Anda di halaman 1dari 51

STASE NEUROLOGI

LAPORAN KASUS
“VERTIGO”
Disusun oleh:
Tiara Roidah Marwasasmi, S.Ked
NIM. FAB 117 046

Pembimbing:
dr. Hygea Talita P. Toemon, Sp.S

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya
Bagian Neurologi RSUD dr. Doris Sylvanus
2018
IDENTITAS
Nama : Tn. s
Usia : 57 tahun
TTL : Palangka Raya, 22/08/1961
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMA
Suku / Bangsa : Dayak / Indonesia
Alamat : Jl. Keminting
Tgl. MRS : 15/08/2018
Tgl. Pemeriksaan : 16/08/2018
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Pusing berputar

Riwayat Penyakit Sekarang


Os datang dengan keluhan pusing berputar sejak ± 2 hari SMRS. Awalnya os
masih dapat menahan keluhan tersebut, akan tetapi sejak ± 2 jam SMRS os
mengeluh pusing bertambah berat. Pusing terjadi secara tiba-tiba dan
berlangsung singkat ± 1 menit dan setelah itu os merasakan tubuhnya lemas.
Pusing hilang timbul dan bertambah bila berjalan atau merubah posisi kepalanya
ke kiri dan ke kanan. Keluhan berkurang ketika pasien tiduran dengan mata
tertutup.
Os juga mengeluh muntah sebanyak 4 kali, berisi air dan sisa-sisa makanan
sebanyak ± ¼ gelas aqua setiap kali muntah, dan tidak menyemprot. Selain itu os
juga mengeluh mual dan badan lemas.
Demam disangkal, nyeri dada disangkal, penglihatan kabur dan ganda disangkal,
pendengaran berkurang disangkal, kejang disangkal, rasa kesemutan disangkal,
nafsu makan menurun, BAB dan BAK tidak ada keluhan. Riwayat trauma dan
pemakaian obat-obatan jangka lama disangkal.
....ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat keluhan serupa (-) infeksi telinga (-),
hipertensi (-), DM (-), kejang (-), dan trauma (-)

Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat keluhan serupa (-), hipertensi (-), DM (-), dan
kejang (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Status Present Temuan
Berat badan 62 kg
Tinggi badan 160 cm
Keadaan umum Tampak sakit sedang
Vital sign TD: 159/80 mmHg
DN: 80x/m
FN: 20x/m
T: 36,8 C
Kepala
Mata CA -/-, SI -/-, pupil isokor +/+
Hidung NCH (-), rhinorea (-), deviasi (-/-)
Mulut Bibir kering (-) faring hiperemis (-) tonsil T1-T1
Telinga Simetris (+/+) othorea (-)
Leher Pembesaran KGB (-), ↑ JVP (-), pembesaran kel.
tiroid (-)
....PEMERIKSAAN FISIK
Status Present Temuan
Pulmo
Inspeksi Simetris (+/+), retraksi (-/-). bentuk normal
Palpasi Fremitus vokal normal
Perkusi Sonor +/+
Auskultasi Vesikuler +/+ ronki -/- wheezing -/-
Cor
Inspeksi IC tidak terlihat
Palpasi IC teraba di ICS V linea MCV sinistra
Auskultasi S1-S2 tunggal reguler murmur (-) gallop (-)
Abdomen
Inspeksi Supel (+), distensi (-), massa (-)
Auskultasi Bising usus 8x/menit
Palpasi NT (-), Hepar & Lien tidak teraba besar
Perkusi Timpani (+) asites (-)
Ekstremitas Akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-/-), tremor (-)
STATUS NEUROLOGIS
Status Present Temuan
Kesadaran Compos Mentis
GCS E4V5M6
Tingkah laku Baik
Perasaan hati Baik
Orientasi Baik
Jalan pikiran Baik
Kecerdasan Baik
Daya ingat kejadian Baik
Kemampauan bicara Baik
Cara berjalan Sedikit bergoyang dan tidak stabil
Gerakan abnormal Tidak ada
....STATUS NEUROLOGIS
Status Present Temuan
Nervus Kranial
N. I Normosomia
N. II Visus dbn, lapang pandang dbn
N. III, IV, VI Ptosis (-/-), gerakan bola mata baik ke segala arah,
ukuran pupil 3mm/3mm, reflek cahaya langsung
dan tidak langsung normal, diplopia (-/-)
N. V Sensorik normal, motorik normal, refleks kornea
(+/+), refleks masseter (+/+)
N. VII TDP
N. VIII Nistagmus (-/-), Vertigo (+/+)
N. IX, X Deviasi uvula (-), menelan masih baik
N. XI Memalingkan kepala (+), mengangkat bahu (+)
N. XII Menjulurkan lidah lurus ke depan, atrofi (-), lidah
tremor (-)
....STATUS NEUROLOGIS
Ekstremitas superior Ekstremitas inferior
Kanan Kiri Kanan Kiri
Kekuatan 5 5 5 5
Tonus Normotonus Normotonus Normotonus Normotonus
Trofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi
Sensibilitas + + + +
Nyeri - - - -
Refleks + + + +
Fisiologis
Refleks - - - -
Patologis
Tremor - - - -
....STATUS NEUROLOGIS
Status Present Temuan
Tes Fungsi Kordinasi
Duduk Tidak bisa lama
Berdiri Ingin terjatuh
Berjalan (-)
Test Romberg Tidak dilakukan
Fungsi Vegetatip
Miksi Inkontinensia urin (-), retensio urin (-), anuria (-),
poli uria (-)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Leukosit 8.150/uL N

Eritrosit 4.500.000/uL N

Hb 13,3 g/dL N

Ht 41,4% N

Trombosit 278.000/uL N

GDS 83 mg/dl N
DIAGNOSA
Diagnosa Klinik : Vertigo Perifer
Diagnosa Topik : Sistem Vestibular
Diagnosa Kausal : Benign Paroxysmal Positional
Vertigo (BPPV)
TERAPI
Infus NaCl 0,9 % 20 tpm
Inj. Ranitidine 2x1
Inj. Mecobalamin 3x1
Inj. Ondansentron 3x4 mg
Po. Flunarizin 2x10 mg
Po. Betahistin 3x8 mg
PROGNOSIS
Ad Vitam : Bonam
Ad Fungsionam : Bonam
Ad Sanationam : Bonam
DEFINISI
Diziness atau pusing: keluhan umum akibat perasaan
disorientasi, dipengaruhi posisi terhadap lingkungan.
Terdapat 4 subtipe.
....DEFINISI
Vertigo berasal dari vertere yang berarti berputar dan igo
yang berarti kondisi.

Vertigo adalah ilusi gerakan berupa perasaan atau sensasi


tubuh berputar terhadap lingkungan atau sebaliknya.
Mengindikasikan adanya gangguan pada sistem vestibular.

Vertigo adalah hasil dari ketidakcocokan otak dengan tiga


sistem informasi primer: visual, vestibular, dan sensorik
(propioseptif).
KLASIFIKASI
Batang otak,
SENTRAL serebelum,
VESTIBULER serebrum

Labirin dan saraf


PERIFER vestibuler

Retina: otot bola


mata
VISUAL DAN
NON VESTIBULER
SOMATOKINETIK

Kulit, sendi, otot


VERTIGO VESTIBULAR DAN
NON VESTIBULAR
Vertigo Vastibuler Vertigo Non-vastibuler
Sifat vertigo Rasa berputar Rasa melayang,
(True vertigo) sempoyongan
Sifat serangan Episodik Kontinyu
Mual muntah + -
Gangguan pendengaran +/- -
Gerakan pencetus Gerakan kepala Gerakan obyek visual

Situasi pencetus - Ramai orang, lalu lintas


macet, sibuk, pasar
swalayan

Letak lesi Sistem vestibular Sistem visual,


somatosensorik
(propioseptif)
VERTIGO VESTIBULER PERIFER
DAN SENTRAL
ETIOLOGI

Keadaan lingkungan
• Motion sickness (mabuk darat, mabuk laut)
• Obat-obatan (alkohol, gentamisin)
Kelainan sirkulasi
• Transient ischemic attack (gangguan fungsi otak sementara karena
berkurangnya aliran darah ke salah satu bagian otak) pada arteri
vertebral dan arteri basiler
Kelainan di telinga
• Endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis di dalam
telinga bagian dalam (menyebabkan benign paroxysmal positional
vertigo)
• Infeksi telinga bagian dalam karena bakteri
• Herpes zoster
• Labirintitis (infeksi labirin di dalam telinga)
....ETIOLOGI
• Peradangan saraf vestibuler
• Penyakit Meniere
Kelainan neurologis
• Sklerosis multipel
• Patah tulang tengkorak yang disertai cedera pada labirin,
persarafannya atau keduanya
• Tumor otak
• Tumor yang menekan saraf vestibularis.
System saraf pusat
• Trauma
• Epilepsy
• Hipoksia serebri : anemia, arteriosklerosis, hipertensi kronis, dll
• Infeksi : meningitis, encephalitis, dll
PATOFISIOLOGI

Teori Overstimulasi
Rangsang yang berlebihan  hiperemi kanalis semisirkularis 
fungsinya terganggu  vertigo, nistagmus, mual dan muntah.
Teori Neural Mismatch :
Pengembangan teori konflik sensorik.
Otak mempunyai memori/ ingatan tentang pola gerakan tertentu;
Jika pada suatu saat dirasakan gerakan yang aneh/ tidak sesuai
dengan pola gerakan yang telah tersimpan, timbul reaksi dari susunan
saraf otonom.
Tapi lama kelamaan akan terbiasa.
Jika pola tersebut dilakukan berulang-ulang akan terjadi mekanisme
adaptasi sehingga berangsur-angsur tidak lagi timbul gejala
....PATOFISIOLOGI

Teori Neurohumoral :
Di antaranya teori histamin (Takeda), teori dopamin (Kohl) dan
terori serotonin (Lucat) yang masing-masing menekankan peranan
neurotransmiter tertentu dalam mem-pengaruhi sistim saraf
otonom yang menyebabkan timbulnya gejala vertigo.

Teori Otonomik :
Menekankan perubahan reaksi susunan saraf otonom sebagai
usaha adaptasi gerakan/ perubahan posisi; gejala klinis timbul jika
sistim simpatis terlalu dominan, sebaliknya hilang jika sistim
parasimpatis mulai berperan.
....PATOFISIOLOGI

Teori Konflik Sensori :


Terjadi ketidakcocokan masukan sensorik yang berasal dari
berbagai reseptor sensorik perifer yaitu antara mata/visus,
vestibulum dan proprioseptik, atau ketidakseimbangan/asimetri
masukan sensorik dari sisi kiri dan kanan→kebingungan sensorik
di sentral→nistagmus (usaha koreksi bola mata), ataksia atau sulit
berjalan (gangguan vestibuler, serebelum), berputar (berasal dari
sensasi kortikal)
DIFERENTIAL DIAGNOSIS
BENIGN PAROXYSMAL
POSITIONAL VERTIGO
Paling umum sering terjadi
Onsetnya dapat terjadi pada dewasa muda hingga tua
Tidak ada gangguan pendengaran dan tinitus
Episode singkat akibat perubahan posisi kepala (<1
menit)
Terdapat nistagmus horizontal
Disebabkan oleh pergekan otolit dalam kanalis
semisirkularis pada telinga dalam
Otolit mengandung kristal2 kecil kalsium karbonat
yang berasal dari utrikulus telinga dalam. Pergerakan
dari otolit distimulasi oleh perubahan posisi
LABIRINTITIS
Berhubungan dengan gangguan pendengaran dan tinitus
Terjadi pada koklear dan nervus vestibularis
Onset mendadak
Dirasakan terus menerus
4 tipe dari labirinitis
• Serous
• Acute suppurative
• Toxic
• Chronic
....LABIRINTITIS
Serous
• Peradangan yang berdekatan pada infeksi meningeal
dan sistem pendengaran
• Ringan sampai berat disertai mual dan muntah
• Mungkin dapat menjadi kerusakan permanen
Acute suppurative
• Infeksi akut bakteri eksudatif pada telinga tengah
• Infeksi sekunder dari otitis media atau meningitis
• Gangguan pendengaran berat dan vertigo
• Pengobatan dengan menggunakan antibiotik IV
....LABIRINTITIS
Toxic
• Akibat dari toksiksitas obat
• Tinitus ringan dan kehilangan pendengaran frekuensi tinggi
• Dapat terjadi vertigo pada fase akut
• Ataksia pada fase kronis
• Penyebab umum
-Aminoglycosides -Vancomycin
-Erythromycin -Barbiturates
-Phenytoin -Furosemide
-Quinidine -Salicylates
-Alcohol
....LABIRINTITIS

Chronic
• Proses inflamasi dari telinga bagian dalam karena pembentukan
fistula dari telinga bagian tengah ke dalam
• Sering terjadi pada kanalis semisirkularis horizontal
• Akibat destruksi dari cholesteatoma
VESTIBULAR NEURONITIS
Kemungkinan disebabkan oleh virus

Mendadak onset vertigo meningkat dari intensitas beberapa jam


menjadi bertahap beberapa hari

Vertigo ringan dapat terjadi beberapa minggu

Mungkin dapat terjadi gangguan pendengaran

Insiden tertinggi pada usia 30-50 tahun


MÉNIÈRE DISEASE
Ditandai dengan vertigo yang intermitten diikuti dengan keluhan
pendengaran
Gangguan pendengaran dapat berupa tinitus (nada rendah), dan
tuli sensoris pada fluktuasi frekuensi yang rendah, dan sensasi
penuh dalam telinga
Akibat dari hipertensi endolimfatik
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
1. Bentuk vertigo (melayang, goyang, berputar, tujuh keliling, rasa
naik perahu, dsb) ?
2. Keadaan yang memprovokasi timbulnya vertigo. (perubahan
posisi kepala dan tubuh, keletihan, ketegangan) ?
3. Profil waktu (timbulnya akut, perlahan-lahan, hilang timbul,
kronik, progresif/ membaik) ?
4. Keluhan lain (keluhan pada telinga, pandangan kabur, mual
muntah, dsb) ?
5. Kondisi yang memperberat vertigo?
6. Apakah terdapat diorientasi?
7. Apakah ada gangguan penglihatan hanya terjadi saat bergerak?
8. Pencetus?
9. Awitan?
10. Terdapat gejala defisit neurologis fokal, spt prnglihatan ganda, gg
....PEMERIKSAAN FISIK

1. Uji Romberg :
Penderita berdiri dengan kedua kaki dirapatkan,
mula-mula dengan kedua mata terbuka kemudian
tertutup.
Biarkan pada posisi demikian selama 20-30 detik.
Harus dipastikan bahwa penderita tidak dapat
menentukan posisinya (misalnya dengan bantuan
titik cahaya atau suara tertentu).
Pada kelainan vestibuler hanya pada mata tertutup
badan penderita akan bergoyang menjauhi garis
tengah kemudian kembali lagi, pada mata terbuka
badan penderita tetap tegak.
Sedangkan pada kelainan serebeler badan penderita
akan bergoyang baik pada mata terbuka maupun
pada mata tertutup.
....PEMERIKSAAN FISIK

2. Uji Tandem Gait :


Penderita berjalan lurus dengan tumit kaki kiri/ kanan diletakkan pada
ujung jari kaki kanan/ kiri ganti berganti. Pada kelainan vestibuler
perjalanannya akan menyimpang, dan pada kelainan serebelar penderita
akan cenderung jatuh.
3. Past-Pointing Test (Uji Tunjuk Barany):
Dengan jari telunjuk ekstensi dan lengan lurus ke depan, penderita disuruh
mengangkat lengannya ke atas, kemudian diturunkan sampai menyentuh
telunjuk tangan pemeriksa. Hal ini dilakukan berulang-ulang dengan mata
terbuka dan tertutup. Pada kelainan vestibuler akan terlihat penyimpangan
lengan penderita ke arah lesi.
....PEMERIKSAAN FISIK

4. Uji Unterberger:
Berdiri dengan kedua lengan lurus horisontal ke
depan dan jalan di tempat dengan mengangkat
lutut setinggi mungkin selama satu menit
dengan menutup mata.
Pada kelainan vestibuler, posisi penderita akan
menyimpang/ berputar ke arah lesi dengan
gerakan seperti orang melempar cakram; kepala
dan badan berputar ke arah lesi, kedua lengan
bergerak ke arah lesi dengan lengan pada sisi
lesi turun dan yang lainnya naik.
Keadaan ini disertai nistagmus dengan fase
lambat ke arah lesi.
....PEMERIKSAAN FISIK

5. Uji Babinsky-Weil :
Pasien dengan mata tertutup berulang kali berjalan
lima langkah ke depan dan lima langkah ke belakang
selama setengah menit; jika ada gangguan vestibuler
unilateral, pasien akan berjalan dengan arah
berbentuk bintang.
DIX-HALLPIKE MANEUVER

Figure 1. Dix-Hallpike maneuver (used to diagnose benign paroxysmal


positional vertigo). This test consists of a series of two maneuvers: With
the patient sitting on the examination table, facing forward, eyes open,
the physician turns the patient's head 45 degrees to the right (A). The
physician supports the patient's head as the patient lies back quickly
from a sitting to supine position, ending with the head hanging 20
degrees off the end of the examination table. The patient remains in this
position for 30 seconds (B). Then the patient returns to the upright
position and is observed for 30 seconds. Next, the maneuver is repeated
with the patient's head turned to the left. A positive test is indicated if any
of these maneuvers provide vertigo with or without nystagmus.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium: darah lengkap, gula darah
sewaktu, elektrolit, dan fungsi tiroid

Tes audiometri

Vestibular testing

Evaluasi radiologi: CT scan, MRI


PENATALAKSANAAN

Medikasi umum terapi vertigo:


a. Antihistamin (Betahistin, Dimenhidrinat, Benadryl)

b. Antagonis Kalsium (Cinnarizine/Stugeron,


Flunarizine/Sibelium)

c. Fenotiazine (Promethazine, Khlorpromazine)

d. Obat Simpatomimetik (Efedrin)

e. Obat Penenang Minor (Lorazepam, Diazepam)

f. Obat Anti Kholinergik (Skopolamin)


PENATALAKSANAAN
Antikolinergik Ex: skopolamin dan Supresan vestibuler
homatropin melalui reseptor
muskarinik
Antihistamin Ex: difenhidramin, Supresan vestibuler
siklizin, dimenhidrinat, dengan mempunyai
meklozin, dan efek terhadap reseptor
prometazin. histamin di sentral
Histaminergik Ex: betahistin Efek vasodilatasi
sehingga terjadi
perbaikan aliran darah
pada mikrosirkulasi di
daerah telinga bagian
tengah dan sistem
vestibuler
Antidopaminergik Ex: domperidon, Antiemetik
metoklopramid
....PENATALAKSANAAN
Benzodiazepin Ex: lorazepam, Supresan vestibuler
diazepam, dan melalui efek sentral
klonazepam
Antagonis kalsium Ex: flunarizin dan Menghambat kanal
sinarizin kalsium di dalam
sistem vestibuler
sehingga mengurangi
jumlah ion kalsium
intrasel
....PENATALAKSANAAN
....PENATALAKSANAAN
Terapi Fisik :

Kadang-kadang obat tidak banyak


membantu, sehingga perlu latihan fisik
vestibular. Latihan bertujuan untuk mengatasi
gangguan vestibular, membiasakan atau
mengadaptasi diri terhadap gangguan
keseimbangan.
Contoh Latihan:
1. Berdiri tegak dengan mata dibuka, kemudian dengan mata
ditutup.
2. Olahraga yang menggerakkan kepala (gerakan rotasi, fleksi,
ekstensi, gerak miring).
3. Dari sikap duduk disuruh berdiri dengan mata terbuka,
kemudian dengan mata tertutup.
4. Jalan di kamar atau ruangan dengan mata terbuka kemudian
dengan mata tertutup.
5. Berjalan “tandem” (kaki dalam posisi garis lurus, tumit kaki
yang satu menyentuh jari kaki lainnya dalam melangkah).
6. Jalan menaiki dan menuruni lereng.
7. Melirikkan mata kearah horizontal dan vertikal.
8. Melatih gerakan mata dengan mengikuti objek yang bergerak
dan juga memfiksasi pada objek yang diam.
Terapi Fisik Brand-Darrof
1. Ambil posisi duduk.
2. Arahkan kepala ke kiri, jatuhkan badan ke posisi
kanan, kemudian balik posisi duduk.
3. Arahkan kepala ke kanan lalu jatuhkan badan ke
sisi kiri. Masing-masing gerakan lamanya sekitar
satu menit, dapat dilakukan berulang kali.
4. Untuk awal cukup 1-2 kali kiri kanan, makin lama
makin bertambah.
PENCEGAHAN
Tidurlah dengan posisi kepala yang agak tinggi
Bangunlah secara perlahan dan duduk terlebih dahulu
sebelum kita berdiri dari tempat tidur
Hindari posisi membungkuk bila mengangkat barang
Hindari posisi mendongakkan kepala, misalnya untuk
mengambil suatu benda dari ketinggian
Gerakkan kepala secara hati-hati jika kepala kita dalam posisi
datar (horisontal) atau bila leher dalam posisi mendongak.
Makan secara teratur, tidak berlebihan atau kekurangan dan
mengandung gizi yang lengkap
Mengurangi beban pikiran (stress psikis) & Istirahat yang
cukup (tidur pulas)
DAFTAR PUSTAKA
1. Huang K C., Phang L., Chang R. Vertigo. Part 1-Assesement in General Practice.
Australian Family Physician 2008; 37(5):341-7.
2. Ropper A H., Brown R H. Vertigo. Principle of Neurology. United States of America:
McGraw-Hill. Edisi 8. 2005: p. 257.
3. Mehmet K. Central Vertigo and Dizziness: Epidemiology, Diff erential Diagnosis, and
Common Causes. The Neurologist: 2008;14(6):355-64.
4. Joesoef AA. Vertigo. In : Harsono, editor. Kapita Selekta Neurologi. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press; 2000. p.341-59
5. Li JC & Epley J. Benign Paroxysmal Positional Vertigo. [online] 2009 [cited 2009 May 20th].
Available from: http://emedicine.medscape.com/article/884261-overview
6. Furman JM, Cass SP. Benign Paroxysmal Positional Vertigo. NEJM [online] 2009 [cited
2009 May 30th]. Available from : http://content.nejm.org/cgi/reprint/341/21/1590.pdf
7. Johnson J & Lalwani AK. Vestibular Disorders. In : Lalwani AK, editor. Current Diagnosis &
treatment in Otolaryngology- Head & Neck Surgery. New York : Mc Graw Hill Companies.
2004. p 761-5
8. Sherwood L. Telinga, Pendengaran, dan Keseimbangan. Dalam: Fisiologi Manusia dari Sel
ke Sistem. Edisi 2. Jakarta: EGC. 1996. p 176-189
9. Hain TC. Benign Paroxysmal Positional Vertigo. [online] 2009 [cited 2009 May 20th].
Available from : http://www .dizziness-and-balance.com/bppv.htm

Anda mungkin juga menyukai