Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN EVALUASI PROGRAM POKOK PUSKESMAS

PERMASALAHAN ANGKA KONTAK KOMUNIKASI PESERTA


JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS
KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
DI PUSKESMAS KEMRANJEN 1

Disusun Oleh :
Hanifan Danu Wijaya
G4A016004

KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
JURUSAN KEDOKTERAN
PURWOKERTO
2016

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN EVALUASI PROGRAM POKOK PUSKESMAS


PERMASALAHAN ANGKA KONTAK KOMUNIKASI PESERTA
JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS
KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
DI PUSKESMAS KEMRANJEN 1

Disusun untuk memenuhi sebagian syarat dari


Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran
Universitas Jenderal Soedirman

Disusun oleh:
Hanifan Danu Wijaya G4A016004

Telah dipresentasikan dan disetujui


Banyumas,
Desember 2016
Pembimbing Lapangan

I.

PENDAHULUAN

II.
A. Latar Belakang
III.

Kesehatan merupakan bagian terpenting dari pembangunan

nasional. Kesehatan sendiri merupakan salah satu layanan sosial dasar yang
harus dipenuhi pemerintah sebagai kewajibannya untuk menjaga kesejahteraan
masyarakat. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk
menuju tercapainya tujuan pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan
berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh dan komprehensif yang meliputi
pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif secara berjenjang dan
terpadu.
IV.

Pembangunan kesehatan saat ini harus lebih mengutamakan

paradigma sehat dimana pelayanan kesehatan lebih diarahkan secara terpadu


pada proses promotif dan preventif, tanpa melupakan kuratif dan rehabilitatif.
Salah satu langkah untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan
dikembangkannya

sarana dan

prasarana kesehatan oleh

pemerintah,

diantaranya adalah Polindes, Puskesmas dan Rumah Sakit.


V.

Berdasarkan Permenkes Nomor 75 tahun 2014 tentang Puskesmas,

Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut puskesmas adalah


fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Wilayah
kerja puskesmas pada mulanya ditetapkan satu kecamatan, kemudian dengan
semakin berkembangnya kemampuan dana yang dimiliki oleh pemerintah
untuk

membangun

puskesmas,

wilayah

kerja

puskesmas

ditetapkan

berdasarkan jumlah penduduk di satu kecamatan, kepadatan dan mobilitasnya.

VI.
managed

Program Jaminan Kesehatan Nasional yang menganut prinsip


care

menitikberatkan kebutuhan

pelayanan

kesehatan

pada

Penyedia Pelayanan Kesehatan tingkat pertama, dimana PPK I memiliki


peran yang sangat penting karena sebagai gerbang utama pasien dalam
pemanfaatan

pelayanan

kesehatan

(gatekeeper)

sehingga

diharapkan

sebagian besar pelayanan kesehatan selesai ditingkat primer. Puskesmas


sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
strategis

dan keunggulan

dalam

mendukung

mempunyai

peran

terlaksananya

JKN

dibandingkan dengan praktik dokter, dan klinik swasta karena mempunyai


2 fungsi sekaligus yaitu fungsi penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP). Dimana
fungsi pokok UKP Puskesmas dalam JKN sebagai gatekeeper adalah
penguatan fungsi kontak pertama, fungsi pelayanan berkelanjutan, fungsi
pelayanan paripurna, dan fungsi koordinasi pelayanan.
VII.

Peraturan bersama sekretaris jenderal kementerian kesehatan

republik indonesia dan direktur utama badan penyelengara jaminan sosial


kesehatan nomor HK.02.05/III/SK/089/2016 nomor 3 tahun 2016 tentang
petunjuk teknis pelaksanaan pembayaran kapitasi berbasis pemenuhan
komitmen pelayanan pada fasilitas kesehatan tingkat pertama disebutkan
bahwa pelaksanaan pembayaran kapitasi berbasis pemenuhan komitmen
pelayanan dinilai berdasarkan pencapaian indikator yang meliputi angka
kontak komunikasi, rasio rujukan rawat jalan non spesialistik dan rasio peserta
prolanis rutin berkunjung ke FKTP. Dalam evaluasi program kali ini dibahas
angka kontak komunikasi dimana Hasil uji coba kapitasi berbasis komitmen
pelayanan tahun 2016 didapatkan 133,90 per seribu pada bulan Januari,
Februari 95,97 per seribu, Maret 94,19 per seribu , April 88,19 per seribu, Mei
35,77 per seribu, Juni 34,8 per seribu, Juli 37,37 per seribu, Agustus 52,45 per
seribu, Sebtember 54,79 per seribu, November 46,26 per seribu setiap bulan
selalu dibawah target yaitu 150 per seribu. Ketidaktercapaian ini akan
mempengaruhi kapitasi dimana bila dua indikator lain di posisi aman akan
tetapi salah satu tidak mencapai target zona aman hanya akan mendapatkan
pembayaran kapitasi sebesar 90% dari normal kapitasi yang ditetapkan.

VIII.

Kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kesehatan Komunitas/ Ilmu

Kesehatan Masyarakat dilaksanakan selama tiga minggu di wilayah kerja


Puskesmas I Kemranjen. Selama pelaksanaan kegiatan kepaniteraan di bagian
IKK/IKM ini telah dilakukan pengamatan secara langsung maupun
pengumpulan data sekunder dari dokumen-dokumen kesehatan yang terdapat
di Puskesmas I Kemranjen. Pengamatan yang dilakukan meliputi programprogram kegiatan yang sudah diagendakan, pelaksanaan program kegiatan,
evaluasi program kegiatan, hingga target-target yang ditetapkan masingmasing

program

beserta

angka

pencapaiannya.

Terdapat

beberapa

permasalahan pada program gizi di puskesmas, sehingga perlu dilakukannya


evaluasi program agar program-program tersebut dapat menghasilkan output
yang memuaskan.
IX.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
X.

Mampu menganalisis masalah kesehatan dan mencari metode pemecahan


masalah kesehatan di Puskesmas 1 Kemranjen.

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran umum keadaan kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas 1 Kemranjen.
b. Mengetahui secara umum angka kontak komunikasi di Puskesmas 1
Kemranjen.
c. Mengetahui secara umum hambatan dan cara mengatasi masalah yang
timbul pada proses pencapaian target angka kontak komunikasi
Puskesmas 1 Kemranjen.
d. Mengetahui pelaksanaan dan keberhasilan angka kontak komunikasi di
Puskesmas 1 Kemranjen.

e. Menganalisis kekurangan dan kelebihan pelaksanaan pencapaian


angka kontak komunikasi di Wilayah Kerja Puskesmas 1 Kemranjen.
XI.
C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat bagi Puskesmas
a. Sebagai

bahan

wacana

bagi

Puskesmas

untuk

memperbaiki

kekurangan yang mungkin masih ada di Puskesmas 1 Kemranjen.


b. Sebagai bahan pertimbangan bagi Puskesmas, khususnya dalam
pencapaian angka kontak komunikasi yang ada di Puskesmas 1
Kemranjen.
c. Sebagai bahan untuk memperbaiki kekurangan dari program
pencapaian angka kontak komunikasi yang ada di Puskesmas 1
Kemranjen.
XII.
2. Manfaat bagi Mahasiswa
a. Sebagai bahan untuk pembelajaran dalam menganalisis suatu
permasalahan kesehatan di puskesmas.
b. Sebagai bahan untuk pembelajaran dalam menentukan pemecahan
permasalahan kesehatan di Puskesmas.
XIII.

XIV.

ANALISIS SITUASI

XV.
A. Gambaran Umum
XVI.

1. Keadaan Geografi
XVII.
Kecamatan Kemranjen terletak di bagian selatan Kabupaten
Banyumas yang dibatasi oleh Kecamatan Banyumas dan Kecamatan
Somagede pada bagian utara. Sementara itu, pada bagian selatan terdapat
Kabupaten Cilacap, sebelah timur terdapat Kecamatan Sumpiuh, dan di
sebelah barat terdapat Kecamatan Kebasen. Kecamatan Kemranjen
memiliki 15 desa, yaitu Desa Alasmalang, Desa Grujugan, Desa
Karanggintung, Desa Kecila, Desa Karangsalam, Desa Kebarongan, Desa
Karang jati, Desa Kedungpring, Desa Nusamangir, Desa Pageralang, Desa
Petarangan, Desa Sibalung, Desa Sibrama, Desa Sidamulya dan Desa
Sirau.

XVIII.
XIX.
XX.
XXI.
XXII.
XXIII.
XXIV.
XXV.
XXVI.
XXVII.
XXVIII.
XXIX. Gambar 2.1 Peta Kecamatan Kemranjen
XXX.
XXXI.
Terdapat dua Puskesmas di Kecamatan Kemranjen yaitu
Puskesmas 1 Kemranjen dan Puskesmas 2 Kemranjen. Desa binaan
dalam wilayah kerja Puskesmas 1 Kemranjen memiliki luas total sebesar
3.571.298 Ha. Desa terluas di wilayah kerja Puskesmas 1 Kemranjen
adalah Desa Karangsalam dan Desa terkecil. Desa yang memiliki
kepadatan penduduk terbanyak adalah Desa Karang jati sebesar
1.358,75 per km2. Batas wilayahkerja Puskesmas 1 Kemranjen meliputi:
a. Utara : Kecamatan Somagede, Kabupaten Banyumas
b. Selatan : Kecamatan Nusawungu, Kabupaten Cilacap
c. Barat
: Kecamatan Kemranjen, Kabupaten Banyumas
XXXII.
(Wilayah kerja Puskesmas 2 Kemranjen)

d. Timur : Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas


XXXIII.
2. Keadaan Demografi
a. Pertumbuhan penduduk
XXXIV.
Berdasarkan data Kecamatan dalam Angka Tahun 2015
didapatkan hasil registrasi penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas 1
Kemranjen terdiri dari 35.292 yang terdiri dari 18.045 jiwa laki-laki
(51%) dan 17.247 jiwa Perempuan (48%) tergabung dalam 9.430
Rumah Tangga atau Kepala Keluarga. Jumlah penduduk terbesar
adalah Desa Sibalung, sebanyak 6.304 jiwa dan desa yang terendah
adalah desa Karangjati sebanyak 1.984 jiwa.
b. Kepadatan penduduk
XXXV.
Penduduk di wilayah kerja Puskemas 1 Kemranjen untuk
tahun 2015 belum menyebar dan merata. Pada umumnya penduduk
banyak menumpuk di daerah perkotaan dan didataran rendah. Rata-rata
kepadatan penduduk di Kecamatan Kemranjen sebesar 988 jiwa setiap
km2. Desa terpadat adalah desa Karang jati dengan tingkat kepadatan
sebesar 1.477 per km2, sedangkan kepadatan terendah pada desa
Karangsalam sebesar 623 setiap km2 dikarenakan desa terluas serta
daerahnya pegunungan.
c. Tingkat pendidikan
XXXVI.
Dari data Kemranjen dalam angka tahun 2015 menunjukan
jumlah penduduk laki-laki dan perempuan usia 10 tahun keatas
menurut pendidikan yang tidak atau belum pernah sekolah sebesar
3.617 (10,62%), tidak belum tamat SD sebesar 9.712 (28,49%) tamat
SD/MI sebesar 13.315 (39,06 %) tamat SLTP/MTs/sederajat sebesar
4.433 (13 %), tamat SMU/ MA/SMK sebesar 2.562 (7,51%),tamat
Akademi/ Diploma sebesar 258 (7,57%) dan tamat Universitas sebesar
187 (5,49 %).
XXXVII.

XXXVIII.
XXXIX.
XL. Gambar 2.2 Penduduk Usia 10 tahun ke atas Menurut Pendidikan
XLI.

tertinggi yang di Tamatkan Tahun 2015


Dilihat dari gambar 2.2 menunjukan bahwa tingkat

pendidikan di Kecamatan Kemranjen tergolong masih rendah.


Rendahnya tingkat pendidikan disebabkan karena sosial ekonomi
masyarakat yang rendah.
XLII.
B. Pencapaian Program dan Derajat Kesehatan Masyarakat
XLIII.

Program pelayanan kesehatan yang dilakukan Puskesmas sebagai

pelayanan kesehatan dasar harus dilakukan secara cepat, tepat, dan diharapkan
sebagian besar masalah kesehatan masyarakat dapat diatasi dan sesuai dengan
target

yang

telah

ditetapkan.

Tujuan

dari

program

ini

adalah

untukmeningkatkan pemerataan dan mutu upaya kesehatan yang berhasil serta


terjangkau oleh segenap anggota masyarakat. Upaya Kesehatan yang dilakukan
di Puskesmas 1 Kemranjen diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Pelayanan Kesehatan Dasar
XLIV. Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang
sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat.
Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara lebih cepat, tepat dan
lebih baik, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan sudah dapat
diatasi. Berbagai pelayan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas
pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut :
a. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
XLV.
Jumlah Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas 1

Kemranjen pada tahun 2015 sebanyak 585 ibu hamil, adapun ibu hamil
yang mendapat pelayanan K-4 adalah sebesar 552 atau 94,4 % ibu hamil.
Dibandingkan tahun 2014 ibu hamil sebanyak 574 dan yang
mendapatkan pelayanan K-4 sejumlah 547 atau 95,3 %. Disini terjadi
penuruanan sebesar 0,9 persen
XLVI.
Upaya upaya telah dilakukan oleh Puskemas 1 Kemranjen
yang dibantu bidan-bidan di Desa, namun hal itu menunjukan bahwa
kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan pada
waktu hamil belum maksimal dalam memberikan motivasi kepada ibu
hamil. Standar Pelayanan Minimal untuk cakupan kunjungan K-4 sebesar
95%. Dengan demikian Puskesmas 1 Kemranjen belum memenuhi
standar pelayanan yang diharapkan. Cakupan ibu hamil dengan
komplikasi yang ditangani pada tahun 2015 mencapai 130%, termasuk di
atas standar, karena standar minimal cakupan ibu hamil dengan
komplikasi yang ditangani sebesar 80%.
b. Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
XLVII.
Jumlah sasaran ibu yang hamil tahun 2015 sebanyak 540
orang. Jumlah Ibu hamil/nifas tahun 2015 yang persalinannya ditolong
Nakes 562 atau sebesar 104,1 persen. Standar Pelayanan Minimal untuk
pertolongan persalinan oleh nakes tahun 2015 sebesar 90 %. Dengan
demikian cakupan persalinan Nakes di wilayah Puskesmas 1 Kemranjen
tahun 2015 telah memenuhi standar pelayanan minimal.
c. Bayi dan Bayi BBLR
XLVIII.
Jumlah bayi lahir tahun 2015 sebanyak 561 bayi. Target
cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani sebesar 80%. Pada
tahun 2015 sebanyak 8 neonatus dengan komplikasi telah ditangani,
sedangkan sasaran pada tahun 2015 adalah sebanyak 80, sehingga
persentase neonatus dengan komplikasi yang ditangani adalah 107,5%
termasuk di atas standar. Bayi yang memiliki Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR) sebanyak 54 bayi atau sebesar 9.6 persen dari bayi yang lahir.
Bayi BBLR yang ditangani sebanyak 54 atau 100 % ditangani.
Penanganan kasus BBLR berdasarkan standar Dinas Kesehatan
Kabupaten sudah memenuhi target yang diharapkan. Cakupan kunjungan
bayi ke puskesmas sebesar 538 dengan sasaran kunjungan sebesar 523,

dengan persentase sebesar 103% yaitu termasuk di atas standard.


d. Pelayanan Keluarga Berencana
XLIX.
Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) tahun

2015

berdasarkan sumber Badan Kependudukan Catatan Sipil dan Keluarga


Berencana Kecamatan Kemranjen sebesar 6081. Standar pelayanan
minimal peserta KB aktif yaitu sebesar 70%. Peserta KB Aktif tahun
2015 sebesar 4689 atau 77.1 % dari jumlah pasangan usia subur yang ada
dalam wilayah Kerja Puskesmas 1 Kemranjen. Dengan demikian
cakupan pelayanan keluarga berencana sudah memenuhi target.
e. Pelayanan Imunisasi
L.
Jumlah desa dalam wilayah kerja Puskesmas 1 Kemranjen
sebanyak 8 desa. Desa dikategorikan sebagai desa Universal Child
Immunization (UCI) jika seluruh balitanya telah mendapatkan vaksin
DPT 3, Polio 4, dan Campak. Desa Universal Child Immunization (UCI)
sebanyak 8 atau memenuhi Standard Pelayanan Minimal (SPM) sebesar
100 %. Dengan Demikian Puskesmas 1 Kemranjen pada tahun 2015 telah
memenuhi target SPM tersebut.
f. Cakupan ibu nifas
LI.
Cakupan ibu nifas yang mendapat pelayanan kesehatan
nifas tahun 2015 adalah 104,1 persen, yaitu jumlah pelayanan nifas
sebanyak 562 dengan target pelayanan nifas sebanyak 540. Standard
Pelayanan Minimal telah terpenuhi sebesar 90%.
g. Cakupan Pelayanan Anak Balita
LII.
Persentase anak balita yang mendapat pelayanan kesehatan
(minimal 8 kali) di Puskesmas 1 Kemranjen beserta jaringannnya
mendapatkan pelayanan sebesar 96%, yaitu 2.098 pelayanan dengan
sasaran pelayanan sebanyak 2.197. Standar Pelayanan Minimal Tahun
2015 sebesar 95 %, hal ini sudah mencapai target yang diharapkan.
h. Cakupan Balita ditimbang
LIII.
Berdasarkan data yang ada penimbangan balita (F/III/Gizi)
selama tahun 2015 adalah sebagai berikut :
1) Jumlah seluruh balita (S) = 2758 anak
2) Jumlah balita yang terdaftar dan punya KMS (K) = 2758 anak
3) Jumlah Balita yang ditimbang (D) = 1859 anak
4) Jumlah balita yang naik berat badannya (N) = 1147 anak
5) KEP Total (Gizi kurang + Gizi buruk) = 0 anak
LIV.
Berdasarkan data diatas, maka jangkauan program
penimbangan (K/S) mencapai 100 % . Tingkat partisipasi masyarakat

(D/S) = 67,4 %. Efek penyuluhan (N/D) = 61.69 %. Tingkat partisipasi


masyarakat dan efek penyuluhan bila dibandingkan dengan SPM masih
dibawah standard. Hal ini disebabkan karena antara lain : anak setelah
mencapai usia 3 > tahun sudah enggan ditimbang dan usianya sudah
masuk sekolah Taman Kanak-kanak (TK). Upaya yang ditempuh antara
lain meningkatkan penyuluhan fungsi Kelompok Kerja (Pokja) Posyandu
Desa untuk mendapatkan peran serta masyarakat.
i. Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan
LV.
Kasus gizi buruk selama tahun 2015 tidak ada atau dapat
dikatakan telah semua sudah mendapat perawatan atau 100% mendapat
perawatan. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak
usia 6-24 bulan untuk keluarga miskin sebanyak 100%, karena tidak
terdapat balita pada keluarga miskin.
j. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat
LVI.
Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
oleh tenaga kesehatan/guru UKS/kader kesehatan sekolah tahun 2015
sebesar 100%, yaitu 559 dari target tahun 2015 sebanyak 559. Hal ini
sudah memenuhi Standar Pelayanan Minimal tahun 2015 sebesar 100
persen.
LVII.
LVIII.
k. Pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin
LIX.
Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin
pada tahun 2015 adalah 7.800. Sasaran pelayanan kesehatan dasar untuk
masyarakat miskin tahun 2015 sebanyak 13.992. pada tahun 2015
persentase pelayanan kesahatan dasar untuk masyarakat miskin sebesar
55.75% yaitu termasuk di bawah target.
l. Pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
LX.
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien pada tahun
2015 sebesar 640 dari sasaran sebanyak 13.992. Persentase rujukan dari
puskesmas sebanyak 4,57%.
m. Pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan
(RS) di Kab/Kota
LXI.
Cakupan Pelayanan gawat darurat level 1 yang harus
diberikan sarana kesehatan (RS) di Kab/Kota sebanyak 0,karena tidak
terdapat kejadian gawatdarurat yang membutuhkan sarana kesehatan

Rumah sakit di Kabupaten/Kota pada tahun 2015.


LXII.
2. Pelayanan Pengobatan / Perawatan
LXIII. Jumlah kunjungan rawat jalan yang ada di Puskesmas 1 Kemranjen
sebesar 25750 di tahun 2015 Cakupan kunjungan pasien sebesar 72.96
persen dari jumlah penduduk dari kunjungan pasien baru dan pasien lama.
Jumlah kunjungan pasien rawat inap sebanyak 633 pasien atau sebesar 1.7
% dari jumlah penduduk. Penyakit tertinggi di Puskesmas 1 Kemranjen
adalah penyakit Infeksi Akut Lain pada saluran Pernafasan Bagian Atas
sebanyak 5773 penderita pada tahun 2015 dengan perincian sebagai berikut:
LXIV. Tabel 1. Sepuluh Penyakit Terbanyak Tahun 2015
LXV.
NO

LXVI.

LXVIII.
LXIX.
1

Infeksi Akut pada Saluran Pernafasan Atas

5773

Dispepsia

LXXIII.

2291

Demam yang tidak diketahui sebabnya

LXXVI.

1553

LXXVII.
4

Dermatitis

LXXIX.

1550

LXXX.
5

Myalgia

LXXXII.

1339

LXXXIII.
6

Hipertensi

LXXXV.

1277

LXXXVI.
7

LXXXVIII.

1176

Atritis

XCI.

1102

Diare dan Gastroenteritis

XCIV.

768

LXXII.
LXXV.

LXXVIII.
LXXXI.
LXXXIV.
LXXXVII.

LXXXIX.
8
XCII.
9

JUML
AH

LXX.

LXXI.
2
LXXIV.
3

LXVII.

NAMA PENYAKIT

Nyeri kepala

XC.
XCIII.

XCV.
10

XCVI.

Diabetes Mellitus

XCVII.

763

XCVIII.
3. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
a. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Polio
XCIX.
Kasus Polio di Puskesmas 1 Kemranjen tidak diketemukan
/Kosong.
b. Pencegahan dan Pemberantasan TB Paru
C.
Standar pelayanan minimal untuk penemuan pasien baru kasus TB
Paru BTA positif sebanyak 100%. Data yang didapatkan tahun 2015
kasus TB Paru BTA positif sebanyak 21 kasus, sedangkan sasaran
temuan kasus TB sebanyak 42 orang. Sehingga dapat dikatakan
presentase penemuan kasus TB pada tahun 2015 sebanyak 50%, yaitu
kurang dari standar.
c. Penemuan dan Penanganan Penderita Pneumonia pada Balita
CI.
Penemuan penderita pneumonia pada balita tahun 2015 sebanyak
49 kasus, sedangkan sasaran penemuan kasus pneumona pada balita
sebanyak 272, sehingga presentase penemuan kasus pneumonia pada
balita sebanyak 18%, yaitu termasuk di bawah standard. Kondisi tersebut
dapat diatasi melalui pertemuan pemantapan program dan pelatihan
MTBS (Managemen Terpadu Balita Sakit) untuk dokter, perawat dan
bidan.
d. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit HIV/AIDS
CII.
Kasus HIV AIDS di Puskesmas 1 Kemranjen tidak
diketemukan/kosong,

namun

Puskesmas

Kemranjen

selalu

mengupayakan pencegahan dengan pendekatan kepada masyarakat


dengan bimbingan atau penyuluhan secara berkelanjutan untuk mencegah
terjadinya penularan di wilayah Puskesmas 1 Kemranjen.
e. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit DBD
CIII.
Kasus penyakit DBD tahun 2015 tidak diketemukan karena ada
upaya Puskesmas untuk pemberantasan demam berdarah terdiri dari 3 hal
yaitu (a). Peningkatan surveilance penyakit dan vektor, (b). Diagnosis
dini dan pengobatan dini, (c). Peningkatan upaya pemberantasan vektor
penuranan

DBD.

Dalam

rangka

pemberantasan

penyakit

DBD

Puskesmas 1 Kemranjen berserta lintas sektor telah melaksanakan

langkah-langkah kokrit antara lain : abatisasi selektif, penggerakan PSN


dan Penyuluhan kesehatan yang dilaksanakan di setiap desa.
f. Pencegahan dan Pemberantasan Malaria
CIV.
Pada tahun 2015 malaria klinis tidak ditemukan, namun untuk
daerah yang endemis tetap dijaga dengan partisipasi penuh oleh petugas
dan masyarakat desa khususnya juru malaria.
g. Penyelenggaraan penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan
CV.
KLB Kasus KLB di wilayah kerja Puskesmas 1 Kemranjen tahun
2015 tidak ditemukan, Penanganan dan penyuluhan selalu dilakukan
untuk sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat menuju Indonesia Sehat
2015.
CVI.
4. Pembinaan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar
a. Pelayanan Kesehatan Lingkungan
CVII.

Pada tahun 2015 dari 9.430 rumah yang diperiksa sebanyak 1.913
rumah, yang memenui syarat kesehatan sebanyak 1.199 atau 62.7 persen
dari jumlah rumah yang diperiksa. Dibanding tahun 2014 yang diperiksa
sebanyak 800 dan yang memenuhi syarat rumah 531 atau 66,4 persen.
Cakupan rumah sehat ini tidak dapat menggambarkan kondisi rumah
sehat seluruh wilayah binaan kami, mengingat hasil cakupan hanya
berdasarkan pada jumlah rumah yang diperiksa (tidak seluruh rumah

diperiksa).
b. Pelayanan Hygiene Sanitasi tempat-tempat umum
CVIII.
Pada tahun 2015 jumlah tempat-tempat umum (TTU) yang
diperiksa kesehatannya sebanyak 30 tempat dari 30 tempat yang ada.
TTU yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 27 buah (90 %) dari
jumlah yang diperiksa. Ini dikatagorikan Perilaku untuk Hidup Bersih
dan Sehat tidak ada peningkatan yang berarti.
c. Desa Siaga Aktif
CIX.
Standard pelayanan minimal untuk desa siaga aktif sebesar 80%.
Di wilayah kerja Puskesmas I Kemranjen terdapat 8 desa yang
seluruhnya telah menjadi desa siaga aktif, sehingga cakupan desa siaga
aktif di puskesmas I Kemranjen tahun 2015 sebesar 100%, yaitu telah
melampaui target.
CX.

5. Perbaikan Gizi Masyarakat


CXI. Program perbaikan

gizi

masyarakat

diantaranya

program

pemberian suplementasi besi untuk ibu hamil, pemberian kapsul vitamin A


pada balita, pemeriksaan garam beryodium, pelaksanaan pelayanan
posyandu, deteksi gizi buruk pada balita, deteksi ibu hamil dengan KEK,
pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil, makanan tambahan untuk
balita

bawah garis merah. Jangkauan program penimbangan (K/S) tahun

2015 mencapai 100%. Tingkat partisipasi masyarakat dalam penimbangan


(D/S) pada tahun 2015 sebesar 67,4% dan efek penyuluhan pada tahun
2015 (N/D) sebanyak 61,69%.
CXII.
C. Identifikasi Isu Strategis (Analisis SWOT)
CXIII.
CXIV. Analisis penyebab masalah dilakukan berdasarkan pendekatan sistem,
dilihat apakah output (skor pencapaian suatu indikator kerja) mengalami masalah
atau tidak. Apabila output bermasalah, penyebab masalah dapat dianalisis dari
input dan proses kegiatan untuk dicari alternatif pemecahan masalah.
1.

Strength
a. Input
1) Man
CXV.
dalam

Tenaga kesehatan merupakan tenaga kunci


mencapai

keberhasilan

pembangunan

bidang

kesehatan. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan no. 75


tahun 2014 pasal 16 ayat 3 jenis tenaga kesehatan di
Puskesmas paling sedikit terdiri atas dokter atau dokter
layanan primer, dokter gigi, perawat, bidan, tenaga
kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, ahli
teknologi laboratorium medik, tenaga gizi, dan tenaga
kefarmasian.

CXVI.
CXVII.

Tenaga kesehatan medis dan non medis yang

terdapat pada puskesmas 1 kemranjen terdiri dari 2 dokter


umum, 1 dokter gigi, 1 apoteker, 15 bidan, 1 perawat gigi, 1
tenaga ahli gizi, 1 pelaksana kesehatan lingkungan, 1
koordinator TU, 1 juru masak, 2 cleaning service, 2 supir
ambulan. Bidang kapitasi berbasis komitmen dikoordinir
oleh Ibu Indra Lestari Amd.Keb yang juga merangkap
dibidang KIA .
CXVIII.
2) Money
CXIX.

Sumber anggaran kesehatan Puskesmas

kemranjen tahun 2016 terdiri atas APBD Kabupaten


Banyumas, APBN dan Dana BOK (Bantuan Operasional
Kesehatan). APBD terdiri atas Dana Belanja Langsung dan
Dana Belanja Tidak Langsung. APBN terdiri atas Dana
Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dana
konsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota.
3) Material
CXX.

Di wilayah kerja Puskesmas I Kemranjen

terdapat 1 puskesmas pembantu dan 8 poliklinik kesehatan


desa (PKD) yang tersebar di 8 desa
4) Method
CXXI.

Angka kontak terdiri dari:

a. Kunjungan sakit (konsultasi dan pemeriksaan kesehatan


oleh dokter)

b. Konjungan kegiatan prolanis


c. Kunjungan posyandu balita dan lansia
d. Home visit
e. Kunjungan kegiatan ibu hamil
f. Kegiatan penyuluhan
g. Kegiatan lain sesuai program
CXXII. Kegiatan diatas dilakukan pencatatan di aplikasi PCare,kemudian dilakukan penilaian oleh tim penilai melalui uji
sampling terhadap kontak yang dilaporkan oleh FKTP.
CXXIII.
5) Minute
CXXIV. Jadwal Angka kontak komunikasi sebagai berikut :
a. Kunjungan sakit (konsultasi dan pemeriksaan kesehatan
oleh dokter)
CXXV.

Kegiatan ini dilakukan di puskesmas lebih

tepatnya diruang poliklinik setiap hari senin sampai sabtu.


Selain itu unit gawat darurat dan rawat inap juga termasuk
dalam kunjungan sakit.
b. Kunjungan kegiatan prolanis
CXXVI.

Kegiatan ini dilakukan di puskesmas

sebulan sekali setiap selasa ke tiga.


c. Kunjungan posyandu balita dan lansia
CXXVII.

Kegiatan ini dilakukan di setiap desa

sebulan sekali tergantung jadwal

d. Home visit
CXXVIII.
Jadwal pelaksanaan home visit
flesibel tergantung kesepakatan waktu yang sudah
dibuat
e. Kunjungan kegiatan ibu hamil
CXXIX.

Terdapat kegiatan kelas ibu hamil pada


masing masing desa yang diadakan setiap bulan.

f. Kegiatan penyuluhan
CXXX.

Kegiatan

ini

dilakukan

saat

prolanis,

posyandu balita dan lansia, home visit, kunjungan


kegiatan ibu hamil
g. Kegiatan lain sesuai program
CXXXI.

Jadwal kegiatan ini sesuai program masing


masing

CXXXII.
CXXXIII.

Untuk pencatatan dilakukan pada hari itu juga atau

paling lambat tanggal ke 3 (tiga)

bulan

berjalan

pelayanan bulan sebelumnya yang akan dilakukan

untuk
penilaian.

Dalam kondisi tanggal 3 (tiga) bertepatan pada hari libur, maka


pengiriman laporan dapat dikirimkan pada hari kerja berikutnya.
CXXXIV.
6) Market
CXXXV.

Sasaran Angka kontak komunikasi adalah seluruh

peserta Jaminan Kesehatan Nasional di wilayah kerja puskesmas


kemranjen 1.
CXXXVI.

b. Proses
1) Perencanaan (P1)
CXXXVII.

Proses perencanaan puskesmas mengikuti

siklus perencanaan pembangunan daerah, dimulai dari


tingkat desa selanjutnya diusulkan ke dinas kesehatan
kabupaten/kota.
CXXXVIII. .
2) Pergerakan dan pelaksanakan (P2)
A. Kunjungan sakit (konsultasi dan pemeriksaan kesehatan
oleh dokter)
CXXXIX.

Program ini dilaksanakan di poli umum dan

poli gigi. Perseta JKN yang sedang sakit datang ke


puskesmas melakukan pendaftaran, di periksa oleh
dokter kemudian memperoleh obat. Unit Gawat daruran
dan rawat inap termasuk dalam kunjungan sakit..
B. Konjungan kegiatan prolanis
CXL.

Di puskesmas Kemranjen 1, program ini

ditujukan pada penderita hipertensi dan diabetes militus.


Pasien mendaftar kemudian melakukan pemeriksaan gula
darah dan tekanan darah. Kemudian di periksa oleh
dokter dan mendapatkan obat untuk satu bulan
CXLI.
CXLII.
CXLIII.
C. Kunjungan posyandu balita dan lansia

CXLIV.

Kegiatan ini dilakukan di masing masing

desa dipegang oleh bidan desa. Yang dilakukan pada


kegiatan ini adalah pengukuran berat badan, pemberian
makanan pendamping dan konseling
D. Home visit
CXLV.

Kegiatan

mengunjungi

rumah

ini

peserta

dilakukan
Jaminan

dengan

Kesehatan

melakukan perawatan pasien yang membutuhkan home


care, mengecek jentik nyamuk atau mengecek jamban
sehat.
E. Kunjungan kegiatan ibu hamil
CXLVI.

Kegiatan kunjungan ibu hamil ini


dihadiri oleh ibu lurah beserta bidan desa. Kegiatan ini
berisikan terkait materi materi yang menungjang terkait
kesehatan ibu hamil baik itu pada trimester 1,2, maupun
3.

F. Kegiatan penyuluhan
CXLVII.

Kegiatan ini dilakukan di prolanis,


posyandu balita, posyandu lansia, dan home visit.
Materinya disesuaikan dengan topik yang iningi dibahas

G. Kegiatan lain sesuai program


CXLVIII.

Kegiatan

Musyawarah

ini

Masyarakat

adalah
Desa

kegiatan
tentang

seperti

kesehatan,

diskusi lintas sektoral tentang kesehatan, Program Unit


Kesehatan Sekolah (UKS) dan lain lain. Pelaksanaan
program ini disesuaikan dengan bidang masing masing.
CXLIX.
CL.

CLI.
3) Pengawasan, Pengendalian dan penilaian kerja (P3)
a) Pengawasan

internal

dilakukan

oleh

kepala

puskesmas dan pelaksana pemegang program


b) Pengawasan eksternal oleh Perangkat desa setempat,
Dinas

Kesehatan

Kabupaten

Banyumas

dan

pemerintah daerah
c) Pengendalian dilakukan untuk menjamin kesesuaian
pelaksanaan kegiatan dengan rencana yang telah
dibuat sebelumnya dengan cara membandingkan
capaian saat ini dengan target yang telah ditetapkan
sebelumnya
d) Penilaian kerja puskesmas dilaksanakan oleh tim
evaluasi dan monitoring dari pusat dan daerah dengan
melakukan uji sampling terhadap

kontak

yang

dilaporkan oleh FKTP berupa bukti, antara lain:


CLII.

1. daftar hadir/bukti kedatangan peserta (tanda


tangan peserta)

CLIII.

2. hasil

pemeriksaan

yang

dilakukan,

misalnya tekanan darah, GDP/GDPP, berat badan;


CLIV.

3. dokumentasi kegiatan (foto atau video). Sesuai


kebutuhan tim penilai

CLV.
c. Output
CLVI. Hasil uji coba kapitasi berbasis komitmen pelayanan tahun 2016
terkait angka kontak komunikasi puskesmas kemranjen 1 didapatkan

133,90 per seribu pada bulan Januari, Februari 95,97 per seribu, Maret
94,19 per seribu , April 88,19 per seribu, Mei 35,77 per seribu, Juni 34,8
per seribu, Juli 37,37 per seribu, Agustus 52,45 per seribu , Sebtember
54,79 per seribu, November 46,26 per seribu setiap bulan selalu dibawah
target yaitu 150 per seribu.
CLVII.

CLVIII.
1.

Weakness
a. Input
1) Man
CLIX.

Belum

ada

karyawan

yang

bertugas

khusus

menangani kapitasi berbasis komitmen. Bu Indra selaku


pengurus program ini juga memiliki tanggung jawab lain di
KIA.
2) Material
CLX.

Wilayah

kerja

yang

luas

sehingga

kontrol

pencatatan kegiatan kadang sulit dilakukan


3) Method
CLXI. Kegiatan sudah banyak dilakukan namun sering terjadi
kesalahan atau terlewat dalam pencatatannya
4) Market
CLXII.

Jumlah peserta Jaminan Kesehatan nasional di

wilayah kerja puskesmas kemranjen 1 adalah dua puluh tujuh


ribu orang.
2.

Opportunity

a. Banyaknya program kegiatan yang dilakukan Puskesmas.


b. Terdapat puskesmas pembantu dan poliklinik kesehatan desa (PKD)
di setiap desa.
c. Adanya dukungan tokoh masyarakat, tokoh agama, dan organisasi
kemasyarakatan lainnya.
d. Terdapat perkumpulan bidan desa dan puskesmas setiap minggumya
2.

Threat
a. Tingkat pemahaman mengenai perlunya upaya promotif dan
preventif masih rendah.
b. Banyak kegiatan yang harus mengumpulkan peserta Jaminan
Kesehatan Nasional. Hal ini sulit dilakukan terutama ketika
pelaksanaan bertabrakan dengan musim panen.
c. Terkadang pelaksanaan kurang maksimal karena peserta yang datang
banyak dan bersamaan, sedangkan tenaga penyedia layanan
kesehatan terbatas
d. Selain itu, terdapat beberapa desa yang jauh dari lokasi puskesmas
dan memiliki medan yang agak terjal, seperti desa Karangsalam,
sehingga menyulitkan akses.

CLXIII.
CLXIV.
CLXV.
CLXVI.
CLXVII.
CLXVIII.

CLXIX.
CLXX.
CLXXI.
CLXXII.
CLXXIII.
CLXXIV.
CLXXV.
CLXXVI.
CLXXVII.
CLXXVIII.
CLXXIX.
CLXXX.
CLXXXI.
CLXXXII.
CLXXXIII.
CLXXXIV.
CLXXXV.

PEMBAHASAN

CLXXXVI.
A. Pembahasan Masalah
CLXXXVII.

Angka kontak merupakan indikator untuk mengetahui tingkat aksesabilitas

dan pemanfaatan pelayanan primer di FKTP oleh Peserta serta upaya FKTP
terhadap kesehatan Peserta pada setiap 1000 (seribu) Peserta terdaftar Jaminan

Kesehatan Nasional
CLXXXVIII.

Indikator Angka Kontak (AK) dihitung dengan formulasi perhitungan

sebagai berikut:
CLXXXIX.

CXC.

Angka kontak adalah perbandingan jumlah Peserta terdaftar yang


melakukan kontak dengan FKTP dengan total jumlah peserta terdaftar di
FKTP dikali 1000 (seribu).

CXCI.

Jumlah peserta yang melakukan kontak adalah jumlah peserta JKN


(per nomor

identitas peserta) yang terdaftar di satu FKTP dan

mendapatkan pelayanan kesehatan di FKTP per bulan baik di dalam


gedung maupun di

luar gedung

tanpa

memperhitungkan frekuensi

kedatangan peserta dalam satu bulan. Jumlah peserta terdaftar adalah


jumlah peserta JKN yang terdaftar di suatu FKTP per bulan.
CXCII.

Hasil uji coba kapitasi berbasis komitmen pelayanan tahun 2016


terkait angka kontak komunikasi puskesmas

kemranjen 1 didapatkan

133,90 per seribu pada bulan Januari, Februari 95,97 per seribu, Maret
94,19 per seribu , April 88,19 per seribu, Mei 35,77 per seribu, Juni 34,8
per seribu, Juli 37,37 per seribu, Agustus 52,45 per seribu, Sebtember
54,79 per seribu, November 46,26 per seribu setiap bulan selalu dibawah
target yaitu 150 per seribu.
CXCIII.

Berdasarkan hasil analisis SWOT, terdapat beberapa permasalahan


yang berhasil diidentifikasi dalam program pencapaian angka kontak
komunikasi diantaranya belum adanya petugas khusus yang mengurusi
bidang kapitasi berbasis komitmen. Akibatnya proses pencatatan dan
pemantauan kurang maksimal. Selain itu angka kontak komunikasi juga
dipengaruhi oleh beberapa program kerja yang belum maksimal seperti K4

dan kunjungan Posyandu yang di beberapa desa belum mencapai target.


Kesadaran masyarakat terkait perlunya tindakan promotif dan preventif
masih kurang sehingga kebanyakan perserta datang ke puskesmas hanya
ketika sakit saja. Jumlah tenaga kesehatan juga masih kurang,untuk dokter
itu sendiri menurut WHO ditetapkan jumlah ideal 1 dokter untuk 2500
penduduk dan Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan Nasional
menetapkan rasio dokter ideal 1 dokter untuk 5000 peserta sedangkan
jumlah dokter di Puskesmas 1 kemranjen hanya 2 untuk 27000 peserta
Jaminan Kesehatan Nasional. Kondisi geografi yang sulit juga
menghambat angka kontak komunikasi karena dibeberapa desa terletak di
pegunungan yang jauh dan sulit dijangkau.
CXCIV.
B. Alternatif Pemecahan Masalah
CXCV.Alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan berdasarkan analisis
SWOT, antara lain:
1.

Membentuk bagian khusus


yang menangani tentang asuransi sehingga pencatatan,pelaporan dan
pemantauan bisa terlaksana dengan baik

2.

Mengoptimalkan

semua

program yang berkaitan dengan angka kontak komunikasi terutama


kontak sehat seperti posyandu balita dan lansia, kunjungan kegiatan ibu
hamil, penyuluhan dan kegiatan lain sesuai program.
3.

Menambah

frekuensi

program yang berkaitan dengan kontak komunikasi supaya angka


kontak komunikasi dapat meningkat.
4.

Mengoptimalkan kegiatan di
puskesmas pembantu dan PKD untuk menjangkau daerah yang jauh
dari puskesmas

5.

Membuat

suatu

standar

operasional prosedur untuk merapikan pendataan kegiatan supaya


pelaporanya dapat maksimal.
6.

Mengadakan pertemuan rutin


satu kali seminggu untuk seluruh bagian yang berkaitan dengan angka
kontak komunikasi membahas mengenai pencapaian setiap minggunya
agar angka kontak komunikasi dapat selalu terkontrol.

7.

Menambah tenaga kesehatan


seperti dokter agar pelayanan kesehatan dapat maksimal sehingga target
angka kontak komunikasi dapat tercapai.

8.

Menjalin

kerjasama

lintas

sektoral dengan RT, RW, kelurahan hingga kecamatan di wilayah kerja


Puskesmas I Kemranjen agar pengadaan kegiatan lebih mudah
dilakukan.
CXCVI.
CXCVII.
CXCVIII.
CXCIX.
CC.
CCI.
CCII.
CCIII.
CCIV.
CCV.

CCVI.
CCVII.
CCVIII.
CCIX.
CCX.
CCXI.
CCXII.
CCXIII.
CCXIV.
CCXV.
CCXVI.
CCXVII.
CCXVIII.

PENUTUP

CCXIX.
A. Kesimpulan
1. Hasil uji coba kapitasi berbasis komitmen pelayanan bulan tahun 2016
terkait angka kontak komunikasi puskesmas kemranjen 1 mendapatkan
133,90 per seribu pada bulan Januari, Februari 95,97 per seribu, Maret
94,19 per seribu , April 88,19 per seribu, Mei 35,77 per seribu, Juni
34,8 per seribu, Juli 37,37 per seribu, Agustus 52,45 per seribu,
Sebtember 54,79 per seribu, November 46,26 per seribu setiap bulan
selalu dibawah target yaitu 150 per seribu.
2. Beberapa hal yang menyebabkan angka kontak komunikasi, antara
lain:

a) Belum adanya petugas khusus yang mengurusi bidang kapitasi


berbasis komitmen.
b) Beberapa program kerja yang belum maksimal.
c) Kesadaran masyarakat terkait perlunya tindakan promotif dan
preventif masih kurang.
d) Kondisi geografi dengan medan yang sulit.
B. Saran
1.

Membentuk bagian khusus


yang menangani tentang asuransi.

2.

Mengoptimalkan

semua

program yang berkaitan dengan angka kontak komunikasi


3.

Menambah

frekuensi

program yang berkaitan dengan kontak komunikasi.


4.

Mengoptimalkan kegiatan di
puskesmas pembantu dan PKD.

5.

Membuat

suatu

standar

operasional prosedur untuk merapikan pendataan kegiatan.


6.

Mengadakan pertemuan rutin


satu kali seminggu untuk seluruh bagian yang berkaitan dengan angka
kontak komunikasi

7.

Menambah tenaga kesehatan.

8.

Menjalin

kerjasama

lintas

sektoral dengan RT, RW, kelurahan hingga kecamatan di wilayah kerja


Puskesmas I Kemranjen.
CCXX.

Anda mungkin juga menyukai