PEMBUKAAN
Pembukaan dilakukan oleh..... Selaku ketua RT. Pembukaan Musyawarah Masyarakat Desa III (MMD III)
tentang hasil Praktik Belajar Lapangan mahasiswa program pendidikan S1 Keperawatan Bina Sehat
PPNIyang dilaksanakan di rumah selaku ketua RT 2 dihadiri oleh seluruh anggota kelompok mahasiswa
Profesi Ners Keperawatan Bina Schat PPNI, Dr. M. Sajidin, S.Kp. M.kes, M.Kep, Sp. Kep. Kom selaku tutor
kelompok, ketua RW dan warga RT 1,2,3 Desa Sengon.
Acara dimulai pada pukul 08.00 WIB dengan memaparkan hasil implementasi yang telah dilakukan oleh
mahasiswa program pendidikan Profesi Ners Keperawatan Bina Schat PPNI. Pelaksanaan implementasi
berupa pelatihan mengenai penanganan ISPA,diare, gizi buruk kepada kader posyandu balita RT 1,2,3
Desa Sengon. Hasil implementasi yang telah dilaksanakan, dipresentasikan oleh perwakilan
mahasiswadalam kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa III (MMD III).
Assalamualaikum Wr.Wb. Acara pada pagi hari ini adalah acara ucapan terima kasih dan penutupan
acara Praktek Belajar Lapanganselama 1 minggu ini dari kami mahasiswa Program Profesi Ners
Keperawatan Stikes Bina Schat PPNI. Kami mohon maaf bila kami sering mengganggu bapak ibu dan
warga RT 1.2.3 Desa Sengon. Semoga kegiatan ini berguna bagi masyarakat. Sekian, Wassalamualaikum
Wr.Wb.
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Allah yang telah diberikan kepada kita sehingga dapat hadir disini dalam keadaan
schat walafiat. Kami mengucapkan terima kasih kepada adik-adik mahasiswa yang telah memberikan
ilmunya kepada warga untuk kesehatan warga kami.Kami selaku tokoh masyarakat mengucapkan terima
kasih dan tak lupa kami meminta maaf sebesar-besarnya bila ada warga kami yang bersikap kurang baik
kepada adik-adik
mahasiswa. Sekian, Wassalamualaikum Wr. Wb
B. ACARA INTI
1) TUJUAN KEGIATAN
4. Agar masyarakat mengenal masalah kesehatan yang dihadapi dan dirasakan diwilayahnya.
Dalam kegiatan MMD III ini presentator menjelaskan tentang hasil implementasi dari kegiatan yang
telah dilakukan oleh Mahasiswa program pendidikan Profesi Ners Keperawatan Stikes Bina Sehat PPNI
selama berada di RT 1.2.3 Desa Sengon. Pada hasil implementasi dan evaluasi hasil kegiatan pelatihan
kader posyandu mengenai penanganan kasus diare, ISPA, dan gizi buruk pada balitacukup berhasil
dengan kriteria masyarakat mengetahui informasi tentang ISPA, diare dan gizi buruk dan cara
penanganannya.
Pada acara ini juga dilakukan musyawarah bersama warga mengenai faktor pengahambat, faktor
pendukung serta rencana tindak lanjut.Mahasiswa meminta pendapat warga dalam memberikan
tanggapan pada setiap masalah yang telah diprioritaskan. Hal ini berguna untuk mengetahui minat dan
antusias warga RT 1,2,3 Desa Sengon dalam mengikuti pelatihan kader posyandu mengenai penanganan
diare. ISPA dan gizi buruk pada balita dan menjadikannya sebagai kegiatan rutin kader posyandu balita
RT 1,2,3 Desa Sengon.
Warga terlihat sangat antusias dalam melaksanakan diskusi. Hal ini ditunjukkan dengan beberapa warga
yang menyampaikan pendapatnya pada saat mahasiswa program pendidikan Profesi Ners Keperawatan
Stikes Bina Sehat PPNI memaparkan hasil kegiatan dan evaluasi yang telah dilakukan selama posyandu
Berdasarkan hasil implementasi yang dilakukan selama kegiatan posyandu di RT 1.2.3 Desa Sengon oleh
mahasiswa program pendidikan Profesi Ners Keperawatan Stikes Bina Sehat PPNI.
C. Diskusi bersama warga
Setelah dilakukan kegiatan pelatihan kader posyandu mengenai penanganan diare, ISPA dan gizi buruk
pada balita diperoleh hasil evaluasi bersama warga RT 1,2,3 Desa Sengon. Data hasil evaluasi dapat
dilihat pada tabel di atas. Hasil evaluasi ini dilanjutkan dengan adanya penyusunan rencana tindak lanjut
bersama warga RT 1,2,3 Desa Sengon. Selama pelaksanaan kegiatan pelatihan kader posyandu
mengenai penanganan diare, ISPA dan gizi buruk pada balita terdapat faktor pendukung dan
penghambat, yaitu:
1) Faktor Pendukung
a) Dukungan dari warga dan perangkat desa dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan kader posyandu
mengenai penanganan diare,ISPA dan gizi buruk pada balita.
b) Kader posyandu balita terlihat antusias dalam melayani orang tua balita yang datang.
c) Warga sangat antusias dalam ikut hadir dalam kegiatan posyandu balita.
balita.
g) Warga antusias mendengarkan saat dilakukan pelatihan kader posyandu mengenai penanganan diare
pada balita
2) Faktor Penghambat
a) Waktu yangterbatas.
Setelah dilakukan pembuatan rencana tindak lanjut diharapkan warga dapat melanjutkan kegiatan
pelatihan kader mengenai penanganan diare, ISPA dan gizi buruk pada balita dua minggu sekali.
Rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan oleh warga. RT 1,2,3 Desa Sengon. Berdasarkan masalah
yang telah dipaparkan pada pertemuan. MMD II, masalah yang ada pada kegiatan pendidikan kesehatan
ialah jumlahpenyakit ISPA yang menyerang balita sangat tinggi dibandigkan diare dan gizi buruk pada
balita RT 1,2,3 Desa Sengon yang cukup banyak.
Pada masalah kesehatan balita rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan warga adalah pengawasan
oleh kader posyandu mengenai penanganan diare,ISPA dan gizi buruk pada balita dan pengawasan
dalam penyelenggaraan posyandu halita setiap bulannya. minimal satu kali dalam sebulan.
53
Kurangnya
pada
2. Penutup
A. Kesimpulan
Gangguan
Masyarakat sangat antusias sekali dalam diskusi pada acara MMD III.Hal ini ditunjukkan dengan
banyaknya pertanyaan yang diajukan oleh peserta, jumlah warga yang datang yaitu sebanyak 20 orang.
. Pesan
Kami harapkan masyarakat dapat meningkatkan kerjasama dengan ketua RW, ketua RT,
dan ibu kader posyandu dalam melaksanakan Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang telah disepakati dalam
MMD III
C. Kesan
Kami merasa senang bisa membantu meskipun sedikit untuk menyelesaikan masalah kesehatan di Desa
Sengon.
54.