Anda di halaman 1dari 8

TUGAS ILMIAH KEPANITERAAN KLINIK FK UMS

CASE REPORT

SEORANG LAKI - LAKI BERUSIA 25 TAHUN DENGAN ACNE


CORPORIS

PENYUSUN
Tito Andri , S.Ked, J510195012

PEMBIMBING
dr. Aris cahyono, Sp. DV

PRODI PROFESI DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
DESEMBER 2019
HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Ilmiah Kepaniteraan Klinik FK UMS


CASE REPORT
Prodi Profesi Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Judul : Seorang laki – laki Berusia 25 Tahun dengan acne corporis


Penyusun : Tito Andri, S.Ked, J510195012
Pembimbing : dr. Aris cahyono, Sp. DV
Ponorogo, 7 desember 2019

Penyusun,

Tito andri, S.Ked

Menyetujui,
Pembimbing

dr. Aris cahyono, Sp. DV

Mengetahui,
Kepala Program Studi Profesi Dokter
Fakultas Kedokteran UMS

Dr. Iin Novita N.M, M.Sc, Sp.PD

ii
SEORANG LAKI - LAKI BERUSIA 25 TAHUN DENGAN ACNE CORPORIS

Tito Andri, Aris Cahyono2


1
Mahasiswa Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta
2
Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Hardjono S. Ponorogo

ABSTRAK

Acne corporis adalah penyakit peradangan kronis pada folikel polisebasea, yang
ditandai dengan adanya lesi polimorfik berupa komedo, papul, pustul dan kista pada daerah
predileksi (muka, bahu, lengan bagian atas, dada dan punggung). Dilaporkan kasus seorang
laki-laki berusia 25 tahun profesi sebagai wirasawasta dengan diagnosis klinis acne corporis.
Tanda klinis pasien berupa kelainan pada punggung . Terdapat UKK komedo, papule tersebar
difuse batas tegas, pustul dan kista. Penatalaksanaan topikal yang diberikan berupa acne
feldin lotion dioles tipis 2-3x/hari dan terapi oral siclidon tab 100 mg 2x1 diberikan selama
14 hari. Edukasi umumnya prognosis penyakit ini baik sembuh sebelum usia 30-40 an.
Kata kunci: Acne, UKK

1
Pendahuluan
Akne adalah penyakit kulit yang terjadi gejala utama (bintik bintik kemrahan , rasa
akibat peradangan menahun folikel sakit dan menggangu dalam hal estetika),
pilosebasea yang ditandai dengan adanya onset gejala, riwayat alergi, riwayat
komedo, papul, pustul, nodus, dan kista pekerjaan, riwayat terpapar faktor iritan,
pada tempat predileksinya (muka, dan riwayat pengobatan. Pemeriksaan fisik
punggung, bahu,lengan bagian atas dan berdasarkan efloresensi kulit yang khas
dada). Acne terjadi karena ada 2 faktor terlihat berupa komedo, bila terjadi
yaitu faktor intrinsik seperti, genetik, ras peradangan akan terbentuk ruam berupa
hormonal dan faktor ekstrinsik berupa papul pustul dan kista. pemeriksaan
stress, iklim/suhu/kelembapan, kosmetik, penunjang berupa pemeriksaan ekshohlesi
diet dan obat obatan. Hampir setiap orang sebum, pemeriksan histopatologi dan
menderita penyakit ini, maka sering pemeriksaan mikrobiologi.
dianggap sebagai kelainan kulit yang Penatalaksanaan untuk mempercepat
fisiologis. Kligman mengatakan bahwa penyembuhan, mencegah pembentukan
tidak ada seorang pun (100%) yang sama akne baru dan mencegah jaringan parut,
sekali tidak pernah menderita penyakit ini. tatalaksan umum dengan mencuci wajah
Umumnya insidens terjadi pada sekitar minimal 2x sehari dan tatalaksana
umur 14-17 tahun pada wanita, 16-19 medikametosa bisa topical, systemik dan
tahun pada pria dan pada masa itu lesi bedah . Upaya pencegahan Hidup teratur
yang predominan adalah komedo dan dan sehat, cukup istirahat, olahraga sesuai
papul dan jarang terlihat lesi beradang. kondisi tubuh, hindari stress, menjauhi
Dari sebuah penelitian diketahui bahwa terpacunya kelenjar minyak, misal
mereka yang bergenotip XYY mendapat minuman keras, pedas, rokok, lingkungan
akne vulgaris yang lebih berat. Ras tidak sehat,
oriental (Jepang, Cina, Korea) lebih jarang Laporan Kasus
menderita akne vulgaris dibanding dengan Seorang laki-
ras Kaukasia (Eropa, Amerika), dan lebih laki berusia 25
sering terjadi nodulo-kistik pada kulit tahun datang ke
putih dari pada negro. Sebuah studi poli kulit dan
menyatakan bahwa 85% penduduk usia kelamin RSUD
18-24 tahun di Amerika Serikat Dr. Hardjono S.
mengalami akne vulgaris, prevalensi akne Ponorogo pada
vulgaris di Indonesia menyatakan bahwa tanggal 29
prevalensi akne vulgaris di Palembang November 2019 dengan bintik merah pada
mencapai 68,2% pada penduduk usia 15- punggug. Pasien merupakan wiraswasta,
16 tahun. Klasifikasi acne menurut plewig beragama islam, dan belum menikah.
& kligman : akne komedonal, akne Berdasarkan anamnesis riwayat penyakit
papulopustular dan akne konglobata sekarang keluhan dirasakan sudah sejak 1
Penegakkan diagnosis kasus acne tahun yang lalu. Awalnya muncul bintik
memerlukan beberapa tahapan seperti merah sedikit setelah itu menyebar ke
anamnesis, pemeriksaan fisik dan seluruh punggung. Keluhan awal muncul
pemeriksaan penunjang. Informasi yang sekitar 3 tahun yang lalu awal nya di wajah
perlu diketahui saat anamnesis berupa setelah bagian wajah sembuh menyebar ke

1
bagian punggung. Pasien mengaku sering hyperresponse) pada kelenjar sebasea
memencet jerawat dan pernah terhadap kadar normal androgen dalam
menggunakan skincare selama 3 bulan. darah. Produksi sebum ini lebih banyak
Pasien tidak memiliki riwayat alergi dihasilkan pada seseorang yang menderita
makanan seperti udang dan telur, tidak ada akne dibanding dengan yang tidak
riwayat asma, atau rinitis. Keluarga pasien menderita akne.
tidak ada yang mengalami hal serupa. Hiperkeratosis epitelium folikular
Pada pemeriksaan keadaan umum pasien (pertumbuhan sel-sel yang cepat dan
tampak baik, vital sign dalam batas mengisi ruang folikel polisebasea dan
normal, dan status generalis pasien semua membentuk plug) Akibat dari
dalam batas normal. Pada status meningkatnya sebum pada penderita akne,
dermatologis didapatkan UKK, komedo terjadi penurunan konsentrasi asam
papulae eritem batas tegas difuse, pustul linoleik. Hal ini dapat menyebabkan
dan kista. Pemeriksaan penunjang tidak defisiensi asam linoleik setempat pada
dilakukan pada pasien ini. Berdasarkan epitel folikel, yang akan menimbulkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik pada hiperkeratosis folikuler dan penurunan
pasien ini diagnosis kerjanya adalah acne. fungsi barier dari epitel. Dinding komedo
Diagnosis banding pada pasien ini, akne lebih mudah ditembus bahan-bahan yang
rosasea, erupsi akneiformis dan akne dapat menimbulkan peradangan.
venenata. Penatalaksanaan topikal yang Pertumbuhan kuman, Propionibacterium
diberikan berupa acne feldin lotion dioles acnes yang cepat (folikel polisebasea yang
tipis 2-3x/hari dan terapi oral, siclidon tab tersumbat akan memerangkap sebum serta
100 mg 2x1 diberikan selama 14 hari . meningkatkan pertumbuhan kuman)
Komunikasi, informasi dan edukasi hidup Bakteri ini memproduksi porfirin yang bila
teratur dan sehat, cukup istirahat, olahraga dilepaskan dalam folikel akan menjadi
sesuai kondisi tubuh, hindari stress. katalisator untuk terjadinya oksidasi
Pembahasan skualen, sehingga oksigen dalam folikel
Pada kasus ini pasien mengalami acne tambah berkurang lagi. Penurunan tekanan
corporis , acne merupakan kelainan kulit oksigen dan tingginya jumlah bakteri ini
karena peradangan kronis pada folikel dapat menyebabkan peradangan folikel.
pilosebasea, biasa di sebabkan karena Inflamasi akibat hasil sampingan kuman
produksi sebum meningkat, hiperplasia Propionibacterium acnes, karena kuman
folikel pilosebasea, kolonisasi propionil ini memproduksi lipase, hialuronidase,
bacteriumacnes dan proses inflamsi. empat protease, lesitinase dan neuramidase yang
mekanisme utama terjadinya akne yaitu diduga memegang peranan penting dalam
Hipertrofi kelenjar sebasea dengan proses terjadinya peradangan.
peningkatan penghasilan sebum (akibat Klasifikasi acne menurut Plewig dan
rangsangan hormon androgen)Akne Kligman yaitu Akne vulgaris dan
biasanya mulai timbul pada masa pubertas varietasnya : Akne tropikalis, akne
pada waktu kelenjar sebasea membesar fulminant,pioderma fasiale, akne
dan mengeluarkan sebum lebih banyak. mekanika, akne venenata akibat kontaktan
Meningkatnya produksi sebum pada eksternal seperti, akne kosmetika, pomade
penderita akne disebabkan oleh respon acne, akne klor, akne akibat kerja, akne
organ akhir yang berlebihan (end-organ deterjen, dan akne komedonal seperti,

2
solar comedones, akne radiasi (sinar X, seluruh bagian tubuh. Dapat disertai
kobal). Berdasarkan kasus ini, jenis acne demam dan dapat terjadi di semua usia
yang diderita pasien merupakan kategori Akne venenata dan akne akibat rangsangan
acne vulgaris karena perubahan jumlah fisis Umumnya lesi monomorfi, tidak
dan konsistensi lemak kelenjar akibat gatal, bisa berupa komedo atau papul,
pengaruh berbagai faktor penyebab. dengan tempat predileksi di tempat kontak
Penegakkan diagnosis Diagnosis Acne zat kimia atau rangsang fisisnya. Rosasea
Vulgaris ditegakkan dengan anamnesis dan merupakan penyakit peradangan kronik di
pemeriksaan klinis. Keluhan penderita daerah muka dengan gejala eritema,
dapat berupa gatal atau sakit, tetapi pada pustul, teleangiektasis, dan kadang disertai
umumnya keluhan penderita lebih bersifat hipertrofi kelenjar sebasea. Tidak terdapat
kosmetik. Pada pemeriksaan fisik komedo kecuali. Pengobatan acne vulgaris
ditemukan komedo, baik komedo terbuka secara topical bisa menggunakan Bahan
maupun komedo tertutup. Adanya komedo iritan yang dapat mengelupas kulit
diperlukan untuk menegakkan diagnosis (peeling), misal : sulfur (4-8%), resorsinol
Acne Vulgaris.Selain itu, dapat pula (1-5%), asam salisilat (2-5%), peroksida
ditemukan papul, pustul, nodul dan kista benzoil (2,5-10%), asam vitamin A (0,025-
pada daerah–daerah predileksi yang 0,1%), dan asam azeleat (15-20%). Efek
mempunyai banyak kelenjar lemak. Secara samping dapat dikurangi dengan
umum, pemeriksaan laboratorium bukan pemakaian konsentrasi rendah. Antibiotika
merupakan indikasi untuk penderita Acne topikal, misal: oksi tetrasiklin (1%),
Vulgaris, kecuali jika dicurigai adanya eritromisin (1%), klindamisin fosfat (1%)
hyperandrogenism. Planning pemeriksaan Anti radang topikal, misal: salep atau krim
penunjang yang di lakukan Pemeriksaan kortikosteroid kekuatan ringan atau sedang
ekskohleasi sebum, yaitu pengeluaran (hidrokortison 1-2,5%) atau suntikan
sumbatan sebum dengan ekstraktor intralesi kortikosteroid kuat (triamsinolon
komedo (sendok Unna). Sebum yang asetonid 10 mg/cc) pada lesi nodulo kistik
menyumbat folikel tampak sebagai massa Lainnya, misal: etil laktat 10% untuk
padat seperti lilin atau massa lebih lunak menghambat pertumbuhan jasad renik.
bagai nasi yang ujungnya kadang berwarna Pengobatan sistemik seperti, Anti bakteri
hitam, Pemeriksaan mikrobiologis sistemik, misal: tetrasiklin (250 mg –
terhadap jasad renik yang mempunyai 1g/hari), eritromisin (4x250 mg/hari),
peran pada etiologi dan patogenesis doksisiklin (50 mg/hari), trimetoprim
penyakit dapat dilakukan di laboratorium (3x100 mg/hari). Perawatan kulit termasuk
mikrobiologi yang lengkap untuk tujuan ekstraksi komedo dan penggunaan
penelitian, namun hasilnya sering tidak kosmetik, chemical peeling, fototerapi dan
memuaskan. Diagnosis banding dari kasus terapi laser, injeksi kortikosteroid
acne vulgaris yang paling sering ialah intralensi untuk nodus/kista,
Erupsi akneiformis Yang disebabkan oleh electrosuegery, krioterapi dan diet rendah
induksi obat, misal kortikosteroid, INH, glukosa.
barbiturat, bromida, iodida, difenil Kesimpulan
hidantoin, trimetadion, ACTH, dan Seorang laki-laki usia 25 tahun menderita
lainnya. Klinis berupa erupsi papulo pustul acne corporis . Gejala klinis yang
mendadak tanpa adanya komedo di hampir ditemukan berupa bintik merah di

3
punggung, pasien datang karena alesan informasi dan edukasi hidup teratur dan
kosmetik. UKK pada pasien ini berupa sehat, cukup istirahat, olahraga sesuai
komedo papulae eritem batas tegas difuse, kondisi tubuh, hindari stress, menjauhi
pustul dan kista. Penatalaksanaan topikal terpacunya kelenjar minyak, misal
yang berupa acne feldin lotion dioles tipis minuman keras, pedas, rokok, lingkungan
2-3x/hari dan terapi oral, siclidon tab 100 tidaksehat.
mg 2x1 diberikan selama 14 hari,

4
DAFTAR PUSTAKA

Baumann L. Cosmetic Dermatology (Principles and Practice). New York: McGraw-Hill;


2009. H.55-61.
Harahap M. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipokrates; 2000. H.35-45.
Landow R. Kenneth. Kapita Selekta Terapi Dermatologik. Jakarta: EGC; 1994. H.1-8.
Tjekyan RMS. Kejadian dan Faktor Resiko Akne Vulgaris. Media Medika Indonesiana.
2008. Vol 43.
Wasitaatmadja SM. Akne, Erupsi Akneiformis, Rosasea, Rinofima. Dalam: Djuanda A,
Hamzah M, Aisah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6. Jakarta: FKUI; 2013.
H.253-9.
Wasitaatmadja SM, Sugito TL. Dermatologi Kosmetik. Jakarta: PD Perdoski. H.85-103.
Wasitaatmadja S. Pengobatan Mutakhir Dermatologi Pada Anak dan Remaja. Jakarta: FKUI.
H.70-80.

Anda mungkin juga menyukai