Anda di halaman 1dari 17

Kecemasan

Kelompok 5

DOSEN PENGAMPU :
Hj. WAHYU ENDANG SETYOWATI, S.KM., M.Kep.
Ns. BETIE FEBRIANA, S.Kep., M.Kep.
Ns. Hj. DWI HEPPY ROCHMAWATI, M.Kep., Sp.Kep.J
Ns. WIGYO SUSANTO, M.Kep.

@reallygreatsite
anggota kelompok
Dhesyana affita 40902000020
Dina Astuti Ariani 40902000021
Intan Savitri 40902000040
Izabela Ayu Pasya 40902000042
Karisa Safitri 40902000044
Mentari Nilam Anggraini 40902000052
Amrina Rosyada 40902000055
Siti Munawarah 40902000085
Ulinnuha Nur Riza 40902000091
Lia Septianingrum 40902000095
Lutfa Syamratul Mufida 40902000098
definisi

Kecemasan atau ansietas adalah perasaan tidak nyaman atau khawatir yang samar disertai
respons otonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui individu); perasaan takut
disebabkan yang oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan yang
memperingatkan individu akan adanya bahaya dan memampukan individu untuk bertindak
menghadapi ancaman.
Tipe dan Jenis

1. Ansietas ringan
a.Berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan sehari-hari.
b.Lapang persepsi meluas/melebar dan individu berhati-hati serta waspada.
c.Individu terdorong untuk belajar yang akan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas.

Respon Ansietas Ringan


a.Fisiologis Kadang nafas pendek, nadi dan TD naik, gejala ringan pada lambung, muka berkerut dan bibir bergetar.
b.Kognitif Lapang persepsi meluas/melebar, mampu menerima rangsangan yang kompleks, konsentrasi pada masalah,
menyelesaikan masalah secara efektif.
c.Perilaku dan Emosi Tidak dapat duduk tenang, tremor halus pada tangan, suara kadang meninggi.
Tipe dan Jenis
2. Ansietas sedang
Pada tingkat ini lapang pandang terhadap linngkungan menurun, individu lebih memfokuskan pada hal penting
saat itu dn mengesampingkan hal lain. Respon Ansietas Sedang
a. Fisiologis
Sering nafas pendek, nadi dan TD naik, mulut kering, anoreksia, diare/konstipasi, gelisah
b. Kognitif
· Lapang persepsi menyempit
· Rangsang luar tidak mampu diterima
· Berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya saja
c.Prilaku dan emosi
· Gerakan tersentak-sentak (meremas tangan)
· Bicara banyak & lebih cepat
· Susah tidur
· Perasaan tidak aman
Tipe dan Jenis
3. Ansietas berat
Pada tingkat ini lapang persepsi menjadi sangat sempit, individu cenderung memikirkan hal yang kecil saja dan
mengabaikan hal yang lain. Individu tidak mampu berpikir berat lagi dan membutuhkan banyak pengarahan/
tuntunan.

Respon Ansietas Berat


a. Fisiologis
Nafas pendek, nadi dan TD naik, berkeringat dan sakit kepala, penglihatan kabur, ketegangan.
b. Kognitif
· Lapang persepsi sangat sempit
· Tidak mampu menyelesaikan masalah
c. Perilaku dan emosi
· Perasaan ancaman tinggi
· Verbalisasi cepat
· Blocking
Tipe dan Jenis
4. Panik
Terganggu sehingga individu sudah tidak dapat mengendalikan diri lagi dan tidak dapat melakukan apa-apa
walaupun sudah diberi pengarahan/ tuntunan Respon Ansietas Panik
a.Fisiologis
Nafas pendek, rasa tercekik dan palpitasi, sakit dada, pucat, hipotensi, koordinasi motorik rendah.
b.Kognitif
· Lapang pandang persepsi sangat sempit
· Tidak dapat berpikir logis
c.Perilaku dan emosi
· Agitasi mengamuk dan marah
· Ketakutan dan berteriak-teriak, blocking
· Kehilangan diri kendali/ kontrol diri
· Persepsi kacau
tanda dan gejala
Mayor Minor

Subjektif: Subjektif:
1. Mengeluh sakit kepala 1. Mengeluh takut
2. Mengeluh tidak nafsu makan 2. Mengeluh cepat lelah
3. Merasa lemas da khawatir 3. Merasa tidak berdaya

Objektif: Objektif:
1. Gelisah 1. Gemetar
2. Tampak tegang 2. Menangis
3. Sulit tidur dan tidak lelap 3. Aktivitas sehari-hari terbengkalai
4. Gangguan pencernaan 4. Sulit konsentrasi
Proses terjadinya ansietas

Faktor Presipitasi (pencetus)


  Faktor Predisposisi (penyebab)

Biologis 1.  Riwayat keluarga dengan ansietas 1.  Penyakit


1.  Kehilangan perhatian dimasa anak-anak 1. Ancaman harga diri, identitas diri
Psikologis 2. HDR 2. Ancaman kehilangan orang yang berarti
3. Trauma masa pertumbuhan 3. Perceraian


1. Kemampuan komunikasi kurang
Sosial 2.Tidak adekuatnya hubungan interpersonal pada 1. Perubahan status pekerjaan, fungsi dan
budaya masa anak-anak peran, lingkungan, sosial
pohon masalah

harga diri rendah situasional

Ansietas

koping individu tidak efektif


pengkajian

obsrvasi

1.Tanyakan apa yang dirasakan


2.Tanyakan penyebab ansietas 1. Observasi perilaku pasien
3.Tanyakan yang dirasakan saat ansietas

4.Tanyakan situasi pencetus ansietas


5.Tanyakan apa yang dilakukan saat ansietas Identifikasi tingkat ansietas
6.Tanyakan bagaimana hasilnya
7.Tanyakan akibat perilaku cemasnya
diagnosa

Ansietas
(ringan/sedang/berat/panik)
tindakan keperawatan

Tujuan tindakan keperawatan untuk pasien:


1. Kognitif, klien mampu:
a. Mengenali pengertia, penyebab, tanda dan gejala, dan akibat ansietas
b. Mengetahui cara mengatasi ansietas

2. Psikomotor, klien mampu mengatasi ansietas dengan:


a. Latihan distraksi
b. Relaksasi tarik nafas dalam
c. Hipnotis lima jari
d. Cara spiritual
e. Patuh minum obat
3. Afektif, klien mampu:
a. Merasakan manfaat latihan yang dilakukan
b. Membedakan perasaan sebelum dan sesudah latihan
strategi pelaksanaan (SP)
SP1 (pasien) kajian tentang ansietas dan mengajarkan cara SP2 (pasiean): evaluasi asesmen ansietas yang sebelumnya,
merelaksasi kegunaan relaksasi dan latihan lima jari (hypnosis) dan
1.Menjalin hubungan untuk percaya satu sama lain aktivitas pemenuhan jiwa atau spiritual
a)Memberikan salam penuh hangat, mempersilahkan perawat untuk
mengenalkan diri, menyebutkan nama klient sesuai dengan panggilan 1.Turut menguatkan rasa percaya yang dimiliki klient ansietas dan
yang disukainya. kesanggupan
b)Menerangkan maksud menjalin hubungan mengajarkan dalam a)Memberi sapaan serta memotivasinya
mengontrol ansietas agar penyembuhan bisa bertahap dengan baik b)Kembali mengkaji mengontrol relaksasi
2.Menyepakati dalam keterikatan menentukan waktu, tempat dan 2.Membuat kontrak: latihan mengontrol ansietas
tema (inform consent) 3.Hypnosis atau latihan mengontrol kelima jarinya serta melakukan
3.Menangani klient mengidentifikasi ansietas: aktivitas pemenuhan jiwa spiritual
a)Mampu menilai dan mengungkapkan perasaan yang dialami.
b)Mengenal apa penyebab ansietas
c) Memahami dan menyadari akibat ansietas yang dialami
4.Latih relaksasi, dengan:
a)Teknik tarik napas dalam
b)Mengendurkan dan mengerutkan otot-otot
strategi pelaksanaan (SP)
SP1 pada keluarga diskusikan hal terkait pasien dan cara SP 2 keluarga : memonitoring dan mengevaluasi hasil peran keluarga
merawatnya atau pihak orang terdekat dalam merawat pasien
1.Menjalin hubungan rasa percaya satu sama lain 1.Mempertahankan bentuk keyakinan kepada pihak terdekat yaitu:
a)Memberikan salam hangat, perkenalkan diri memberi salam hangat, mengkonfirmasi kondisi pasien dan
b)Menerangkan maksud dari interaksi dengan: mendiskusikan apa bagaimana keterlibatan keluarga dalam merawat
yang dialami penderita terkait ansietas dan bagaimana tahapan yang
baik dalam merawat penderita. 2.Menyepakati keterikatan kontrak dengan topic training bagaimana
2.Menyepakati terikatnya (inform consent) beberapa merawat yang lain serta monitoring
pertemuan dengan topic melatih bagaimana langkah dalam
merawat ansietas 3.Meminta keluarga mendampingi saat perawat melatih hipnotis lima
3.Bantu keluarga memahami ansietas: jari penderita dan melakukan aktivitas pemenuhan jiwa spiritual
a)Memberikan penjelasan ansietas, proses terjadi, penyebab, tanda
serta gejala, dan akibatnya 4.Diskusikan pada pihak terdekat tentang monitoring serta hal yang
b)Menjelaskan cara merawat ansietas pasien : bersikap positif misal harus keluarga lakukan terhadap keadaan penderita yang perlu
tidak membebani sesuatu pada pasien (stressor), memotivasi untuk ditangani seperti (tanda fisik meningkat, semakin sempit sudut
melakukan relaksasi seperti yang telah dilatih pandangnya, dan tidak mampu menerima informasi,) dan cara
c)Ikut sertakan keluarga saat latihan relaksasi pasien dan meminta merujuk penderita
memotivasinya
evaluasi

1.Penurunan tanda dan gejala.


2.Peningkatan kemampuan klien mengatasi ansietas.
3.Peningkatan kemampuan keluarga dalam merawat klien dengan ansietas.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai