Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

Salah satu kebutuhan yang biasa digunakan manusia saat ini adalah sabun karena
berbagai jenis aktivitas sehari-hari tidak akan lepas dari sabun misalkan mencuci, mandi,
membersihkan berbagai alat yang dipakai sehari-hari dan lain-lain. Sabun juga dipakai pada
bidang lainnya. Oleh karena itu sabun salah satu kebutuhan yang banyak peminatnya dari tahun
ketahun oleh masyarakat dunia sehingga Indonesia adalah salah satu Negara yang memiliki
bahan baku utama kejadian ini sangatlah menguntungkan bagi perekonomian Negara kita.

Sabun mandi sebagai pembersih semakin trend dan beragam untuk saat ini dimana
keragaman sabun yang dijual secara komersial terlihat pada jenis, warna, pewangian dan manfaat
yang ditawarkan perihal ini dapat dibuktikan dengan semakin maraknya sabun yang beredar
dimasyarakat dan berbagai tingkat ekonomi masyarakat. Kebutuhan untuk Negara kita baik
export maupun import dari tahun ketahun semakin meningkat, hal ini dikarenakan jumlah
penduduk Indonesia secara khusus dan dunia secara umum memiliki berbagai aktivitas dan
barang yang memerlukan sabun sebagai pembersih.

Sabun merupakan salah satu pembersih yang umumnya dipakai masyarakat dimana
bahan baku untuk pembuatannya itu membutuhkan bahan utama lemak dan soda abu yang lebih
terkenal dengan saponifikasi atau reaksi antar lemak dengan bahan alkali (NaOH) yang mana
sabun ini memiliki berbagai jenis seperti sabun padat dan sabun cair. Perbedaan ini disebabkan
garam murni (alkali) yang dipakai untuk memproduksi sabun padat memakai garam murni lebih
banyak dari pada sabun cair. Seiring dengan kemajuan zaman yang dahulunya pembuatan sabun
ini berasal dari bahan alami yaitu lemak unta dan abu-abu dilakukan oleh bangsa arab semakin
lama semakin menghilang dan diganti dengan beebagai macam bahan-bahan kimia. Sabun
transparan atau sabun padat yang digunakan untuk memproduksi sabun ini memakai bahan-
bahan diantaranya minyak, natrium hidroksida, gliserin, gula pasir, etanol, asam stearate dan
coco dietanolamida ada bahan tambahan juga seperti natrium clhorida, asam sitrat, pewarna, dan
pewangi.
Indonesia memiliki banyak keragaman tumbuhan kurang lebih 3000 spesies tumbuhan
dan 940 diantaranya merupakan tanaman yang memiliki khasiat yang dimana kondisi ini
memiliki potensi pasar yang sangat besar bagi perkembangan dunia herbal. Menurut WHO
sebanyak 65% Negara maju dan 80% Negara berkembang memakai bahan herbal, hal ini
mengakibatkan penjualan-penjualan bahan yang bersal dari alam semakin meningkat bahkan
diperkiran pada tahun 2000 onset atau pendapatan untuk bahan-bahan yang berasal dari alam
atau herbal sebanyak USS 60miyar.

Kemangi mungkin sudah tidak asing lagi di Indonesia dan sering ditemukan diwarung
makan. Ternyata kemangi banyak mengandung manfaat serta khasiat. Mungkin sebagian orang
sudah ada yang tahu tentang manfaat dan khasiat daun kemangi tapi mungkin ada juga yang
sama sekali belum tahu. Daun kemangi ternyata mengandung senyawa penting diantaranya
senyawa anetol, senyawa 1-8sienol, zat arigin, zat flavonoid, boron, stigmasterol, eugenol,
betakaroten, magnesium, zat triptofan, dan masih banyak lagi.

Kebutuhan akan sabun yang semakin meningkat dan kurangnya pemanfaatan dari daun
kemangi diduga dapat dipadukan menjadi produk yang memiliki nilai jual. Oleh karena itu
penelitian ini mengangkat fenomena daun kemangi dan sabun ini kedalam pkm yang berjudul “
PENGGUNAN DAUN KEMANGI SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN SABUN
MANDI”, karena selama ini daun kemangi hanya dijadikan bahan pada masakan saja.

I. Rumusan masalah
1. Apakah sabun mandi dapat dibuat dari daun kemangi?
2. Berapa komposisi terbaik daun kemangi yang digunakan untuk membuat sabun
mandi?
3. Bagaimana respon masyarakat terhadap produk sabun mandi dari daun kemangi?

II. Tujuan penelitian


1. Untuk mengetahui bahwa sabun mandi dapat dibuat dari daun kemangi
2. Untuk mengetahui komposisi terbaik daun kemangi yang digunakan untuk
membuat sabun mandi
3. Untuk mengetahui seberapa besar respon masyarakat terhadap sabun mandi
berbahan baku daun kemangi
III. Manfaat penelitian
1. Memberikan informasi bahwa daun kemangi dapat digunakan sebagai salah satu
bahan baku pembuat sabun mandi
2. Memberikan nilai lebih pada daun kemangi dalam bidang industri
3. Dapat memberikan pembanding dan acuan pada penelitian sejenis
IV. Luaran Yang Diharapkan
1. Terciptanya peluang usaha mandiri yang bergerak di sektor industri yang
mengacu pada bidang kesehatan.
2. Meningkatkan karya kreativitas inovatif mahasiswa dalam rangka bereksperimen
dan menemukan hasil karya yang bermanfaat dan tepat guna.
BAB II

GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

2.1 Kondisi Umum Lingkungan

Tanaman daun kemangi merupakan tanaman yang mudah dan banyak ditemukan di
Indonesia, namun pemanfaatannya kurang dimaksimalkan. Biasanya masyarakat Indonesia
memanfaatkan daun kemangi untuk dikonsumsi sebagai lalapan saja. Padahal ekstrak daun
kemangi bila diolah dengan benar dapat menghasilkan ekstrak ethanol dan ekstrak methanol dan
hexanol. Berdasarkan kandungan didalam daun kemangi tersebut dapat diolah menjadi sabun.

2.2 Potensi Sumber Daya

Sabun daun kemangi (Ocinum cannum) merupakan suatu produk olahan dari
pemanfaatan daun kemangi. Kandungan dari daun kemangi yaitu ekstrak ethanol yang
mempunyai daya anti bakteri terhadap sembilan species termasuk dari genus Acinetobacter,
Bacillus, and Micrococcus dan ekstrak methanol dan hexanol menunjukkan adanya aktivitas anti
bakteri terhadap tiga belas species dari tujuh genus termasuk Acinetobacter, Bacillus, Brucella,
Eschericia, Micrococcus, dan Staphylococcus, danefek anticandidaterhadap Candida albicans.

Sabun daun kemangi (Ocinum cannum) ini dapat dijadikan peluang usaha yang cukup
tinggi dan menjanjikan. Hal ini disebabkan karena beberapa alasan diantaranya : (1) Masyarakat
masih banyak yang belum mengetahui adanya pemanfaatan daun kemangi yang dijadikan sabun
sehingga dapat menjadi peluang usaha. (2) belum ada yang memperjualbelikan sabun daun
kemangi (Ocinum cannum) sebagai alternative sabun yang bebas alkohol. (3) Tanaman daun
kemangi dapat tumbuh di daerah tropis terutama Indonesia sehingga bahan baku nya mudah
didapat. (4) sabun daun kemangi (Ocinum cannum) dapat menjadi alternative menguragi resiko
infeksi virus pencernaan.

2.3 Analisis usaha

Analisa usaha dalam produksi sabun kemangi dilakukan untuk menghitungkan keuntungan, R/C (return
cost ratio) dan BEP. Rumus-rumus untuk menghitungnya yaitu (Effendi dan Okta Riza, 2006):

𝐾𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 – 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 (1)


Total Penerimaan
𝑅 ⁄𝐶 = (2)
Total Biaya Produksi

Total Biaya
𝐵𝐸𝑃 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 = (3)
harga penjualan

Total Biaya
𝐵𝐸𝑃 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 = (4)
total produksi

2.4 Kelayakan Usaha

Menunjang proses pemasaran, ada beberapa alternatif yang bisa digunakan untuk
mempromosikan produk ini, sehingga lebih dikenal oleh masyarakat dan menjadi pilihan
masyarakat. Media ini berupa pengemasan dengan design yang menarik dan membuat
brand untuk mematenkan produk. Selain itu juga dapat dipromosikan melalui pamflet,
facebook, twitter, forum jual beli, dan melalui website yang kami buat. Distribusi hasil produksi
kepada konsumen dilakukan dengan bekerjasama melalui bidang usaha terkait, contonya Apotek.
Sebelumnya dilakukan uji lab terhadap hasil produk oleh pihak yang berwenang. Setelah itu,
hasil uji lab tersebut diserahkan kepada BPOM untuk mendapatkan izin distribusi.
BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 Teknik

Pembuatan sabun menggunakan teknik penyulingan. Teknik dalam penyulingan ini


menggunakan bahan dan alat yaitu sebagai berikut:

Bahan yang digunakan:

a. Daun kemangi
b. Larutan NaOH
c. Gelatin
d. Bibit pewangi

Alat yang digunakan:

a. Penampan
b. Piringan
c. Labu Florentine
d. Corong pemisah
e. Ketel suling

3.2 Tahapan Pekerjaan

Prosedur pembuatan sabun daun kemangi

Ekstraksi daun kemangi dilakukan dengan metode penyulingan air dan uap setelah itu dilakukan
analisis hasil penyulingan. Daun kemangi sebagai bahan baku dilayukan di atas nampan.
Pelayuan dilakukan dalam ruangan tertutup (tidak terkena cahaya matahari secara langsung).
Daun kemangi yang telah dilayukan diletakkan di atas piringan yang terletak beberapa
centimeter di atas permukaan air dalam ketel suling. Pengisian bahan dalam ketel suling adalah
2/3 dari kapasitas maksimum ketel. Ketel ditutup rapat dan api dinyalakan. Kondensat mulai
menetes setelah kira-kira 30 menit dan tetesan pertama dihitung sebagai awal waktu
penyulingan. Kondensat yang dihasilkan terdiri dari campuran minyak dan air yang ditampung
dalam labu Florentine. Campuran minyak dan air dipisahkan dengan menggunakan corong
pemisah. Air yang masih terdapat dalam minyak diserap. Analisis minyak hasil penyulingan
yang dilakukan meliputi rendemen minyak, bobot jenis, kelarutan dalam alkohol, bilangan asam,
dan bilangan ester.

Selanjutnya dalam pembuatan sabun dilakukan setelah proses penyulingan minyak daun kemangi
(Ocinum cannum). Daun kemangi diekstraksi secara maserasi kinetik, menggunakan pelarut
NaOH selama 1 jam, kemudian ekstrak tersebut diendapkan selama semalam, ampas diekstraksi
kembali dengan cara yang sama, sampai sekurang-kurangnya 3 kali pengekstraksian, agar semua
zat dapat terlarut semua kedalam larutan ekstraksi dengan asumsi filtrat yang terakhir sudah
bening, lalu hasilnya dapat dicampur dan dipekatkan dengan rotary evaporator.

Promosi dan penjualan :

1. Promosi
 di kenalkan dikalanganngan kampus
 dilingkungan kos
 dari teman ke teman
 melalui media sosial
2. Penjualan
 Dengan menitipkan di warung warung sekitar kos
 Melalui media social
 Menitipkan dari teman keteman
KESIMPULAN
Dari kegiatan yang telah dilaksanakan dapat diambil kesimpulan Sabun kemangi yang dihasilkan
memiliki tekstur lembut dengan banyak khasiat untuk tubuh.

Anda mungkin juga menyukai