Anda di halaman 1dari 3

1. Pengertian pedriatrik gawatdarurat ?

Jawaban :
Kegawatdaruratan bayi dan anak adalah kondisi yang berkenaan dengan suatu penyakit
atau kondisi lainnya yang mengancam jiwa, terjadi tiba-tiba dan tidak diperkirakan
sebelumnya, suatu kecelakaan atau kebutuhan yang segera atau mendadak
2. Sejarah perkembangan kegawatdaruratan pedriatrik di dunia ?
Jawaban :
Di Amerika Serikat, sekitar 16.000 pasien anak-anak mengalami kegawatan berupa henti
jantung setiap tahunnya. Kegawatan pada pasien bayi anak seringkali sebagai akibat dari
gagal napas yang progresif, gagal sirkulasi atau keduanya. Pada pasien yang lebih muda,
yang berusia kurang dari 1 tahun, bayi laki-laki lebih sering mengalami henti jantung
(62%). Studi yang mengevaluasi anak-anak yang mengalami henti jantung yang
mendapat penanganan dengan tepat mempunyai harapan hidup 13%, di mana 62% dari
pasien tersebut mempunyai luaran neurologis yang baik. Studi tersebut menunjukkan
bahwa pasien yang mengalami henti jantung di rumah sakit memiliki harapan hidup yang
lebih baik dibandingkan dengan pasien henti jantung di luar rumah sakit (24 banding
8,4%)
3. Sejarah perkembangan kegawatdaruratan pedriatrik di Indonesia?
4. Trend dan issu dalam kegawatdaruratan pedriatrik?
Jawaban :
Trend dan issu : kegawatdaruratan Kejang Demam Pada Anak
a. Pengertian
Kejang demam merupakan kelainan neurologist yang paling sering dijumpai pada
anak, terutama pada anak umur 6 bulan sampai 4 tahun. Hampir 3% dari anak yang
berumur dibawah 5 tahun pernah menderita kejang demam.
Tiap anak memiliki ambang kejang yang berbeda, pada anak yang ambang
kejangnya rendah, kejang telah terjadi pada suhu 38ºC, sedangkan pada anak dengan
ambang kejang tinggi, kejang baru terjadi pada suhu 40ºC atau lebih. Kejang demam
yang berlansung singkat tidak berbahaya dan tidak menimbulkan gejala sisa. Tetapi
pada kejang yang berlangsung lama (lebih dari 15 menit) biasanya disertai apnea,
meningkatnya kebutuhan oksigen dan energi kontraksi otot skelet yang akhirnya
menyebabkan hipoksemia, hiperkapnea, asidosis lactate, hipotensi. Kerusakan pada
daerah mesial lobus temporalis setelah kejang berlangsung lama yang dapat menjadi
matang dikemudian hari, sehingga terjadi serangan epilepsy spontan.
kejang demam yang berlangsung lama dapat mnenyebabkan kelainan anatomis
diotak sehinggga terjadi epilepsy Serangan kejang biasanya terjadi dalam 24 jam
pertama sewaktu demam, berlangsung singkat dengan sifat bangkitan dapat berbentuk
tonik-klonik, tonik, klonik, fokal atau akinetik. Umumnya kejang berhenti sendiri.
Begitu kejang berhenti anak tidak memberi reaksi apapun untuk sejenak, tetapi
setelah beberapa detik atau menit anak akan terbangun dan sadar kembali tanpa
adanya kelainan saraf.
b. Kriteria kejang demam atas 2 golongan, yaitu:
1. Kejang demam sederhana (simple febrile convulsion )
2. Epilepsi yang di provokasi oleh demam (Epilepsy triggered of by fever ).
c. Penanganan Kejang demam
Penanggulangan kejang demam terdapat erapa faktor yang perlu dikerjakan yaitu:
1) Memberantas kejang secepat mungkin Bila pasien datang dalam keadaan status
convulsifus, obat pilihan utama adalah diazepam.
2) Pengobatan penunjang Sebelum memberantas kejang tidak boleh dilupakan
perlunya pengobatan penunjang;
a. Posisi kepala dimiringkan untuk mencegah aspirasi isi lambung
b. Usahakan agar jalan nafas bebas untuk menjamin kebutuhan oksigen; bila
perlu dilakukan intubasi atau trakeostomi
c. Pengisapan lendir harus dilakukan secara teratur
d. Diberikan oksigen
e. Semua pakaian ketat dibuka
f. Awasi secara ketat kesadaran
g. Kompres hangat
Menurut Greene, et all Anak yang mengalami panas tinggi dan berisiko terjadi kejang
demam, sebaiknya dilakukan:
a. Buka pakaian samapai hanya tinggal celana dalamnya saja. Pastikan ia memperoleh
banyak udara segar tanpa menjadi kedinginan
b. Singkirkan benda-benda disekelilingnya agar ia terlindung dari cedera. Basuh
tubuhnya dengan air hangat dimulai dari kepala dan turun kea rah tubuhnya. Jangan
biarkan tubuhnya menjadi terlalu dingin
c. Setelah tubuh mendingin, kejangnya akan berhenti, letakkan recovery position /
gulingkan tubuhnya hingga ia berbaring miring dan jaga agar kepalanya tetap
menengadah kebelakang. Selimuti tubuhnya dengan selimut atau seprei tipis dan
tenangkan dirinya. Jika suhu tubuhnya naik lagi, basuhlah kembali.
d. Mencari dan mengobati penyebab
5. Pengertian asfiksia?
Jawaban :
Asfiksia adalah suatu kondisi pada bayi baru lahir dimana terjadi kegagalan pernafasan
spontan yang teratur segera setelah lahir, yang dapat mengakibatkan penurunan O2
(oksigen) dan peningkatan CO2 (karbondioksida) karena bayi kekurangan oksigen dan
tidak dapat mengeluarkan karbondioksida dari tubuh yang dapat berakibat buruk dalam
kehidupan selanjutnya. Asfiksia dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu asfiksia ringan,
asfiksia sedang, dan asfiksia berat (Ita Novianti, Syahririn 2023)
6. Apgar skor
Jawaban :
Skor APGAR tetap menjadi ukuran paling efektif untuk menilai kesehatan bayi baru
lahir. Skor APGAR digunakan secara global untuk mengevaluasi hasil kesehatan bayi
baru lahir segera setelah melahirkan dan untuk mendiagnosis asfiksia lahir untuk
resusitasi segera pada bayi prematur dan bayi cukup bulan.
Skor APGAR menilai lima variabel klinis neonatus dari penampilan (warna), denyut
nadi (denyut jantung), meringis (refleks iritabilitas), aktivitas (tonus otot), dan
pernapasan segera setelah melahirkan. Masing-masing variabel yang dinilai memiliki
skor 0-2 dan skor kumulatif 10 dengan kisaran skor normal 7-10. Skor APGAR yang
rendah telah terbukti menjadi faktor risiko yang signifikan untuk morbiditas bayi,
kematian pada neonatus, dan hasil neurologis yang buruk Skor APGAR kurang dari 7
pada menit pertama telah ditemukan konsisten dengan fungsi kognitif yang rendah dari
seorang anak dikemudian hari Faktanya, skor APGAR menit kelima yang rendah telah
ditemukan menyebabkan kematian neonatal segera setelah lahir dan dapat menyebabkan
masalah jangka panjang termasuk epilepsi dan gangguan kognitif Skor APGAR menit
kelima kurang dari 7 terkait dengan kematian janin sebelum jam ke-24. Hasil penelitian
menunjukkan 8-38% bayi hidup memiliki skor APGAR yang rendah dan sebagian besar
menyebabkan kematian perinatal ( Siti Choirul Dwi Astuti, Rabia Zakaria 2022)
Interpertasi hasil menggunakan Skor APGAR adalah sebagai berikut:
1. Bayi dengan asfiksia berat dengan APGAR score 0-3
2. Bayi dengan asfiksia sedang dengan APGAR score 4-6
3. Bayi dengan asfiksia ringan dengan APGAR score 7-9.
4. Bayi normal dengan APGAR score 10.

Anda mungkin juga menyukai