Anda di halaman 1dari 19

ACNE VULGARIS

KELOMPOK 2
 
BAGUS DWI YANDRA (1914201084)
REZA ZULTIANIS (1914201070)
FIRDHA MIFTAHUL JANNAH
(1914201051)
RISE (1914201073)
VIDI LITA SIDIANA (1914201077)
NURUL LATIFA ANNUM (1914201068)
Acne vulgaris (jerawat)

kelainan folikel umum yang mengenai


pilosebasea (folikel rambut) yang rentan dan
paling sering ditemukan didaerah
muka,leher,serta bagian atas. Acne ditandai
dengan komedo tertutup
(whitehead),komedo terbuka
(blookhead),papula,pustul,nodus,dan kista
(prunner dan suddarth,2001).
Acne vulgaris atau yang sering dikenal dengan sebutan jerawat
merupakan gangguan inflamatorik pada kelenjer sebasea dan
masalah kulit yang paking umum dialami remaja,namun lesi juga
bisa muncul saat penderita berusia 8 tahun. Walaupun lebih
sering terjadi dan lebih parah dialami anak lelaki dari pada anak
perempuan,acne (jerawat) yang dialami perempuan biasanya
muncul lebih awal dan cenderung berlangsung lebih
lama,kadang-kadang hingga penderita menginjak masa dewasa.
Jika ditangani dengan baik,prognosisnya baik. (William and
wilkins,2008 hal.1)
Epidemiologi

Acne merupakan kelainan kulit yang paling sering


ditemukan pada remaja dan dewasa muda diantara usia
12-35 tahun. Laki-laki dan perempuan terkena sama
banyaknya,dengan insiden tertinggi antara usia 14 dan 17
tahun pada anak perempuan,serta usia 16 dan 19 tahun untuk
anak laki-laki. Kelainan kulit ini semakin nyata pada pubertas
dan usia remaja,dan kenyataan tersebut mungkin terjadi
karena fungsi kelenjer endokrin tertentu yang mempengaruhi
sekresi kelenjer sebasea mencapai aktifitas puncaknya pada
usia ini. Acne tampaknya berakar dari interaksi faktor
genetik,hormonal dan bacterial. Pada sebagian besar kasus
terdapat riwayat acne dalam keluarga
Etiologi
• Sebum merupakan faktor utama penyebab timbulnya acne. Acne yang keras selalu disertai
pengeluaran sebore yang banyak.
• Bakteri (Corynebacterium acnes,staphylococcus epidermis)
• Herediter,berpengaruh pada besar dan aktivitas kelenjer palit (kelenjer sebasea) bila orang tua
mempunyai parut bekas acne kemungkinan besar anaknya akan meningkat
• Hormon,hormon androgen memegang peranan yang penting karena kelenjer palit sangat
sensitif terhadap hormon ini. Hormon androgen berasal dari kelenjer adrenalin yang
menyebabkan kelenjer palit bertambah besar dan produksi sebum meningkat
• Iklim,acne bertambah hebat pada musim dingin sebaliknya kebanyakan membaik pada musim
panas
• Psikis,pada beberapa penderita,stress dan gangguan emosi dapat menyebabkan eksaserbasi
acne
• Kosmetika,pemakaian bahan kosmetik tertentu,secara terus menerus dapat menyebabkan acne
ringan.
Selain faktor dari dalam ada juga faktor lain yang mempengaruhi acne yaitu faktor mekanik
seperti mengusap,menggesek tekanan,dan meregangkan kulit yang kaya akan kelenjer sebasea
dapat memperburuk acne yang sudah ada. Selain itu obat-obatan juga dapat mencetus acne seperti
kortikosteroid oral kronik yang dipakai untuk mengobati penyakit lain (seperti lupus eritematosus
sistemik atau transplantasi ginjal),dapat menimbulkan vistula dipermukaan kulit wajah,dada dan
punggung,kontrasepsi juga dapat memperburuk acne
Patofisiologi

Selama usia kanak-kanak,kelenjer sebasea berukuran kecil


dan pada hakekatnya tidak berfungsi,kelenjer ini berada
dibawah kendali endokrin,khususnya hormon-hormon
androgen. Dalam usia pubertas,hormon androgen
menstimulasi kelenjer sebasea dan menyebabkan kelenjer
tersebut membesar serta mensekresikan suatu minyak alami
yaitu sebum yang merumbas naik hingga puncak folikel
rambut dan mengalir keluar pada permukaan kulit.
Pada remaja yang berjerawat,stimulasi androgen akan
meningkat daya renponsive kelenjer sebasea hingga ance
terjadi ketika duktus pilosebaseus oleh tumpukan sebum.
Bahan bertumpuk ini akan membentuk komedo.
Manifestasi Klinis
Manifestasi klinik dari acne vulgaris ditandai
dengan 4 tipe dasar lesi :

Komedo terbuka dan tertutup papula

lesi nodulo kistik

pustule
Klasifikasi

Jerawat klasik (jerawat biasa)

Cystic acne (jerawat batu)

Komedo terbuka dan komedo tertutup


komplikasi
• pembentukan sikatrik
• infeksi

Pemeriksaan Penunjang

• Pemeriksaan Laboratorium
• Pemeriksaan hispatogenesis
• Kultur lesi kulit untuk me-rule out gram-
negatif folliculitis
Penatalaksanaan Medis
Pengobatan topikal
• Bahan iritan yang dapat mengelupas,misalnya
sulfur,peroksida bensoil,asam salisilat,asam vit A,asam
asetat,asam alfa hidroksi (AHA),misalnya asam
glikolat.
• Antibiotika topikal yang dapat mengrangi mikroba
dalam folikel yang berperan dalam etiopatogenesis
acne vulgaris misalnya,tetrasiklin,eritromisin dll.
• Anti peradangan topical,salap atau krim kortokosteroid
kekuatan ringan atau sedang atau suntikan intra lasi
kortikosteroid kuat pada lesi nodulokistik
Pengobatan sistemik
• Anti bakteri sistemik,tetrasiklin,eritromisi,doksiklin dan
trimetropin
• Estrogen antiandrogen sipriteron asetat
• Vitamin A dan retinoid oral

Bedah kulit
• Bedah skapel dilakukan untuk meratakan sisi jaringan parut
yang menonjol
• Bedah listrik dilakukan pada komedo tertutup untuk
mempermudah pengeluaran sebum
• Bedah kimia dengan asam triklor asetat untuk meratakan
jaringan parut yang berbenjol
• Dermabrasi untuk meratakan jaringan parit yang hipo dan
hipertrofi pasca acne yang lias.
Pencegahan
• Diet rendah lemak dan karbohidrat
• Melakukan perawatan kulit untuk membersihkan
permukaan kulit dari kotoran dan jasad renik
• Hidup sehat dan teratur
• Cukup istirahat
• Olahraga sesuai kondisi tubuh
• Penggunaan kosmetik secukupnya
• Hindari polusi debu
• Hindari pemencetan
• Memberikan informasi secukupnya pada penderita
mengenai penyebab,perjalanan penyakit dan lamanya
pengobatan.
Konsep Dasar Keperawatan
Pengkajian Keperawatan
A. Riwayat Kesehatan
Masalah kesehatan atau keluhan yang dirasakan (misalnya gatal-
gatal) atau benjolan dikulit,pola sehat sakit,pola pemeliharaan
kesehatan,dan pola peran kekerabatan
B. Pola Kebutuhan Dasar
• Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan
• Klien jarang membersihkan wajah,sering mengkonsumsi makan
yang meningkatkan produksi sebum,menggunakan kosmetik
yang tidak cocok dengan kulit karena berbahan dasar minyak.
C. Pola nutrisi metabolik
• Tidak ada gangguan dalam metabolik,klien hanya sering
mengkonsumsi makanan yang dapat meningkatkan produksi
sebum seperti cokelat,cola,gorengan atau produk susu.
D. Pola Eliminasi
Dari pola eliminasi tidak mengalami gangguan yang berarti.
Pola BAB dan BAK normal (BAB normalnya 1x tergantung
kebiasaan pasien,BAK 0,5/kg BB)
E. Pola Aktivitas dan Latihan
Walaupun klien mengalami nyeri pada jerawatnya biasanya
klien tidak mengalami gangguan dalam beraktifitas.
Aktivitas dapat dilakukan sebagaimana mestinya.
F. Pola Tidur dan Istirahat
Tidak mengalami gangguan pada pola tidur. Klien dapat
tidur nyenyak dan waktu tidur pasien cukup (8 jam/hari).
G. Pola Kognitif-perseptual
Klien masih belum mendapatkan informasi yang memadai
mengenai jerawat serta cara penanganannya.
H. Pola Persepsi Diri atau Konsep Diri
Dapat dilihat oleh Klien merasa tak nyaman dan malu dengan kondisi
fisiknya karena terdapat jerawat dibagian kulit yang orang lain.
I. Pola Seksual dan Reproduksi
Tidak gangguan dalam pola seksual dan reproduksi klien akibat jerawat
yang dialaminya.
J. Pola Peran-hubungan
Hubungan klien dengan lingkungan sekitar tidak terdapat masalah.
Kllien dapat menjalankan perannya dengan baik.
K. Pola Manajemen Koping Stress
Klien mengalami kecemasan terhadap jerawat yang muncul secara
berlebih serta ketakutan akan kerusakan kulit akibat jerawat yang timbul.
L. Pola Keyakinan-nilai
Kaji mengenai agama klien dan kebiasaan beribadah yang dilakukan
klien,umumnya klien tidak mengalami masalah dalam menjalankan
ibadahnya. Klien memiliki keyakinan terhadap kesembuhan dari
penyakit yang dialaminya.
Diagnosa Dan Intervensi Keperawatan

A. Nyeri akut b/d agen cedera biologi : invasi bakteri


INTERVENSI
• Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (catat keluhan,lokasi,beratnya (skala 0-10) dan efek yang
ditimbulkan nyeri)
• Pantau TTV
• Dorong pengungkapan perasaan

B. Kerusakan integritas kulit b/d perubahan kondisi metabolic


INTERVENSI
• Catat warna,tekstur,turgor dan sensai. Gambarkan lesi dan amati perubahan.
• Pertahankan atau instruksikan dalam hygin kulit,misalnya membasuh kemudian mengeringkannya
dengan hati-hati
• Pertahankan linen kering,bebas keriput
• Kolaborasi pemberian obat-obatan topikal atau sistemik sesuai indikasi

C. Ansietas b/d krisis situasional


INTERVENSI
• Catat palpitasi,peningkatan denyut pernapasan,frekuensi pernapasan
• Observasi respon verbal dan nonverbal kecemasan
• Dengarkan keluhan pasien dengan penuh perhatian
D. Gangguan citra tubuh b/d persepsi atau kognisi
INTERVENSI
• Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang kondisi dan pengobatan,dan
ansietas sehubungan dengan situasi saat ini
• Perhatikan perilaku menarik diri,tidak efektif menggunakan
pengingkaran atau perilaku yang mengindikasikan terlalu
mempermasalahkan tubuh dan fungsinya.
• Akui kenormalan perasaan

E. Kurang pengetahuan b/d kurang informasi


INTERVENSI
• Memberikan informasi dalam bentuk tertulis dan verbal
• Buat langkah untuk meningkatkan kesehatan umum dan
kesejahteraan,misalnya istirahat dan aktivitas seimbang,diet baik.
• Identifikasi tanda dan gejala yang memerlukan pelaporan pemberi
perawatan kesehatan
Evaluasi Keperawatan

• DX 1 : integritas kulit membaik


• DX 2 : nyeri pasien berkurang atau hilang
• DX 3 : pasien tidak lagi cemas
• DX 4 : pasien tidak mengalami gangguan citra
tubuh
• DX 5 : pasien mengetahui tentang penyakitnya
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai