Anda di halaman 1dari 2

CONTOH VIRUS DNA

1. Adenovirus
Adenovirus adalah grup virus yang dapat menyebabkan infeksi pada mata, usus, paru, dan
saluran napas. Setidaknya, ada sekitar 40 jenis adenovirus yang telah dikenali dan
berpotensi untuk menulari siapa saja dengan mudah. Sebab,virus ini dapat hidup dalam
waktu yang lama pada permukaan benda.

Contoh penyakit :

 Penyakit saluran pernapasan dengan demam (febrile respiratory disease)

Penyakit yang gejalanya menyerupai flu ini merupakan infeksi adenovirus


yang paling umum terjadi pada anak. Gejala-gejala lain yang bisa timbul termasuk
faringitis, batuk, rhinitis dan pembengkakan kelenjar getah bening. Pada sebagian
kasus, penyakit ini juga menyebabkan infeksi telinga bagian tengah (otitis media).
Adenovirus jarang berakhir kepada kematian, namun umumnya infeksi ini dapat
menjadi serius jika terjadi pada bayi atau orang yang mengalami gangguan sistem
imunitas. Pada penderita gangguan jantung atau pernapasan, risiko untuk terkena
penyakit yang parah akan lebih besar saat terinfeksi adenovirus.

 Gangguan saluran pernapasan bagian bawah

Infeksi adenovirus dapat menyebabkan penyakit saluran pernapasan bawah,


seperti radang paru-paru, batuk rejan, ataupun bronkiolitis. Meski jarang terjadi,
kondisi ini dapat memicu gangguan kesehatan yang fatal bagi bayi.

 Gastroenteritis

Infeksi adenovirus dapat menyebabkan gastroenteritis, yaitu peradangan pada


lambung, usus besar dan kecil. Gejala dari gastroenteritis dapat berupa diare, demam,
muntah, kram perut dan sakit kepala.

 Infeksi saluran kencing

Infeksi adenovirus dapat menyebabkan infeksi saluran kencing (ISK). Gejala


infeksi saluran kemih termasuk sering buang air kecil dan rasa perih saat buang air
kecil. Cystitis merupakan salah satu jenis infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh
infeksi adenovirus. Infeksi saluran kemih yang sering dialami wanita ini ditandai
dengan warna urine yang gelap dan berbau.

 Infeksi mata

Adenovirus yang menyerang mata dapat menyebabkan peradangan pada


lapisan luar mata dan lapisan dalam kelopak mata (konjungtiva) atau konjungtivitis
(pinkeye). Mata merah dan keluarnya cairan dari mata adalah gejala yang umumnya
dirasakan penderita. Tipe lain dari infeksi mata ini adalah demam
faringokonjungtival, yaitu ketika saluran pernapasan juga ikut terinfeksi. Sedangkan
keratokonjungtivitis terjadi ketika kornea juga ikut terinfeksi.
2. Hepatitis B
Hepatitis B adalah peradangan organ hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B. Virus ini
dapat menular melalui hubungan seksual atau berbagi jarum suntik. Infeksi hepatitis B
merupakan penyakit yang tidak bertahan lama dalam tubuh penderita dan akan sembuh
sendiri tanpa pengobatan khusus. Kondisi ini disebut dengan hepatitis akut atau infeksi
hepatitis B akut. Akan tetapi, infeksi hepatitis B juga dapat menetap dan bertahan dalam
tubuh seseorang (menjadi kronis). Penyakit hepatitis B masih banyak ditemukan di
Indonesia dengan angka kasus yang kian meningkat.
Infeksi hepatitis B kronis ini dapat menimbulkan komplikasi yang dapat
membahayakan nyawa, yaitu sirosis dan kanker hati. Oleh karena itu, penderita hepatitis
B kronis perlu melakukan kontrol secara berkala ke dokter untuk mendapatkan
penanganan dan deteksi dini bila terjadi komplikasi. Perlu diketahui, hepatitis B dapat
dicegah dengan melakukan vaksinasi hepatitis B.

 Gejala Hepatitis B
Hepatitis B sering kali tidak menimbulkan gejala, sehingga penderitanya tidak
menyadari bahwa dia telah terinfeksi. Meski demikian, gejala tetap dapat muncul
setelah 1-5 bulan sejak pertama kali terpapar virus. Gejala yang dapat muncul adalah
demam, sakit kepala, mual, muntah, lemas, serta penyakit kuning.
 Penyebab Hepatitis B
Hepatitis B tidak akan menular bila hanya berbagi alat makan atau berpelukan
dengan penderitanya.
Penularan virus ini terjadi melalui hubungan seksual tanpa kondom dan
berbagi jarum suntik dengan penderita hepatitis B. Hal ini karena virus hepatitis B
berada di dalam darah dan cairan tubuh, seperti sperma dan cairan vagina.
Selain itu, hepatitis B juga dapat ditularkan dari wanita yang sedang hamil
kepada bayi dalam kandungannya.
 Vaksin dan Pencegahan Hepatitis B
Langkah utama untuk mencegah hepatitis B adalah melalui vaksinasi. Vaksin
hepatitis B merupakan vaksin wajib yang diberikan kepada anak-anak. Efek vaksin
yang diberikan saat anak-anak tidak akan bertahan seumur hidup,
sehingga vaksinasi perlu diulang saat dewasa.
Selain vaksinasi, beberapa tindakan juga perlu dilakukan untuk menurunkan
risiko terkena hepatitis B, yaitu melakukan hubungan seksual yang aman dan tidak
menyalahgunakan NAPZA.

Anda mungkin juga menyukai