Anda di halaman 1dari 22

ASUHANKEPERAWATANKRITIS

ACNE VULGARIS

FITA PURNAMASARI
RIKI DESNITA
TIEN NOVITA
ACNE VULGARIS
LATAR BELAKANG

Akne vulgaris atau biasa disebut juga dengan jerawat adalah


peradangan kronik folikel filosebasea yang ditandai dengan
adanya komedo, papula, pustula, dan kista pada daeah-faerah
predileksi, seperti muka, bahu, bagian atas dari ekstremitas
superior, dada, dan punggung (Ilmu Penyakit Kulit, Marklali
Harahap, 2000).
Akne merupakan suatu proses peradangan kronik kelenjar-
kelenjar sebasea.Penyakit ini dapat bersifat minor dengan hanya
komedo atau peradangan dengan pustule multiple atau
kista.Keadaan ini sering dialami oleh mereka yang berusia
remaja dan dewasa muda, dan akan menghilang dengan
sendirinya pada usia sekitar 20-30 tahun.Walaupun demikian
ada banyak juga orang setengah baya yang mengalami
serangan akne.Akne biasanya disebabkan oleh tingginya sekresi
sebum.
ETIOLOGI

Bakteria
SEBUM
Herediter

Hormon
Iklim Psikis
EPIDEMOLOGI

Insiden akne vulgaris 80-100% pada usia dewassa


muda, yaitu umur 14-17 tahun pada wanita,dan 16-
19 tahun pada pria. Meskipun demikian akne vulgaris
dapat pula terjadi pada usia lebih muda atau lebih tua
dari pada usia tersebut. Meskipun kebanyakan
jerawat terjadi pada masa remaja atau dewasa muda,
tetapi dalam kenyataannya jerawat juga timbul pada
berbagai golongan usia lainnya
GEJALA KLINIS

Keluhan yang sering timbul biasanya lebih karena gangguan


estetik atau keindahan yang dirasakan oleh penderita, bukan
karena gangguan fisik kesehatan secara umum. Memang kadang-
kadang jerawat menyebabkan rasa gatal yang mengganggu atau
bahkan rasa sakit, tetapi umumnya tidak ada efek menyeluruh
pada tubuh yang ditimbulkan.
Penderita biasanya mengeluh adanya erupsi kulit pada tempat-
tempat predileksi, yakni di muka, bahu, leher, dada, punggung
bagian atas, dan lengan bagian atas. Dapat disertai rasa gatal.
Erupsi kulit berupa komedo, papul, pustula, nodus, atau kista. Isi
komedo ialah sebum yang kental atau padat. Isi kista biasanya
pus dan darah
PATOFISIOLOGIS Jerawat merupakan penyakit yang melibatkan
folikel pilosebasea (kompleks folikel rambut dan
kelenjar sebasea) pada wajah, leher, dada, dan
punggung atas. Tiga factor patofisiologi berperan
dalam pertumbuhan jerawat yaitu kelebihan
produksi sebum, komedogenesis, dan
pertumbuhan propionibacterium acnes yang
berlebihan.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan histopatologis
memperlihatkan gambaran yang tidak
spesifik berupa sebukan sel radang kronis
di sekitar folikel sebasea dengan massa
Pemeriksaan susunan dan kadar lipid
sebum di dalam folikel. Pada kista, radang permukaan kulit (skin surface lipids)
sudah menghilang di ganti dengan dapat pula dilakukan untuk tujuan
jaringan ikat pembatas massa cair sebum serupa. Pada akne vulgaris kadar asam
yang bercampur dengan darah, jaringan lemak bebas (free fatty acid)
mati, dan keratin yang lepas. Pemeriksaan meningkat dan karena itu pada
mikrobiologis terhadap jasad renik yang pencegahan dan pengobatan
mempunyai peran pada etiologi dan
digunakan cara untuk menurunkannya.
patogenesis penyakit dapat dilakukan
laboratorium mikrobiologi yang lengkap
untuk tujuan penelitian, namun hasilnya
sering tidak memuaskan
PENATALAKSANAAN
85% 35% 65% 45%
1. Non-Farmakologi
 Perawatan muka
 Pemakaian kosmetik dan bahan kimia
 Emosi dan faktor psikomatik

2. Farmakologi
 Obat-obat topical
 Obat-obat sistemik
Komplikasi
Jaringan parut dapat terbentuk pada kasus
yang parah. Rasa percaya diri
dapatterganggu. (Elizabeth J. Cowin,
2001).Infeksi. Kepada pasien wanita yang
mendapatkan terapi antibiotik jangka panjang
dengan tertasiklin harus disarankan untuk Place Your Picture Here And Send To Back
terus mengamati dan melaporkan tanda-
tandaserta gejala kandidiasis oral atau
vaginal, yaitu suatu infeksi jamur mirip ragi.
(Bruner &Suddarth, 2002).
PROGNOSIS

Umumnya prognosis penyakit baik, tetapi


sebagian penderita sering residif. Akne
vulgaris umumnya sembuh sebelum mencapai
usia 30-40 an. Jarang terjadi akne vulgaris
yang menetap sampai tua atau mencapai
gradasi sangat berat sehingga perlu rawat inap
di rumah sakit. Namun ada yang sukar diobati,
mungkin ada faktor genetika. Bila banyak
sikatrik bisa dilakukan dermabrasi oleh yang
ahli.
ASUHAN KEPERAWATAN
ACNE VULGARIS
PENGKAJIAN
 Anamnesis

Dalam melakukan pengkajian anamnesis, perawat perlu


menggali persepsi pasien mengenai faktor-faktor yang
memicu peningkatan intensitas akne atau yang membuat
lesi semakin parah, seperti makanan dan minuman,
gesekan atau tekanan dari pakain seperti kerah baju,
helm, tali helm atau pita kepala, atau trauma akibat
upaya untuk memijet keluar komedo dengan
tangan.Adanya ketidaksesuaian atau kesalahan persepsi
dari pasien tentang faktor-faktor tersebut dapat menjadi
data dasar dalam memberikan intervensi keperawatan
pada masalah keperawatan penatalaksanaan program
terapeutik tidak efektif.
RIWAYAT PENYAKIT
1. Riwayat penyakit sekarang
Pada pengkajian riwayat penyakit
sekarang didapatkan adanya keluhan
lain yaitu efek sekunder dari 3. Pengkajian psikososial
peradangan, seperti misalnya gatal
yang berlebihan, masalah plain pada Pengkajian psikososial
kulit yang dialami. biasanya didapatkan
kecemasan akan nyeri hebat
atau akibat respons
pembedahan. Pada
beberapa pasien juga
didapatkan mengalami
2. Riwayat Penyakit Dahulu
ketidakefektifan koping
Pengkajian riwayat penyakit dahulu diperlukan sebagai sarana dalam
berhubungan dengan
pengkajian preoperative, serta penting untuk ditanyakan mengenai
perubahan peran dalam
adanya program pengobatan akne atau pasien berusaha mengobati
keluarga
sendiri dengan berbagai produk komersial yang terdapat di pasaran. Buat
daftar lengkap yang memuat nama-nama preparat kosmetik, krim, obat,
pelembap kulit, dan preparat akne yang dibeli di toko-toko obat, serta
baru saja digunakan oleh pasian harus di peroleh.
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan status lokalis
kulit pasien diregangkan dengan
hati-hati dan kemudian lesinya
diinspeksi pada saat melakukan
pemeriksaan jasmani.Komedo yang
tertutup (yang merupakan precursor Apabila lesi utama akne mengalami
untuk terjadinya lesi inflamatori peradangan akan disertai papula,
yang lebih besar) tampak seperti pustul, nodula, dan kista.Lesi
papula kecil yang agak nodula-kistik yang mengalami
menonjol.Komedo yang tebuka peradangan dapat terasa gatal dan
akan terlihat datar atau agak nyeri tekan, bila pecah dapat
menonjol dengan pemadatan mengeluarkan pus.Lokasi terutama
bagian tengah folikel.Ciri-ciri lesi pada muka, dada, dan punggung.
inflamatori
(papula,pustule,nodul,kista) harus
dicatat.
Pemeriksaan laboratorium
 Kultur lesi kulit untuk me-rule out gram-
negative folliculitis diiilakukan jika pasien tidak
merespon pengobatan atau perbaikan tidak
dapat dipertahankan
 Mengukur kadar hormone DHEA-S untuk
menentukan fungsi adrenal, testoteron dan
free testosterone untuk aktivitas ovarium,
luteinizing hormone/follicle stimulating
hormone (LH/FSH) untuk aktivitas polycystic
ovarian syndrome (PCOS) dan proklatin untuk
mengidentifikasi suatu gangguan hipofisis
yang mungkin terjadi
Diagnosa

1
Kerusakan integritas kulit berhubungan
dengan kerusakan permukaan kulit

2 Gangguan citra tubuh berhubungan


dengan keadaan luka
Intervensi keperawatan

Diagnosa Intervensi

1 Kerusakan integritas kulit 1. Kaji tingkat keruskan integritas kulit yang


berhubungan dengan kerusakan dialami oleh pasien
permukaan kulit 2. Dorong klien untuk menghindari semua
bentuk friksi menyentuh, menggaruk dengan
tangan) pada kulit
3. Anjurkan klien untuk dapat merawat kulit
dengan bersih dan benar
4. Motivasi klien untuk tetap mengkonsumsi
obat dan makanan yang mengandung cukup
gizi
5. Observasi terhadap eritema dan palpasi
area sekitar terhadap kehangatan
6. Kolaborasi pemberian antibiotik topical
No Diagnosa intervensi
2 Gangguan citra tubuh berhubungan 1. Kaji perubahan dari gangguan
dengan keadaan luka persepsi dan hubungan dengan
derajat ketidakmampuan
2. Identifikasi arti dari kehilangan
atau disfungsi pada pasien
3. Anjurkan orang yang terdekat
untuk mengizinkan klien untuk
melakukan sebanyak-banyaknya
hal-hal untuk dirinya
4. Anjurkan untuk berbagi dengan
individu tentang nilai-nilai dan
hal-hal yang penting untuk
mereka
implementasi
Implementasi keperawatan
dilakukan sesuai dengan
intervensi yang dibuat pada
tahap perencanaan.
Evaluasi
 Evaluasi formatif merupakan
78%
100%

90%
catatan perkembangan pasien
yang dilakukan setiap hari
80%

70%  Evaluasi somatif merupakan


60%

50%
54% catatan perkembangan pasien
yang dilakukan sesuai dengan
target waktu tujuan atau rencana
40% keperawatan

84%
30%

20%

10%

0%
Category 1 Category 2 Category 3 Category 4
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai