketua RT 001 RW 023 Kelurahan
Kranjingan Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember Propinsi Jawa Timur
dihadiri oleh:
NO NAMA ALAMAT TANDA TANGAN

10

11

12

13

14
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
T.A 2018/2019

DAFTAR HADIR

Kegiatan Pengembangan Program: Senam Hipertensi pada Warga di Lingkungan


Kranjingan RT 001 RW 023 Kelurahan Kranjingan Kecamatan Sumbersari
Kabupaten Jember pada hari ini, Senin tanggal 07 bulan Desember 2018 jam
08.00-09.00 WIB di kediaman bapak ketua RT 001 RW 023 Kelurahan
Kranjingan Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember Propinsi Jawa Timur
dihadiri oleh:

NO NAMA ALAMAT TANDA TANGAN

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember

Lampiran 3: Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Hipertensi dan Pengembangan Program: Senam Hipertensi

Sasaran : Masyarakat di Lingkungan Kranjingan RT 001 RW 023


Kelurahan Kranjingan Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember

Waktu : 08.00-09.00 WIB

Hari/Tanggal : Jumat, 07 Desember 2018

Tempat : Balai RT 001 RW 023 Kelurahan Kranjingan Kecamatan


Sumbersari Kabupaten Jember

1. Standar Kompetensi
Setelah diberikan pendidikan kesehatan, seluruh masyarakat di Lingkungan
Kranjingan RT 001 RW 023 Kelurahan Kranjingan Kecamatan Sumbersari
Kabupaten Jember mampu memahami pengertian, penyebab, tanda gejala,
faktor risiko, pencegahan hingga penanganan Hipertensi dan melakukan
senam Hipertensi
2. Kompetensi Dasar
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dan demonstrasi selama 30 menit
sasaran akan mampu
a. Memahami tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala, faktor risiko,
pencegahan dan penanganan Hipertensi
b. Memahami tentang pengertian, tujuan, dan cara melakukan senam
Hipertensi
c. Melaksanakan senam sehat Hipertensi secara berkala dan konsisten
3. Pokok Bahasan: Konsep Dasar Hipertensi dan Pelatihan Senam Hipertensi
4. Sub pokok Bahasan:
5. Pengertian penyakit tidak menular
6. Penyebab (kolesterol, asam urat, hipertensi, rematik, gastritis, stroke)
7. Tanda dan gejala (kolesterol, asam urat, hipertensi, rematik, gastritis,
stroke)
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember

8. Faktor risiko (kolesterol, asam urat, hipertensi, rematik, gastritis, stroke)


9. Cara pencegahan (kolesterol, asam urat, hipertensi, rematik, gastritis,
stroke)
10. Manfaat terapi senam anti hipertensi, senam kaki diabetik, dan ROM
11. Waktu: 30 menit
12. Bahan/Alat yang Diperlukan : Materi dan Booklet/Lembar Balik
13. Model Pembelajaran
a. Jenis model penyuluhan : Ceramah dan demonstrasi
b. Landasan Teori : Diskusi
c. Langkah pokok :
a) Menciptakan suasana pertemuan yang baik
b) Mengidentifikasi permasalahan yang muncul
c) Menetapkan tindak lanjut sasaran dan program yang akan dijalankan
14. Setting Tempat

= Sasaran
= Pemateri
= Moderator dan
Pembawa acara
= Instruktur
Senam
= Fasilitator

15. Persiapan
1) Mempersiapkakan tempat yang akan dilaksanakan penyuluhan
2) Mempersiapkan materi yang akan disampaikan
3) Mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan
4) Mempersiapkan sasaran atau khalayak

16. Kegiatan Pendidikan Kesehatan


Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember

Tindakan
Proses Waktu
Kegiatan Pemateri Kegiatan Peserta
Pendahuluan 1. Memberikan salam 1. Menjawab 3 menit
2. Perkenalan salam
3. Menjelaskan tujuan 2. Mendengarkan
4. Menyebutkan materi dan
yang akan diberikan memperhatikan
Penyajian 1. Menanyakan 1. Menjawab 24 menit
(review) kepada pertanyaan
klien tentang materi pemateri
yang telah 2. Mendengarkan
dijelaskan dan
2. Menjelaskan materi memperhatikan
tentang : 3. Bertanya kepada
a. Pengertian pemateri bila
b. Penyebab terdapat ketidak
c. Tanda dan jelasan atau
gejala ketidak
d. Faktor risiko pahaman
e. Pencegahan 4. Melaksanakan
f. Penanganan terapi
g. Manfaat terapi
3. Melakukan terapi
untuk penyakit
tidak menular

Penutup 1. Evaluasi hasil 1. Menjawab 3 menit


penyampaian materi pertanyaan yang
kepada sasaran diberikan oleh
2. Memberikan pemateri
kesimpulan 2. Memperhatikan
3. Mengucapkan salam dan
penutup mendengarkan
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember

3. Menjawab
salam

17. Evaluasi
1) Apa pengertian penyakit tidak menular?
2) Apa saja penyebab (kolesterol, asam urat, hipertensi, rematik, gastritis,
stroke)?
3) Apa tanda dan gejala (kolesterol, asam urat, hipertensi, rematik, gastritis,
stroke)?
4) Apa saja faktor risiko (kolesterol, asam urat, hipertensi, rematik, gastritis,
stroke)?
5) Bagaimana cara pencegahan (kolesterol, asam urat, hipertensi, rematik,
gastritis, stroke)?
6) Apa manfaat terapi senam anti hipertensi, senam kaki diabetik, dan ROM?
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember

Lampiran 4 : Standar Operasional Prosedure SOP

SOP Senam Antiipertensi

SENAM ANTI HIPERTENSI


Fakultas Keperawatan
Universitas Jember
Pengertian Olahraga ringan dan mudah dilakukan, tidak memberatkan
yang diterapkan pada klien dengan hipertensi untuk
mendorong jantung bekerja optimal.
Tujuan a. Melebarkan pembuluh darah
b. Tahanan pembuluh darah menurun
c. Berkurangnya hormon yang memacu peningkatan
tekanan darah
d. Menurunkan lemak/kolesterol yang tinggi
Indikasi Klien yang menderita hipertensi
Kontraindikasi a. Klien dengan fraktur ekstremitas bawah
b. Klien dengan bedrest total
Persiapan pasien a. Klien memakai pakaian yang cukup longgar dan dari
bahan yang mudah menyerap keringat
b. Menggunakan sepatu olahraga atau alas kaki, boleh tanpa
alas kaki jika lantai bersih dan aman
c. Tetaplah minum air putih sebelum dan sesudah latihan
d. Pasien makan maksimal 2 jam sebelum dilakukan
tindakan latihan
Persiapan alat a. Pakaian olahraga lengkap
b. Lingkungan yang aman dan nyaman
c. Sepatu
Cara kerja a. Persiapan klien dengan mengkaji tanda-tanda vital
terutama denyut jantung maksimum
b. Pemanasan selama 5 menit
1) Tekuk kepala ke samping, lalu tahan dengan tangan
pada sisi yang sama dengan arah kepala. Tahan
dengan hitungan 8-10, lalu bergantian dengan sisi
lain.
2) Tautkan jari-jari kedua tangan dan angkat lurus ke
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember

atas kepala dengan posisi kedua kaki dibuka selebar


bahu. Tahan dengan 8-10 hitungan. Rasakan tarikan
bahu dan punggung.
c. Inti selama 10 menit
1) Gerakan tangan
a) Mengangkat tangan kedepan, ke atas, ke
samping, ke belakang.
b) Gerakan tangan membuka dan menyilang.
c) Gerakan mengayun satu tangan atau dua tangan.
d) Tepukan, antara lain kedua tangan menepuk,
tangan menepuk paha, bahu, dan perut.
d. Pendinginan selama 5 menit
1) Kedua kaki dibuka selebar bahu, lingkarkan
satu tangan ke leher dan tahan dengan tangan
lainnya. Hitungan 8-10 kali dan lakukan pada
sisi lainnya.
2) Posisi tetap, tautkan kedua tangan lalu gerakkan
ke samping dengan gerakan setengah putaran.
Tahan 8-10 kali hitungan lalu arahkan tangan ke
sisi lainnya dan tahan dengan hitungan sama.
Evaluasi a. Respon klien
b. Tanda-tanda vital
c. Dokumentasi

Lampiran 5: Materi

HIPERTENSI
a. Definisi
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyebutkan dalam pusat
data dan informasi bahwasannya hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah
peningkatan tekanan darah sistoliklebih dari 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kalipengukuran dengan selang waktu
lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang (Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, 2014). Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember

sistolik dan diastolik dengan konsisten diatas 140/90 mmHg yang diukur dalam
posisi duduk dan berbaring (Baradero, 2008). Penyakit hipertensi terjadi ketika
terdapat peningkatan abnormal tekanan darah sistolik dan diastolik, dimana
seseorang dikatakan menderita hipertensi jikatekanan darah sistolik/diastolik >
140/90 mmHg dengan angka normalnya 120/80 mmHg (Herwati dan Wiwi,
2013). Sederhananya, hipertensi merupakan kondisi dimana tekanan darah
meningkat secara abnormal dengan rentang tekanan sistol dan diastol >140/90
mmHg pada pemeriksaan berulang.
b. Etiologi
Peningkatan angka kejadian hipertensi disebabkan oleh berbagai faktor
yang ditemukan pada penderita, yakni genetika, usia, etnis dan faktor
lingkungan dengan faktoryang dapat dimodifikasi adalah pola diet,
kegemukan,merokok dan stres (Departemen Kesehatan RI,2007). Senada
dengan hal tersebut, dalam Infodatin 2014 terkait hipertensi dijelaskan bahwa
terdapat dua jenis penyebab dari hipertensi yakni faktor yang tidak dapat
dikontrol seperti umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, genetik dan juga faktor
yang dapat dikontrol yakni gaya hidup berupa kebiasaan merokok, konsumsi
garam, konsumsi lemak jenuh, penggunaan jelantah, kebiasaan konsumsi
minum-minumanberalkohol, obesitas, kurang aktifitas fisik, stres, penggunaan
estrogen (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014).
c. Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala yang timbul pada setiap individu berbeda, yang paling
umum gejalanya dapat berupa sa kit kepala/rasa berat di tengkuk,mumet
(vertigo), jantung berdebar-debar, mudah Ieiah, penglihatan kabur,
telingaberdenging (tinnitus), dan mimisan (Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2014). Menurut sumber lain gejala-gejala hipertensi yang sering
timbul adalah sakitkepala yang bervariasi dari ringan sampai berat,
pusingkadang-kadang disertai rasa mual sampai muntah, nyeri, tengkuk dan
kepala bagian belakang merupakan keluhanyang sering dijumpai terutama
waktu bangun tidur dipagihari, nyeri otot dan sendi, insomnia, badan merasa
lemah dan berdebar-debar (Noerhadi, 2008).
d. Penatalaksanaan
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember

Penatalaksanaan hipertensi dapat berupa pengobatan farmakologis


menggunakan obat-obatan dan non farmakologis dengan memodifikasi gaya
hidup. Modifikasi gaya hidup dapat dilakukandengan membatasi asupan garam
tidak lebih dari ¼ - ½ sendok teh (6 gram/hari),menurunkan berat badan,
menghindari minuman berkafein, rokok, dan minumanberalkohol. Olahraga
juga merupakan salah satu upaya yang dapat digunakan untuk mengontrol
tekanan darah, kegiatannya dapat berupa jalan,lari, jogging, bersepeda selama
20-25 menit dengan frekuensi 3-5 x per minggu. Selain itu, istirahat (6-8 jam)
juga pentingyang disertai dengan pengendalian stres (Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, 2014).
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember

Senam hipertensi
Salah satu cara pemeliharaan kesegaran jasmani dengan melakukan
senam ,karena dapat merangsang aktifitas kerja jantung untuk melakukan
perubahan yang menguntungkan dalam tubuh seseorang yang melaksanakannya.
hal ini merupakan usaha preventif/pencegahan tujuannya untuk meningkatkan
jumlah interaksi oksigen yang diproses di dalam tubuh dalam waktu tertentu.
Manfaat senam hipertensi
1. untuk meningkatkan daya tahan jantung dan paru-paru serta membakar
lemak yang berlebihan di tubuh karena aktifitas gerak untuk menguatkan dan
membentuk otot dan beberapa bagian tubuh lainnya, seperti: pinggang, paha,
pinggul, perut dan lain-lain.
2. meningkatkan kelentukan, keseimbangan koordinasi, kelincahan, daya
tahan dan sanggup melakukan kegiatan-kegiatan atau olah raga lainnya. bila
seseorang mempunyai motivasi untuk berlatih rutin dapat merupakan suatu
program penurunan berat badan.
Cara senam hipertensi
kondisi penderita hipertensi secara medis berbeda dengan orang sehat.
untuk itu, perlu senam yang juga dilakukan secara khusus. latihannya harus
bertahap dan tidak boleh memaksakan diri. gerakan dengan intensitas ringan dapat
dilakukan perlahan sesuai kemampuan. contoh latihan yang bisa diterapkan setiap
hari adalah sebagai berikut:
1. pemanasan
tekuk kepala ke samping, lalu tahan dengan tangan pada sisi yang sama dengan
arah kepala. tahan dengan hitungan 8-10, lalu bergantian dengan sisi lain.
tautkan jari-jari kedua tangan dan angkat lurus ke atas kepala dengan posisi
kedua kaki dibuka selebar bahu. tahan dengan 8-10 hitungan. rasakan tarikan
bahu dan punggung.
2. inti
gerakan - gerakan tangan
1. mengangkat tangan kedepan, ke atas, ke samping, ke belakang
2. gerakan tangan membuka dan menyilang
3. mendorong dan memompa ke depan, ke atas, dan ke samping
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember

4. gerakan mengayun satu tangan atau dua tangan


5. tepukan, antara lain kedua tangan menepuk, tangan menepuk paha, bahu,
dan lain sebagainya
3. pendinginan
kedua kaki dibuka selebar bahu, lingkarkan satu tangan ke leher dan tahan
dengan tangan lainnya. hitungan 8-10 kali dan lakukan pada sisi lainnya.
posisi tetap, tautkan kedua tangan lalu gerakkan ke samping dengan gerakan
setengah putaran. tahan 8-10 kali hitungan lalu arahkan tangan ke sisi lainnya
dan tahan dengan hitungan sama.

KOLESTEROL
a. Definisi Kolesterol

Kolesterol merupakan komponen zat lemak yang berasal dari makanan


hewani karena kolesterol ini bagian dari sel pada hewan. Meskipun tumbuhan
memiliki memiliki zat phutosterol yang mirip dengan kolesterol, namun tubuh
manusia tidak mengambil zat tersebut. Makanan yang mengandung zat kolesterol
ini meningkatkan jumlah kolesterol dalam darah (Soeharto,2004). Penyakit
kolesterol tinggi disebabkan oleh meningkatnya kadar Lemak LDL pada tubuh
dan menurunnya lemak HDL. Lemak LDL (Low Density Lipoprotein) merupakan
lemak jahat yang dapat menyebabkan penimbunan lemak pada pembuluh darah.
Sedangkan lemak HDL (High Density Lipoprotein) merupakan lemak yang dapat
mengangkut lemak pada dinding pembuluh darah menuju ke hati.

b. Etiologi Penyakit Kolesterol Tinggi

Penyakit kolesterol disebabkan karena menumpuknya lemak pada dinding-


dinding pembuluh darah sehingga mengakibatkan penyumbatan pada aliran darah
di pembuluh darah. Aliran darah yang tersumbat menjadikan pasokan oksigen dan
glukosa ke seluruh tubuh berkurang. Keadaan ini jugan sangat berbahaya ketika
lemak yang menyumbat terdapat pada pembuluh darah koroner jantung.
Pembuluh darah koroner merupakan pembuluh darah pada jantung yang
menyuplai oksigen dan glukosa kepada jantung itu sendiri.
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember

c. Manifestasi Klinis Kolesterol Tinggi


1. Gejala yang dihasilkan dari penyakit kolesterol ini antara lain:
2. Sakit pada kepala bagian belakang hingga menjalar ke tulang leher
3. Merasa sakit atau pegal-pegal pada bagian pundak
4. Sering merasa kelelahan
5. Terasa sakit pada persendian
6. Kaki membengkak
7. Mudah mengantuk
8. Merasakan nyeri kepala sebelah atau vertigo
d. Pencegahan Kolesterol Tinggi

Pencegahan kolesterol dilakukan untuk mempertahankan kadar kolesterol


dibawah 200 mg/dl, sedangkan kadar LDL kolesterol tidak melebihi 100 mg/dl.
Dalam upaya oencegahan kolesterol dapat dilakukan dengan terapi non-
farmakologi, yaitu meliputi :

1. Pengendalian Berat Badan


Kelebihan berat badan dapat berdampak pada tingginya kolesterol dalam darah.
Memiliki berat badan yang ideal dapat membantu mengurangi kolesterol dalam
tubuh. Dengan cara mengendalikan kalori atau asupan makanan yang masuk
ketubuh, terutama makanan yang berlemak. IMT (Indeks Massa Tubuh) pada
individu normalnya bernilai 18,5-22,9 kg/m2. Sedangkan BB dapat dikatakan
kelebihan berat badan berada pada nagka 25,0-22,9 kg/m2.
2. Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik dapat dilakukan 30 menit setiap harinya untuk mengurangi kadar
LDL, menurunkan tekanan darah dan juga sensivitas insulin. Aktivitas fisik yang
dapat dilakukan seperti berjalan, berlari, bersepeda, berenang dll.
3. Pengaturan Makanan
Asupan makanan yang dianjurkan yaitu dengan mengurangi kadar lemak dalam
makanan. Pada pengaturan makanan harus memepertahankan prinsip 3J, yaitu
jenis makanan, jumlah makanan, dan juga jadwal makan.
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember

DIABETES MELLITUS

a. Definisi Diabetes Mellitus


Diabetes mellitus adalah penyakit yang disebabkan oleh penurunan kadar
hormon insulin yang diproduksi oleh kelenjar pankreas yang mengakibatkan
meningkatnya kadar glukosa dalam darah. Penurunan ini mengakibatkan glukosa
yang dikonsumsi oleh tubuh tidak dapat diproses secara sempurna sehingga
konsentrasi glukosa dalam darah akan meningkat. Diabetes mellitus merupakan
penyakit kronis progresif yang ditandai dengan ketidak mampuan tubuh untuk
melakukkan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein, mengarah ke
hiperglikemia (Black, Joyce M., Hawks, Jane Hokanson, 2014). Menurut ADA
(American Diabetes Association) tahun 2012, berdasarkan etiologisnya diabetes
melitus dibagi menjadi empat jenis yang telah disahkan oleh WHO, yaitu:
Diabetes Melitus Tipe 1, Diabetes Melitus Tipe 2, Diabetes Melitus Gestasional
(Diabetes Kehamilan), dan Diabetes Melitus Tipe Lain.
b. Klasifikasi
Menurut ADA (American Diabetes Association) tahun 2012, berdasarkan
etiologisnya diabetes melitus dibagi menjadi empat jenis yang telah disahkan oleh
WHO, yaitu: diabetes melitus tipe 1, diabetes melitus tipe 2, diabetes melitus
gestasional (diabetes saat kehamilan), dan diabetes melitus tipe lain. Namun yang
umum terjadi atau sering dialami oleh masyarakat umum yaitu:
1. Diabetes Mellitus Tipe 1
Menurut Ridwan, Z. et al Diabetes Melitus Tipe 1 sering disebut Insulin
Dependent Diabete Melitus (IDDM ) yang artinya Diabetes Melitus yang
bergantung pada insulin. Diabetes Melitus tipe ini terjadi akibat adanya
kerusakan sel beta pankreas yang mengakibatkan adanya kekurangan
insulin. Beberapa faktor resiko dalam diabetes melitus tipe ini yaitu
destruksi autoimun sel – sel Beta langerhans sehingga tubuh tidak bisa
memproduksi insulin dan adanya infeksi merupakan pemicu terjadinya
reaksi autoimun.
2. Diabetes Mellitus Tipe 2
Diabetes Melitus Tipe 2 biasa disebut Non – Insulin Dependent Diabetes
Melitus (NIDDM) adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai oleh
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember

kenaikan gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel beta
pankreas atau gangguan fungsi insulin (resistensi insulin) (Fatimah, 2015).
Diabetes Mellitus Tipe 2 merupakan penyakit hiperglikemi akibat
insensivitas sel terhadap insulin. Kadar insulin mungkin sedikit menurun
atau berada dalam rentang normal. Karena insulin tetap dihasilkan oleh sel
– sel beta pankreas, maka diabetes mellitus tipe 2 dianggap sebagai Non -
Insulin Dependent Diabetes Mellitus (Slamet.S, 2008).
c. Etiologi
1. Diabetes Mellitus Tipe 1 atau Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM)
Sering terjadi pada usia sebelum 30 tahun. Biasanya juga disebut Juvenille
Diabetes, yaitu gangguan ini ditandai dengan adanya hiperglikemia
(meningkatnya kadar gula darah). Faktor genetik dan lingkungan merupakan
faktor pencetus IDDM. Oleh karena itu insiden lebih tinggi atau adanya infeksi
virus (dari lingkungan) misalnya Coxsackievirus B dan Streptococcus sehingga
pengaruh lingkungan dipercaya mempunyai peranan dalam terjadinya Diabetes
melitus. Virus atau mikroorganisme akan menyerang pulau – pulau langerhans
pankreas, yang membuat kehilangan produksi insulin. Dapat pula akibat respon
autoimmune, dimana antibody sendiri akan menyerang sel bata pankreas. Faktor
herediter, juga dipercaya memainkan peran munculnya penyakit ini (Brunner &
Suddart, 2002).
2. Diabetes Mellitus Tipe 2 atau Non – Insulin Dependent Diabetes Mellitus
(NIDDM)
Faktor herediter memainkan peran yang sangat besar. Riset melaporkan
bahwa obesitas salah satu faktor determinan terjadinya NIDDM sekitar 80% klien
NIDDM adalah kegemukan. Overweight membutuhkan banyak insulin untuk
metabolisme. Terjadinya hiperglikemia disaat pankreas tidak cukup menghasilkan
insulin sesuai kebutuhan tubuh atau saat jumlah reseptor insulin menurun atau
mengalami gangguan. Faktor resiko dapat dijumpai pada klien dengan riwayat
keluarga menderita Diabetes melitus adalah resiko yang besar.
d. Manifestasi Klinis
Gejala diabetes melitus dibedakan menjadi akut dan kronik. Gejala akut
diabetes melitus yaitu :
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember

a. Poliphagia: banyak makan


Meningkatnya rasa lapar pada penderita diabetes disebabkan karena gula darah
yang tinggi tidak dapat masuk ke dalam sel yang seharusnya digunakan untuk
metabolisme. Ketika glukosa tidak dapat masuk kedalam sel, maka tubuh akan
mengirim sinyal lapar untuk mendapatkan glukosa yang lebih banyak agar sel
-sel dapat berfungsi (Widayati P, 2014).
b. Polidipsia:banyak minum
Rasa haus yang berlebih terjadi akibat ginjal yang mengeluarkan glukosa
dalam jumlah yang besar sehingga volume urin juga yang dikeluarkan lebih
banyak menyebabkan terjadinya dehidrasi ekstrasel, mulut kering (Rahman,
2015).
c. Poliuria : banyak kencing/sering kencing di malam hari
Pada penderita diabetes melitus mengalami produksi urin lebih banyak dari
biasanya karena hiperglikemia menyebabkan diuresis osmotik sehingga ginjal
akan mengeluarkan urin dalam jumlah yang lebih banyak (Ridwan Z, 2016).
d. Nafsu makan bertambah namun berat badan turun dengan cepat :5–10kg dalam
waktu 2–4minggu.
Glukosa yang tidak bisa masuk kedalam sel untuk diubah menjadi energi
sebagai gantinya akan memecah asam amino yang dari otot untuk dijadikan
energi sehingga cadangan protein dalam otot berkurang (Widayati P, 2014).
e. Mudah lelah
Kelelahan dan kelemahan terjadi akibat penurunan proses glikogenesis
sehingga glukosa tidak dapat disimpan sebagai glikogen dalam hati serta terjadi
proses pemecahan lemak (lipolisis) yang menyebabkan terjadinya 9 pemecahan
trigelisida menjadi gliserol dan asam lemak bebas sehingga cadangan lemak
menurun. Hal tersebut menyebabkan pasien diabetes melitus mengalami
kelelahan dan kelemahan (Ridwan Z, 2016).
f. Kesemutan
Kesemutan dan mati rasa disertai dengan bengkak merupakan tanda bahwa
saraf sedang dirusak oleh diabetes yang jika dibiarkan akan menyebabkan
neuropati (kerusakan saraf) secara permanen (Widayati P, 2014).
g. Pandangan Mulai Kabur
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember

Penglihatan yang kabur merupakan akibat dari tingginya kadar gula darah
sehingga menyebabkan peningkatan tekanan osmotik pada mata dan perubahan
pada lensa yang menyebabkan pasien mengalami penglihatan kabur.
Penglihatan akan kembali normal jika kadar glukosa berangsur menurun,
namun jika kadar glukosa darah tidak dokontrol dengan baik maka dapat
menyebabkan kerusakan permanen bahkan hingga terjadi kebutaan (Widayati
P, 2014).
h. Kemampuan seksual menurun bahkan pada pria bisa terjadi impotensi, pada ibu
hamil sering terjadi keguguran atau kematian janin dalam kandungan atau
dengan bayi berat lahir lebih dari 4kg.
e. Pencegahan
Ada 3 jenis pencegahan yang dapat dilakukan terkait diabetes melitus, yaitu
diantaranya (Wijayakusuma, Hembing, 2004) :
1. Pencegahan Primer
Tujuannya yaitu untuk mencegah terjadinya diabetes melitus. Untuk itu
faktor-faktor yang menjadi pencetus atau menyebabkan diabetes melitus
perlu diperhatikan baik secara genetik maupun lingkungan. Berikut yang
dapat dilakukan dalam upaya pencegahan primer :
a. Pola makan sehari-hari harus seimbang dan tidak boleh berlebihan
b. Olahraga secara teratur dan tidak banyak berdiam diri
c. Usahakan berat badan dalam batas normal
d. Hindari obat-obatan yang dapat menimbulkan diabetes melitus
2. Pencegahan Sekunder
Tujuannya yaitu untuk mencegah agar penyakit diabetes melitus yang
sudah timbul tidak menimbulkan komplikasi lain, dan juga dapat
menghilangkan gejala, dan keluhan lainnya. Pencegahan sekunder meliputi
deteksi dini terutama pada kelompok yang berisiko tinggi terkena diabetes.
Berikut yang dapat dilakukan dalam upaya pencegahan sekunder :
a. Diet sehat dan seimbang
b. Menjaga berat badan dalam batas normal
c. Usaha pengendalian gula darah agar tidak terjadi komplikasi diabetes
melitus
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember

d. Olahraga teratur sesuai dengan kemampuan fisik dan umur


3. Pencegahan Tersier
Bertujuan untuk mencegah kecacatan lebih lanjut dari komplikasi penyakit
yang sudah terjadi. Salah satunya yaitu dengan cara:
a. Mencegah terjadinya kebutaan jika menyerang pembuluh darah mata
b. Mencegah gagal ginjal kronik jika menyerang pembuluh darah ginjal
c. Mencegah stroke jika menyerang pembuluh darah otak
d. Mencegah terjadinya gangren jika terjadi luka
Maka dari untuk mencegah terjadinya komplikasi yang semakin parah
akibat diabetes melitus, maka diperlukan pemeriksaan rutin dan berkala
terhadap bagian organ tubuh yang rentan terhadap komplikasi dan
kecacatan (Wijayakusuma, Hembing, 2004).
f. Terapi Senam Kaki Diabetes Mellitus
Salah satu masalah komplikasi yang dapat muncul dalam penyakit Diabetes
Mellitus yaitu adanya kaki diabetik (diabetic foot), yang mempunyai tanda dan
gejala seperti adanya perlukaan, infeksi serta adanya gangren. Untuk mengatasi
hal tersebut, banyak cara yang dapat dilakukan yaitu berupa tindakan pencegahan
dan tindakan rehabilitasi seperti yang dapat kita lakukan secara mandiri dengan
menggunakan sepatu diabetic, senam kaki, perawatan kaki, dan lain-lain. Senam
kaki diabetes itu sendiri merupakan suatu kegiatan atau latihan senam kaki yang
dilakukan oleh pasien diabetes mellitus dalam upaya pencegahan terjadinya luka
terutama pada area kaki serta membantu dalam melancarkan peredaran darah
bagian kaki itu sendiri. Senam kaki itu sendiri dapat mengurangi kejadian
komplikasi yang terjadi pada kaki dengan pasien diabetes mellitus seperti luka
infeksi yang tak kunjung sembuh serta penyebaran area luas luka. Gerakan ini
sangat mudah dan bisa dilakukan dimanapun dan waktu yang dibutuhkan juga
tidak terlalu lama yaitu sekitar 15-20 menit serta tidak memerlukan peralatan yang
rumit melainkan hanya membutuhkan media koran dan juga kursi. Adapun tujuan
dan manfaat dari terapi senam kaki diabetes mellitus ini yaitu:
1. Memperbaiki sirkulasi darah.
2. Memperkuat otot-otot kecil.
3. Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki.
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember

4. Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha.


5. Mengatasi keterbatasan gerak.
Langkah-Langkah Senam Diabetes Mellitus

1. Dengan tumit yang diletakkan di lantai, gerakan jari-jari kaki ke atas dan
kebawah, ulangi sebanyak 2set x 10 repitisi atau hitungan

2. Angkat telapak kaki kiri ke atas dengan bertumpu dengan tumit, lakukan
gerakan memutar keluar dengan pergerakan pada telapak kaki sebanyak 2
set x 10 repetisi, lakukan gerakan bergantian pada kaki yang satunya.

 
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember

3. Angkat kaki sejajar, gerakan kaki ke depan dan kebelakang sebanyak 2 set
x 10 repitisi

4. Angkat kaki sejajar gerakan telapak kaki ke depan dan ke belakang


sebanyak 2 set x 10 repitisi

5. Selanjutnya luruskan salah satu kaki dan angkat. Lalu putar kaki pada
pergelangan kaki, lakukan gerakan seperti menulis di udara dengan kaki
dari angka 0 hingga 10 dilakukan secara bergantian
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember

6. Letakkan selembar koran dilantai. Kemudian bentuk kertas koran tersebut


menjadi seperti bola dengan kedua belah kaki

7. Lalu buka kembali bola tersebut menjadi lembaran seperti semula


menggunakan kedua belah kaki. Gerakan ini dilakukan hanya sekali saja.

8. Kemudian robek koran menjadi 2 bagian, lalu pisahkan kedua bagian


koran tersebut. Sebagian koran di sobek - sobek menjadi kecil - kecil
dengan kedua kaki
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember

9. Kemudian pindahkan kumpulan sobekan - sobekan tersebut dengan kedua


kaki lalu letakkan sobekkan kertas pada bagian kertas yang utuh tadi. Lalu
bungkus semua sobekan - sobekan tadi dengan kedua kaki kanan dan kiri
menjadi bentuk bola.

REMATIK
a. Definisi
Arthritis atau biasa disebut rematik adalah penyakit yang menyerang
persendian dan struktur di sekitarnya. Masyarakat pada umumnya menganggap
rematik adalah penyakit sepele karena tidak menimbulkan kematian. Padahal, jika
tidak segera ditangani rernatik bisa membuat anggota tubuh berfungsi tidak
normal, mulai dari benjol-benjol, sendi kaku, sulit berjalan. Rasa sakit yang
timbul bisa sangat mengganggu dan membatasi aktivitas kegiatan sehari-hari
(Nainggolan Olwin, 2009).
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember

Rematik merupakan salah satu penyebab nyeri sendi, khususnya sendi-sendi


kecil di daerah pergelangan tangan dan jari-jari. Keluhan kaku, nyed dan bengftak
akibat penyakit rematik dapat berlangsung terus-menerus dan semakin lama
semakin berat tetapi ada kalanyahanya berlangsung selama beberapa hari dan
kemudian sembuh dengan pengobatan. Namun demikian, kebanyakan penyakit
rematik berlangsung kronis, yaitu sembuh dan kambuh kembali secara
berulangulang sehingga menyebabkan kerusakan sendi secara menetap. Keluhan
kaku dannyeri sendi pada penyakit rematik adakalanya disertai oleh perasaan
mudah lelah (Nainggolan Olwin, 2009).
b. Etiologi
Penyebab Reumatik masih belum diketahui secara pasti walaupun sudah
banyak hal mengenai patogenesisnya telah terungkap

c. Tanda dan Gejala


Rematik merupakan suatu penyakit yang menyerang sendi, dapat mengenai
siapa saja yang rentan terkena penyakit rematik. Hal itu tentu sajatergantung pada
jenis rematik. Banyak macam penyakit yang memperlihatkan gejala rematik
tergantung pada penyakit yang mendasari.Secara umum penderita rematik akan
merasa nyeri pada sendi dan tulang danbiasanya mulai terjadi pada usia
pertengahan. (Alkima,Dkk 2017).
Rematik dapat menyerang semua sendi, predileksi yang tersering adalah
pada sendi-sendi yang menanggung beban berat badan seperti panggul, lutut, dan
sendi tulang belakang bagian lumbal bawah. Lokasi rematik yang sering
ditemukan adalah pada daerah lutut (Sitinjak, Dkk 2016). Biasanya penderita
rematik mengalami · Nyeri sendi, kekakuan sendi, kemerahan pada sendi,
bengkak pada sendi, kelemahan pada otot, gangguan gerak
d. Resiko
Ketidakmampuan fisik yang mempengaruhi hidup manusia ini akibat dari
gangguan pada persendian tulang. Faktor risiko penyebab rematik itu terjadiyaitu
faktor usia, semakin bertambah usia semakin tinggi risiko untuk terkena rematik,
jenis kelamin penyakit rematik ini cendrung diderita oleh perempuan (tiga kali
lebih sering dibanding pria) dan dapat pula terjadi pada anak karena faktor
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember

keturunan/genetik. Berat badan yang berlebihan (obesitas) akan memberi beban


pada jaringan tulang rawan di sendi lutut dan melakukan latihan fisik seperti
senam rematik sebagai terapi untuk menghilangkan gejala rematik yang berupa
kekakuan dan nyeri yang dirasakan pasien rematik (Syam Suir, 2012).
Selain faktor genetik dan jenis makanan, sikap badan yang salah saat
melakukan pekerjaan, terutama pada pekerjaan yang mengangkat benda berat,
stres yang disertai dengan kelelahan, obesitas/kegemukan dan sirkulasi darah yang
tidak lancar juga mempengaruhi terjadinya rematik. (Syam Suir, 2012).
e. Penatalaksanaan
Adapun penatalaksanaan untuk reumatik adalah sebagai berikut :
a) Pendidikan
Langkah pertama dari program penatalaksanaan ini adalah memberikan
pendidikan yang cukup tentang penyakit kepada penderita, keluarganya
dan siapa saja yang berhubungan dengan penderita. Pendidikan yang
diberikan meliputi pengertian, patofisiologi (perjalanan penyakit),
penyebab dan perkiraan perjalanan (prognosis) penyakit ini, semua
komponen program penatalaksanaan termasuk regimen obat yang
kompleks, sumber-sumber bantuan untuk mengatasi penyakit ini dan
metode efektif tentang penatalaksanaan yang diberikan oleh tim
kesehatan.
b) Istirahat
Merupakan hal penting karena reumatik biasanya disertai rasa lelah yang
hebat. Walaupun rasa lelah tersebut dapat saja timbul setiap hari, tetapi
ada masa dimana penderita merasa lebih baik atau lebih berat. Penderita
harus membagi waktu seharinya menjadi beberapa kali waktu
beraktivitas yang diikuti oleh masa istirahat.
c) Diet/Gizi
Penderita Reumatik tidak memerlukan diet khusus. Ada sejumlah cara
pemberian diet dengan variasi yang bermacam-macam, tetapi dianjurkan
makan makanan yang rendah lemak dan kalori, kaya akan buah, sayuran
dan gandum.
d) Obat-obatan
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember

Konsultasikan penyakit rematik  anda dengan dokter ahli reumatologi. 


Hal ini sangat penting untuk menentukan penyebab rematik
dan pengobatan mana yang tepat untuk anda.  Apabila anda sudah
mendapatkan pengobatan yang tepat, tetap teruskan obat-obatan sesuai
dengan indikasi.
e) Senam Rematik
Merupakan gerakan yang dilakukan secara teratur dan terorganisasi bagi
penderita rematik. Senam ini bertujuan untuk mengurangi nyeri pada
penderita rematik dan menjaga kesehatan jasmani menjadi lebih baik.
Selain itu senam rematik dapat memberikan keuntungan yaitu otot-otot
akan menjadi tetap kencang, memperlancar peredaran darah,
memperlancar cairan getah bening, menjaga kadar lemak tetap normal,
jantung menjadi lebih sehat, tidak mudah mengalami cedera, dan
kecepatan reaksi menjadi lebih baik (Sjaifoellah Noer, 1996). Berikut
menurut Wahyudi Nugroho (2000), tatalaksana melakukan senam
rematik yang terdiri dari 6 prinsip dasar yaitu :
1. Prinsip Pertama: Latihan Pernapasan
Duduklah dengan nyaman dan tegakkan punggung Anda. Tarik napas
melalui hidung hingga tulang rusuk terasa terangkat dan hembuskan napas
melalui mulut seperti meniup lilin (untuk mengeceknya: letakkan tangan
Anda pada bagian dada). Latihan ini sangat berguna untuk mengurangi rasa
nyeri saat rematik datang. Lakukan secara kontinu, minimal 4 set dengan
istirahat antar set 1-2 menit.
2. Prinsip Kedua: Pemanasan
Sebelum berlatih, Anda dianjurkan untuk melakukan pemanasan selama 5-
10 menit. Pemanasan ini dapat dilakukan dengan berjalan atau bersepeda
santai, atau dengan peregangan ringan.
3. Prinsip Ketiga: Latihan Persendian
Beberapa contoh latihan berikut sangat cocok untuk melatih beberapa
titik persendian Anda.
a. Sendi Leher
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember

Tegakkan kepala Anda. Putar kepala ke kanan perlahan lahan hingga


kembali ke posisi awal. Lanjutkan dengan memutar kepala ke kiri secara
perlahan-lahan hingga kembali ke posisi awal. Lakukan secara berulang.
b. Sendi Bahu
Berbaringlah dengan nyaman dengan posisi lengan rileks di samping
tubuh Anda. Angkat lengan kanan secara perlahan ke arah samping
menjauhi tubuh Anda, kemudian kembalikan pada posisi semula. Ulangi
gerakan yang sama untuk lengan kiri Anda. Lakukan secara bergantian
antara lengan kiri dan kanan.
Mulailah dengan posisi siku ditekuk ke arah samping dan posisi telapak
tangan menyentuh bahu. Gerakkan kedua siku Anda ke arah depan, hingga
kedua siku saling menyentuh. Lanjutkan dengan menggerakkan siku hingga
kembali ke posisi awal. Rasakan dada Anda tertarik ketika menarik siku
kembali ke posisi awal.

Senam Rematik atau Sakit Sendi (Bahu)


c. Sendi Pinggul
Berbaringlah dengan nyaman dengan posisi ujung tumit menempel.
Jauhkan kaki kanan Anda secara perlahan dari tubuh, lalu kembalikkan ke
posisi awal. Lakukan secara bergantian antara kaki kanan dan kiri.

Senam Rematik atau Sakit Sendi (Pinggul)


d. Pergelangan Kaki
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember

Putar pergelangan kaki kanan searah jarum jam secara perlahan


kemudian lakukan arah sebaliknya (berlawanan jarum jam). Lakukan secara
bergantian antara pergelangan kaki kanan dan kiri.

Senam Rematik atau Sakit Sendi (Pergelangan Kaki)


e. Pergelangan Tangan
Tekuk jari–jari tangan Anda, putar pergelangan tangan Anda searah
jarum jam dan kemudian berlawanan dengan jarum jam.

Senam Rematik atau Sakit Sendi (Pergelangan Tangan)


f. Ruas Jari
Sentuh tiap jari-jari tangan Anda dengan ibu jari. Ulangi hingga 5 kali.

Senam Rematik atau Sakit Sendi (Ruas Jari).


4. Prinsip Keempat: Latihan Kekuatan
Latihan ini bertujuan untuk melatih otot. Dilakukan sebanyak 3–5 set, dengan
istirahat antar set selama 1-2 menit.
a. Seated cross legged press
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember

Duduklah pada kursi yang diganjal bantal. Silangkan pergelangan kaki


kanan di atas pergelangan kaki kiri. Tekan kaki kanan ke kaki kiri, dan di
saat bersamaan, tekan kaki kiri maju melawan kaki kanan Anda. Tahan
posisi ini selama 3-6 detik, lalu lepaskan. Ulangi dengan posisi pergelangan
kaki kiri di atas pergelangan kaki kanan.

Senam Rematik atau Sakit Sendi (Seated Cross Legged Press)


b. Pelvic tilt
Berbaringlah dengan lutut ditekuk dan telapak kaki menyentuh lantai.
Angkat panggul dari lantai dengan punggung atas dan tengah serta tangan
tetap menyentuh lantai. Rasakan adanya kontraksi pada pantat dan perut
Anda. Tahan posisi ini beberapa detik, sambil mengambil napas dalam-
dalam dan perlahan.

Senam Rematik atau Sakit Sendi (Pelvic Tilt)


c. Rubber band
Taruh karet gelang di kelima jari tangan Anda. Rentangkan jari-jari Anda
selebar yang Anda bisa. Perlahan lepaskan tekanan dari karet gelang
tersebut dan kembali ke posisi awal.
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember

Senam Rematik atau Sakit Sendi (Pelvic Tilt)


5. Prinsip Kelima: Latihan Kardio
Latihan ini dilakukan untuk kesehatan jantung dan meningkatkan stamina.
Latihan ini dapat berupa jalan cepat, berlari, berenang, aerobik, dan bersepeda.
Lakukan latihan selama 30-45 menit dengan pemanasan selama 5-10 menit.

Senam Rematik atau Sakit Sendi (Kardio)


6. Prinsip Keenam: Peregangan
Latihan ini dilakukan untuk meningkatkan fleksibilitas sendi dan otot. Untuk
sesi ini, Anda dapat menggunakan iringan musik lembut untuk membangun
suasana rileks.
STROKE
a. Definisi

Stroke menurut World Health Organization (WHO) adalah disfungsi


neurologi akut yang disebabkan oleh gangguan aliran darah yang timbul secara
mendadak sesuai dengan tanda dan gejala daerah lokal pada otak yang terganggu.
Stroke merupakan penyebab cacat nomor satu dan penyebab kematian nomor dua
di dunia. Penyakit ini telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan
semakin penting, dengan dua pertiga stroke terjadi di negara-negara yang sedang
berkembang (Feigin, 2006)
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember

b. Etiologi
1. Thrombosis Cerebral

Thrombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga
menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapa menimbulkan oedema dan kongesti
di sekitarnya.Thrombosis biasanya terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau
bangun tidur. Hal ini dapat terjadi karena penurunan aktivitas simpatis dan
penurunan tekanan darah yang dapat menyebabkan iskemi serebral.

2. Emboli

Emboli serebral merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh bekuan


darah, lemak dan udara. Pada umumnya emboli berasal dari thrombus di jantung
yang terlepas dan menyumbat sistem arteri serebral. Emboli tersebut berlangsung
cepat dan gejala timbul kurang dari 10-30 detik. Beberapa keadaan dibawah ini
dapat menimbulkan emboli :

a) Katup-katup jantung yang rusak akibat Rheumatik Heart Desease.(RHD)


b) Myokard infark
c) Fibrilasi, Keadaan aritmia menyebabkan berbagai bentuk pengosongan
ventrikel sehingga darah terbentuk gumpalan kecil dan sewaktu-waktu
kosong sama sekali dengan mengeluarkan embolus-embolus kecil.
d) Endokarditis oleh bakteri dan non bakteri, menyebabkan terbentuknya
gumpalan-gumpalan pada endocardium. 

3. Haemorhagi

Perdarahan intrakranial atau intraserebral termasuk perdarahan dalam ruang


subarachnoid atau kedalam jaringan otak sendiri. Perdarahan ini dapat terjadi
karena atherosklerosis dan hypertensi. Akibat pecahnya pembuluh darah otak
menyebabkan perembesan darah kedalam parenkim otak yang dapat
mengakibatkan penekanan, pergeseran dan pemisahan jaringan otak yang
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember

berdekatan ,sehingga otak akan membengkak, jaringan otak tertekan, sehingga


terjadi infark otak, oedema, dan mungkin herniasi otak.

Penyebab perdarahan otak yang paling lazim terjadi :

 Aneurisma Berry,biasanya defek kongenital.


 Aneurisma fusiformis dari atherosklerosis.
 Aneurisma myocotik dari vaskulitis nekrose dan emboli septis.
 Malformasi arteriovenous, terjadi hubungan persambungan pembuluh
darah arteri, sehingga darah arteri langsung masuk vena.
 Ruptur arteriol serebral, akibat hipertensi yang menimbulkan penebalan
dan degenerasi pembuluh darah.
4. Hypoksia Umum

a. Hipertensi yang parah.

b. Cardiac Pulmonary Arrest

c. Cardiac output turun akibat aritmia

5. Hipoksia setempat

a. Spasme arteri serebral , yang disertai perdarahan subarachnoid.

b. Vasokontriksi arteri otak disertai sakit kepala migrain.

c. Faktor Risiko

1. Hipertensi.
2. Obesitas.
3. Hiperkolesterol.
4. Peningkatan hematokrit.
5. Penyakit kardiovaskuler : AMI, CHF, LVH, AF.
6. DM.
7. Merokok.
8. Alkoholisme.
d. Tanda dan gejala stroke
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember

1. Kehilangan/menurunnya kemampuan motorik.


2. Kehilangan/menurunnya kemampuan komunikasi.
3. Gangguan persepsi.
4. Kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologik.
5. Disfungsi : 12 syaraf kranial, kemampuan sensorik, refleks otot, kandung
kemih
6. Hemiplegi /hemiparese
e. Komplikasi
a. Komplikasi Dini (0-48 jam pertama)
1. Edema serebri: defisit neurologis cenderung memberat, dapatmengakibatkan
peningkatan tekanan intrakranial, herniasi, dan akhirnyamenimbulkan
kematian.

2. Infark miokard: penyebab kematian mendadak pada stroke stadium awal.

b. Komplikasi Jangka pendek (1-14 hari pertama)


1. Pneumonia: Akibat immobilisasi lama

2. Infark miokard

2. Emboli paru: Cenderung terjadi 7 -14 hari pasca stroke, seringkali padasaat
penderitamulai mobilisasi.

3. Stroke rekuren: Dapat terjadi pada setiap saat.

c. Komplikasi Jangka panjang


Stroke rekuren, infark miokard, gangguan vaskular lain: penyakit vaskularperifer.
Menurut Smeltzer (2001), komplikasi yang terjadi pada pasien strokeyaitu:

1. Hipoksia serebral
Diminimalakan dengan memberikan oksigenasi darah adekuat ke otak.
Fungsi otak tergantung pada ketersediaan O2 yang dikirimkan ke jaringan.
Pemberian O2 suplemen dan mempertahankan hemoglobin dan hematokrit
pada tingkat dapat diterima akan membantu dalam mempertahankan
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember

hemoglobin dan hematrokit pada tingkat dapat diterima akan membantu dalam
mempertahankan oksigenasi jaringan adekuat.

2. Aliran darah serebral


Bergantung pada tekanan darah, curah jantung, dan intregitas pembuluh
darah serebral. Hidrasi adekuat ( cairan intravena) harus menjamin penurunan
vikosis darah dan memperbaiki aliran darah serebral dan potensi meluasnya
area cedera.

3. Embolisme serebral
Dapat terjadi setelah infark miokard / fibrilasi atrium / dapat berasal
dari katup jantung protestik. Embolisme akan menurunkan aliran darah ke otak
dan selanjutnya menurunkan aliran darah serebral. Disritmia dapat
mengakibtakan curah jantung tidak konsisten dan penghentian trombul lokal.
Selain itu disritmia dapat menyebabkan embolus serebral dan harus diperbaiki

GASTRITIS

a. Definisi gastritis
Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung, sering terjadi akibat diet yang
sembarangan. Biasanya individu makan terlalu banyak dan terlalu cepat atau
makan-makanan yang terlalu berbumbu serta mengandung mikroorganisme
penyebab penyakit. ( Smelzer2002).
Gastritis adalah proses inflamasi yang terjadi pada lapisan mukosa dan
submukosa lambung, yang berkembang jika mekanisme protektif mukosa
dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain. Gastritis merupakan inflamasi
dari mukosa lambung klinis berdasarkan pemeriksaan endoskopi ditemukan
eritema mukosa, yang mengakibatkan kerapuhan jika terjadi trauma ringan saja
sudah mengakibatkan perdarahan (Hadi, 2002).
Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung.
Gastritis merupakan gangguan kesehatan yang paling sering dijumpai di klinik
karena diagnosisnya sering hanya berdasarkan gejala klinis bukan pemeriksaan
histopatologi (Hirlan, 2006). Gastritis atau penyakit maag adalah radang mukosa
lambung disebabkan kelebihan asam lambung dengan gejala nyeri serta rasa
panas pada ulu hati dan dada, mual, muntah, dan kembung. Menurut Dr. H.
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember

Slamet Suyono (2001), gastritis adalah segala radang mukosa lambung dan
inflamasi pada lambung mukosa dan sub mukosa lambung.
Gastritis berarti peradangan mukosa lambung. Peradangan dari gastritis
dapat hanya superficial atau dapat menembus secara dalam ke dalam mukosa
lambung, dan pada kasus-kasus yang berlangsung lama menyebabkan atropi
mukosa lambung yang hampir lengkap. Pada beberapa kasus, gastritis dapat
menjadi sangat akut dan berat, dengan ekskoriasi ulserativa mukosa lambung
oleh sekresi peptik lambung sendiri (Guyton, 2001).
b. Klasifikasi gastritis
Kalsifikasi Gastritis menurut Smeltzer 2002 dalam Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah Brunner and Suddart membagi menjadi dua:

1. Gastritis Akut
Gastritis Akut adalah (inflamsi mukosa lambung) yang sering terjadi akibat
diet sembarangan, terlalu banyak makan, makan makanan yang yang
mengandung banyak bumbu dan mikroorganisme penyebab penyakit.
2. Gastritis Kronis
Gastritis Kronis adalah inflamasi lambung lama yangdapat disebabkan
oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung atau oleh bacteri
Helicobacter Pylory (H.Pylory).

c. Penyebab gastritis
Menurut Muttaqin (2011) Penyebab dari gastritis antara lain :
1. Obat-obatan, seperti obat antiinflamasi nonsteroid / OAINS
(indometasin, ibuprofen, dan asam salisilat), sulfonamide, steroid,
kokain, agen kemoterapi (mitomisin, 5-fluora-2-deoxyuriine), salisilat,
dan digitalis bersifat mengiritasi mukosa lambung.
2. Minuman beralkohol ; seperti : whisky,vodka, dan gin.
3. Infeksi bakteri ; seperti H. pylor (paling sering), H. heilmanii,
streptococci, staphylococci, proteus spesies, clostridium spesies, E. coli,
tuberculosis, dan secondary syphilis.
4. Infeksi virus oleh Sitomegalovirus
5. Infeksi jamur ; candidiasis, histoplasmosis, dan phycomycosis.
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember

6. Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma,


pembedahan, gagal napas, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf
pusat, dan refluks usus lambung.
7. Makanan dan minuman yang bersifat iritan . makanan berbumbu dan
8. Minuman dengan kandungan kafein dan alkohol merupakan agen-agen
iritasi mukosa lambung.
9. Garam empedu, terjadi pada kondisi refluks garam empedu ( komponen
penting alkali untuk aktivasi enzim-enzim gastrointestinal) dari usus
kecil ke mukosa lambung sehingga menimbulkan respon peradangan
mukosa.
10. Iskemia, hal ini berhubungan dengan akibat penurunan aliran darah ke
lambung.
11. Trauma langsung lambung, berhubungan dengan keseimbangan antara
agresi dan mekanisme pertahanan umtuk menjaga integritas mukosa,
yang dapat menimbulkan respon peradangan pada mukosa lambung.
d. Tanda dan gejala gastritis
1. Gastritis Akut yaitu Anorexia, mual, muntah, nyeri epigastrium,
perdarahan saluran cerna pada hematemesis melena, tanda lebih lanjut
yaitu anemia
2. Gastritis Kronik, Kebanyakan klien tidak mempunyai keluhan, hanya
sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati anorexia, nausea, dan keluhan
anemia dan pemeriksaan fisik tidak di jumpai kelainan.
e. Pencegahan gastritis
1. Tidak merokok
Nikotin dalam rokok mempunyaiefek relaksasi otot, sehingga otot
saluran pencernaan yang seharusnya mempertahkan agar isi lambung
tidak naik ke atas mejadi lemah
2. Ubah pola makan
Hindari makanan yang bersifata asam seperti makanan pedas, jeruk dan
kopi. Makanan tersebut dalam memicu rasa nyeri pada ulu hati.
3. Posisi tidur
Posisi tidur miring ke kiri dengan posisi bantal agak tinggi lebih baik
dibandingkan posisi tidur secara telentang dengan bantal rendah. Posisi
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember

tidur telentang dengan bantal rendah dapat memicu mulas yang lebih
serius.
4. Hindari penggunaan obat pereda nyeri tanpa pengawasan dokter
Obat anti inflamasi memiliki efek meningkatkan asam lambung sehingga
pengguna rentan mengalami nyeri ulu hati sehingga penggunaan obat
tersebut sebaiknya dengan pengawasan dokter.
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember

DAFTAR PUSTAKA

Baradero, Mary. 2008. Klien Gangguan Kardiovaskular: Seri Asuhan


Keperawatan. Disadur dalam: http://books.google.co.id/books?
id=24eS6P2ttioC&pg=PA49&dq=hipertensi+adalah&hl=id&sa=X&ved=Oah
UKEwjNj-Wfx-
bcAhXVTnOKHTEJDSwQ6AEIJDAA#v=onepage&q=hipertensiadalah&f=
false [diakses pada 1 Desember 2018]
Herwati dan W. Sartika. 2013. Terkontrolnya Tekanan Darah Penderita Hipertensi
Berdasarkan Pola Diet dan Kebiasaan Olahraga di Padang Tahun 2011.
Jurnal Kesehatan Masyarakat 8 (1) : 8-14
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Infodatin Pusat Data dan
Informasi Kementerian Kesehatan RI Hipertensi. Jakarta
Departemen Kesehatan RI. 2007. Laporan Hasil Riset Kesehatan Indonesia tahun
2007. Jakarta
Noerhadi, Moch. 2008. Hipertensi dan Pengaruhnya Terhadap Organ-Organ
Tubuh. Yogyakarta : UNY.

Rusilanti. 2014. Kolesterol Tinggi Bukan Untuk Ditakuti. Jakarta : FMedia


Soeharto, Imam. 2004. Pencegahan dan Penyembuhan Penyakit Jantung
Koroner. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Yovina, Santi. 2010. Kolesterol? Siapa Takut!!. Yogyakarta : Pinang Merah

Ammerican Diabetes Association., 2012. Standar Of Medical Care In


DiabetesMelitus. Diabetes Care; 34: S WHO, 1999
Black, Joyce M., Hawks, Jane Hokanson. 2014. Keperawatan Medikal Bedah:
Manajemen Klinis untuk hasil yang Diharapkan Ed 8 Buku 2 Edisi
Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Salemba Medika.
Fatimah, R. N. (2015). Diabetes Melitus Tipe 2, 4(artikel review),Hal 93–101.
Lampung: Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Online
https://www.google.com/url
juke.kedokteran.unila.ac.id/majority/article/download/615/619.com
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember

Rahman, F.N.A., 2015. Kadar Gamma Glutamyl Transferase Dan Alkaline


Phospatase Pada Penderita Diabetes Melitus Yang Menderita Jantung
Koroner. Skripsi. Semarang: Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan.
Ridwan, Z. et al., 2016. Ketoasidosis Diabetik Di Diabetes Melitus Tipe 1.
Indonesian Journal of Clinical Pathologi And Medical Laboratory. Vol.
22. No. 2. Hal: 200-203.
Slamet S. 2008. Diet pada diabetes Dalam Noer dkk.Buku ajar ilmu penyakit
dalam. Edisi III. Jakarta: Balai Penerbit FK-ill dalam Fatimah, R. N.
(2015). Diabetes Melitus Tipe 2, 4(artikel review),Hal 93–101. Lampung:
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Online
https://www.google.com/url
juke.kedokteran.unila.ac.id/majority/article/download/615/619.com
Widyati, P., 2014. Pengaruh Pemberian Ekstrak Lidah Buaya Dan Ekstrak
Pletekan Pada Mencit Hiperglikemia Terhadap Penurunan Kada Glukosa
Darah. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Semarang: Universitas
Muhammadiyah Semarang.
Wijayakusuma, Hembing. 2004. Bebas Diabetes Mellitus Ala Hembing. Jakarta:
Pusspa Swara
Aklima Nurul, Dkk. 2017. Pengetahuan dan Sikap Manula tentang Penyakit
Rematik di Kemukiman Lamlhom Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh
Besar. Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Unsyiah.
Nainggolan, Olwin. 2009. Prevalensi dan Determinan Penyakit Rematik di
Indonesia. Majalah Kedokteran Indonnesia. Puslitbang Biomedis dan
Farmasi Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen
Kesehatan RI. vol: 59(12) hal :588-594.

Sitinjak Meliana Vivi, Hastuti Fudji Maria, Nurfanti Arina. 2016. Pengaruh
Senam Rematik terhadap Perubahan Skala Nyeri pada Lanjut Usia dengan
Osteoarthritis Lutut. Pontianak.

Sjaifoellah Noer. (1996). Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. FKUI. Jakarta.

Syam Suir. 2012. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Rematik


Pada Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Mandiangin Tahun 2012.
Bukittinggi. Jurnal Kesehatan Masyarakat STIKes Prima Nusantara
Bukittinggi.
Pre Planning Ujian Praktikum Keperawatan Komunitas – FKEP 2018
Universitas Jember

Wahyudi Nugroho. (2000). Asuhan Keperawatan Gerontik. EGC. Jakarta

Guyton, Arthur C., John E. Hall. 2001. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta:
EGC

Hirlan. (2006). Dalam Ilmu Penyakit Dalam. Sjaifoellah Noer (editor). Ed. Ke-3.
Jakarta : EGC

Hadi, Sujono. 2002. Sirosis Hepatis dalam Gastroenterologi.


Bandung: Alumni.pp:637-638.

Muttaqin, Arif & Sari, Kurmala. 2011. Gangguan Gastrointestinal :


AplikasiAsuhan Keperawatan Medikal bedah. Jakarta : Salemba medika.

Smetltzer, Suzanne. 2002. Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta : EGC

Suyono, Slamet. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Balai Penerbitan
FKUI
Lampiran 6. Media(Booklet)

52
53
54

Anda mungkin juga menyukai