Anda di halaman 1dari 16

INFEKSI VIRUS PADA

SALURAN PENCERNAAN
KELOMPOK 8 :
NATALIA PURBA
ULFA HANIFA
1. MUMPS
- Mumps atau Parotitis yang dalam
masyarakat lebih dikenal sebagai penyakit
gondong adalah infeksi virus
paramyxovirus.
- Paramyxovirus mempengaruhi kelenjar
parotis yang merupakan salah satu dari tiga
pasang kelenjar air liur (saliva) yang
terletak dibawah dan didepan telinga.
- Gondong dapat menyebabkan
pembengkakan pada salah satu atau kedua
kelenjar parotis.
- Gondong merupakan penyakit yang sangat
menular dan virus berada pada air liur.
PENYEBAB MUMPS

Gondongan disebabkan oleh infeksi virus dari golongan paramyxovirus. Virus ini menyebar melalui droplet,
yaitu percikan air liur dan lendir yang keluar dari mulut dan hidung penderitanya. 

Penyebaran virus ini bisa dengan mudah terjadi saat:


- Terhirup percikan lendir saat penderita batuk, bersin, dan berbicara
- Menyentuh benda-benda yang ada di sekitar penderita, lalu menyentuh hidung dan mulut tanpa mencuci
tangan terlebih dahulu
- Melakukan kontak langsung dengan penderita, misalnya berciuman
- Berbagi alat makan dan minum dengan penderita
GEJALA
Gejala gondongan biasanya baru akan muncul 14–25 hari setelah terinfeksi virus. Gondongan
ditandai dengan pembengkakan kelenjar parotis dan gejala-gejala penyakit infeksi.

Beberapa gejala yang akan timbul saat terjadi gondongan:


- Pipi bengkak, bisa hanya satu sisi atau kedua sisi, akibat pembengkakan kelenjar parotis
- Demam
- Nyeri saat mengunyah atau menelan makanan
- Mulut kering
- Sakit kepala
- Nyeri sendi
- Nyeri perut
- Hilang nafsu makan

Pada beberapa penderita gondongan, gejala yang timbul mungkin lebih ringan, bahkan bisa
menyerupai gejala pilek. Beberapa penderita bahkan tidak mengalami gejala apa pun.
PENGOBATAN
Gondongan dapat pulih dengan sendirinya dalam waktu 1–2 minggu.

Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meredakan keluhan dan gejala yang
muncul saat menderita gondongan adalah:
- Memperbanyak istirahat dan mencukupkan tidur
- Memperbanyak minum air putih
- Mengompres area yang bengkak dengan air hangat atau air dingin untuk
meredakan rasa sakit
- Mengonsumsi makanan lunak agar tidak perlu mengunyah terlalu banyak
- Mengonsumsi pereda demam dan nyeri, seperti ibuprofen dan paracetamol
PENCEGAHAN

Gonndongan dapat dicegah dengan memberikan imunisasi MMR pada


anak. Pemberian vaksin dilakukan saat anak berusia usia 12-18 bulan
dan harus diulang sekali lagi ketika dia berusia 6 tahun. Sedangkan bagi
orang dewasa yang tidak pernah mendapat vaksin saat kecil, dapat
melakukan pencegahan dengan menjaga kebersihan tangan, tidak
berbagi peralatan mandi atau makan dengan orang lain, dan memakai
masker.
2. GASTROENTERITIS

- Flu perut atau gastroenteritis adalah suatu


kondisi yang terjadi ketika perut dan usus
teriritasi dan meradang. Kondisi ini
biasanya ditandai dengan gejala muntah dan
diare.

- Penyakit yang juga dikenal dengan istilah


infeksi usus atau saluran cerna ini umumnya
disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus.
PENYEBAB GASTROENTERIT
IS

Gastroenteritis dapat disebabkan oleh virus, bakteri, parasit, atau konsumsi zat kimia tertentu. Dari
semua penyebab tersebut, penyebab terseringnya adalah infeksi virus.
2 jenis yang paling sering menjadi penyebab adalah:
- Rotavirus. Virus ini sering kali menginfeksi bayi dan anak-anak. Ini terkait dengan kebiasaan anak-
anak yang gemar memasukkan tangan atau benda –yang bisa saja sudah terkontaminasi– ke dalam
mulut.
- Norovirus. Keracunan makanan yang selanjutnya bisa menyebabkan terjadinya gastroenteritis
umumnya disebabkan karena virus yang satu ini.
GEJALA
Gejala utama dari muntaber yaitu diare. Diare terjadi akibat usus besar terinfeksi,
sehingga tidak mampu menahan cairan di perut. Akibatnya, feses pun menjadi encer.

Tidak hanya diare, ada berbagai gejala meliputi:


- sakit perut atau kram perut,
- demam dan tubuh berkeringat,
- mual dan muntah,
- berat badan menurun,
- sulit menahan diri untuk tidak BAB (inkontinensia feses),
- nyeri otot dan sendi
- kulit terasa lembap.
PENGOBATAN
Bila virus yang menjadi penyebab gastroenteritis akan sembuh dengan sendirinya dalam
2–5 hari.

Pengobatan yang terpenting adalah untuk mencegah dehidrasi adalah minum oralit.
Bila sulit untuk minum oralit, dapat diganti dengan minum jus buah atau kuah sup.

Jika penderita gastroenteritis tidak bisa minum atau muntah terus-menerus tiap kali
minum, maka sebaiknya bawa segera ke pusat layanan kesehatan/ rumah sakit terdekat.
Dengan demikian penderita bisa mendapatkan pengganti cairan melalui infus.

Bila gastroenteritis disebabkan oleh bakteri atau parasit, dokter akan memberikan
antibiotik atau anti-parasit untuk mengatasi penyebabnya.
PENCEGAHAN

- Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun setiap kali


sebelum makan
- Memilih makanan yang higienis untuk dikonsumsi
- Pada bayi, gastroenteritis akibat rotavirus dapat dicegah
dengan imunisasi rotavirus
3. HEPATITIS
Hepatitis adalah peradangan pada hati atau liver.
Hepatitis bisa disebabkan oleh infeksi virus, bisa
juga disebabkan oleh kondisi atau penyakit lain,
seperti kebiasaan mengonsumsi alkohol,
penggunaan obat-obatan tertentu, atau penyakit
autoimun. Jika disebabkan oleh infeksi virus,
hepatitis bisa menular.

Penyakit liver yang satu ini dibagi menjadi 5 jenis,


yaitu:
- hepatitis A,
- hepatitis B,
- hepatitis C
- hepatitis D
- hepatitis E
PENYEBAB HEPATITIS
Hepatitis bisa disebabkan oleh beragam kondisi dan penyakit. Namun, penyebab yang paling sering adalah infeksi
virus.

Berikut adalah beberapa jenis hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus:
 Hepatitis A disebabkan oleh infeksi virus hepatitis A (HAV). Hepatitis A ditularkan melalui makanan atau
minuman yang terkontaminasi feses penderita hepatitis A yang mengandung virus hepatitis A.
 Hepatitis B disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B (HBV). Hepatitis B dapat  ditularkan melalui kontak
langsung dengan cairan tubuh penderita hepatitis B. Cairan tubuh yang dapat menjadi sarana penularan
hepatitis B adalah darah, cairan vagina, dan air mani
 Hepatitis C disebabkan oleh infeksi virus hepatitis C (HCV). Hepatitis C juga ditularkan melalui cairan tubuh.
Penularan bisa terjadi saat berhubungan seksual tanpa kondom atau menggunakan jarum suntik bekas
penderita hepatitis C. Jika ibu hamil menderita hepatitis C, bayinya dapat tertular penyakit ini saat melewati
jalan lahir ketika persalinan.
 Hepatitis D disebabkan oleh infeksi virus hepatitis D (HDV). Hepatitis D merupakan jenis hepatitis yang jarang
terjadi, tetapi bisa bersifat serius. Virus hepatitis D tidak bisa berkembang biak di dalam tubuh manusia tanpa
adanya hepatitis B. Hepatitis D ditularkan melalui darah dan cairan tubuh lainnya.
 Hepatitis E disebabkan oleh infeksi virus hepatitis E (HEV). Hepatitis E mudah menular pada lingkungan yang
memiliki sanitasi yang buruk. Salah satunya melalui kontaminasinya pada sumber air.
GEJALA
Pada hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus, gejala hepatitis akan muncul setelah penderita melewati
masa inkubasi. Masa inkubasi tiap jenis virus hepatitis berbeda-beda, yaitu sekitar 2 minggu sampai 6
bulan.

Berikut adalah beberapa gejala umum yang muncul pada penderita hepatitis:
- Mual
- Muntah
- Demam
- Kelelahan
- Feses berwarna pucat
- Urine berwarna gelap
- Nyeri perut
- Nyeri sendi
- Kehilangan nafsu makan
- Penurunan berat badan
- Mata dan kulit berubah menjadi kekuningan atau penyakit kuning
PENGOBATAN
Pengobatan hepatitis akan disesuaikan dengan jenis hepatitis, tingkat keparahan infeksi, serta kondisi pasien.
Hepatitis akibat infeksi virus bisa sembuh dengan sendirinya jika pasien memiliki sistem kekebalan tubuh yang
baik. Pengobatan hepatitis akibat infeksi virus bertujuan untuk mengatasi infeksi, meredakan gejala, dan
mencegah terjadinya komplikasi.
Secara umum, pengobatan yang dilakukan meliputi:
- Pemberian obat interferon Dokter akan memberikan obat interferon untuk menghentikan penyebaran
virus dan mencegahnya kambuh. Obat ini biasanya diberikan melalui infus setiap minggu selama 1 tahun.
- Pemberian obat imunosupresan Untuk mengatasi hepatitis yang disebabkan oleh penyakit autoimun,
dokter dapat memberikan obat imunosupresan, terutama golongan kortikosteroid, seperti prednisone dan
budesonide. Selain itu, pasien penderita hepatitis autoimun juga dapat diberikan azathioprine,
mycophenolate, tacrolimus, dan cyclosporin.
- Pemberian obat antivirus Pada beberapa kondisi, misalnya pada hepatitis B atau hepatitis C yang kronis,
dokter juga bisa memberikan obat antivirus, seperti entecavir, famciclovir, lamivudine,  ritonavir, ribavirin,
atau tenofovir. Obat-obatan ini bisa menghambat pertumbuhan dan perkembangan virus dengan
mekanisme yang berbeda-beda.
- Transplantasi hati
PENCEGAHAN
Anda dapat menurunkan risiko terjadinya hepatitis dengan
melakukan beberapa langkah berikut:

- Cuci tangan secara teratur dengan air dan sabun, terutama setelah


beraktivitas di luar ruangan dan sebelum makan.
- Lakukan hubungan seks yang aman, misalnya dengan
menggunakan kondom dan tidak bergonta-ganti pasangan.
- Hindari berbagi penggunaan barang-barang pribadi, seperti sikat gigi
atau handuk, termasuk juga peralatan makan.
- Jaga daya tahan tubuh dengan mengonsumsi makanan
bergizi, berolahraga secara teratur, dan beristirahat yang cukup.
- Jangan mengonsumsi alkohol dan NAPZA.
- Hindari mengonsumsi makanan yang belum dimasak hingga matang dan
air minum yang tidak terjamin kebersihannya atau belum direbus hingga
mendidih.
- Lakukan vaksinasi hepatitis sesuai jadwal yang diberikan oleh dokter.

Anda mungkin juga menyukai