Anda di halaman 1dari 2

KLASIFIKASI HEPATITIS

1. Hepatitis A
Virus hepatitis A adalah suatu penyakit dengan distrbusi global. Termasuk
klasifikasi virus dengan transmisi secara enterik. Prevalensi infeksi yang ditandai
dengan tingkatan antibody anti-HAV telah diketahui secara universal dan erat
hubungannya dengan standar sanitasi/kesehatan daerah yang bersangkutan . Virus ini
ditemukan dalam tinja.
Seringkali infeksi hepatitis A pada anak-anak tidak menimbulkan gejala,
sedangkan pada orang dewasa menyebabkan gejala mirip flu, rasa lelah, demam,
diare, mual, nyeri perut, mata kuning dan hilangnya nafsu makan. Gejala hilang ssma
sekali setelah 6-12 minggu.
Masa inkubasi 15-50 hari, (rata-rata 30 hari). Penularan terjadi melalui
makanan atau minuman yang terkontaminasi tinja penderita melalui makanan atau
minuman yang terkontaminasi tinja penderita hepatitis A, misalnya makan buah-
buahan atau sayur yang tidak dikelola /dimasak sempurna, makan kerang setengah
matang, minum es batu yang prosesnya terkontaminasi. Faktor lain meliputi: tempat-
tempat penitipan/perawatan bayi atau batita, bepergian ke negara berkembang,
perilaku seks oral-anal,pemakain jarum bersama pada IDU ( injecting drug user).
Saat ini sudah ada vaksin hepatitis A yang memberikan kekebalan selama 4
minggu setelah suntikan pertama. Vaksin hepatitis A yang tersedia saat ini adalah
vaksin hidup yang dilemahkan (live attenuated).

2. Hepatitis B
Manifetasi infeksi hepatitis B adalah peradangan kronik pada hati. Infeksi
virus hepatitis B (VHB) masih merupakan masalah yang besar di Indonesia karena
prevalensi yang tinggi dan komplikasinya. Virus hepatitis B termasuk yang paling
sering ditemui.Masa inkubasi berkisar 15-180 hari(rata-rata 60-90 hari).
Gejala hepatitis B adalah lemah, lesu, sakit otot, mual dan muntah, kadang-
kadang timbul gejala flu, faringitis, batuk , fotofobia, kurang nafsu makan, mata dan
kulit kuning yang didahului dengan urin berwarna gelap. Gatal-gatal di kulit, biasanya
ringan dan sementara. Jarang ditemukan demam. Pada sebagian kecil gejala dapat
menjadi berat dan terjadi fulminan hepatitis yang mengakibatkan kematian.
Untuk mencegah penularan hepatitis B adalah dengan imunisasi hepatitis B
terhadap bayi yang baru lahir, menghindari hubungan badan dengan orang yang
terinfeksi, hindari penyalahgunaan obat dan pemakaian bersama jarum suntik.
Menghindari pemakaian bersama sikat gigi atau alat cukur, dan memastikan alat suci
hama bila ingin bertato melubangi telinga atau tusuk jarum.

3. Hepatitis C
Hepatitis C adalah penyakit infeksi yang bisa tak terdeteksi pada seseorang
seseorang selama puluhan tahun dan perlahan-lahan pasti merusak organ hati. Di
Indonesia prevalensi infeksi virus hepatitis C ditemukan sangat bervariasi, mengingat
geografis yang sangat luas. Masa inkubasi hepatitis C umumnya sekitar 6-8 minggu
(berkisar antara 2- 26 minggu) pada beberapa pasien yang menunjukkan gejala
malaise dan jaundice dialami oleh sekitar 20-40% pasien.
Orang-orang yang menderita penyakit hepatitis C tidak menyadari bahwa
dirinya mengidap penyakit ini, karena memang tidak ada gejala-gejala khusus. Gejala
yang biasa dirasakan antara lain demam, rasa lelah, muntah, sakit kepala, sakit perut
atau hilangnya selera makan.

4. Hepatitis D
Virus hepatitis D(HDV) atau virus delta adalah virus yang unik, yakni virus
RNA yang tidak lengkap, memerlukan keberadaan virus hepatitis B untuk ekspresi
dan patogenitasnya, tetapi tidak untuk replikasinya. Hepatitis D hanya terjadi di
kalangan orang-orang yang terinfeksi virus hepatitis B. Penularan membutuhkan
kontak dengan darah menular. Populasi yang berisiko mencakup penyalahgunaan obat
intravena,transfusi darah dan pria yang berhubungan seks sesama jenis.
Masa inkubasi hepatitis akut D sekitar 3-7 minggu. Keluhan pada masa
preikterik biasanya merasa lemah, tak suka makan, mual, keluhan-keluhan seperti flu.
Fase ikterus ditandai dengan feses pucat, urine berwarna gelap dan bilirubin serum
meningkat. Keluhan kelemahan umum dan mual dapat bertahan lama bahkan pada
fase penyembuhan. Gejala penyakit hepatitis D bervariasi, dapat muncul sebagai
gejala yang ringan(ko-infeksi) atau sangat progresif.

5. Hepatitis E
Diagnosis ditegakkan dengan ditemukannya antibody terhadap VHE atau
RNA VHE di serum atau feses penderita. Antibodi yang bisa dideteksi saat ini
mencakup IgM, IgG, dan IgAHEV. RNA terdapat dalam serum dan tinja selama fase
akut. Hepatitis sporadik sering terjadi pada anak dan dewasa muda di negara sedang
berkembang. Penyakit ini epidemi dengan sumber penularan melalui air.
Masa inkubasi Hepatitis E berkisar antara 15 - 64 hari, dengan rerata masa
inkubasi bervariasi antara 26 - 42 hari pada kondisi KLB yang berbeda.
Gejala yang mungkin muncul pada Hepatitis E akut tidak berbeda dengan
Hepatitis akut lainnya, yaitu lemas, penurunan nafsu makan, demam, nyeri perut,
mual, muntah, dan kuning. Bila dibandingkan dengan Hepatitis A, Hepatitis E akut
cenderung lebih parah secara klinis, dengan risiko koagulopati dan kolestasis terjadi
pada kurang lebih 50% penderita.

Anda mungkin juga menyukai