Anda di halaman 1dari 10

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Pada Masyarakat

Pesisir di Kelurahan Sambuli dan Tondenggeu Kecamatan Nambo Kota Kendari Tahun
2019

Abstrak

Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan
upaya pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah daerah, atau masyarakat.
Pemanfataan pelayanan kesehatan oleh masyarakat dapat dipengaruhi berbagi faktor. Kesehatan
harus dapat terjangkau secara universal oleh karenanya peningkatan pelayanan kesehatan
sehingga dapat di jangkau semua orang merupakan target utama dimana kita ketahui bahwa
pemanfaatan pelayanan kesehatan di daerah pesisir lebih rendah di banding pada perkotaaan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan
pelayanan kesehatan di wilayah pesisir di Kelurahan Sambuli dan Kelurahan Tondeggeu
Kecamatan Nambo. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Teknik pengambilan sampel
menggunakan teknik simple random sampling. Jumlah responden pada penelitian ini adalah 100
responden di Kelurahan Sambuli Kecamatan Nambo dan 100 responden di KelurahanTondeggeu
di Kecamatan Nambo. Populasi pada penelitian ini adalah para warga yang bertempat tinggal di
Kelurahan Sambuli dan Kelurahan Tondeggeu Kecamatan Nambo. Variable indepedennya yaitu
faktor keberadaan transportasi, jarak fasilitas kesehatan, kepemilikan asuransi kesehatan dan
persepsi pelayanan kesehatandan dan variable dependennya adalah pemanfaatan dalam
pelayanan kesehatan. Dari hasil uji yang diakukan di Kelurahan sambuli dan Kelurahan
Tondonggeu menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara jarak terhadap
pemanfaatan pelayanan kesehatan , tidak ada hubungan yang signifikan antara keberadaan
transportasi terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan, tidak ada hubungan yang signifikan
antara presepsi pelayanan terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan dan tidak ada hubungan
yang signifikan antara kepemilikan Asuransi terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan.

Kata Kunci : Jarak, Keberadaan Transportasi, Presepsi Pelayanan, Kepemilikan Asuransi


Kesehatan
PENDAHULUAN Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan
salah satu provinsi di Indonesia. Sekitar
Indonesia merupakan Negara Kepulaun
75,25% atau 110.000 km2 wilayah Sulawesi
yang terdiri dari beribu pulau dari sabang
Tenggara merupakan perairan2. Salah satu
sampai merauke. Menurut data BPS, (2018),
wilayah pesisir di Sulawesi tenggara terdapat
secara geografis Indonesia terletak antara 60
di Kelurahan Sambuli dan Kelurahan
04’ 30’’ Lintang Utara dan 110 00’ 36’’
Tondonggeu yang secara administratif berada
Lintang Selatan dan antara 940 58’ 21’’
di Kota Kendari. Berdasarkan salah satu
sampai dengan 1410 01’ 10’’ Bujur Timur dan
laporan hasil mahasiswa yang melakukan
dilalui oleh garis ekuator atau garis
kegiatan Pembelajaran Lapangan di Kelurahan
khatulistiwa yang terletak pada garis lintang 00
Sambuli dan Kelurahan Tondonggeu yang
dengan luas wilayah sekitar 1.916.862,20 km2
mengemukakan bahwa fasilitas kesehatan yang
terdiri dari 16.056 pulau dan 34 provinsi.
pernah dikunjungai masyarakat di Kelurahan
Dengan banyaknya pulau di Indonesia, Sambuli dan Kelurahan Tondonggeu antara
menjadikan Indonesaia sebagai Negara lain Rumah Sakit, Puskesmas, Dokter Praktek
Kepulauan, yang memiliki garis pantai yang Klinik dan Polindes.
panjang. Pada daerah garis pantai ini biasa
Menurut Peraturan Pemerintah
disebut juga dengan wilayah pesisir. Wilayah
Republik Indonesia Nomor 47 tahun 2016
pesisir adalah wilayah peralihan antara laut
Tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan,
daratan, kearah darat mecakup daerah yang
Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu
masih terkena terkena pengaruh percikan air
alat dan/atau tempat yang digunakan untuk
laut dan kearah laut meliputi daerah paparan
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan,
benua2. Sistim pengetahuan masyarakat pesisir
baik promotif, preventif, kuratif maupun
sangatlah sederhana, tekhnologi yang
rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah,
dimilikinya masih sangat terikat dengan alam
pemerintah daerah, dan/atau masyarakat4.
lingkungannya sebagai sebuah ekosistem, dan
Upaya kesehatan masyarakat meliputi upaya
tidak mengalami perkembangan karena
kesehatan masyarakat esensial dan upaya
merupakan wilayah yang terisolir. Oleh karena
kesehatan pengembangan. Upaya kesehatan
pola penangkapan ikan masih merupakan
masyarakat esensial mencakup pelayanan
pengetahun atau teknologi yang sangat
promosi kesehatan, pelayanan kesehatan
sederhana3
lingkungan, pelayanan KIA-KB, pelayanan
gizi serta pelayanan pencegahan dan METODE PENELITIAN
pengendalian penyakit5. Dalam melakukan
Jenis penelitian ini adalah penelitian
upaya kesehatan, pemanfaatan pelayanan
kuantitatif. Teknik pengambilan sampel
kesehatan menjadi hal yang wajib dilakukan
menggunakan teknik simple random sampling.
oleh masyarakat.
Jumlah responden pada penelitian ini adalah
Pemanfataan pelayanan kesehatan oleh 100 responden di Kelurahan Sambuli
masyarakat dapat dipengaruhi berbagi faktor. Kecamatan Nambo dan 100 responden di
Dimana pemanfaatan pelayanan kesehatan Kelurahan Tondeggeu di Kecamatan Nambo.
merupakan faktor penting dalam penentu Populasi pada penelitian ini adalah para warga
kesehatan, yang memiliki relevansi khusus yang bertempat tinggal di Kelurahan Sambuli
sebagai masalah kesehatan dan pembangunan dan Kelurahan Tondeggeu Kecamatan Nambo.
masyarakat di negaranegara berpenghasilan Variable indepedennya yaitu faktor keberadaan
rendah3. Kesehatan harus dapat terjangkau transportasi, jarak fasilitas kesehatan,
secara universal oleh karenanya peningkatan kepemilikan asuransi kesehatan dan persepsi
pelayanan kesehatan sehingga dapat di jangkau pelayanan kesehatan dan variable dependennya
semua orang merupakan target utama, dimana adalah pemanfaatan dalam pelayanan
kita ketahui bahwa pemanfaatan pelayanan kesehatan.
kesehatan di daerah pesisir lebih rendah di
HASIL DAN PEMBAHASAN
banding pada perkotaaan.
Jarak Ke Fasilitas Kesehatan
Upaya kesehatan masyarakat meliputi upaya
kesehatan masyarakat esensial dan upaya Hubungan Jarak Fasilitas Kesehatan dengan
kesehatan pengembangan. Upaya kesehatan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan pada
masyarakat esensial mencakup pelayanan Masyarakat Pesisir di Kelurahan Sambuli dan
promosi kesehatan, pelayanan kesehatan Tondonggeu Kecamatan Nambo Kota Kendari
lingkungan, pelayanan KIA-KB, pelayanan Tahun 2019.
gizi serta pelayanan pencegahan dan
5
Untuk mengetahui hubungan jarak
pengendalian penyakit . Dalam melakukan
fasilitas kesehatan dengan pemanfaatan
upaya kesehatan, pemanfaatan pelayanan
pelayanan kesehatan pada masyarakat pesisir
kesehatan menjadi hal yang wajib dilakukan
di Kelurahan Sambuli Kecamatan Nambo Kota
oleh masyarakat.
Kendari Tahun 2019 dapat dilihat pada table 1 Kota Kendari Tahun 2019 dapat dilihat pada
berikut. table 2 berikut.

Tabel 1. Jarak Fasilitas Kesehatan dengan Pemanfaatan Tabel 2. Jarak Jasilitas Kesehatan dengan Pemanfaatan
Pelayanan Kesehatan pada Masyarakat Pesisir di Kelurahan Pelayanan Kesehatan Pada Masyarakat Pesisir di Kelurahan
Sambuli Tondonggeu

Pemanfaatan Pelayanan Pemanfaatan Pelayanan


Kesehatan Kesehatan
Total Total
Jarak Memanfaat Tidak Jarak Memanfaat Tidak
kan Memanfaatkan kan Memanfaatkan

n % n % n % n % n % n %

Jauh 57 57 0 0 57 57 Jauh 50 50 8 8 58 58

Dekat 39 39 4 4 43 43 Dekat 42 42 0 0 42 42

Total 100 100 0 0 100 100 Total 92 92 8 8 100 100

Table 1. Menunjukkan bahwa dari 100 Table 2. Menunjukkan bahwa dari 100
responden di Kelurahan Sambuli Kecamatan responden di Kelurahan Tondonggeu
Nambo Kota Kendari Tahun 2019, responden Kecamatan Nambo Kota Kendari Tahun 2019,
yang memiliki jarak rumah dekat dan responden dengan jarak rumah dekat dan
memanfaatkan pelayanan kesehatan sebanyak memanfaatkan pelayanan kesehatan sebanyak
43 responden (43%) , sedangkan responden 42 responden (42%), sedangkan responden
dengan jarak rumah jauh dan memanfaatkan dengan jarak rumah jauh dan memanfaatkan
pelayanan kesehatan sebanyak 57 responden pelayanan kesehatan sebanyak 50 responden
(57%). (50%).

Untuk mengetahui hubungan jarak Jarak merupakan salah satu faktor yang
fasilitas kesehatan dengan pemanfaatan penting bagi masyarakat guna memanfaatkan
pelayanan kesehatan pada masyarakat pesisir pelayanan kesehatan. Rendahnya tingkat
di Kelurahan Tondonggeu Kecamatan Nambo utilisasi saran pelayanan kesehatan dapat
dipengaruhi oleh jarak dimana lokasi tempat
tinggal. Masyarakat lebih cenderung pelayanan kesehatan sebanyak 50 responden
memanfaatkan sarana yang berada disekitar (50%). Hal ini menunjukkan respoden dengan
tempat tinggal mereka. jarak rumah jauh cenderung lebih banyak
memanfaatkan pelayanan kesehatan sama
Berdasarkan teori utilitas pelayanan
seperti hasil yang diperoleh di Kelurahan
kesehatan yang menjelaskan bahwa keinginan
Sambuli.
seseorang untuk memanfaatkan pelayanan
kesehatan juga ditentukan oleh factor Penelitian ini sejalan dengan dilakukan
pendukung yakni salah satunya adalah jarak ke Yustina di TPA Tamangapa, responden yang
pelayanan kesahatan itu sendiri. Jarak jauh berjarak jauh justru lebih banyak
maupun jarak dekat akan mempengaruhi memanfaatkan pelayanan kesehatan
keputusan seseorang untuk memanfaatkan atau dibandingkan dengan yang berjarak dekat hal
tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan. ini dikarenakan responden yang tempat
tinggalnya berjarak jauh lebih berantusias,
Table 1. Menunjukkan bahwa dari 100
sehingga hal tersebut menjadi factor
responden di Kelurahan Sambuli Kecamatan
pendorong untuk memeriksakan kesehatan
Nambo Kota Kendari Tahun 2019, responden
mereka dipelayanan kesehatan dibandingkan
yang memiliki jarak rumah dekat dan
dengan responden yang tempat tinggalnya
memanfaatkan pelayanan kesehatan sebanyak
berjarak dekat mereka beranggapan bahwa
43 responden (43%) , sedangkan responden
tempat pelayanan kesehatan mudah dijangkau
dengan jarak rumah jauh dan memanfaatkan
sehingga lebih menunda-nunda memeriksakan
pelayanan kesehatan sebanyak 57 responden
kesehatan akhirnya mereka menjadi malas
(57%). Hal ini menunjukkan responden dengan
untuk mengunjungi pelayanan kesehatan.
jarak rumah jauh lebih banyak yang
Tidak ada hubungan antara jarak dengan
memanfaatkan pelayanan kesehatan.
pemanfaatan pelayanan kesehatan.
Table 2. Menunjukkan bahwa dari 100
Penelitian ini tidak sejalan yang
responden di Kelurahan Tondonggeu
dilakukan Ismail di Kecamatan Tellu Limpoe
Kecamatan Nambo Kota Kendari Tahun 2019,
Kabupaten Bone yang menunjukkan ada
responden dengan jarak rumah dekat dan
hubungan antara jarak dengan pemanfaatan
memanfaatkan pelayanan kesehatan sebanyak
pelayanan kesehatan bahwa jauhnya jarak
42 responden (42%), sedangkan responden
rumah masyarakat dari lokasi pelayanan
dengan jarak rumah jauh dan memanfaatkan
kesehatan mempengaruhi masyarakat dalam sebesar 33 dengan presentase 33%, ojek
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan, sebanyak 1 dengan presentase 1%, jalan kaki
biaya transportasi yang mulai meningkat dan sebanyak 17 dengan presentase 17%,
ditambah dengan sarana transportasi yang transportasi lainnya sebanyak 5 dengan
tidak lancar membuat masyarakat sulit persentase 5% dan responden yang tidak
memanfaatkan fasilitas kesehatan. pernah pergi ke fasilitas pelayanan kesehatan
sebanyak 3 dengan presentase 3%.
KEBERADAAN TRANSPORTASI
Tabel 4. Keberadaan Transportasi di Kelurahan Tonggedeu
Keberadaan Transportasi dalam Kecamatan Nambo
menjangkau Fasilitas Kesehatan pada
Cara Mencapai dengan Total
Masyarakat Pesisir di Kelurahan Sambuli dan No.
Menggunakan
N %
Tondonggeu Kecamatan Nambo Kota Kendari
1. Kendaraan pribadi 23 23
Tahun 2019
2. Angkutan umum 50 50
3. Ojek 1 1
Tabel 3. Keberadaan Transportasi di Kelurahan Sambuli 4. Jalan kaki 18 18
Kecamatan Nambo
Tidak pernah kefasilitas
5. 8 8
kesehatan
Cara Mencapai Dengan Total
No. Total 100 100
Menggunakan
N %
1. Kendaraan Pribadi 41 41
Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 100
2. Angkutan Umum 33 32
responden terdapat responden yang
3. Ojek 1 1
4. Jalan kaki 17 17
menggunakan kendaraan pribadi sebanyak 23
Tidak pernah kefasilitas dengan presentase 23%, angkutan umum
5. 3 3
kesehatan sebesar 50 dengan presentase 50%, ojek
6. Lainya 5 5 sebanyak 1 dengan presentase 1%, jalan kaki
Total 100 100 sebanyak 18 dengan presentase 18%, dan
responden yang tidak pernah pergi ke fasilitas
Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 100 pelayanan kesehatan sebanyak 8 dengan
responden terdapat responden yang presentase 8%.
menggunakan kendaraan pribadi sebanyak 41
Dalam upaya meningkatkan derajat
dengan presentase 41%, angkutan umum
kesehatan masyarakat, Kementerian Kesehatan
terus berupaya untuk meningkatkan akses online yang ada saat ini untuk dapat digunakan
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang sebagai pengganti angkutan umum.2
bermutu. Akses Pelayanan Kesehatan dalam
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
Riskesdas 2013 adalah mengetahui keberadaan
keberadaan transportasi di Kelurahan Sambuli
fasilitas kesehatan yang terdiri dari rumah sakit
dan Kelurahan Tondeggeu tidak memiliki
pemerintah, rumah sakit swasta, Puskesmas
pengaruh terhadap pemanfaatan fasilitas
atau Puskesmas pembantu, praktik dokter atau
pelayanan kesehatan. Hal ini sejalan dengan
klinik, praktik bidan atau rumah bersalin,
penelitian yang dilakukan oleh Nainggolan,
Posyandu, Poskesdes atau Poskestren dan
hapsari dan indrawati mengatakan bahwa tidak
Polindes. Moda transportasi yang dapat
ada hubungan yang bermakna antara
digunakan oleh rumah tangga menuju fasilitas
transportasi ke fasilitas kesehatan dengan
kesehatan yang terdiri dari mobil pribadi,
kelengkapan imunisasi baduta atau
kendaraan umum, jalan kaki, sepeda motor,
pemanfaatan pelayanan kesehatan karena
sepeda, perahu, transportasi udara dan lainnya
disebabkan meskipun responden tidak
serta penggunaan lebih dari dari satu moda
memiliki kendaraan pribadi tetapi bisa dengan
transportasi atau kombinasi.1
berjalan kaki karena memiliki jarak yang dekat
Transportasi yang dapat digunakan dengan fasilitas kesehatan.2
untuk ke fasilitas kesehatan di Kelurahan
PERSEPSI PELAYANAN
sambuli dan Kelurahan Tondeggeu antara lain
kendaaran pribadi, angkutan umum, ojek, dan Persepsi Pelayanan Fasilitas Kesehatan

berjalan kaki. Pada penelitian yang dilakukan pada Masyarakat Pesisir di Kelurahan Sambuli
oleh hidana, saputra dan maryati dimana hasil dan Tondonggeu Kecamatan Nambo Kota
analisis menunjukan aksesibilitas tidak Kendari Tahun 2019.
Tabel 5. Persepsi Pelayanan Fasilitas kesehatan di Kelurahan
mempunyai hubungan yang bermakna terhadap Sambuli Kecamatan Nambo Kota Kendari Tahun 2019

pemanfaatan pelayanan kesehatan di No. Pemanfaatan Pelayanan


Puskesmas Tanah Sareal, dalam hal ini Persepsi Pelayanan Kesehatan

disebabkan meskipun dari tempat tinggal n %


1. Memuaskan 41 41
responden tidak dilalui angkutan umum yang
2. Tidak Memuaskan 59 59
dapat langsung menuju Puskesmas Tanah
Total 100 100
Sareal, hal tersebut bukanlah suatu masalah
karena semakin banyaknya transportasi ojek
Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 100 pelayanan) (Apriyanto, Kuntjoro, & Lazuardi,
responden di Kelurahan Sambuli Kecamatan 2013).
Nambo Kota Kendari Tahun 2019 tentang Ketidakpuasan responden terhadap
persepsi kualitas pelayanan yang tidak kualitas pelayanan di Kelurahan Sambuli
memuaskan lebih banyak sebesar 59% Kecamatan Nambo Kota Kendari berkaitan
dibandingkan dengan yang memuaskan sebesar dengan waktu tunggu pasien yang tidak
41%. memuaskan, sedangkan kepuasan pasien
Tabel 6.Persepsi Pelayanan Fasilitas kesehatan di Kelurahan berkaitan dengan perilaku dokter dan perawat.
Tondonggeu Kecamatan Nambo
Begitu pula pada ketidakpuasan pasien di
No. Pemanfaatan
Persepsi Pelayanan Pelayanan Kesehatan
Kelurahan Tondonggeu Kecamatan Nambo
n % Kota Kendari menyangkut pada waktu tunggu
1. Memuaskan 63 63 yang lama, sedangkan Kepuasan responden
2. Tidak Memuaskan 37 37
terhadap kualitas pelayanan berkaitan dengan
Total 100 100
perilaku dokter dan perawat di fasilitas
kesehatan.
Table 6 menunjukkan bahwa dari 100
Dari penelitian ini, didapatkan bahwa
responden di Kelurahan Tondonggeu
ada hubungan antara kepuasan pasien dengan
Kecamatan Nambo Kota Kendari Tahun 2019
waktu tunggu dalam mendapatkan pelayanan
tentang persepsi kualitas pelayanan yang
di fasilitas kesehatan. Hal ini sejalan dengan
memuaskan lebih banyak sebesar 63%
penelitian yang dilakukan oleh Dedi Fatrida
dibandingkan dengan yang tidak memuaskan
dan Andesma Saputra yang menyatakan bahwa
sebesar 37%.
jaminan mempengaruhi waktu tunggu, karena
Kepuasan pasien tergantung pada
petugas tidak memberikan informasi dengan
kualitas pelayanan dan upaya yang dilakukan
baik, maka akan menyebabkan
tenaga kesehatan untuk memenuhi keinginan
ketidaknyamanan pada pasien sehingga pasien
pasien dengan jasa yang diberikan. Suatu
menjadi tidak puas.
pelayanan dikatakan baik oeh pasien
Selain itu, penelitian ini menujukkan
ditentukan oleh kenyataan apabila jasa yang
walaupun responden tidak puas terhadap waktu
diberikan bisa memenuhi kebutuhan pasien
tunggu untuk mendapatkan pelayanan, akan
dengan menggunakan persepsi pasien tentang
tetapi responden tetap berminat untuk
pelayanan yang diterima (memuaskan atau
memanfaatkan kembali pelayanan yang
mengecewakan, juga termasuk lama waktu
diberikan. Hal ini dikarenakan kepuasan lebih baik terhadap waktu tunggu pelayanan di
responden terhadap sikap dari dokter dan fasilitas kesehatan. Sehingga dapat
perawat di fasilitas kesehatan. disimpulkan bahwa pemanfaatan fasilitas
Hal ini sejalan dengan penelitian yang kesehatan tidak mempunyai hubungan dengan
dilakukan oleh Sabber Kiding, Noer Bahry kepuasan dan ketidakpuasan pasien. Hal ini
Noor, dan Rini Anggraeni dimana hasil dikarenakan ketidakpuasaan pasien pada salah
wawancara dengan sebagian responden yang satu unsur pelayanan tertutupi pada kepuasan
menyatakan pelayanan kurang baik khususnya pasien pada unsur pelayanan lain, sehingga
dalam aspek kedisiplinan waktu. Kebanyakan pasien akan tetap memanfaatkan fasilitas
responden harus menunggu lama untuk kesehatan.
medapatkan pelayanan di poliklinik bedah,
namun mereka tetap berminat untuk KEPEMILIKAN ASURANSI
memanfaatkan kembali pelayanan yang KESEHATAN
diberikan karena didukung faktor lokasi yang Kepemilikan Asuransi Kesehatan pada
strategis dan mudah diakses, kelengkapan Masyarakat Pesisir di Kelurahan Sambuli dan
fasilitas dan pelayanan yang baik dari dokter Tondonggeu Kecamatan Nambo Kota Kendari
dan perawat yang mampu menjaga komunikasi Tahun 2019.
yang baik dengan pasien. Maka mereka tidak
Tabel 7.Kepemilikan Asuransi Kelurahan Sambuli Kecamatan
keberatan menunggu sedikit lama untuk Nambo

memperoleh pelayanan di poliklinik bedah RS Kepemilikan Jumlah


No.
Asuransi Kesehatan N %
Ibnu Sina.
1. Ya 83 83
Kenyataan bahwa kepuasan pasien 2. Tidak 17 17
terhadap sikap dari dokter dan perawat di Total 100 100
Sumber: Data Primer Juli 2019
fasilitas kesehatan yang menjadikan responden
tidak keberatan menunggu sedikit lama untuk Tabel 7 menunjukkan bahwa

memperoleh pelayanan. Namun petugas kepemilikan asuransi kesehatan pada

kesehatan tetap diharapkan lebih responden di kelurahan Sambuli, Kecamatan


memperhatikan kualitas yang Nambo, Kota Kendari Tahun 2019 yang
pelayanan
diberikan, khususnya ketepatan waktu tunggu memiliki asuransi kesehatan lebih banyak yaitu
pasien agar pasien tidak terlalu lama 83 responden (83%) dibandingkan dengan
menunggu dan persepsi kepuasan menjadi
yang tidak memiliki asuransi kesehatan yaitu Tanah Sareal karena ketika mendaftar program
17 respindem (17%). asuransi kesehatan, tidak mencantumkan
Puskesmas Tanah Sareal sebagai fasilitas
Tabel 8. Kepemilikan Asuransi Kelurahan Tondonggeu
Kecamatan Nambo kesehatan pertamanya dalam mendapatkan
Kepemilikan Asuransi Jumlah pelayanan kesehatan. Begitu pula dengan
No.
Kesehatan N %
responden yang tidak memiliki asuransi,
1. Ya 83 83
2. Tidak 17 17 mereka tetap memanfaatkan pelayanan
Total 100 100 kesehatan yang ada di Puskesmas, karena
Sumber: Data Primer Juli 2019
biaya yang relatif terjangkau.1
Tabel 8 menunjukkan bahwa
Sehingga dapat disimpulkan tidak ada
kepemilikan asuransi kesehatan pada
hubungan kepemilikan asuransi dengan
responden Kelurahan Tondonggeu, Kecamatan
pemnafaatan fasilitas pelayanan kesehatan Di
Nambo, Kota Kendari Tahun 2019 yang
kelurahan Sambuli dan Kelurahan Tondonggeu
memiliki asuransi kesehatan lebih banyak yaitu
83 responden (83%) dibandingkan yang tidak Kecamatan Nambo. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sulistyorini dan
memiliki asuransi kesehatan yaitu 17
Purwanta dimana Akses pelayanan kesehatan,
responden (17%).
persepsi sehat sakit, status ekonomi, dan
Asuransi kesehatan memiliki banyak kepemilikan asuransi tidak ada hubungannya
manfaaat. Akan tetapi hingga saat ini belum dengan pemanfaatan fasilitas pelayanan
semua masyarakat diindonesia yang telah kesehatan milik swasta di Kabupaten Sleman.
memiliki asurasi kesehatan. Di kelurahan
Sambuli dan Kelurahan Tondonggeu
Kecamatan Nambo belum semua memiliki
asuransi kesehatan. Pada penelitian yang
dilakukan oleh Hidana, Shaputra dan Maryati
menyatakan bahwa asuransi tidak berpengaruh
terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan,
hal ini disebabkan karena meskipun
masyarakat memiliki asuransi kesehatan
namun sebagian besar tidak dapat digunakan
untuk pelayanan kesehatan di Puskesmas

Anda mungkin juga menyukai