PENDAHULUAN
1
pengobatan, sehingga akan berpengaruh besar pada keberhasilan penyembuhan pasien. Karena
itulah, komunikasi interpersonal sangan penting keberadaannya bagi dunia kesehatan.
1.3. Tujuan
Beberapa rumusan masalah di atas bertujuan untuk mengetahui tentang jenis-jenis
komunikasi, ruang lingkup komunikasi kesehatan, proses terjadinya komunikasi interpersonal
terutama dalam hal ini pada bidang pelayanan kesehatan serta mengetahui dampak adanya
komunikasi yang dilakukan tenaga kesehatan dengan sesama tenaga kesehatan ataupun
terhadap pasien.
1.4. Manfaat
Manfaat dari pembahasan rumusan masalah tersebut nantinya agar kita dapat
mengetahui hal-hal yang terjadi dalam berkomunikasi. Dari pembahasan itu maka kita bisa
menerapkan komunikasi interpersonal dengan baik agar tercipta pelayanan kesehatan yang
memuaskan bagi masyarakat secara umum.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Jenis – Jenis Komunikasi
Komunikasi non verbal adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata dan komunikasi non
verbal memberikan arti pada komunikasi verbal.
a. Ekspresi wajah, Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena
ekspresi wajah cerminan suasana emosi seseorang.
3
b. Kontak mata, merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan
kontak mata selama berinterakasi atau tanya jawab berarti orang tersebut terlibat
dan menghargai lawan bicaranya dengan kemauan untuk memperhatikan bukan
sekedar mendengarkan. Melalui kontak mata juga memberikan kesempatan pada
orang lain untuk mengobservasi yang lainnya
c. Sentuhan adalah bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan lebih bersifat
spontan dari pada komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti perhatian yang
sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih sayang atau simpati dapat dilakukan
melalui sentuhan.
d. Postur tubuh dan gaya berjalan. Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak
memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan
emosi, konsep diri, dan tingkat kesehatannya.
e. Sound (Suara). Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan juga salah satu
ungkapan perasaan dan pikiran seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila
dikombinasikan dengan semua bentuk komunikasi non verbal lainnya sampai
desis atau suara dapat menjadi pesan yang sangat jelas.
f. Gerak isyarat, adalah yang dapat mempertegas pembicaraan . Menggunakan isyarat
sebagai bagian total dari komunikasi seperti mengetuk-ngetukan kaki atau
mengerakkan tangan selama berbicara menunjukkan seseorang dalam
keadaan stress bingung atau sebagai upaya untuk menghilangkan stress
Membahas Ilmu komunikasi dari berbagai cakupan memang sangat luas dan tidak ada
batasnya, kegiatan komunikasi akan selalu ada selama manusia saling bersosial dan
berkomunikasi. Meskipun demikian batas-batas yang diberikan sebagai rambu dapat
membantu setiap orang untuk melihat kekhususan isi komunikasi sebagai suatu disiplin yang
pantas untuk dipelajar. Ada beberapa ruang lingkup yang ada dalam komunikasi kesehatan.
Ruang lingkup dilihat dari beberapa cakupan komunikasi kesehatan. Berikut adalah ruang
lingkup komunikasi kesehatan berdasarkan konsep kajian komunikasi keseahatan.
a. Usaha-usaha kesehatan
Hal yang pertama dalam ruang lingkup komunikasi kesehatan adalah usaha-usaha
kesehatan yang memiliki empat tingkatan. Tingkatan pertama adalah usaha pencegahan
4
penyakit, dimana hal ini harus dilakukan dengan menyebarkan informasi penting
mengenai penjagaan kesehatan dan pencegahan penyakit yang umum terjadi di
masyarakat, hingga kegiatan medis sebagai tindakan preventif seperti vaksinasi. Tingkat
kedua adalah pengobatan, dimana hal ini dilakukan saat individu sudah terlanjur terkena
suatu penyakit tertentu yang menyerang sistem kesehatanya. Proses pengobatan
dilakukan dengan mencari jenis pengobatan yang tepat dan sesuai dengan penyakit yang
diderita sebagai cara mengatasi permasalahan yang diderita. Tingkatan ketiga adalah
promotif yaitu melakukan perawatan supaya individu sembuh dengan sempurna dan
mecegah penyakit datang lagi. Tingkat keempat yaitu rehabilitasi, Yaitu usaha yang
dilakukan untuk membuat individu kembali seperti sebelum terkena penyakit supaya
dapat bergabung dengan masyarakat lainnya seperti sediakala.
5
2.3. Komunikasi Interpersonal dalam Pelayanan Kesehatan
a. Komunikasi Interpersonal
Menurut Ellis (1995:6), komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi
antara dua orang yang bertatap muka, misalnya antara tenaga kesehatan dan pasien yang
menimbulkan respon atau umpan balik.
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar dua orang, dimana terjadi kontak
langsung dalam bentuk percakapan. Komunikasi ini berlangsung secara tatap muka, bisa
melalui media, misalnya dengan perantara telepon. Sifatnya dua arah atau timbal balik
(Effendy,1986:61).
Terdapat beberapa elemen yang ada dalam komunikasi interpersonal, yaitu:
1. Adanya pesan,
2. Adanya orang-orang/sekelompok orang,
3. Adanya penerimaan pesan,
4. Adanya efek, dan
5. Adanya umpan balik.
Komunikasi interpersonal dianggap paling efektif untuk mengubah sikap, pendapat,
dan perilaku seseorang. Sehingga sangat efektif dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk
mengubah perilaku pasien dalam proses terapi atau penyembuhan.
Komunikasi interpersonal sangat berguna sebagai alat untuk mempengaruhi atau
membujuk orang lain, karena kita dapat menggunakan panca indera kita untuk
memperjelas pesan yang kita sampaikan kepada komunikan.
Ketika berkaitan dengan pelayanan kesehatan maka akan terjadi hubungan
komunikasi yang diharapkan antara komunikator (tenaga kesehatan) dengan komunikan
(pasien) dapat saling percaya dan saling terbuka.
6
c. Ciri-Ciri atau Sifat Komunikasi Interpersonal
Menurut De Vito (liliweri,1991:13) yaitu:
1. Keterbukaan (Openes). Komunikator dan komunikan saling mengungkapkan
ide atau gagasan secara bebas (tidak ditutup-tutupi) dan terbuka tanpa rasa takut
atau malu, serta saling memahami. Pasien diharapkan terbuka dalam
mengungkapkan perasaan, sakit dan gejala yang dirasakannya.
2. Empati (Empathy). Tenaga kesehatan berempati dengan keadaan pasien yang
sedang sakit.
3. Dukungan (Supportiveness). Seorang tenaga kesehatan memberikan dukungan,
motivasi dan semangat kepada pasien demi kesehatannya.
4. Rasa positif (Positiveness). Oleh karena itu tenaga kesehatan diharapkan untuk
tidak curiga atau berprasangka buruk terhadap pasien dan begitu juga
sebaliknya.
5. Kesamaan (Equality). Komunikasi akan menjadi lebih akrab apabila memiliki
kesamaan tertentu, seperti kesamaan pandangan, sikap, usia dan kesamaan
idiologi, dan sebagainya antara tenaga kesehatan dan pasien.
7
2. Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima, saling percaya dan
saling menghargai.
3. Tenaga kesehatan harus memahami nilai yang dianut oleh pasien.
4. Tenaga kesehatan harus menyadari pentingnya kebutuhan fisik dan mental
pasien.
5. Tenaga kesehatan harus menciptakan suasana yang dapat membuat pasien
termotivasi untuk mengubah sikap maupun tingkah laku pasien.
6. Memahami arti simpati dan empati sebagai tindakan yang interpersonal.
7. Kejujuran dan komunikasi terbuka (sifat keterbukaan) merupakan dasar
hubungan interpersonal.
8. Tenaga kesehatan perlu mempertahankan kondisi fisik tetap sehat.
9. Tenaga kesehatan harus menciptakan suasana nyaman bagi pasien agar tidak
takut.
10. Altruisme, mendapatkan kepuasan dengan menolong orang lain secara
manusiawi.
11. Memegang etika dengan berusaha mengambil keputusan berdasarkan prinsip
kesejahteraan manusia.
12. Bertanggung jawab terhadap diri sendiri atau tindakan yang dilakukan dan
tanggung jawab terhadap orang lain.
Komunikasi merupakan hal mendasar yang menjadi salah satu faktor keselamatan pasien
dan kepuasan pelanggan. Berbeda dengan komunikasi lainnya seperti komunikasi di bidang
pendidikan, bisnis dan lain sebagainya, komunikasi efektif dalam bidang pelayanan rumah
sakit memiliki tingkat kompleksitas yang cukup tinggi. Hal ini disebabkan komunikasi yang
terlibat sangat banyak, informasi yang dibutuhkan sangat banyak, serta menyangkut dengan
emosi pasien/keluarga pasien, dan petugas kesehatan yang cukup tinggi.
1. Takut berkomunikasi
8
4. Merasa sudah berkomunikasi dengan baik
Data dari MKDKI menyampaikan, 45% pelanggaran disiplin yang dilakukan dokter
adalah disebabkan oleh kesalahan berkomunikasi.
9
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Komunikasi yang kita lakukan sejak awal kita dilahirkan hingga saat ini ternyata
memiliki banyak macam dan dampak yang dihasilkan. Komunikasi yang dilakukan dengan
jelas dan baik akan membuat suatu pemikiran atau keinginan tersampaikan dengan maksud
yang benar sedangkan sebaliknya, komunikasi yang dilakukan dengan kurang jelas membuat
orang lain menangkap maksud yang salah atau berbeda. Komunikasi juga dilakukan dengan
masing-masing cara tergantung dari lawan bicara kita, apabila manusia normal berbicara
dengan manusia lain yang memiliki suatu keistimewaan maka komunikasi harus dilakukan
dengan cara yang dapat membuat mereka saling mengerti entah dengan bahasa isyarat atau lain
sebagainya.
3.2. Saran
10
Daftar Pustaka
Anonim. 2017. Pengertian Komunikasi, Unsur, Fungsi, Tujuan dan Macam Jenis
Komunikasi Terlengkap. Pelajaran.co.id. [Online] 16 Juni 2017. [Dikutip: 6 September
2017.] http://www.pelajaran.co.id/.
2017. Komunikasi Kesehatan yang Efektif Menurut Ahli. [Online] Mei 2017. [Dikutip:
Selasa September 2017.] http://pakarkomunikasi.com/komunikasi-kesehatan.
11