Anda di halaman 1dari 12

KOMUNIKASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN

KHUSUSNYA KOMUNIKASI MULTI DISIPLIN

Dosen Pengampu : Resti Utami, S.Kep.Ns.

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1

1. Ummi Haryanti (1711011002)


2. Mohammad Tazul Mafakhir (1711011003)
3. Wida Nurholilah (1711011007)
4. Mahudeh (1711011011)
5. Irfa Hidayanti (1711011012)
6. Satriyo Handoko (1711011015)
7. Larasati Cahya Volytania (1711011018)
8. Restri Whyuningtyas (1711011020)
9. Isti Qomah Ayu Rama Dani (1711011023)
10. Siti Maratus Sholekhah (1711011037)
11. Maretha Florencia Irena Pujiono (1711011043)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya
kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah dengan judul
“Komunikasi Dalam Pelayanan Kesehatan Khususnya Komunikasi Multidisiplin”

Makalah ini disusun tidak lepas dari bantuan sebagai pihak. Oleh karena
itu, kami menyampaikan terima kasih. Semoga segala bantuan dan bimbingan
yang telah diberikan kepada kami mendapat imbalan yang sesuai dari Allah SWT.

Terlepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya masih ada


kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu,
dengan tangan terbuka kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang
sifatnya membangun. Dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi para
pembaca.

Jember, 7 Juni 2018

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan berarti dalam


hubungan antar manusia. Pada profesi keperawatan komunikasi menjadi lebih
bermakna karena merupakan metode utama dalam mengimplementasikan proses
keperawatan. Komunikasi sangat dibutuhkan dalam berkolaborasi, karana
kolaborasi membutuhkan pemecahan masalah yang lebih komplek, dibutuhkan
komunikasi efektif yang dapat dimengerti oleh semua anggota.

Perilaku kolaborasi antar perawat dan dokter telah terbentuk sebagai suatu
proses komunikasi antar perawat dan dokter selama melakukan perawatan pasien.
Perawat dan dokter bekerjasama dan bertanggung jawab untuk menyelesaikan
masalah, manageman konflik, pembuat keputusan dan komunikasi secara terbuka.

Kerjasama yang efektif oleh tenaga kesehatan dari berbagai profesi


merupakan kunci penting dalam meningkatkan efektifitas pelayanan kesehatan
dan keselamatan pasien.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian komunikasi multidisiplin

C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian komunikasi multidisiplin
BAB II
PEMBAHASAN

A. Komunikasi Dalam Pelayanan Kesehatan


1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan perilaku
dan memungkinkan individu untuk berhubungan dengan orang lain
dan dunia sekitarnya. Menurut Potter dan Perry (1993), komunikasi
terjadi pada tiga tingkatan yaitu intrapersonal, interpersonal dan
publik. Komunikasi interpersonal adalah interaksi yang terjadi antara
sedikitnya dua orang atau dalam kelompok kecil, terutama dalam
keperawatan. Komunikasi interpersonal yang sehat memungkinkan
penyelesaian masalah, berbagai ide, pengambilan keputusan, dan
pertumbuhan personal.
2. Prinsip-prinsip Komunikasi
Adapun prinsip-prinsip komunikasi terapeutik menurut Carl
Rogers yaitu :
a. Perawat harus mengenal dirinya sendiri
b. Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima, percaya,
dan menghargai
c. Perawat harus memahami, menghayati nilai yang dianut oleh
pasien
d. Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan pasien, baik fisik
maupun mental
e. Perawat harus dapat menciptakan suasana yang nyaman dan aman
bagi pasien
f. Kejujuran dan terbuka
3. Komponen-komponen dalam Komunikasi
a. Sender (pemberi pesan) : individu yang bertugas mengirimkan
pesan.
b. Receiver (penerima pesan): seseorang yang menerima pesan. Bisa
berbentuk pesan yang diterima maupun pesan yang sudah
diinterpretasikan.
c. Pesan : informasi yang diterima, bisa berupa kata, ide atau perasaan.
Pesan akan efektif bila jelas dan terorganisir yang diekspresikan oleh
si pengirim pesan.
d. Media: metode yang digunakan dalam pesan yaitu kata, bisa dengan
cara ditulis, diucapkan, diraba, dicium. Contoh: catatan atau surat
adalah kata; bau badan atau cium parfum adalah penciuman (dicium),
dan lain-lain.
e. Umpan balik: penerima pesan memberikan informasi/ pesankembali
kepada pengirim pesan dalam bentuk komunikasi yang efektif. Umpan
balik merupakan proses yang kontinue karena memberikan respons
pesan dan mengirimkan pesan berupa stimulus yang baru kepada
pengirim pesan.
 
4. Pentingnya Komunikasi Dalam Pelayanan Kesehatan
Manusia sebagai makhluk sosial tentunya selalu memerlukan orang
lain dalam menjalankan dan mengembangkan kehidupannya.
Hubungan dengan orang lain akan terjalin bila setiap individu
melakukan komunikasi diantara sesamanya. Kepuasan dan
kenyamanan serta rasa aman yang dicapai oleh individu dalam
berhubungan sosial dengan orang lain merupakan hasil dari suatu
komunikasi. Komunikasi dalam hal ini menjadi unsur terpenting dalam
mewujudkan integritas diri setiap manusia sebagai bagian dari sistem
sosial (Muharamiatul, 2012).
Komunikasi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari memberikan
dampak yang sangat penting dalam kehidupan, baik secara individual
maupun kelompok. Komunikasi yang terputus akan memberikan
dampak pada buruknya hubungan antar individu atau kelompok.
Hubungan yang terjalin antar tim multidisiplin termasuk keperawatan,
unsur penunjang lainnya, unsur adminitrasi sebagai provider
merupakan gambaran dari sisi konsumen internal. Sedangkan
konsumen eksternal lebih mengarah pada sisi menerima jasa
pelayanan, yaitu klien baik secara individual, kelompok, keluarga
maupun masyarakat yang ada di rumah sakit. Seringkali hubungan
buruk yang terjadi pada suatu rumah sakit, diprediksi penyebabnya
adalah buruknya sistem komunikasi antar individu yang terlibat dalam
sistem tersebut (Mundakir, 2006).
Hal ini terjadi karena beberapa sebab diantaranya adalah:
1. Lemahnya pemahaman mengenai penggunaan diri secara
terapeutik saat melakukan intraksi dengan klien.
2. Kurangnya kesadaran diri perawat dalam menjalankan
komunikasi dua arah secara terapeutik.
3. Lemahnya penerapan sistem evaluasi tindakan (kinerja)
individual yang berdampak terhadap lemahnya pengembangan
kemampuan diri sendiri.
5. Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi

a. Situasi atau Suana


Situasi/suasana yang hiruk piuk atau penuh kebisangan akan
mempengaruhi baik/tidaknya pesan diterima oleh
komunikan,suara bising yang diterima oleh komunikan saat
proses komunikasi berlangsung membuat pesan tidak
jells,kabur,bahkan sulit diterima.oleh karena itu, sebelum
proses komunikan dilaksanakan, lingkungan harus diciptakan
sedemikian rupa supaya tenang dan nyaman.komunikasi yang
berlangsung dan dilakukan pada waktuyang kurng tepat
mungkin diterima dengan kurang tepat pula.Misalnya, apabila
perawat memberikan penjelasan kepada orangtua sedng sedih,
tentu saja pesan tersebut kurang diterima dengan baik oleh
orang tua karena perhatian orang tidak berfokus pada pesan
yang disampaikan perawat, melainkan pada perasaan sedihnya.
b. Kejelasan pesan

Kejelasan pesan akan sangat mempengaruhi keefektifan


komunikasi.pesan yang kurang jelas dapat di tafsirkan berbeda
oleh komunikan sehingga antara komunikan dan komunikator
dapat berbeda persepsi tentang pesan yang disampaikan.hal ini
akan sangat mempengaruhi pencapaian tujuan komunikasi
yang dijalankan.oleh karena itu, komunikator harus memahami
pesan sebelum menyampaikannya pada komunikan, dapat
dimengerti komunikan dan menggunakan artikulasi dan
kalimat yang jelas

c. Pemahaman Kolaborasi

Kolaborasi merupakan istilah umum yang sering


digunakan u n t u k   menggambarkan suatu huungan
kerjasama yang dilakukan pihak tertentu Sekian banyak
pengertian yang dikemukakan dengan sudut pandang beragam
namun didasari prinsip yang sam yaitu mengenai

kebersamaan, kerjasama, berbagi tugas, kesetaraan,

tanggung jawab dan tanggung gugat amund e m i k i a n


kolaborasi sulit didefinisikan untuk
menggamarkan apa y a n g sebenarnya yang menjadi
esensi dari kegiatan ini pada saat sekarang dihadapkan
pada paradigma baru dalam pemberian  pelayanan
kesehatan yang menuntut peran peranyataan yang lebih sejajar
untuk  berkolaborasi dengan dokter Pada kenyataannya profesi
keperawatan masihkurang berkembang dibandingkan
dengan profesi yang berdampingan erat dan se"alan yaitu
profesi kedokteran Kerjasama dan kolaborasi dengan
dokter  perlu pengetahuan, kemauan dan keterampilan,
maupun sikap yang pro4essional mulai dari komunikasi, sara
kerjasama dengan pasien, maupund e n g a n mitra
kerjanya, sampai pada keterampilan dalam
m e n g a m b i l keputusan Salah satu syarat yang
p a l i n g p e n t i n g d a l a m p e l a y a n a n k e s e h a t a n adalah
pelayanan yang bermutu Suatu pelayanan dikatakan bermutu
apaila memberikan kepuasan pada pasien Kepuasan
pada pasien dalam menerima  pelayanan kesehatan
mencakup beberapa dimensi Salah satunya adalah dimensi
kelancaran komunikasi antaran petugas kesehatan dengan
pasien Salini berarti pelayanan kesehatan.

d. Interdisiplin dalam Pelayanan Kesehatan

Proses interdisiplin atau berkolaorasinya anggota tim kesehatan


dalam pelayanan kesehatan merupakan kegiatan yang
diinginkan setiap anggotanya umun permasalahan yang ada
sekarang terutama dipandang dari sudu keperawatan sebagai
professional dalam tim adalah masih banyak perawat yang
tidak memiliki kemampuan berpikir kritis dalam setiap
keadaan yang mereka temui di dalam praktik keperawatan
Kemampuan perawat dalam mengam6il keputusan klinis "uga
sangat rendah yang menyebabkan rasa percaya diri yang
rendah sehingga kemampuan untuk melakukan tindakan
kolaborasi juga rendah Sebagai anggota tim pelayan kesehatan
haruslah memahami alasan pasien datang ke rumah sakit
sebenarnya tidak selalu dengan alasan untuk mendapatkan
pengobatan Kebutuhan mereka akan mendapatkan perhatian
dan pelayanan dalam sakitnya yang paling utama, rasa kasih
saying dari anggota keluarga lebih utama daripada hanya untuk
mendapatkan pengobatan hal ini memberikan kesempatan
kepada perawat untuk menampilkan ranah kewenangan
sebagai anggota tim yang lebih berorientasi kepada masalah
psikologis mereka amun, perawat selama ini hanya
melaksanakan peran sebagai aregier dan manajer masih banyak
peran yang belum dilakukan oleh rekan perawat Perawat
sebagai agen pemaharu tidak akan terjadi dan terlihat apabila
sebelumnya perawat sebagai advokat pasien.
Bagaimana seorang perawat akan dikatakan sebagai
pembaharu apa bila dalam berkomunikasi dengan disiplin ilmu
lain tidak mempunyai kepercayaan diri yang cukup
Kepercayaan diri yang dilandasi kemampuan berpikir kritis
dan kemampuan mengambil keputusan klinis dapat
membuat perawat bisa melaksanakan advokasi terhadap pasien
yang dirawat profesi perawat dikatakan dan diakui profesional
pada tahun dengan dibukanya pendidikan Sarjana Keperawatan
di universitas Indonesia ini juga yang membuat profesi ini
masih memerlukan waktu untuk  berkembang dan
menyetarakan kemampuan dan kompetensi diri tidak  menutup
mata bahwa kemampuan perawat di lapangan masih saja
tidak mempraktikkan bagaim
e. Perubahan Pendekatan dalam Komunikasi
Pendekatan interdisiplin dalam pelayanan kesehatan
semakin berkembang menunrukkan perbaikan dari segi
kemampuan komunikasi dan kolaborasi diantara tenaga
kesehatan yang terlibat di dalam tim kesehatan berkembangnya
tenaga kesehatan mempunyai hirarki dimana seorang dokter
mempunyai kedudukan yang paling tinggi diantara yang lain. 
Memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien yang disebut
sebagai Pendekatan hirarkis sebagai berikut:
-Dokter
-Perawat
-Pemberi pelayanan kesehatan lainnya
-Pasien
 
DAFTAR PUSTAKA

https://googleweblight.com/i?
u=https://refnilismarwati.wordpress.com/2013/04/26/komunikasi-
dalam-pelayanan-kesehatan/&hl=id-ID

Potter A. particia dan Anne Griffin Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental
Keperawatan : Konsep, Proses dan Praktik. Vol. I. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai