Anda di halaman 1dari 6

asuhan keperawatan acne vulgaris (jerawat)

BAB I
KONSEP DASAR

A. Landasan Teoritis
1. Defenisi
Akne vulgaris atau biasa di sebut juga dengan jerawat adalah peradangan kronik folikel
filosebasea yang ditandai dengan adanya komedo, papula, pustula, dan kista pada
daeah-faerah predileksi, seperti muka, bahu, bagian atas dari ekstremitas superior,
dada, dan punggung.
(Ilmu Penyakit Kulit, Marklali Harahap, 2000, hal 35)
Akne vulgaris (jerawat) adalah penyakit peradangan menahun folikel pilosebasea yang
umumnya terjadi pada mada remaja dan dapat sembuh sendiri.
(Ilmu Penyakit Kulit Dan kelamin, 2005, hal 236)

Akne vulgaris (jerawat) menjadi masalah pada hampir semua remaja. Akne
minor adalah suatu bentuk akne yang ringan, dan dialami oleh 85% para remaja.
Gangguan masih dianggap sebagai proses fisiologik. Lima belas persen remaja
menderita ini. Biasanya akne vulgaris mulai timbul pada masa pubertas. Pada wanita
insidens terbanyak terdapat pada usia 14 17 tahun, sedangkan pada laki-laki 16 19
tahun.
2. Etiologi
Penyebab yang pasti belum diketahui, tetapi banyak faktor yang berpengaruh:
Sebum : akne yang keras selalu disertai pengeluaran sebore
yang banyak
Bakterial : bakteri corynebacterium acnes, staphylococus epidermidis,
pity rosporum ovale
Herediter : apabila kedua orang tua mempunyai parut bekas akne,
kemungkinan anaknya akan menderita akne
Hormon : estrogen, progesteron
Iklim : daerah yang mempunyai 4 musim, biasanya akne bertambah
hebat pada musim dingin, sebaliknya kebanyakan membaik pada musim panas
Psikis : penderita stress dan gangguan emosi dapat menyebabkan
eksaset basi akne
Kosmetika : jenis kosmetika yang dapat menimbulkan akne tak
tergantung pada harga, merk, dan kemurnian bahannya, tetapi karena mengandung
campuran bahan yang bersifat komedo genik atau bahan dengan konsentrasi lebih
besar

3. Gejala Klinis
Tempat predileksi akne vulgaris adalah dimuka, bahu, dada bagian atas, dan
punggung bagian atas, lokasi kulit ini, misalnya leher, lengan atas, dan kadang-kadang
terkena erupsi kulit polimorfi, dengan gejala predominan salah satunya, komedo, papul
yang tidak beradang. Dapat disertai rasa gatal, namun umumnya keluhan penderita
adalah keluhan estetis. Komedo adalah gejala patognomonik bagian akne berupa papul
miliar yang di tengahnya mengandung sumbatan sebum, bila berwarna hitam akibat
mengandung unsur melan disebut komedo hitam atau komedo terbuka (black comedo,
open comedo). Sedang bila berwarna putih arena lebih dalam sehingga tidak
mengandung unsur melanin disebut sebagai komedo putih atau komedo tertutup.

4. Klasifikasi
Klasifikasi secara klinik dapat berdasarkan:
1) Tingkat keseluruhan (overall arading)
2) Penghitungan lesi
3) Fotografi

5. Penatalaksanaan
a. Medikamentosol
Topikal
Bahan iritan: resorsinol (1 5%), asam salisilat ( 3 5%), asam Vit A (0,025 0,1%)
Sulfat (4 8%)
Antibakteri: tetrasiklin 1%, eritromisin 1%, klindomisin 1%, Peroksida benzoil 2,5%
Kortikisteroid kekutan ringan sampai sedang, dan etil laktat 10%, dalam gliserin 5
10%
Sistemik
Antibakteri: tetrasiklin 3 4 x 250 mg, minosiklin 2 x 50 mg, linkomisin 3 x 500 mg,
klindomisin 2 x 50 mg
Hormonal: estrogen 50 mg 1 hari selama 21 hari, antiandrogen 2 mg / hari

b. Nonmedikamentosa
Pengeluaran sebum oleh ekstraktor komedo atau bedah listrik, bedah beku, dan
suntikan intralesi, perakiatan kulit, dan diet bagi yang memerlukan.

BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
Lakukan pengkajian fisik, dapatkan riwayat keluarga dan riwayat kesehatan
Observasi adanya manifestasi jerawat

Non inflamasi
Komedo massa padat dari keratin, lipid, asam lemak dan bakteri yang mendilatasi
produksi duktus folikular
Komedo tertutup atau whiteheads (komedo putih)
Komedo terbuka atau black heads (komedo hitam)

Inflamasi
Papula
Pustula
Kista

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa I
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya sekresi, organisme infektif.

Tujuan:
Lesi sembuh dengan pembentukan jaringan parut minimal.

Kriteria hasil:
Pasien mengatakan lesi sembuh dengan pembentukan jaringan parut baru.
Intervensi:
Bersihkan kulit dengan cermat menggunakan sabun ringan dan air
Beritahukan pasien untuk tidak memencet-mencet, menusuk-nusuk atau melakukan
bentuk manipulasi lain pada lesi
Tekankan pentingnya mengikuti instruksi, seperti hanya menggunakan preparat yang
diresepkan
Instruksikan tentang pencucian rambut, penataan rambut, serta pemilihan dan
penggunaan kosmetik
Berikan agens untuk kulit sesuai ketentuan
Berikan antibiotik sesuai ketentuan

Rasionalisasi:
Untuk mengurangi risiko infeksi
Pasien diberitahukan untuk tidak memencet-mencet, menusuk-nusuk atau melakukan
bentuk manipulasi lain pada lesi agar tidak memunculkan jerawat dan tidak
meningkatkan resiko infeksi
Dukungan psikologis
Dapat mengurangi jumlah lesi
Dukungan psikologis

Dagnosa II
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan persepsi terhadap lesi wajah.

Tujuan:
Agar remaja memahami tentang jerawat dan pengobatannya.

Kriteria hasil:
Lebih memahami tentang jerawat dan pengobatannya.

Intervensi:
Waspadai syarat-syarat yang menandakan bahwa remaja ingin mendiskusikan
masalah kulit
Lakukan diskusi degan topik terapi untuk remaja dengan lesi kulit yang nyata
Rujuk keperawatan praktis terhadap kebutuhan khusus remaja
Hindari pengobatan sendiri dengan preparat yang dijual bebas karena hal ini biasanya
tidak efektif

Rasionalisasi:
Dukungan psikologis

Diagnosa III
Perubahan proses kelurga b/d anak dengan masalah kulit yang mengganggu.
Tujuan:
Px dapat kembali berkumpul dengan orang tua tanpa ada rasa minder

Kriteria hasil:
Keluarga menunjukkan pemahaman tentang masalah kulit remaja dan terapi
Keluarga menunjukkan sikap mendukung

Intervensi:
Jelaskan jerawat dan terapi yang ditentukan
Bantu keluarga dalam membantu remaja dalam melakukan tanggung jawab yang lebih
besar
Jelaskan sikap perkembangan remaja dan efek jerawat terhadap citra diri dan
pembentukan identifikasi

Rasionalisasi:
Dengan ditentukannya terapi gunanya untuk meningkatkan pemahaman keluarga
Dengan melakukan tanggung jawab yang besar untuk penatalaksanaan jerawat
Agar keluarga lebih paham dan mendukung

DAFTAR PUSTAKA

1. Kulit Penyakit I, Harahap Marwali, Jakarta, 2000.


2. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin, Prof DR. Adhi Djuanda, Jakarta, 1987.
3. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ke 3, Jilid 2,
Djuanda A. Djuanda S. Hamzah M, Aisah S.
Arnold HL. Odom, RB, James KID Andrews, Diases Of The Skin Clinical Dermatology
Bith Ed, Philadelphia KIB saunders Company, 1990.
4. Keperawatan Pediatrik, Edisi 4

Donna L. Wong

Anda mungkin juga menyukai