Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ETIKA PROFESI DAN HUKUM KESEHATAN


( Dosen : Bapak. Aan Kusmana, SKM., MA.Kes )

Disusun Oleh :
Kelompok 4

1. Qorthrotu Nada Husna ( P20625020035 )


2. Mochamad Fauzi Sujana ( P20625020020 )
3. Kartika Wulandari ( P20625020018 )
4. Nina Nurmayanti ( P20625020023 )
5. Julita Jaya Andaria ( P20625020017 )
6. Athifah Fauziyyah ( P20625020038 )
7. Maelani Bariyyah ( P20625020019)
8. Ocha Hera Talenta ( P20625020024 )

PRODI D3 KESEHATAN GIGI


POLITEKNIK KEMEMKES TASIKMALAYA
2020/2021
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudulETIKA PROFESI DAN
HUKUM KESEHATANini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
( Dosen : Bapak Aan Kusmana, SKM., MA.Kes ). Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi kami sebagai penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Aan Kusmana, SKM., MA.Kes,
selakuDosen bidang studiETIKA PROFESI DAN HUKUM KESEHATANyang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Tasikmalaya, 25 Agustus 2020

Kelompok 4
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB 1 Pendahuluan
a. Latar Belakang
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan Penulisan
d. Manfaat Penulusan
BAB 2 Pembahasan
a. Pengertian
b. Pendapat Para Ahli
c. Fungsi
d. Tujuan
e. Manfaat
f. Kegunaan
g. Undang – undang Informed
h. Peran Dalam Hukum
BAB 3 Penutup
a. Kesimpulan
b. Saran
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelaksanaan pelayanan kesehatan dalam rangka mempertahankan kesehatan
yang optimal harus dilakukan bersama-sama, oleh semua tenaga kesehatan sebagai
konsekuensi dari kebijakan.
Pelayanan kesehatan di rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang
diselenggarakan baik oleh pemerintah maupun masyarakat menempatkan tenaga
keperawatan sebagai tenaga kesehatan mayoritas yang sering berhubungan dengan
pasien sebagai pengguna jasa pelayanan rumah sakit.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan, perawat harus terlebih dahulu
memberikan informed consent kepada pasien. Persetujuan tindakan medik atau
informed consent adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarganya atas
dasar penjelasan mengenai tindakan medik yang akan dilakukan terhadap pasien
tersebut. Persetujuan dapat diberikan secara tertulis maupun lisan, tetapi setiap
tindakan medik yang mengandung resiko tinggi harus dengan persetujuan tertulis
yang ditandatangani oleh yang hendak memberikan persetujuan.
Informed consent berasal dari hak legal dan etis individu untuk memutuskan
apa yang akan dilakukan terhadap tubuhnya, dan kewajiban etik dokter dan tenaga
kesehatan lainnya untuk meyakinkan individu yang bersangkutan untuk membuat
keputusan tentang pelayanan kesehatan terhadap diri mereka sendiri.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud Konsep Dasar Etika Profesi dan Hukum Kesehatan?
2. Apa yang di maksud Hak dan Kewajiban Perawat Gigi?
3. Apa kelalaian, kecelakaan medis dan mal praktik medis ?
4. Bagaimanakah Kedudukan Tenaga Kesehatan dan Organisasi Profesi ?
5. Bagaimanakah Informed Consent dan Rekam Medis dalam Pelayanan Kesehatan
Gigi ?

C. Tujuan Penulisan
Menjelaskan bagaimana Konsep Dasar Informed dan Hal-hal yang berkaitannya

D. Manfaat Penulisan
Agar mampu memahami tentang bagaimana pemberian informed consent pada pasien
agar dapat meningkatkan kesehatan di masyarakat.
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Informed consent adalah proses penyampaian informasi terkait tindakan
medis yang ditawarkan dokter atau perawat kepada pasien sebelum pasien
menyetujui tindakan medis tersebut. Informed consent menjadi bentuk
komunikasi dokter dan petugas medis, serta memberi waktu untuk pasien untuk
bertanya, menyetujui, atau menolak penanganan tersebut.Proses dalam informed
consent mencakup, Wewenang Anda untuk membuat keputusan, Detil dari
informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan, Pemahaman Anda terkait
informasi medis, dan Keputusan sukarela Anda untuk menjalani tindakan medis.
Informed consent adalah proses komunikasi dua arah antara pasien
dengan pelaku medis sebelum memberikan keputusan. Selain itu, poin penting
lain dari informed consent adalah membantu pasien lebih teredukasi terkait
kesehatan diri dan penanganan medis.Selain informed consent, ada pula implied
consent. Implied consent adalah salah satu bentuk dari informed consent yang
merujuk pada persetujuan tersirat dari pasien untuk menjalani perawatan medis

B.Pendapat Para Ahli


Menurut Para AhliSelain undang-undang, para sarjana pun memberikan
penejelasan mengenai pengertian persetujuan tindakan medis atau informed
consent. Adapun pendapat para sarjana tersebut diantaranya adalah :
1. Menurut Thiroux, Informed consent merupakan suatu pendekatan terhadap
kebenaran dan keterlibatan pasien dalam keputusan mengenai pengobatannya.
Seringkali suatu pendekatan terbaik untuk mendapatkan informed consent adalah
jika dokter yang akan mengusulkan atau melakukan prosedur memberi penjelasan
secara detail disamping meminta pasien membaca formulir tersebut. Para pasien
serta keluarganya sebaiknya diajak untuk mengajukan pertanyaan menurut
kehendaknya, dan harus dijawab secara jujur dan jelas. Maksud dari penjelasan
lisan ini adalah untuk menjamin bahwa jika pasien menandatangani formulir itu,
benar-benar telah mendapat informasi yang lengkap. Veronica Komalawati (I),
Peranan Informed Consent dalam Transaksi Terapeutik (Persetujuan Dalam
Hubungan Dokter dan Pasien) Suatu Tinjauan Yuridis, (Bandung : Citra Aditya
Bakti,2002), hal 105.
2.Menurut Appelbaum, informed consent bukan sekedar formulir
persetujuan yang didapat dari pasien, tetapi merupakan suatu proses komunikasi.
Tercapainya kesepakatan antara dokter-pasien merupakan dasar dari seluruh
proses tentang informed consent. Formulir itu hanya merupakan pengukuhan atau
pendokumentasian dari apa yang telah disepakati. Jusuf Hanafiah, Amri Amir,
Etika kedokteran dan Hukum Kesehatan,(Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC, 1999), hal 74.
3.“Menurut Faden dan Beauchamp, informed consent adalah hubungan antara
dokter dengan pasien berasaskan kepercayaan, adanya hak otonomi atau
menentukan nasib atas dirinya sendiri, dan adanya hubungan perjanjian antara
dokter dan pasien.” Chrisdiono M. Achadiat, Dinamika Etika & hukum
Kedokteran Dalam Tantangan Zaman, (Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
2007), hal 74.
4. Menurut Veronika Komalawati, informed consent merupakan
toestemming (kesepakatan/persetujuan). Jadi informed consent adalah suatu
kesepakatan/ persetujuan pasien atas upaya medis yang akan dilakukan dokter
terhadap dirinya, setelah pasien mendapat informasi dari dokter mengenai upaya
medis yang dapat menolong dirinya disertai informasi mengenai segala risiko
yang mungkin terjadi. Sunarto Ady Wibowo, op.cit., hal 78

C. Fungsi
Adami Chazawi (Ibid,39) mengemukakan informed consent berfungsi ganda.
Bagi dokter, informed consent dapat membuat rasa aman dalam menjalankan
tindakan medis pada pasien, sekaligus dapat digunakan sebagai pembelaan diri
terhadap kemungkinan adanya tuntutan atau gugatan dari pasien atau keluarganya
apabila timbul akibat yang tidak dikehendaki.
Bagi pasien,informed consent merupakan penghargaan terhadap hak haknya
oleh doktrer dan dapat digunakan sebagai alasan gugatan terhadap dokter apabila
terjadi penyimpangan praktik dokter dari maksud diberikannya persetujuan
pelayanan kesehatan (informed consent).
Lebih lanjut Adami Chazawi mengemukakan bahwa informed consent pasien
atau keluarganya hanya sekedar membebaskan risiko hukum bagi timbulnya
akibat yang tidak dikehendaki dalam hal perlakuan medis yang benar dan tidak
menyimpang. Walaupun ada persetujuan semacam itu,apabila perlakuan medis
dilakukan secara salah sehingga menimbulkan akibat yang tidak
dikehendaki,dokter juga tetap terbebani tanggung jawab terhadap akibatnya.
Informed consent dari asas hukum perjanjian berfungsi sebaga pemenuhan asas
konsensualisme,yang mengandung makna bahwa sejak tercapainya kesepakatan
(consensus) diantara para pihak mengenai pokok pokok isi perjanjian,maka
perjanjian sudah terjadi.
Kedua belah pihak sudah terikat sejak tercapainya kesepakatan, untuk memenuhi
kewajiban yang timbul dari perjanjian tersebut dan memperoleh hak haknya sesuai
dengan perjanjian atau menurut ketentuan hukum yang berlaku.
D. Tujuan
1. Perlindungan pasien untuk segala tindakan medic.Perlakuan medis tidak
diketahui/didasari pasien/keluarga, yang seharusnya tidak dilalukan ataupun yang
merugikan atau membahayakan pasien.
2. Perlindungan tenaga kesehatan terhadap terjadinya akibat yang tidak terduga
serta dianggap meragukan pihak lain.Tidak selamanya tindakan dokter berhasil,
tak terduga malah merugikan pasien meskipun dengan sangat hati-hati sesuai
dengan SOP.
3. Memberikan perlindungan hukum kepada dokter terhadap suatu kegagalan dan
bersifat negative, karena prosedur medis modern tidak tanpa risiko dan pada setiap
tindakan medis ada melekat suatu risiko (Permenkes No. 290/Menkes/Per/III/2008
Pasal 3 )Fungsi informed consent
4. Proteksi bagi pasien
5. Mencegah terjadinya tipuan atau paksaan
6. Mengemukakan hak otonomi perorangan
7. Agar keputusan-keputusan profesi medis haruslah rasional
8. Menimbukan rangsangan kepala profesi medis untuk mengadakan intropeksi
terhadap diri sendiri
9. Ketertiban masyarakan dalam memajukan prinsip otonomi sebagai salah satu
nilai social dan mengadakan pengawasan dalam penyelidikan bio-medik
(Alexander Capron)
E. Manfaat
Manfaat rekam medis berdasarkan Permenkes Nomor 269/MenKes/Per/III/2008,
tentang Rekam Medis adalah sebagai berikut:
 Pengobatan. Rekam medis bermanfaat sebagai dasar dan petunjuk untuk
merencanakan dan menganalisis penyakit serta merencanakan
pengobatan, perawatan dan tindakan medis yang harus diberikan kepada
pasien
 .Peningkatan Kualitas Pelayanan. Membuat Rekam Medis bagi
penyelenggaraan praktik kedokteran dengan jelas dan lengkap akan
meningkatkan kualitas pelayanan untuk melindungi tenaga medis dan
untuk pencapaian kesehatan masyarakat yang optimal.
 Pendidikan dan Penelitian. Rekam medis yang merupakan informasi
perkembangan kronologis penyakit, pelayanan medis, pengobatan dan
tindakan medis, bermanfaat untuk bahan informasi bagi perkembangan
pengajaran dan penelitian di bidang profesi kedokteran dan kedokteran
gigi.
 .Pembiayaan Berkas rekam medis dapat dijadikan petunjuk dan bahan
untuk menetapkan pembiayaan dalam pelayanan kesehatan pada sarana
kesehatan. Catatan tersebut dapat dipakai sebagai bukti pembiayaan
kepada pasien

F. Kegunaan
 Sebagai alat komunikasi antara dokter dengan tenaga ahli lainnya yang
ikut ambil didalam proses pemberian pelayanan, pengobatan, dan
perawatan kepada pasien.
 Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang harus
diberikan kepada seorang pasien.
 Sebagai bukti tertulis maupun terekam atas segala tindakan pelayanan,
pengobatan dan perkembangan penyakit selama pasien berkunjung/dirawat
di rumah sakit.
 Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian, dan evaluasi
terhadap kualitas pelayanan yang telah diberikan kepada pasien.
 Melindungi kepentingan hokum bagi pasien, rumah sakit maupun dokter
dan tenaga kesehatan lainnya.
 Menyediakan data-data khusus yang sangat berguna untuk kepentingan
penelitian dan pendidikan.
 Sebagai dasar dalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan medis yang
diterima oleh pasien.
 Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan, serta sebagai
bahan pertanggungjawaban dan laporan.

G. Undang-Undang Informed
Menurut PerMenKes no 290/MenKes/Per/III/2008 dan UU no 29 th
2004Pasal 45 serta Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran KKI tahun
2008. Maka Informed Consent adalah persetujuan tindakan kedokteran yang
diberikan oleh pasien atau keluarga terdekatnya setelah mendapatkan penjelasan
secara lengkap mengenai tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadap
pasien tersebut. Menurut Lampiran SKB IDI No. 319/P/BA./88 dan Permenkes
no 585/Men.Kes/Per/IX/1989 tentang Persetujuan Tindakan Medis Pasal 4 ayat 2
menyebutkan dalam memberikaninformasi kepada pasien / keluarganya,
kehadiran seorang perawat / paramediklainnya sebagai saksi adalah penting.
Persetujuan yang ditanda tangani oleh pasien atau keluarga terdekatnya tersebut,
tidak membebaskan dokter dari tuntutan jika dokter melakukan kelalaian
Tindakan medis yang dilakukan tanpa persetujuan pasien 2 atau keluarga
terdekatnya, dapat digolongkan sebagai tindakan melakukan penganiayaan
berdasarkan KUHP Pasal 351.

Permenkes No. 269/MENKES/PER/III/2008Rekam medis adalah berkas yang


berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, tindakan
dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien .
Pasal 46 ayat (1) UU No.29 tahun 2004Praktik kedokteran yang dimaksud dengan
Rekam Medis adalah berkas yang berisi catatan dan identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan, dan pelayanan yang telah diberikan kepada pasien.
SK Dirjen pelayanan medik Depkes RI (2006 : II)Rekam Medis adalah keterangan
baik yang tertulis maupun terekam tentang identitas, anamnesa, pemeriksaan fisik,
laboratorium, diagnose serta segala pelayanan medic yang diberikan kepada
pasien dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun rawat darurat.
H. Peran Dalam Hukum
Pada Pasal 4 Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang
selanjutnya disebut UU Kesehatan menyatakan bahwa: ”Setiap orang mempunyai
hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan
terjangkau”.
Hubungan antara dokter dan pasien ini menimbulkan suatu hak dan kewajiban.
Pembahasan ini dirasa penting karena, akibat adanya ketidakpahaman mengenai
hak dan kewajiban merupakan salah satu faktor mengapa hak-hak pasien sering
terabaikan sehingga perlindungan hukum semakin lama semakin bias. Selain itu
sudah berkembang dalam fakta dilapangan adanya anggapan bahwa kedudukan
pasien lebih rendah daripada dokter, sehngga tidak jarang dokter sering kali
mengambil tindakan sendiri.
Hak dan kewajibannya, pasien secara umum memiliki hak sebagai berikut:
 Hak atas Perawatan.
 Hak untuk menolak cara perawatan tertentu
 Hak atas informasi
 Hak untuk menolak perawatan tanpa izin
 Hak atas rasa aman
 Hak atas pembatasan terhadap pengaturan kebebasan perawatan
 Hak untuk mengakhiri perjanjian perawatan.
 Hak atas twenty-for-a day visitor-rights
 Hak pasien menggugat atau menuntut.
 Hak pasien mengenai bantuan hukum.
 Hak pasien untuk menasehatkan mengenai percobaan oleh
tenagakesehatan atau ahlinya.

Berdasarkan pada perjanjian yang telah dibuat, dokter pun memiliki hak dan
kewajiban. Hak dokter sebagai berikut9
 Hak untuk memperoleh informasi selengkap-lengkapnya dan sejujur-jujurnya dari
pasien yang akan digunakannya bagi kepentingan diagnosisdan terapeutik.
 Hak atas imbalan jasa dan honorarium terhadap pelayanan yangdiberikannya
kepada pasien atas pelayanan kesehatan yang diberiaknnya.
 Hak atas itikad baik dari pasien atau keluarganya dalam melaksanakantransaksi
teraupetik.
 Hak membela diri terhadap tuntutan atau gugatan pasien atas pelayanankesehatan
yang diberikan
Surat Keputusn Menteri Kesehatan R.I. Nomor 34 Tahun 1983, didalamnya
terkandung kewajiban dokter, diantaranya:
 Kewajiban umum
 Kewajiban terhadap penderita;
 Kewajiban terhadap teman sejawatnya;
 Kewajiban terhadap diri sendiri.

Dalam menjalankan profesinya seorang dokter juga harus didasarkan pada


Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (yang selanjutnya
disebut UU Praktik Kedokteran) dimana Informed consent juga diatur dalam Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik kedokteran pasal
45 ayat (1), (2), (3), (4) dan (5)16 dengan ketentuan sebagaiberikut :
(1). Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter
atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapatkan persetujuan;
(2). Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah pasien
mendapat penjelasan secara lengkap;
(3). Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), sekurangkurangnya mencakup:
 Diagnosis dan tata cara tindakan medik;
 Tujuan tindakan medik yang dilakukan;c. Alternatif tindakan lain dan
resikonya
 Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi; dane. Prognosis terhdap
tindakan yang dilakukan

4). Persetujuan sebagaiman dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan baik secara tertulis
maupun secara lisan;
(5). Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung resiko tinggi
harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh pihak yang
berhak memberikan persetujuan.
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah kelompok kami berdiskusi tentang materi ini, kami simpulkan bahwa
Informed consent adalah proses penyampaian informasi terkait tindakan medis
yang ditawarkan dokter atau perawat kepada pasien sebelum pasien menyetujui
tindakan medis tersebut. Informed consent menjadi bentuk komunikasi dokter dan
petugas medis, serta memberi waktu untuk pasien untuk bertanya, menyetujui, atau
menolak penanganan tersebut, Dan setelah memahami kami akan menggunakan
informasi tersebut untuk kedepannya.

B. Saran
Alhamdulilah dalam pengerjaan tugas ini sangat mudah untuk dipahami,
namun kami menyarankan bahwa dalam mencari materi seperti ini harus dari
sumber yang jelas karena berguna untuk kedepannya. Informed consent juga harus
dipelajari sebagaimana mestinya karena penting dalam bidang kesehatan, data data
tersebut sangatlah penting untuk pasien kedepannya.

Anda mungkin juga menyukai