S
dengan Prioritas Masalah Gangguan
Kebutuhan Dasar Istirahat : Hipertensi
di Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia
Nadya, Chelsea
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/2890
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
Asuhan Keperawatan pada Ny.S dengan Prioritas
Masalah Gangguan Kebutuhan Dasar Istirahat :
Hipertensi di Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia
Oleh
Chelsea Nadya
142500101
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul
“Asuhan Keperawatan pada Ny.S dengan prioritas Masalah Gangguan
Kebutuhan Dasar Istirahat : Hipertensi di Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia”,
yang merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan D-III Keperawatan
Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan kemampuan
serta pengalaman penulis. Karena itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik serta
saran dari semua pihak yang membangun guna dijadikan pedoman bagi penulis
dikemudian hari.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Bapak Setiawan, S.Kep, MNS, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Sumatera Utara Medan.
2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.
3. Ibu Cholina T.Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp.KMB selaku Wakil Dekan II
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.
4. Ibu Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kp, M.Kep. Sp. Mat selaku Wakil Dekan III
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.
5. Ibu Mahnum Lailan Nasution, S.Kep, Ns, M.Kep selaku ketua prodi D-III
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.
6. Ibu Wardiyah Daulay, S.Kep, Ns, M.Kep selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing penulis dengan sabar, dan memberikan waktunya kepada penulis
dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah sehingga dapat selesai tepat waktu.
7. Ibu Roxsana Devi T, S.Kep, Ns, MNurs selaku dosen penguji yang telah
meluangkan waktu, serta dengan sabar menguji dan membimbing penulis.
8. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
Utara Medan.
ii
Chelsea Nadya
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Tujuan............................................................................................................3
C. Manfaat..........................................................................................................3
BAB II PENGELOLAAN KASUS
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Masalah
Gangguan Pola Tidur.................................................................................5
1. Pengertian Tidur.......................................................................................6
2. Fisiologi Tidur..........................................................................................6
3. Pengaturan Tidur.......................................................................................7
4. Tahapan Tidur...........................................................................................7
5. Siklus Tidur...............................................................................................10
6. Fungsi Tidur..............................................................................................11
7. Kebutuhan Tidur.......................................................................................11
8. Faktor – faktor yang mempengaruhi Tidur...............................................13
B. Gangguan Tidur..........................................................................................15
1. Pengertian Gangguan Tidur......................................................................15
2. Klasifikasi Gangguan Tidur......................................................................15
C. Proses Keperawatan...................................................................................17
1. Pengkajian...............................................................................................17
2. Analisa Data............................................................................................19
3. Rumusan Masalah...................................................................................20
4. Perencanaan............................................................................................21
D. Asuhan Keperawatan Kasus......................................................................22
1. Pengkajian...............................................................................................22
2. Analisa Data............................................................................................36
3. Rumusan Masalah...................................................................................37
4. Perencanaan............................................................................................38
5. Implementasi dan Evaluasi.....................................................................41
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................44
B. Saran 44
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................45
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Tanpa jumlah tidur dan
istirahat yang cukup, kemampuan untuk berkonsentrasi dan beraktivitas akan menurun
serta meningkatkan iritabilitas (Potter & Perry, 2003).
Tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu
terhadap lingkungan menurun. Tidur dikarakteristikkan dengan aktivitas metabolisme
tubuh menurun (Choppra, 2003), tingkat kesadaran yang bervariasi, perubahan proses
fisiologis tubuh, dan penurunan respons terhadap stimulus eksternal (Wahid, 2007).
Dari penelitian diketahui bahwa pada lanjut usia yang berperan mengatur siklus
tidur adalah menurunnya reaktifitas terhadap informasi fotik dan non fotik, demikian
Perubahan pada sruktur sel neuron dan sel glia yaitu kematian sel neuron,
retraksi dendrite yang berlanjut, hilangnya sinap atau hubungan informasi antar sel
saraf, reaktivitas sel glia yang didasari adanya perubahan protein-protein sitoskeletal
dan penumpukkan protein seperti amiloid ekstraseluler, juga perubahan pada sistem
vaskuler yang mengalirkan darah di otak yang rentan dengan proses aterosklerotik dan
arteriosklerosis di usia lanjut. Pada lanjut usia terjadi pengurangan jumlah tidur
gelombang lambat ( stadium 3 dan 4 tidur NREM ).
Pola istirahat dan tidur yang biasa dari seorang dapat berubah dan dipengaruhi
oleh penyakit yang dapat menyebabkan gangguan tidur, seperti penyakit Cardiovascular
(Hipertensi).
Manusia menggunakan sepertiga waktu dalam hidup untuk tidur. Data hasil
polling tidur di Amerika oleh NSF didapat bahwa ternyata wanita lebih 2 banyak
mengalami gangguan tidur dibandingkan dengan laki – laki, yaitu 63% : 54 % (National
Sleep Foundation, 2007).
Gangguan tidur adalah kondisi yang jika tidak diobati, secara umum akan
menyebabkan gangguan tidur malam yang mengakibatkan munculnya salah satu dari
ketiga masalah berikut : insomnia ; gerakan atau sensasi abnormal dikala tidur atau
ketika terjaga di tengah malam atau rasa mengantuk yang berlebihan di siang hari
(Naylor & Aldrich, 1994). Banyak orang dewasa di Amerika Serikat memiliki hutang
tidur yang signifikan karena ketidakadekuatan dalam hal kuantitas maupun kualitas
tidur malamnya dan mengalami hipersomnolen disiang hari selama melaksanakan
aktivitas sehari-hari (National Commission on Sleep Disorders Research, 1993).
Riwayat kesehatan sosial, keluarga dan tidur yang lengkap dan cermat harus
diperoleh untuk mendapatkan informasi rinci tentang keluhan tidur (Naylor dan Aldrich,
1994). Kajian laboratorium tentang tidur sering kali digunakan untuk mendiagnosa
gangguan tidur, termasuk penggunaan Polisomnogram (PSG) di malam hari dan
Multiple Sleep Latency test (MSLT) (Carskadon, 1994). PSG melibatkan penggunaan
EEG, EMG, dan EOG untuk memantau tahapan tidur dan bangun selama tidur malam.
MSLT memberi informasi objektif tentang tidur dan aspek-aspek terpilih dari struktur
tidur dengan mengukur seberapa cepat individu tertidur selama empat kesempatan tidur
siang sepanjang hari (Potter & Perry, 2005).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk memberikan Asuhan
Keperawatan pada Ny.S dengan Prioritas Masalah Gangguan Kebutuhan Dasar Istirahat
: Hipertensi di Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada Ny. S dengan masalah gangguan tidur
penulis mampu :
Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat membantu klien Hipertensi yang
mengalami gangguan tidur dalam meningkatkan kebutuhan tidur dengan memberikan
asuhan keperawatan mengenai kebutuhan dasar tidur.
Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat mengaplikasikan NANDA, NIC, dan
NOC bagi ilmu keperawatan tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah
gangguan tidur dan dapat dijadikan sebagai bukti dasar yang dipergunakan dalam
pembelajaran asuhan keperawatan dasar.
Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat menjadi panduan dasar untuk
pembuatan asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah kebutuhan dasar lainnya.
4. Bagi masyarakat
Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat membantu perawat untuk memberikan
asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah gangguan tidur di Kelurahan Sari Rejo
Medan Polonia.
BAB II
PENGELOLAAN KASUS
1. Pengertian Tidur
Tidur adalah suatu keadaan relatif tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa
kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan masingmasing
menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda (Tarwoto & Wartonah,
2006).
2. Fisiologi Tidur
Selain itu, reticular activating system (RAS) dapat memberi rangsangan visual,
pendengaran, nyeri dan perabaan juga dapat menerima stimulasi dari korteks serebri
termasuk rangsangan emosi dan proses pikir. Dalam keadaan sadar, neuron dalam RAS
akan melepaskan katekolamin seperti norepineprin.
Demikian juga pada saat tidur, disebabkan adanya pelepasan serum serotonin
dari sel khusus yang berada di pons dan batang otak tengah, yaitu bulbar synchronizing
regional (BSR), sedangkan bangun tergantung dari keseimbangan impuls yang diterima
di pusat otak dan system limbik. Dengan demikian, system pada batang otak yang
mengatur siklus atau perubahan dalam tidur adalah RAS dan BSR (Potter & Perry,
2005).
3. Pengaturan Tidur
Tidur merupakan aktivitas yang melibatkan susunan saraf pusat, saraf perifer,
endokrin kardiovaskuler, respirasi dan muskuloskeletal (Robinson 1993, dalam Potter).
Tiap kejadian tersebut dapat diidentifikasi atau direkam dengan electroencephalogram
(EEG) untuk aktivitas listrik otak, pengukuran tonus otot dengan menggunakan
ecelctromiogram (EMG) dan electroculogram (EOG) untuk mengukur pergerakan mata
(Tarwoto & Wartonah, 2006).
Pengaturan dan kontrol tidur tergantung dari hubungan antara dua mekanisme
selebral yang secara bergantian mengaktifkan dan menekan pusat otak untuk tidur dan
bangun. Reticular activating system (RAS) di bagian batang otak atas diyakini
mempunyai sel-sel khusus dalam mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran. RAS
memberikan stimulus visual, audiotori, nyeri, dan sensori raba. Juga menerima stimulus
dari konrteks serebri (emosi, proses pikir) (Tarwoto & Wartonah, 2006).
Seseorang yang mencoba untuk tidur, mereka menutup matanya dan berusaha
dalam posisi rileks. Jika ruangan gelap dan tenang aktivitas RAS menurun, pada saat itu
BSR mengeluarkan serum serotonin (Tarwoto & Wartonah, 2006).
4. Tahapan Tidur
EEG, EMG, dan EOG dapat mengidentifikasi perbedaan signal pada level otak,
otot, dan aktivitas mata. Normalnya tidur dibagi menjadi dua yaitu nonrapid eye
movement (NREM) dan rapid eye movement (REM). Selama masa NREM seseorang
terbagi menjadi empat tahapan dan memerlukan kira-kira 90 menit selama siklus tidur.
Sedangkan tahapan REM adalah tahapan terakhir kira-kira 110 menit sebelum tidur
berakhir.
ix
Selama tidur, individu melewati tahap tidur NREM dan REM. Siklus tidur yang
komplet normalnya berlangsung selama 1,5 jam, dan setiap orang biasanya melalui
empat hingga lima siklus selama 7 – 8 jam tidur. Siklus tersebut dimulai dari tahap
NREM yang berlanjut ke REM. Tahap NREM I – III berlangsung selama 30 menit,
kemudian diteruskan ke tahap IV selama ± 20 menit. Setelah itu, individu kembali
melalui tahap III dan II selama 20 menit. Tahap I REM muncul sesudahnya dan
berlangsung selama 10 menit.
berikut : Bangun
NREM I
REM
NREM IV
Fungsi dan tujuan tidur secara jelas tidak diketahui, akan tetapi diyakini bahwa
tidur dapat digunakan untuk menjaga keseimbangan mental, emosional, kesehatan,
mengurangi stres pada paru, kardiovaskular, endokrin, dan lain-lain.
Energi disimpan selama tidur, sehingga dapat diarahkan kembali pada fungsi
seluler yang penting. Secara umum terdapat dua efek fisiologis dari tidur yaitu pertama,
efek pada sistem saraf yang diperkirakan dapat memulihkan kepekaan normal dan
keseimbangan di antara berbagai susunan saraf; dan kedua, efek pada struktur tubuh
dengan memulihkan kesegaran dan fungsi dalam organ tubuh karena selama tidur
terjadi penurunan.
7 . Kebutuhan Tidur
Kebutuhan dan pola tidur Normal menurut Tarwoto dan Wartonah (2010) yaitu :
3. Toddler
4. Prasekolah
5. Usia sekolah
6. Remaja
7. Dewasa muda
Kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kualitas tersebut
dapat menunjukkan adanya kemampuan individu untuk tidur dan memperoleh jumlah
istirahat sesuai dengan kebutuhannya.
1. Penyakit
Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak dari
normal. Namun demikian, keadaan sakit menjadikan pasien kurang tiduratau tidak dapat
tidur. Misalnya pada pasien dengan hipertensi, gangguan pernapasan seperti asma,
bronkitis, dan penyakit persyarafan.
2. Lingkungan
Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman, kemudian
terjadi perubahan suasana seperti gaduh maka akan menghambat tidurnya.
3. Motivasi
4. Kelelahan
5. Kecemasan
6. Alkohol
Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum alkohol
dapat mengakibatkan insomnia dan lekas marah.
7. Obat-obatan
Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara lain :
8. Usia
Lanjut usia tidak memerlukan waktu lebih untuk tertidur, mereka lebih sering
terbangun ditengah-tengah tidurnya pada malam hari dan tetap terjaga untuk waktu
yang lama. Mereka mungkin banyak tertidur dengan waktu yang singkat, dalam sehari
dan lebih sensitive terhadap zone waktu dan perubahan lingkungan.
Dengan melanjutnya usia, tidur menjadi terfragmentasi dan efisiensi tidur menjadi
berkurang. Hal yang sering kali menjadi keluhan subjektif yang dialami oleh para lanjut usia
adalah keadaan lama di tempat tidur namun lebih singkat dalam keadaan tertidur. Hal ini yang
paling mencolok dalam hubungan antara usia dengan perubahan fisologi tidur adalah
pengurangan jumlah dan amplitudo dari tidur delta. Tidur REM tidak dipengaruhi usia.
Meskipun lamanya periode REM dapat menjadi lebih konstan selama malam hari. Meskipun
lanjut usia tidak memerlukan waktu lebih untuk tertidur, mereka lebih sering terbangun
ditengah-tengah tidurnya pada malam hari dan tetap terjaga untuk waktu yang lama. Mereka
mungkin banyak tertidur dengan waktu yang singkat, dalam sehari dan lebih sensitive terhadap
zone waktu dan perubahan lingkungan.
Dari penelitian diketahui bahwa pada lanjut usia yang berperan mengatur siklus tidur
adalah menurunnya reaktifitas terhadap informasi fotik dan non fotik, demikian pula berubah
peranan dari retina, nucleus suprakiasmatikum dari hipotalamus, dan glandula pinealis yang
berperan pada sirkardian tidur.
Perubahan pada sruktur sel neuron dan sel glia yaitu kematian sel neuron, retraksi
dendrite yang berlanjut, hilangnya sinap atau hubungan informasi antar sel saraf, reaktivitas sel
glia yang didasari adanya perubahan protein-protein sitoskeletal dan penumpukkan protein
seperti amiloid ekstraseluler, juga perubahan pada sistem vaskuler yang mengalirkan darah di
otak yang rentan dengan proses aterosklerotik dan arteriosklerosis di usia lanjut. Pada lanjut
usia terjadi pengurangan jumlah tidur gelombang lambat ( stadium 3 dan 4 tidur NREM ).
xiv
Gangguan tidur adalah kondisi yang jika tidak diobati, secara umum akan
menyebabkan gangguan tidur malam yang mengakibatkan munculnya salah satu dari
ketiga maslah berikut : insomnia ; gerakan atau sensasi abnormal dikala tidur atau
ketika terjaga ditengah malam atau rasa mengantuk yang berlebihan di siang hari.
Kelainan Deskripsi
Insomnia Primer Susah tidur atau tetap tertidur. Penyebabnya antara lain :
Stres situasional
Penyakit
Penggunaan hipnotik berlebihan
Kebiasaan tidur yang buruk
Insomnia dapat berkembang menjadi siklus yang ganas saat seseorang
mengalami lebih banyak kesulitan untuk tertidur dan tetap tertidur karena
antisipasinya terhadap masalah tidur.
Deprivasi tidur Periode tidur tidak memadai secara berkepanjangan (jumlah dan / atau
kualtasnya). Faktor pendukungnya antara lain :
Penyakit atau rawat inap.
Penggunaan obat (terapeutik atau rekreasional)
Pola kerja
Stres
Lingkungan tidur
Narkolepsi Mengantuk berlebihan sepanjangan hari. Episode ini berlangsung 10 – 15
menit.
Serangan REM yang cepat (15 – 20 menit)
Terjadi paralisis tidur
Mengalami mimpi yang hidup
Katafleksi (kelemahan otot tiba-tiba) yang dapat menyebabkan
seseorang jatuh.
xv
C. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
Perawat harus selalu mengkaji pola tidur pasien untuk melengkapi dokumentasi
keperawatan. Pengkajian pola tidur pasien tidak cukup jika hanya bertanya “apakah
kamu tidur nyenyak tadi malam?” seorang perawat haruslah bertanya jika pasien merasa
kesulitan untuk tertidur, mengalami bangun lebih awal dan susah untuk kembali tidur,
dan merasa istirahat/tidurnya cukup di pagi hari. Selanjutnya, perawat haruslah bertanya
jika pasien merasa lelah dan mengantuk sepanjang hari. Pertanyaan untuk perawat
tanyakan yaitu (Noreen & Lawrence, 2001) :
2. Apakah kamu sering terbangun? Jika iya, berapa kali dalam semalam?
3. Jika kamu terbangun pada malam hari, bisakah kamu kembali tidur?
6. Apakah kamu temukan dirimu mengantuk atau tidur selama dikelas atau
pertemuan,, atau ketika kamu menonton tv atau film?
Evaluasi klien apakah disana ada banyak perubahan lingkungan berhubungan dengan
kamar tidur dan rumah tangga yang bisa menjadi pengaruh perubahan di dalam siklus
tidur. Pertanyaan untuk perawat tanyakan yaitu (Noreen & Lawrence, 2001) :
Menentukan apakah ada banyak stressor emosional yang bisa menjadi pendukung
kemampuan untuk tidur. Sebuah pertanyaan untuk perawat tanyakan yaitu (Noreen &
Lawrence, 2001) :
1. Apakah kamu menemukan dirimu terjaga pada malam hari karena cemas akan
suatu masalah atau suatu aktivitas yang akan datang?
Pengkajian asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan tidur menurut Tarwoto &
Wartonah (2010) yaitu :
1. Riwayat keperawatan
a. Kebiasaan pola tidur bangun, apakah ada perubahan pada waktu tidur,
jumlah jam tidur, kualitas tidur, apakah mengalami kesulitan tidur, sering
terbangun pada saat tidur, apakah mengalami mimpi yang mengancam.
c. Adakah alat bantu tidur : apa yang anda lakukan sebelum tidur, apakah
menggunakan obat-obatan untuk membantu tidur
2. Pemeriksaan fisik
a. Elektroencefalogram (EEG)
b. Elektromiogram (EMG)
c. Elektrookulogram (EOG)
2 . Analisa Data
Data Subjektif :
xix
Jika perawat sedang memulai perawatan untuk suatu gangguan pola tidur, hasil
yang diharapkan dalam dua minggu yaitu pasien akan mengalami penyembuhan tidur
dan akan mengatakan dapat tertidur dengan mudah dan merasa segar saat bangun. Jika
perawat sedang memulai perawatan untuk suatu kondisi seperti mimpi buruk, hasil yang
diharapkan yaitu pasien akan memahami gangguan dan menetapkan cara mengatasi
gangguan tersebut di dalam keluarganya.
Kriteria Hasil yang diharapkan dari Gangguan Pola Tidur setelah dilakukan tindakan
keperawatan :
xx
I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
Umur : 62 tahun
Agama : Islam
Golongan Darah :O
Pasien mengeluh tidak bisa tidur pada malam hari dan sering terbangun di
malam hari, susah untuk tidur juga pada siang hari. Juga mengalami sakit kepala dan
sering mengantuk pada pagi hari, dan jika terbangun pada malam hari tidak bisa tidur
kembali dan sudah dialami selama 3 hari.
A. Provocative/palliative
B. Quantity/Quality
C. Severity
Pasien mengatakan akibat tidak bisa tidur ia merasa sangat mengantuk dan tidak dapat
mengurus rumah seperti biasanya.
D. Time/waktu
Pada saat malam hari tidak bisa tidur dan pada siang hari pun tidak bisa
tidur.
C. Pernah dirawat/dioperasi
D. Alergi
E. Imunisasi
masih kecil.
V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
A. Orang tua
B. Saudara kandung
F. Penyebab meninggal
2. Konsep Diri
1. Gambaran diri
xxi
v
2. Ideal diri
3. Harga diri
4. Peran diri
Pasien mengatakan bahwa ia ibu dari 5 orang anak dan nenek dari
7 orang cucu.
5. Identitas diri
3. Keadaan emosi
4. Hubungan sosial
5. Spiritual
xxv
1. Tingkat kesadaran
2. Penampilan
Penempilan pasien tampak rapi baik cara berpakaian, dalam hal makan,
mandi, dan toileting.
3. Pembicaraan
4. Alam perasaan
5. Afek
Pasien tidak mengalami gangguan pada afek, seperti afek datar yaitu tidak ada
perubahan dalam roman muka pada saat ada stimulus yang menyenangkan atau
menyedihkan, hanya bereaksi bila ada stimulus yang lebih kuat.
Pasien kooperatif, mau diajak bicara, kontak mata pasien saat dilakukan
pengkajian bagus, pasien mau menatap lawan bicara.
7. Persepsi
8. Proses pikir
Pasien tidak mengalami gangguan proses piker seperti sirkuntasial
(pikiran berputar-putar), tangensial (pembicaraan yang berbelit-belit), flight of
idea (pikiran melayang).
9. Isi pikir
Pasien tidak mengalami gangguan isi piker seperti obsesi (pikiran yang
terus muncul meskipun pasien berusaha menghilangkannya), fobia (rasa
ketakutan yang patologis/tidak rasional terhadap suatu objek/situasi/benda
tertentu yang tidak dapat dihilangkan).
10. Waham
11. Memori
A. Keadaan Umum
B. Tanda-tanda Vital
c. Nadi : 80 x/i
d. Pernapasan : 24 x/i
e. Skala nyeri : 4
f. TB : 150 cm
g. BB : 67 kg
b. Rambut
c. Wajah
d. Mata
e) Cornea dan iris : pengapuran katarak (-), oedema (-), tidak ada
tanda-tanda radang
g) Tekanan bola mata : tekanan bola mata normal kiri dan kanan
e. Hidung
f. Telinga
b) Keadaan gusi dan gigi : gigi tampak bersih, gusi tidak ada
perdarahan
h. Leher
xxi
x
Universitas Sumatera Utara
i. Pemeriksaan integumen
j. Pemeriksaan thoraks/dada
k. Pemeriksaan paru
l. Pemeriksaan jantung
m. Pemeriksaan abdomen
xxx
o. Pemeriksaan muskuloskeletal/ekstremitas
p. Pemeriksaan neurologi
c) Nervus cranialis
q. Fungsi motorik
r. Fungsi sensorik
s. Refleks
g. Jumlah dan jenis makanan : sesuai porsi nasi, lauk, sayur dan buah
c. Kebersihan kuku kaki dan tangan : kuku dan kaki tangan pendek dan
bersih
C. Pola kegiatan/aktivitas
D. Pola eliminasi
a. BAB
b. BAK
xxxi
v
Universitas Sumatera Utara
E. Mekanisme koping
a. Adaptif
b. Maladaptif
xxxv
Tabel 1. Analisa data asuhan keperawatan pada Ny. S dengan prioritas masalah
Gangguan Pola Tidur kebutuhan dasar tidur di Lingkungan VI Sari Rejo Medan
Polonia.
lelah.
- Sering Menguap
Gangguan Pola Tidur
- Daerah sekitar mata
terlihat kehitaman.
- Pasien terlihat menahan
sakit kepala.
- Perhatian terpecah-
pecah.
2. DS : Kemiskinan Defisiensi Pengetahuan.
- Ny. S mengatakan
kurang mengetahui
informasi kesehatan. Tidak pernah ke
–Ny. S mengatakan tidak pelayanan kesehatan
mengetahui penyebab
penyakitnya.
–Ny. S mengatakan Defisiensi pengetahuan
tidak pernah ke terkait penyakitnya.
pelayanan kesehatan.
3. RUMUSAN MASALAH
1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan faktor eksternal ditandai
dengan susah tidur, tidur tidak nyenyak, dan wajah tampak tidak segar.
2. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi ditandai dengan
tidak pernah ke pelayanan kesehatan, kurang pengetahuan.
4. PERENCANAAN
xxxi
x
Universitas Sumatera Utara
2. Tujuan : Setelah dilakukannya asuhan keperawatan pada klien, klien dapat
mengetahui mengenai penyakit, prognosis, dan kebutuhan pengobatan.
Indikator NOC Pengetahuan : Proses Penyakit (1803)
1. Tanda dan gejala penyakit.
2. Faktor – faktor penyebab dan faktor yang berkontribusi.
3. Strategi untuk meminimalkan perkembangan penyakit.
Rencana Tindakan NIC Pengajaran Rasional
: Proses Penyakit (5602)
Jelaskan tanda dan gejala Agar pasien mengetahui,
yang umum dari mengerti dan memahami
penyakit, sesuai tentang sakit yang dialami.
kebutuhan.
xl
A. Kesimpulan
Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada pasien Ny. S yang
mengalami masalah gangguan tidur dengan diabetes melitus didapatkan hasil sebagai
berikut:
1. Faktor resiko gangguan tidur pada Ny. S meliputi penyakit pasien yang
mengalami Hipertensi, pola tidur yang tidak biasanya sehingga menyebabkan
rasa mengantuk yang berlebihan.
2. Tindakan penanganan gangguan tidur dilakukan dengan menciptakan
lingkungan yang tenang, kurangi kebisingan bertujuan untuk memberikan rasa
aman dan nyaman pada saat tidur.
3. Masalah keperawatan yang muncul pada Ny. S adalah gangguan pola tidur,
Kurangnya pengetahuan informasi terkait penyakitnya.
4. Implementasi yang sudah dilakukan pada Ny. S dapat berupa menentukan jam
tidur klien, menjelaskan pentingnya tidur yang cukup dan banyak melakukan
aktivitas pada siang hari, mendorong pasien untuk mengurangi tidur pada siang
hari, dan menganjurkan pasien untuk menghindari yang mengganggu kebutuhan
tidur sehari-hari.
B. Saran
1. Pasien hendaknya dapat melaksanakan segala bentuk anjuran demi perbaikan
keadaannya dan menghindari faktor-faktor yang dapat menimbulkan serangan
ulang yang lebih buruk.
2. Keluarga dapat memberikan saran ataupun peringatan pada pasien bila
melanggar apa-apa yang sudah dianjurkan oleh perawat dan keluarga sebaiknya
dapat meningkatkan fungsi keluarga sebagaimana mestinya.
3. Ruangan ataupun lingkungan rumah dapat memberikan asuhan keperawatan
secara lebih baik lagi untuk hasil yang optimal, lebih melengkapi sarana yang
terkait dengan penyakit hipertensi.
xli
v
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, Alimul. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan,
Jakarta : Salemba Medika.
Moorhead, Sue. (2013). Nursing Outcomes Classification, Edisi Ke-5 Ahli Bahasa
Intansari Nurjannah. Yogyakarta : MocoMedia
Potter & Perry. (2005). Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik,
Edisi Ke-4 Ahli Bahasa Renata Komalasari, S.Kp, dkk. Jakarta : EGC.
Prayitno. (2002). Gangguan Pola Tidur pada Kelompok Usia Lanjut dan
Penatalaksanaannya. Jurnal Tidak diterbitkan. Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa FK
Universitas Trisakti.
Tawoto & Wartona. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan,
Jakarta : Salemba Madika.
xlv