EXODONTIA
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
“Bahan Kedokteran Gigi”
Dosen Pengampu : drg. Cahyo Nugroho, MDSc
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................3
1. Latar Belakang............................................................................3
2. Rumusan Masalah.......................................................................3
3. Tujuan..........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...............................................................5
A. Definisi Pencabutan Gigi......................................................5
B. Persiapan untuk Pencabutan Gigi.........................................6
C. Apa yang Dapat Diharapkan Saat Pencabutan Gigi.............6
D. Alat Pencabutan Gigi (Exodontia)........................................8
BAB III PENUTUP.....................................................................20
A. Kesimpulan...........................................................................20
B. Saran.....................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA....................................................................21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pencabutan gigi merupakan prosedur bedah yang dapat dilakukan dengan
menggunakan tang, elevator atau melalui pencabutan transalveolar, merupakan
prosedur yang tetap dan seringkali disertai dengan komplikasi. Pencabutan gigi
merupakan bagian dari kompetensi seorang dokter gigi dan hanya dilakukan
ketika semua alternatif perawatan sudah tidak dapat dilakukan lagi. Tindakan
pencabutan gigi seringkali menyebabkan munculnya berbagai permasalahan dan
merupakan hal yang bijaksana bagi seorang dokter gigi untuk mengantisipasi
berbagai kesulitan dalam pencabutan gigi.
Keberhasilan pencabutan gigi tergantung dari diagnosis, rencana
perawatan yang tepat, baik pada saat menyusun rencana perawatan, pelaksanaan
dengan teknik bedah yang sesuai, serta pada pengawasan yang baik pada periode
setelah bedah. Bagaimanapun, terlepas dari tindakan pencegahan ini,
kemungkinan masih dapat terjadi kecelakaan atau komplikasi yang sering terjadi
pada bukomaksila dan sekitar wajah.
Sebelum melakukan tindakan pencabutan gigi, terlebih dahulu dokter gigi
harus melakukan penilaian kondisi pasien, dengan tujuan untuk menyediakan
informasi yang cukup untuk membantu dokter gigi dalam menentukan rencana
perawatan yang paling tepat pada tindakan pencabutan dan anestesi. Selain itu,
hal-hal yang perlu diketahui seperti struktur anatomi (termasuk gambaran
radiografi) sekeliling gigi (termasuk ligamen periodontal), morfologi akar gigi
(termasuk berbagai variasi normal), serta hubungan akar dengan antrum maksila,
saraf alveolar inferior, dan foramen mentale. Ketika seorang dokter gigi merasa
pengetahuan atau keterampilan yang dimilikinya tidak cukup untuk menangani
komplikasi yang mungkin terjadi, biasanya dokter gigi akan membatalkan atau
menunda pencabutan gigi. Penundaan berlangsung sampai pasien dianggap sudah
bisa menerima suatu tindakan bedah tanpa menyebabkan komplikasi yang
membahayakan bagi pasien. Pencabutan gigi dapat ditunda ketika gigi masih
dapat dipertahankan atau terdapat peningkatan risiko komplikasi yang serius
ketika mencabut gigi yang sangat sulit.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, dapat
dirumuskan masalah yaitu :
a. Apa definisi dari pencabutan gigi ?
b. Bagaimana persiapan untuk pencabutan gigi ?
c. Apa yang diharapkan saat pencabutan gigi ?
d. Bagaimana bentuk dan ciri dari alat pencabutan gigi atau exodontia ?
3
3. Tujuan
a. Mampu mendeskripsikan definisi dari pencabutan gigi.
b. Mampu mendeskripsikan persiapan dari pencabutan gigi.
c. Mampu mengetahui yang diharapkan saat gigi.
d. Mampu mengetahui ciri dari alat pencabutan gigi atau exodontia.
4
BAB 1
PEMBAHASAN
A. Definisi Pencabutan Gigi
Pencabutan gigi adalah tindakan di mana sebuah gigi atau beberapa gigi
diangkat oleh ahli bedah mulut dan wajah-rahang (maksilofasial) menggunakan
peralatan kedokteran gigi lengkap. Ini adalah teknik sederhana yang dikenal
sebagai bedah mulut, biasanya membutuhkan bius lokal atau umum, dan obat
penenang. Evaluasi kesehatan perlu dilakukan secara hati-hati sebelum
pencabutan gigi dilakukan, seperti pada pembedahan kecil lainnya. Penanganan
rasa sakit dilakukan juga pada tindakan ini, untuk menjaga pasien tetap dalam
kenyamanan maksimum.
Alasan Pencabutan Gigi
Menjaga gigi tetap sehat dan merawat fungsi mulut untuk mengunyah secara
tepat merupakan alasan estetika yang penting. Gigi tetap (seperangkat gigi yang
tumbuh setelah gigi susu tanggal) akan ada seumur hidup. Namun, ada beberapa
alasan dan kasus di mana pencabutan gigi diperlukan, antara lain:
1. Rusak – Gigi yang mengalami kerusakan parah akibat pembusukan atau
luka dan tidak dapat lagi diperbaikan melalui tindakan perbaikan, harus
dicabut. Jika tidak dicabut, gigi ini dapat membawa rasa sakit yang
tertahankan dan ketidaknyamanan.
2. Mulut penuh – Dokter gigi akan mencabut gigi untuk memastikan gigi
merata secara tepat, saat gigi sudah tidak muat lagi di dalam mulut.
3. Gigi Tumbuh secara Tidak Tepat (Impaksi) - Gigi geraham bungsu perlu
dicabut jika tumbuh secara tidak normal atau tumbuh pada posisi yang
salah.
4. Infeksi – Gigi yang rusak atau busuk dapat menjalar ke pulpa, yang
terletak di tengah gigi dan terhubung dengan saraf serta pembuluh darah.
Saat bakteri memasuki pulpa, infeksi dapat terjadi dan memburuk. Hanya
pencabutan gigi atau terapi akar gigi yang menjadi pilihan untuk
mencegah penyebaran infeksi.
5. Resiko Infeksi – Pasien yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang
terganggu (seperti penderita kanker atau pasien yang menerima donor
5
organ) mungkin perlu melakukan pencabutan pada gigi tertentu untuk
mencegah risiko infeksi.
Pencabutan gigi adalah proses yang aman dan tidak membutuhkan waktu lebih
dari satu jam. Namun, penting untuk memberitahukan dokter gigi Anda tentang
riwayat kesehatan Anda secara lengkap, sama seperti tindakan bedah kecil
lainnya. Sebab, hal tersebut dapat memperkecil resiko komplikasi yang jarang
terjadi dalam tindakan pencabutan gigi. Sebelum melakukan pencabutan gigi,
pastikan Anda memberitahukan dokter gigi Anda tentang hal-hal berikut:
6
pencabutan gigi geraham bungsu, di mana lebih dari satu gigi yang dicabut, bius
umum dan obat penenang mungkin dibutuhkan.
Saat daerah pencabutan telah mati rasa, pencabutan gigi akan dilakukan
dengan menggunakan tang. Gigi yang lebih besar, mungkin akan dibagi menjadi
dua, sebelum pencabutan pada tiap bagian dilakukan. Sedangkan, untuk gigi yang
tumbuh secara tidak tepat, dokter gigi akan membuat sayatan pada gusi dan
jaringan tulang sebelum mencapit gigi dengan tang, menggoyangkannya ke depan
dan belakang, lalu mencabutnya.
7
D. Alat Pencabutan Gigi (Exodontia)
1. Tang Pencabutan Gigi Sulung
Tang anak untuk mahkota gigi anterior RA
Ciri – ciri :
Handle sampai dengan beaknya lurus
Kedua paruh bila ditutup tidak bertemu
Tang untuk gigi kiri dan kanan sama
Bentuknya kecil
Kegunaan : Untuk mencabut mahkota gigi anterior atas sulung
Keterangan : Alat kritis
Ciri – ciri :
Handle sampai dengan beeknya bengkok/membentuk sudut seperti
bayonet
Kedua beek tidak bertemu
Kegunaan : Untuk mencabut gigi posterior atas sulung
8
Keterangan : Kritis
Ciri – ciri :
Handle dan sampai dengan beeknya berbentuk bayonet, ada yang
berbentuk S
Kedua paruh bila ditutup akan bertemu
Tang untuk akar gigi kiri dan kanan sama
Bentuknya kecil
Ciri – ciri :
9
Handle sampai beeknya membentuk sudut 90°
Kedua paruh bila ditutup tidak bertemu
Tang untuk mahkota gigi kiri dan kanan sama
Bentuknya kecil
Kegunaan : Untuk mencabut mahkota gigi anterior bawah sulung
Keterangan : Kritis
10
Ciri – ciri :
Handle sampai beeknya lurus
Kedua paruh/ beek tidak bertemu
Tang untuk gigi kiri dan kanan sama
Kegunaan : Untuk mencabut gigi depan atas permanent
Keterangan : Kritis
Ciri – ciri :
Antara handle dengan beaknya seperti S
Kedua paruh beak bila ditutup tidak bertemu
Tang untuk gigi kiri dan kanan sama
Kegunaan : Untuk mencabut gigi premolar atas permanent
Termasuk : Alat Kritis
11
Tang untuk mahkota gigi molar rahang atas permanent
Ciri – ciri :
Handle sampai beeknya seperti huruf “S”
Kedua paruh beek tidak bertemu
Bagian bucal berlekuk dan yang tidak berlekuk bagian palatal
Kiri dan kanan berbeda
Kegunaan : Untuk mencabut gigi molar atas permanent
Keterangan : Kritis
12
Ciri – ciri :
Handle sampai beeknya lurus
Kedua paruh bila ditutup bertemu
Tang gigi anterior kiri dan kanan sama
Kegunaan : Untuk mencabut gigi anterior atas permanent
Keterangan : Kritis
Ciri – ciri :
Handle sampai beeknya seperti bayonet
Kedua paruh beek bertemu
Tang gigi posterior kiri dan kanan sama
Kegunaan : Untuk mencabut gigi posterior atas permanent
Keterangan : Kritis
13
Ciri – ciri :
Handle sampai beeknya seperti ” Bayonet ”
Kedua paruh beek bila ditutup tidak bertemu
Tang untuk gigi kiri dan kanan sama
Kegunaan :Untuk mencabut gigi posterior rahang atas permanent
Keterangan : Kritis
Ciri – ciri :
Handle dan sampai dengan beeknya 45°
Kedua paruh beek bila ditutup tidak bertemu
Kedua paruh beak tidak berlekuk
Tang untuk akar gigi kiri dan kanan sama
Kegunaan : Untuk mencabut mahkota gigi premolar bawah permanent
Keterangan : Kritis
14
Tang bermahkota gigi molar RB permanent
Ciri – ciri :
Handle dan sampai dengan beeknya 90°
Kedua paruh beek bila ditutup tidak bertemu
Kedua paruh berlekuk
Tang untuk gigi kiri dan kanan sama
Kegunaan : Untuk mencabut gigi molar bawah permanent
Keterangan : Kritis
Ciri – ciri :
Antara handle sampai dengan beeknya lurus
Kedua paruh bila ditutup akan bertemu
15
Kegunaan : Untuk mencabut akar gigi anterior rahang atas permanent
Keterangan : Kritis
Ciri – ciri :
Handle sampai dengan beeknya membentuk sudut 90°
Kedua paruh beek bila ditutup akan bertemu
Tang untuk akar gigi rahang bawah permanent
Kegunaan : Untuk mencabut akar gigi rahang bawah permanent
Keterangan : Kritis
Bein bengkok
Ciri ciri :
Alat dari bahan stenless steel yg bagian ujungnya tajam dan rapih
16
Bentuknya bengkok : mesial dan distal
Kegunaan :
Untuk melepaskan gigi dari jaringan periodontium
Untuk mengambil akar gigi
Keterangan : kritis
Bein Lurus
Ciri-ciri :
Alat terbuat dari stenles steel bagian ujungnya tajam dan pipih
Bentuknya lurus
Kegunaan :
Untuk melepaskan gigi dari jaringan periodontium
Mengambil sisa akar gigi
Termasuk alat : kritis
Crayer
17
Ciri – ciri :
Alat dari bahan stenless steel yg berbentuk “T”
Bentuk ujungnya berbeda –beda untuk kiri dan kanan
Kegunaannya :
Untuk mengambil sisa akar
Apabila mencabut gigi dengan dua akar, baru satu akar yg tercabut
Memisahkan akar gigi yg fraktur diatas bifurkasi
Keterangan : kritis
Alat Suntik
Ciri – ciri :
18
Berbeda dengan spuit biasa harus menggunakan obat injeksi yang khusus
dengan jarum yg lebih kecil
Cara memasukan/menekan pada waktu mengeluarkan obat ada yang dari
samping dan dari belakang tanpa aspirasi
Disposible
Ciri – cirinya :
Kecuali jarumnya, seharusnya terbuat dari plastik, alat ini dibuat dengan maksud
untuk sekali pakai kemudian dibuang
Kegunaanya : sebagai alat suntik
Keterangan : kritis
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Exodontia gigi permanen merupakan tindakan pilihan terakhir setelah gigi
tidak dapat dirawat. Pelaksanaan exodontia gigi permanen baik exodontia tanpa
penyulit maupun exodontia dengan penyulit, diperlukan pedoman baik dari
referensireferensi ilmu exodontia maupun SPO (Standar Prosedur Operasional)
atau PPK (Panduan Praktik Klinis). Disamping itu, dalam melakukan
tindakanexodontia gigi permanen perlu memperhatikan beberapa hal atau
aturanaturan. Aturan-aturan tersebut meliputi persiapan pre exodontia, tindakan
exodontia, dan tindakan paska exodontia, yang semuanya telah dijelaskan pada
Kajian Teori dan pada Pendahuluan. Dokter gigi yang akan melakukan
pembedahan atau exodontia berkewajiban mempertahankan standar sterilisasi
dan asepsis. Keadaan tersebut dapat diperoleh dengan peralatan steril satu kali
pakai, oven uap panas dan otoklaf instrumen berkecepatan tinggi. Peralatan
kedokteran gigi utama yang terdiri dari mesin bur, lampu, dan kursi adalah
sumber infeksi silang. Untuk mengatur alat-alat tersebut sebaiknya dilakukan
oleh seorang asisten.
B.Saran
Disarankan agar pada setiap Klinik Gigi dan Mulut tersedia fasilitas atau sarana
dan prasarana yang memadai untuk pelayanan pasien. Disampin kelengkapanpan
fasilitas, beberapa hal yang perlu mendapat perhatian adalah kebersihan ruang
kerja beserta fasilitasnya, kebersihan pakaian dan kelengkapan APD ( Alat
Pelindung Diri) operator beserta asistennya, kebersihan peralatan kedokteran
gigi utama (mesin bur, lampu dan kursi), 57 sterilitas peralatan dan bahan untuk
perawatan pasien, pemilihan dan penggunaan alat yang tepat untuk perawatan
pasien, dan lain lain.
Disarankan juga agar dokter gigi menggunakan kursi dokter gigi yang
desainnya memungkinkan pasien untuk dibaringkan pada posisi rebah dengan
kaki ditinggikan atau posisi Tredenburg pada keadaan darurat
20
DAFTAR PUSTAKA
http://grhasia.jogjaprov.go.id/assets/content_upload/files/EXODONTIA.pdf
https://www.docdoc.com/id/info/procedure/pencabutan-gigi
https://www.poltekkeskupang.ac.id/informasi/download/category/11-
mkjkg.html?download=59:cg
21