Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 latar belakang

Acne merupakan salah satu masalah kulit yang sering dijumpai di masyarakat dan
bersifat kronis dan berulang. Walaupun bukan merupakan suatu penyakit yang mengancam
nyawa, namun acne dapat menyebabkan masalah psikologi yang berbeda-beda, mulai dari
perasaan rendah diri hingga stres. Selain itu tidak jarang pula dapat terjadi scar yang
permanen pada wajah.
Menurut Kligman, tidak ada seorangpun yang sama sekali tidak pernah menderita
acne. Di Amerika Serikat, tercatat lebih dari 17 juta penduduk yang menderita acne setiap
tahunnya, di mana 75 hingga 95% di antaranya adalah usia remaja. Sedangkan pada satu studi
prevalensi acne yang dilakukan di kota Palembang, dari 5204 sampel berusia 14 sampai 21
tahun, didapatkan angka prevalensi acne vulgaris sebesar 68,2% (Suryadi, 2008).
1.2 Rumusan masalah
1. Apa Definisi dari Acne Vulgaris?
2. Apa Etiologi dariAcne Vulgaris?
3. Bagaimana Patofisiologi dariAcne Vulgaris?
4. Bagaimana klasifikasi dari acne vulgaris ?
5. Bagaimana Manifestasi Klinis dari Acne Vulgaris?
6. Bagaimana Penatalaksanaan dariAcne Vulgaris ?
7. Bagaimana diagnosa banding dari acne vulgaris ?
8. Bagaimana cara pencegahan dari acne vulgaris ?
9. Bagaimana Komplikasi dari Acne Vulgaris?
10. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada pasien denganAcne Vulgaris?
1.3 Tujuan penulisan
1.1.1. Tujuan Umum :
Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pembuatan makalah mata kuliah Sistem Integumen serta mempresentasikannya,
pada program S1-Keperawatan.
1.1.2. Tujuan Khusus
Tujuan Khusus dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk menjelaskan definisi dari Acne vulgaris
2. Untuk mengetahui etiologi dari Acne vulgaris
3. Dapat memahami patofiologi dari Acne vulgaris
4. Untuk mengetahui klasifikasi dari Acne vulgaris
5. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari Acne vulgaris
6. Untuk memahami penatalaksanaan dari Acne vulgaris
7. Untuk mengetahui cara pencegahan, dan diagnose banding dari acne
vulgaris
8. Untuk mengetahui dan mampu memeberikan asuhan keperawatan pada
acne vulgaris
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

(gambar 2.1)
Acne vulgaris (jerawat) adalah penyakit kronik akibat peradangan kronikfolikel
pilosebasea yang umumnya terjadi pada masa remaja dengan gambaran klinis berupa
komedo, papula, pustul, nodus, dan kista pada tempat predileksinya (Arif Mansjoer, dkk
2000)
Acne vulgaris (jerawat) merupakan kelainan folikel umum yang mengenai pilosebasea
(polikel rambut) yang rentan dan paling sering ditemukan di daerah muka, leher, serta bagian
atas. Acne ditandai dengan komedo tertutup (white head), komedo terbuka (black head),
papula, pustul, nodus, dan kista (Brunner & Suddart, 2001)
Acne vulgaris merupakan suatu keradangan kronis dari folikel pilosebasea yang
ditandai dengan adanya komedo, papule, kista dan pustule pada daerah-daerah predileksi
(pada muka, bahu, bagian atas dari ekstremitas superior, dada dan punggung) (Enny S.
Widjaja dkk 1994)

Acne vulgaris merupakan suatu keradangan kronis dari folikel pilosebasea yang
ditandai dengan adanya komedo, papul, kista dan pustul pada daerah-daerah predileksi yaitu
muka, bahu, lengan bagian atas, dada, dan punggung (Zaenglein dkk., 2008).
2.2 Etiologi
Penyebab acne bersifat multikultorial. Makanan tidak diyakini sebagai faktor pemicu,
keadaan yang mungkin menyebabkan acne meliputi peningkatan aktivitas kelenjar sebasea
dan penyumbatan duktus pilosebasea (folikel rambut). (Kowalak, Jennifer P, dkk 2011)
Faktor-faktor yang merupakan predisposisi acne meliputi :
1. Hereditas
2. Stimulasi hormon androgen
3. Obat-obat tertentu, termasuk kortikosteroid, kortikotropin (ACTH), hormon
androgen, preparat yodida, brodida, trimetadion, fenitoin (dilantin), isoniazid
(lanazid), litium (eskalith), halothan.
4. Iradiasi kobalt
5. Hiperalimentasi
6. Pajanan minyak berat, gemuk
7. Trauma gesekan karena pakaian yang ketat
8. Kosmetik
9. Stress emosi
10. Iklim tropis
11. Pemakaian kontrasepsi oral. (banyak wanita mengalami acne yang bertambah
banyak selama beberapa kali haid pertama setelah menggunakan atau
menghentikan preparat kontrasepsi oral / pil KB)
2.3 Patofisiologi
Hormon androgen menstimulasi pertumbuhan kelenjar sebasea dan produksi sebum
yang di sekresi kedalam folikel rambut yang melebar dan mengandung bakteri. Bakteri yang
biasanya berupa propionibacterium acne dan staphylococcus epidermis, merupakan flora
kulit normal yang menyekresi enzim lipase. Enzim ini berinteraksi dengan sebum untuk
menghasilkan asam lemak bebas yang memicu inflamasi. Folikel rambut juga memproduksi
lebih banyak keratin yang menyatu dengan sebum untuk membentuk sumbat dalam folikel
yang melebar tersebut. (Kowalak, Jennifer P, dkk 2011)
2.4 Pathway

Hormonal, Stress, Genetik, bakteri

Masa pubertas

Hormon androgen menstimulasi kelenjar sebasea

Kelenjar sebasea membesar dan mensekresikan sebum

Sebum merembes naik hingga puncak folikel rambut

Mengalir keluar permukaan kulit

Duktus pilosebaseus tersumbat

Lesi obstruktif

Dilatasi folikel sebasea Penipisan dinding folikular

Kurang pengetahuan Sering di garuk pecah

Gangguan Body Kurang Percaya Diri Isi folikular keluar


Image

Nyeri inflamasi Mengiritasi dermis

Lesi acne
Resiko infeksi

Papula eritematosa

Gangguan integritas kulit


2.5 Klasifikasi acne vulgaris

Klasifikasi acne (Menurut Plewig & Kligman):


1. Acne Komedonal : adalah nama ilmiah dari pori-pori yang tersumbat (komedo hitam
dan komedo putih) yaitu terdiri dari komedo terbuka maupun tertutup
a. Komedo terbuka (blackhead) : terlihat seperti pori-pori yang membesar dan
menghitam (yang berwarna hitam itu bukan kotoran, sebenarnya itu adalah
penyumbat pori yang berubah warna karena teroksidari dengan udara)
b. Komedo tertutup (whitehead) : memiliki kulit yang tumbuh diatas pori-pori yang
tersumbat, maka terlihat seperti tonjolan putih kecil-kecil dibawah kulit)

Gambar 2.2 acne komedonal


Penatalaksanaan :
a) Hindari pemakain kosmetik yang berlebih
b) Diit rendah lemak dan kabohidrat
c) olahraga
d) Istirahat yang cukup
e) Melakukan perawatan kulit untuk membersihkan permukaan kulit dari kotoran

Gambar 2.3 acne komedo hitam


Penatalaksanaan :
a) menghindari pemakain kosmetik
b) mencuci wajah dengan menggunakan air bersih
c) lakukan penguapan selama 10-15 menit
d) diit rendah lemak dan kabohidrat
e) istirhat yang cukup

Gamabr 2.4 komedo putih


Penatalaksannaan :
a) hindari pemakaian kosmetik
b) hidup sehat dan teratur
c) diit rendah lemak dan kabohidrat
d) istirahatyang cukup
e) hindari polusi atau debu
2. Acne Papulopustuler ( papula dan Postula )lesi terdiri dari campuran lesi beradang
dan komedo

Gambar 2.5 acne papulopusturel


Penatalaksanaannya :
a) Mencuci muka dengan sabun dua kali sehari jangan berlebihan
b) Menghindari pemakain kosmetik yang berlebihan
c) Untuk pengobatan berupa salep dan antibiotik sebaiknya menghubungi dokter
d) Diit rendah lemak dan kabohidrat
e) Istirahat yang cukup
3. Acne konglobata & bentuk keras lainnya

Gambar 2.6(acne konglobata)


Penatalaksanaannya :
a) Membersihkan atau mencuci badan dengan lembut
b) Hindari produk-produk tambahan atau pelengkap yang sifatnya iritan terhadap
kulit
c) Lindungi kulit dari sinar matahari
d) Istirhat yang cukup
e) Diit rendah lemak dan kabohidrat
4. Acne form eruption

Gambar 2.7(acne form eruption)


Penatalaksanaannya :
a) Membersihkan atau mencuci badan
b) Menghindari sabun yang bisa mengiritasi kulit
c) Diit rendah lemak dan kabohidrat
d) Istirahat yang cukup
e) Hindari menggunakan baju yang bertumpuk-tumpuk

Macam – macam akne:


1. Acne Ekskoriata terjadi pada individu yang memanipulasi jerawat secara obsesif,
dengan demikian dapat menimbulkan jaringan parut yang banyak sekali.
2. Akne konglobata merupakan bentuk akne kistik yang paling berat dengan kista
profunda, komedo multiple dan jaringan parut yang nyata. Keadaan ini dapat disertai
demam, dan mungkin pasien perlu dirawat dirumah sakit.

Gambar 2.7 (acne konglobata)


3. Akne koloidalis memiliki jaringan parut dan keloid multiple di tempat – tempat
terdapat lesi akne.

2.6 Gejala Klinis


Lesi utama adalah komedo utama dan jika terdapat keradangan terlihat adanya papule,
pustule dan kista, nodule dan kista. Lokasi utama terdapat pada muka, dada dan punggung.
Lesi yang beradang terutama bentuk nodule-kistik dapat terasa gatal dan nyeri tekan yang
bila pecah dapat mengeluarkan pus.
Sumbat akne dapat terlihat sebagai :
1. Komedo yang tertutup atau whitehead (yang tidak menonjol keluar dari folikel dan
ditutupi oleh epidermis.
2. Komedo yang terbuka blackhead(yang menonjol keluar dari folikel dan tidak
ditutupi oleh epidermis, melanin atau pigmen pada folikel menyebabkan warna
hitam).
Ruptur atau kebocoran pada sumbat yang membesar sehingga isinya masuk kedalam
epidermis menyebabkan inflamasi, pustula acne yang khas, papula atau pada bentuk yang
lebih berat, kista atau abses (lesi kronis yang kambuhan sehingga membentuk parut pada
jerawat tersebut).
Tanda dan gejala pada wanita dapat berupa peningkatan intensitas acne sesaat
sebelum haid atau selama haid, ketika kadar estrogen mencapai tingkat terendah. (Jennifer P,
dkk 2011)

2.7 Penatalaksanaan
Pengobatan akne vulgaris dapat dilakukan dengan cara memberikan obat topical . sistemik,
dan pembedahan.
1. Pengobatan topical
Untuk mencegah pembentukan komedo, menekan peradangan dan mempercepat
penyembuhan lesi yang terdiri atas
a. Bahan iritan yang dapat mengelupas, misalnya sulfur, peroksida bensoil, asam
salisilat, asam vitamin A, asam aseleat , asam alfa hidroksi (AHA), misalnya asam
glikolat.
b. Antibiotika topical yang dapat mengurangi mikroba dalam folikel yang berperan
dalam etiopatogenesis akne vulgaris misalnya, tetrasiklin , eritromisin dan lain-lain.
c. Anti peradangan topical, salap atau krim kortokosteroid kekuatan ringan atau sedang
atau suntikan intra lasi kortikosteroid kuat pada lesi nodulokistik.
2. Pengobatan sistemik
Pengobatan sistemik ditujukan terutama untuk menekan aktifitas jasad renik
disamping juga mengurangi reksi radang , menekan produksi sebun dan keseimbangan
hormonal.
a. Anti bakteri sistemik, tetrasiklin , eritromisi, doksiklin dan trimetropin.
b. Estrogen antiandrogen sipriteron asetat.
c. Vitamin A dan retinoid oral
3. Bedah kulit
Tindakan bedah kulit kadang diperlukan terutama untuk memperbaiki jaringan
parut akibat akne vulgaris yang berat. Tindakan ini dilakukan setelah akne vulgarisnya
sembuh.
a. Bedah skapel dilakukan untuk meratakan sisi jaringan parut yang menonjol
b. Bedah listrik dilakukan pada komedo tertutup untuk mempermudah pengeluaran
sebum.
c. Bedah kimia dengan asan triklor asetat untuk meratakan jaringan parut
yang berbenjol.
d. Dermabrasi untuk meratakan jaringan parit yang hipo dan hipertrofi pasca akne
yang lias.
2.8 Diagnosis

Diagnosis acne vulgaris ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan klinis.


Keluhan penderita dapat berupa gatal atau sakit, tetapi pada umumnya keluhan penderita
lebih bersifat kosmetik.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan komedo, baik komedo terbuka maupun komedo
tertutup. Adanya komedo diperlukan untuk menegakkan diagnosis acne vulgaris (Wolff dan
Johnson, 2009). Selain itu, dapat pula ditemukan papul, pustul, nodul, dan kista pada daerah –
daerah predileksi yang mempunyai banyak kelenjar lemak.
Secara umum, pemeriksaan laboratorium bukan merupakan indikasi untuk penderita
acne vulgaris, kecuali jika dicurigai adanya hiperandrogenism (Zaenglein dkk., 2008).
2.9 Pencegahan
Akne dapat dikendalikan dan sikatrik dapat dicegah, dengan terapi bijaksana yang
diteruskan sampai proses penyakit menghilang spontan, Ditujukan untuk mencegah
pembentukan mikrokomedo, melalui pengurangan hyperkeratosis folikel, produksi sebum,
populasi. Pengendalian awal memerlukan waktu paling sedikit 4-8 minggu juga penting
untuk memperhatikan pengaruh emosional berat pada akne.
a. Diit rendah lemak dan Karbohidrat.
b. Melakukan perawatan kulit untuk membersihkan permukaan kulit dari kotoran dan
jasad renik.
c. Hidup sehat dan teratur
d. Cukup istirahat
e. Olahraga sesuai kondisi tubuh
f. Penggunaan kosmetik secukupnya
g. Hindari polusi debu
h. Hindari pemencetan
i. Memberikan informasi secukupnya pada penderita mengenai penyebab, perjalanan
penyakit dan lamanya pengobatan.
2.10 Komplikasi

Semua tipe acne berpotensi meninggalkan sekuele. Hampir semua lesi acneakan
meninggalkan makula eritema yang bersifat sementara setelah lesi sembuh. Pada warna kulit
yang lebih gelap, hiperpigmentasi post inflamasi dapat bertahan berbulan-bulan setelah lesi
acne sembuh. Acne juga dapat menyebabkan terjadinya scar pada beberapa individu.
Selain itu, adanya acne juga menyebabkan dampak psikologis. Dikatakan 30–50%
penderita acne mengalami gangguan psikiatrik karena adanya acne (Zaenglein dkk., 2008).
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN ACNE VULGARIS
3.1 Pengkajian.
a. Kulit : dengan mengamati dan mendengarkan ,perawat dapat mengetahui bagaimana
persepsi klien tentang kulitnya
b. Kaji persepsi pasien tentang penyakitnya, orang muda yang satu mungkin menganggap
lesi yang kecil sebagai cacat yng tidak bisa dioleransi sementara remaja yang lain
memandang kelainan yang lebih luas sebagai hal yang normal. Pada remaja dalam tahun
tahun formatif perkembangan merupakan orang yang rentan dan perlu didekati serta
perhatian ketika mereka berupaya untuk mengatasi akne.
c. Kaji kegiatan seksual dan metode kontrasepsi yang digunakan pada wanita usia produktif
khususnya jika pengobatan akne tersebut meliputi pemakaian isotretinoin yang diketahui
memiliki sifat-sifat teratogenik.
d. Kaji persepsi pasien tentang fektor-faktor yang memicu peningkatan intensitas akne atau
yang membuat lesi semakin parah, seperti makanan dan minuman, gesekan dan tekanan
dari pakaian , trauma akibat upaya untuk memijat keluar komedo dengan tangan.
3.2 Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi komedo : komedo yang tertutup tampak seperti papula kecil yang agak
menonjol, sedangkan komedo yang terbuka akan terlihat agak menonjol dengan
pemadatan bagian tengah folikel.
2. Palpasi : nyeri tekan pada daerah akne yang meradang.
3. Catat ciri-ciri lesi inflamatori seperti Papula, pustule, nodus dan kista.
3.3 Analisa data
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS : pasien mengatakan malu Lesi acne pada wajah Gangguan body
dengan keadaannya dan image
kurang percaya diri Kurang percaya diri
DO :
- pasien menutupi wajahnya
- pasien menarik diri
- kurang bersosialisasi
dengan lingkungan sekitar

2. DS : pasien mengatakan nyeri proses peradangan. Gangguan rasa


dan gatal pada daerah wajah nyaman nyeri
yang ada jerawatnya
DO :
- ada papula pada wajah
klien
- wajah pasien tampak
menyeringai
- skala nyeri 3 (0-3 ringan)

3.4 Diagnosa Keperawatan.


1. Gangguan body image b.d rasa malu dan frustrasi terhadap tampilan diri.
2. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d proses peradangan.
3. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit b.d kurang terpapar terhadap informasi.
3.5 Rencana keperawatan
No Tujuan & KH Intervensi Rasional
Dx
1. Tujuan: setelah 1. Kaji persepsi pasien 1. Pasien yang memandang
dilakukan tindakan dan pandangannya akne sebagai cacat kulit
keperawatan 2x 24 terhadap akne biasanya tidak toleransi
jam pasien tidak terhadap tampilan diri,
merasa malu dengan sedangkan pasien yang
tampilan diri, dapat memandang akne sebagai
berinteraksi yang penyakit yang normal dan
normal dengan orang fisiologis dapat menerima
lain konsep diri dan tidak
KH: beresiko terganggu konsep
 Klien lebih diri
percaya diri
 Dapat 2. Perhatikan perilaku 2. Mengidentifikasi kebutuhan
bersosialisasi menarik diri, untuk interfensi
dengan membicarakan diri
lingkungan tertang hal negatif
sekitar
3. Orang terdekat memulai
 Klien akan 3. Dorong
penerimaan perubahan dan
mempertahank pengungkapan
mengurangi ansietas
an konsep diri perasaan, merima
mengenai perubahan citra
yang positif apa yang dikatakan
diri
selama dalam
perawatan
4. Berikan Edukasi 4. Semakin sering
pada pasien cara membersihkan wajah maka
menjaga kebersihan tidak ada bakteri yang
kulit, sering cuci menempel di kulit wajah
muka yang menyebabkan acne

2. Tujuan: setelah 1. Kaji tipe ,lokasi nyeri 1. Berguna dalam intervensi


dilakukan tindakan perhatikan intensitas selanjutnya
keperawatan selama pada akala 0-10
1x24 jam Klien bebas
nyeri , skala nyeri 0 , 2. Berikan waktu untuk 2. Ekspresi masalah atau rasa
tidak ada tanda-tanda ekspresi perasaan takut menurunkan ansietas
peradangan dalam tingkat atau siklus nyeri
Interfens kemampuan
KH: berkomunikasi
 Pasien akan
mempertahank 3. Dorong menggunakan 3. Meningkatkan relaksasi,
an rasa teknik manajemen memfokuskan kembali
nyaman stress misalnya napas perhatian dan dapat
selama dalam dalam meningkatakan kembali
perawatan kemampuan koping
 Pasien tidak menghilangkan nyeri
menyeringai 4. Kolaborasi dengan
kesakitan 4. Anti inflamasi berguna
tim medis dengan
untuk mengurangi radang
pemberian obat anti
dan analgesik untuk
inflamasi dan
mengurangi nyeri.
analgesik sesuai
indikasi
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Acne vulgaris merupakan suatu keradangan kronis dari folikel pilosebasea yang
ditandai dengan adanya komedo, papule, kista dan pustule pada daerah-daerah predileksi
(pada muka, bahu, bagian atas dari ekstremitas superior, dada dan punggung).
Tanda dan gejala pada wanita dapat berupa peningkatan intensitas acne sesaat
sebelum haid atau selama haid, ketika kadar estrogen mencapai tingkat terendah.
4.2 Saran

1. Bagi Mahasiswa
Meningkatkan kualitas belajar dan memperbanyak literatur dalam pembuatan makalah
agar dapat mengetahui cara berfikir.
2. Bagi Pendidikan
Bagi dosen pembimbing agar dapat memberikan bimbingan yang lebih baik dalam
pembuatan makalah selanjutnya.
3. Bagi Kesehatan
Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa kesehatan khususnya untuk mahasiswa
keperawatan agar lebih mengerti tentang pembuatan askep khususnya askep pada pasien
Acne Vulgaris.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddart.Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah.edisi 8, vol 3.EGC.Jakarta.2001

Kowalak, Jenifer P. 2011. “Buku Ajar Patofisiologi”. Jakarta : EGC

Masjoer,Arif.Kapita Selekta Kedokteran.edisi ketiga.Media Aesculapius Jakarta.2000

Pedoman Diagnosis dan Terapi,RSUD Soetomo.Surabaya.1994

Anda mungkin juga menyukai