Seorang remaja datang ke klinik gigi, mula2 kita sapa : ”Hai….silahkan masuk.
Apa kabar Nak?” Dilanjutkan; “Apa yg kamu rasakan sakit atau kurang nyaman?”
Setelah dia memberitahukan yang dirasakan, dengan lembut kita katakan: ” Oooo….. mari
coba ibu periksa.” Setelah selesai, kita dapat memberitahukan larangan-larangan dengan
kalimat sederhana yang mudah dimengerti oleh remaja, seperti : “jangan makan ini dulu
ya, jauhi dulu supaya gigimu nggak sakit. Kamu harus sayangi gigi dan badan kamu sendiri.”
Komunikasi terapeutik di atas akan berjalan dengan baik apabila terafisnya mau belajar dan
belajar untuk mengetahui teknik terafis yang jitu, sehingga dengan ilmu yang diperolehnya,
terafis bisa melakukan tugasnya dengan baik. Demikian pula, sikap yang baik dari pasien juga
sangat membantu berjalannya komunikasi terapeutik. Adanya kerjasama yang baik dari terafis
dan pasiennya akan memberi dampak percepatan kesembuhan pasien itu sendiri. Dan yang
lebih penting lagi yang harus kita sadari bahwa kesembuhan pasien bukan karena kita semata,