Anda di halaman 1dari 154

Diagnosis

Ansietas D.0080

Kategori: Psikologis

Subkategori: Integritas Ego

 Definisi
Kondisi emosi dan pengalaman subyektif terhadap objek yang tidak jelas dan
spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan
tindakan untuk menghadapi ancaman.
 Penyebab.
1. Krisis situasional.
2. Kebutuhan tidak terpenuhi.
3. Krisis maturasional.
4. Ancaman terhadap konsep diri.
5. Ancaman terhadap kematian.
6. Kekhawatiran mengalami kegagalan.
7. Disfungsi sistem keluarga.
8. Hubungan orang tua-anak tidak memuaskan.
9. Faktor keturunan (temperamen mudah teragitasi sejak lahir)
10. Penyalahgunaan zat.
11. Terpapar bahaya lingkungan (mis. toksin, polutan, dan lain-lain).
12. Kurang terpapar informasi.
 Gejala dan Tanda Mayor.
A. Subjektif.
1. Merasa bingung.
2. Merasa khawatir dengan akibat.
3. Sulit berkonsenstrasi.
B. Objektif.
1. Tampak gelisah.
2. Tampak tegang.
3. Sulit tidur
 Gejala dan Tanda Minor.
A. Subjektif.
1. Mengeluh pusing.
2. Anoreksia.
3. Palpitasi.
4. Merasa tidak berdaya.
B. Objektif.
1. Frekuensi napas meningkat.
2. Frekuensi nadi meningkat.
3. Tekanan darah meningkat.
4. Diaforesis.
5. Tremos.
6. Muka tampak pucat.
7. Suara bergetar.
8. Kontak mata buruk.
9. Sering berkemih.
10. Berorientasi pada masa lalu.
 Kondisi Klinis Terkait.
1. PenyakitKronis.
2. Penyakit akut
3. Hospitalisasi
4. Rencana opersai
5. Kondisi diagnosis penyakit belum jelas
6. Penyakit neurologis
7. Tahap tumbuh kembang
Intervensi
Ansietas I.09314

1. Reduksi Ansietas
 Definisi
Meminimalkan kondisi individu dan pengalaman subyektif terhadap objek
yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan
individu melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman.
 Tindakan
A. Observasi
1. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis. Kondisi, waktu, stresor)
2. Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
3. Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonverbal)
B. Terapeutik
1. Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
2. Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika memungkinkan
3. Pahami situasi yang membuat ansietas
4. Dengarkan dengan penuh perhatian
5. Gunakan pendekatan yang tenang dan menyakinkan
6. Tempatkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan
7. Motivasi mengidentifiksi situasi yang memicu kecemasan
8. Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan datang
C. Edukasi
1. Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami
2. Informasikan secara faktual mengenai diagnosis, pengobatan, dan
prognosis
3. Anjurkan keluarga untuk tetap berrsama pasien, jika perlu
4. Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif, sesuai kebutuhan
5. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
6. Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
7. Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
8. Latih teknik relaksasi
D. Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat antiansetas, jika perlu
2. Terapi Relaksasi I.09326
 Definisi
Menggunakan teknik peregangan untuk mengurangi tanda dan gejala
ketidaknyamanan seperti nyeri, ketegangan otot, atau kecemasan.
 Tindakan
A. Observasi
1. Identifikasi penurunan tingkat energi, ketidakmampuan berkonsentrasi,
atau gejala lain yang menggangu kemampuan kognitif
2. Identifikasi teknik relakasi yang pernah efektif digunakan
3. Identifikasi kesediaan, kemampuan, dan penggunaan teknik
sebelumnya
4. Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan darah, dan suhu
sebelum dan sesudah latihan
5. Monitor respons terhadap terapi relaksasi
B. Terapeutik
1. Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan
pencahayaan dan suhu ruang nyaman, jika memungkinkan
2. Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan prosedur teknik
relaksasi
3. Gunakan pakaian longgar
4. Gunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan berirama
5. Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang dengan analgetik atau
tindakan medis lain, jika sesuai
C. Edukasi
1. Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan jenis relaksasi yang tersedia
(mis. Musik, meditasi, napas dalam, relaksasi otot progresif)
2. Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih
3. Anjurkan mengambil posisi nyaman
4. Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi
5. Anjurkan sering mengulangi atau melatih teknik yang dipilih
6. Demonstrasi dan latih teknik relaksasi (mis. Napas dalam, peregangan,
atau imajinasi terbimbing)
Intervensi Pendukung

1. Biblioterapi I.09254
 Definisi
Menggunakan literatur unuk mengekspresikan perasaan, menyelesaikan
masalah secara aktif, meningkatkan kemampuan koping atau pengetahuan.
 Tindakan
A. Observasi
1. Identifikasi kebutuhan emosional, kognitif, perkembangan, dan
situasional
2. Identifikasi kemampuan membaca
B. Terapeutik
1. Tetapkan tujuan terapi (mis. Perubahan emosi, pengembangan
kepribadian, pembelajaran perilak baru)
2. Pilih literatur (cerita, puisi, esai, artikel, buku, atau novel) berdasarkan
kemampuan membaca, atau sesuai situasi/perasaan yang dialami
3. Gunakan gambar dan iustrasi
4. Diskusikan perasaan yang diungkapkan oleh karakter
5. Diskusikan untuk membandingkan citra, karakter, situasi konsep dalam
literatur dengan situasi yang dialami
6. Fasiitasi mengenali situasi dalam literatur untuk melakukan perubahan
perilaku
7. Lanjutkan sesi membaca dengan sesi bermain individu maupun
kelompok
8. Berikan waktu jeda beberapa menit agar pasien dapat merefleksikan
materi bacaanya.
C. Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur biblioterapi
2. Anjurkan membaca dengan suara yang dapat didengar, jika perlu
3. Anjurkan membaca ulang
D. Kolaborasi
1. Konsultasikan dengan pustakawan untuk penelusuran buku/literatur
yang tepat
Diagnosis
Berduka D.0081

Kategori: Psikologis

Subkategori: Integritas Ego

 Definisi
Respon psikososial yang ditunjukan oleh klien akibat kehilangan (orang,
objek, fungsi, status, bagian tubuh atau hubungan).
 Penyebab.
1. Kematian keluarga atau orang yang berarti.
2. Antisipasi kematian keluarga atau orang yang berarti.
3. Kehilangan (objek, pekerjaan, fungsi, status, bagian tubuh, hubungan
sosial).
4. Antisisipasi kehilanagan (objek, pekerjaan, fungsi status, bagian tubuh,
hubungan sosial).
 Gejala dan Tanda Mayor.
A. Subjektif.
1. Merasa sedih.
2. Merasa bersalah atau menyalahkan orang lain.
3. Tidak menerima kehilangan.
4. Merasa tidak ada harapan.
B. Objektif.
1. menangis.
2. Pola tidur berubah.
3. Tidak mampu berkonsentrasi
 Gejala dan Tanda Minor.
A. Subjektif.
1. Mimpi buruk atau pola mimpi berubah.
2. Merasa tidak berguna.
3. Fobia.
B. Objektif
1. Marah.
2. Tamapk panik.
3. Fungsi imunitas Terganggu.
 Kondisi Klinis Terkait
1. Kematian anggota keluarga atau orang terdekat.
2. Amputasi.
3. Cedera medula spinalis.
4. Kondisi kehilangan perinatal.
5. Penyakit terminal(mis. kanker).
6. Putus hubungan kerja.
Intervensi
Berduka I.09274

1. Dukungan Proses Berduka


 Definisi
Memfasilitasi menyelesaikan proses berduka terhadap kehilangan yang
bermakna
 Tindakan
A. Observasi
1. Identifikasi kehilangan yang dihadapi
2. Identifikasi proses berduka yang dialami
3. Identifikasi sifat keterikatan pada benda yang hilang atau orang yang
meninggal
4. Identifikasi reaksi awal terhadap kehilangan
B. Terapeutik
1. Tunjukan sikap menerima dan empati
2. Motivasi agar mau mengungkapkan perasaan kehilangan
3. Motivasi untuk menguatkan dukungan keluarga atau orang terdekat
4. Fasilitasi melakukan kebiasaan sesuai dengan budaya, agama dan
norma sosial
5. Fasilitasi mengekspresikan perasaan dengan cara yang nyaman (mis.
Membaca buku, menulis, menggambar atau bermain)
6. Diskusikan strategi koping yang dapat digunakan
C. Edukasi
1. Jelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa sikap mengingkari,
marah, tawar menawar, sepresi dan menerima adalah wajar dalam
menghadapi kehilangan
2. Anjurkan mengidentifikasi ketakutan terbesar pada kehilangan
3. Anjurkan mengekspresikan perasaan tentang kehilangan
4. Ajarkan melewati proses berduka secara bertahap
2. Dukungan Emosional I.09256
 Definisi
Memfasilitasi penerimaan kondisi emosional selama masa stres
 Tindakan
A. Observasi
1. Identifikasi fungsi marah, frustasi, dan amuk bagi pasien
2. Identifikasi hal yang telah memicu emosi
B. Terapeutik
1. Fasilitasi menungkapkan perasaan cemas, marah, atau sedih
2. Buat pernyataan suportif atau empati selama fase berduka
3. Lakukan sentuhan untuk memberikan dukungan (mis. Merangkul,
menepuk-nepuk)
4. Tetap bersama pasien dan pastikan keamanan selama ansietas, jika
perlu
5. Kurangi tuntutan berpikir saat sakit atau lelah
C. Edukasi
1. Jelaskan konsekuensi tidak menghadapi rasa bersalah dan malu
2. Anjurkan mengungkapkan perasaan yang dialami (mis. Ansietas,
marah, sedih)
3. Anjurkan mengungkapkan pengalaman emosional sebelumnya dan
pola respons yang biasa digunakan
4. Ajarkan penggunaan mekanisme petahanan yang tepat
D. Kolaborasi
1. Rujuk untuk konseling, jika perlu
Intervensi Pendukung

1. Promosi Koping 1.09312


 Definisi
Meningkatkan upaya kognitif dan perilaku untuk menilai dan merespon stresor
dan/atau kemampuan menggunakan sumber-sumber yang ada.
 Tindakan
A. Observasi
1. Identifikasi kegiatan jangka pendek dan panjang sesuai tujuan
2. Identifikasi kemampuan yang dimiliki
3. Identifikasi sumber daya yang tersedia untuk memenuhi tujuan
4. Identifikasi pemahaman proses penyakit
5. Identifikasi dampak situasi terhadap peran dan hubungan
6. Identifikasi metode penyelesaian masalah
7. Identifikasi kebutuhan dan keinginan terhadap dukungan sosial
B. Terapeutik
1. Diskusikan perubahan peran yang dialami
2. Gunakan pendekatan yang tenang dan menyakinkan
3. Diskusikan alasan mengkritik diri sendiri
4. Diskusikan untuk megklarifikasi kesalahpahaman dan mengevaluasi
perilaku sendiri
5. Diskusikan kosekuensi tidak menggunakan rasa bersalah dan rasa
malu
6. Diskusikan risiko yang menimbulkan bahaya pada diri sendiri
7. Fasilitasi dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan
8. Berikan pilihan realistis mengenai aspek-aspek tertentu dalam
perawatan
9. Motivasi untuk menentukan harapan yang realistis
10. Tinjau kembali kemampuan dalam pengambilan keputusan
11. Hindari mengambil keputusan saat pasien berada dibawah tekanan
12. Motivasi terlibat dalam kegiatan sosial
13. Motivasi mengidentifikasi sistem pendukung yang tersedia
14. Dampingi saat berduka (mis. Penyakit kronis,kecacatan)
15. Perkenalkan dengan orang atau kelompok yang berhasil mengalami
pengalaman sama
16. Dukung penggunaan mekanisme pertahanan yang tepat
17. Kurangi rangsangan lingkungan yang mengancam
C. Edukasi
1. Anjurkan menjalin hubungan yang memiliki kepentingan dan tujuan
sama
2. Anjurkan penggunaan sumber spiritual,jika perlu
3. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
4. Anjurkan keluarga terlibat
5. Anjurkan membuat tujuan yang lebih spesifik
6. Ajarkan cara memecahkan masalah secara konstruktif
7. Latih penggunaan teknik relaksasi
8. Latih keterampilan sosial,sesuai kebutuhan
9. Latih mengembangkan penilaian obyektif
Diagnosis
Distres Spiritual D.0003

Kategori: Psikologis

Subkategori: Integritas Ego

 Definisi :
Gangguan pada keyakinan atau sistem nilai berupa kesulitan merasakan
makna dan tujuan hidup melalui hubungan dengan diri, orang lain, lingkungan
atau tuhan.
 Penyebab.
1. Menjelang ajal.
2. Kondisi penyakit kronis.
3. Kematian orang terdekat.
4. Perubahan pola hidup.
5. Kesepian.
6. Pengasingan diri.
7. Pengasian sosial.
8. Gangguan sosio-kultural.
9. Peningkatan ketergantungan pada orang lain.
10. Kejadian hidup yang tidak diharapkan.
 Gejala dan Tanda Mayor.
A. Subjekif.
1. Menyatakan hidupnya tidak/kurang bermakna.
2. Mengeluh tidak dapat menerima (kurang pasrah).
3. Merasa bersalah.
4. Merasa terasing.
5. Menytakan telah diabaikan
B. Objektif.
1. Menolak berinteraksi dengan orang terdekat/pemimpin spiritual.
2. Tidak mampu berkreativitas (mis. menyanyi, mendengarkan musik,
menulis).
3. Koping tidak efektif.
4. Tidak berminat pada alam/teratur spititual.
 Kondisi Klinis Terkait.
1. Penyakit kronis (mis. rheumatoid, sklerosis multipel).
2. Penyakit terminal (mis. kanker).
3. Retardasi mental.
4. Kehiangan bagian tubuh.
5. Sudden infant death syndrome (SIDS).
6. Kelahiran mati, kematian janin, keguguran.
7. Kemandulan.
8. Gangguan psikiatrik.
Intervensi

Distres Spiritual I.09276

1. Dukungan Spiritual
 Definisi
Memfasilitasi peningkatan perasaan seimbang dan terhubung dengan
kekuatan yang lebih besar
 Tindakan
A. Observasi
1. Identifikasi perasaan khawatir, kesepian dan ketidakberdayaan
2. Identifikasi pandangan tentang hubungan antara spiritual dan
kesehatan
3. Identifikasi harapan dan kekuatan pasien
4. Identifikasi ketaatan dalam beragama
B. Terapeutik
1. Berikan kesempatan mengekspresikan perasaan tentang penyakit dan
kematian
2. Berikan kesempatan mengekspresikan dan meredakan marah secara
tepat
3. Yakinkan bahwa perawat bersedia mendukung selama masa
ketidakberdayaan
4. Sediakan privasi dan waktu tenang untuk aktivitas spiritual
5. Diskusiakan keyakinan tentang makna dan tujuan hidup, jika perlu
6. Fasilitasi melakukan kegiatan ibadah
C. Edukasi
1. Anjurkan berinteraksi dengan keluarga, teman, dan/orang lain
2. Anjukan berpartisipasi dalam kelompok pendukung
3. Ajarkan metode relaksasi, meditasi, dan imajinasi terbimbing
D. Kolaborasi
1. Atur kunjungan dengan rohaniawan (mis. Ustadz, pendeta, romo,
biksu)
2.Promosi Koping 1.09312

 Definisi
Meningkatkan upaya kognitif dan perilaku untuk menilai dan merespon stresor
dan/atau kemampuan menggunakan sumber-sumber yang ada.
 Tindakan
A. Observasi
1. Identifikasi kegiatan jangka pendek dan panjang sesuai tujuan
2. Identifikasi kemampuan yang dimiliki
3. Identifikasi sumber daya yang tersedia untuk memenuhi tujuan
4. Identifikasi pemahaman proses penyakit
5. Identifikasi dampak situasi terhadap peran dan hubungan
6. Identifikasi metode penyelesaian masalah
7. Identifikasi kebutuhan dan keinginan terhadap dukungan sosial
B. Terapeutik
1. Diskusikan perubahan peran yang dialami
2. Gunakan pendekatan yang tenang dan menyakinkan
3. Diskusikan alasan mengkritik diri sendiri
4. Diskusikan untuk megklarifikasi kesalahpahaman dan mengevaluasi
perilaku sendiri
5. Diskusikan kosekuensi tidak menggunakan rasa bersalah dan rasa
malu
6. Diskusikan risiko yang menimbulkan bahaya pada diri sendiri
7. Fasilitasi dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan
8. Berikan pilihan realistis mengenai aspek-aspek tertentu dalam
perawatan
9. Motivasi untuk menentukan harapan yang realistis
10. Tinjau kembali kemampuan dalam pengambilan keputusan
11. Hindari mengambil keputusan saat pasien berada dibawah tekanan
12. Motivasi terlibat dalam kegiatan sosial
13. Motivasi mengidentifikasi sistem pendukung yang tersedia
14. Dampingi saat berduka (mis. Penyakit kronis,kecacatan)
15. Perkenalkan dengan orang atau kelompok yang berhasil mengalami
pengalaman sama
16. Dukung penggunaan mekanisme pertahanan yang tepat
17. Kurangi rangsangan lingkungan yang mengancam
C. Edukasi
1. Anjurkan menjalin hubungan yang memiliki kepentingan dan tujuan
sama
2. Anjurkan penggunaan sumber spiritual,jika perlu
3. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
4. Anjurkan keluarga terlibat
5. Anjurkan membuat tujuan yang lebih spesifik
6. Ajarkan cara memecahkan masalah secara konstruktif
7. Latih penggunaan teknik relaksasi
8. Latih keterampilan sosial,sesuai kebutuhan
9. Latih mengembangkan penilaian obyektif
Intervensi Pendukung

1. Dukungan Emosional I.09256


 Definisi
Memfasilitasi penerimaan kondisi emosional selama masa stres
 Tindakan
A. Observasi
1. Identifikasi fungsi marah, frustrasi, dan amuk pada pasien
2. Identifikasi hal yang telah memicu emosi
B. Terapeutik
1. Fasilitasi mengungkapkan perasaan cemas, marah, atau sedih
2. Buat pernyataan suportif atau empati selama fase berduka
3. Lakukan sentuhan untuk memberikan dukungan (mis. Merangkul,
menepuk-nepuk)
4. Tetap bersama pasien dan pastikan keamanan selama ansietas, jika
perlu
5. Kurangi tuntutan berpikir saat sakit atau lelah
C. Edukasi
1. Jelaskan konsekuensi tidak menghadapi rasa bersalah dan malu
2. Anjurkan mengungkapkan perasaan yang dialami (mis. Ansietas,
marah, sedih)
3. Anjurkan mengungkapkan pengalaman emosional sebelumnya dan
pola respons yang biasa digunakan
4. Ajarkan penggunaan mekanisme pertahanan yang tepat
D. Kolaborasi
1. Rujuk untuk konseling, jika perlu
Diagnosis
Gangguan Citra Tubuh D.0083

 Definisi
Perubahan presepsi tentang penampilan, struktur dan fungsi fisik individu
 Penyebab
1. Perubahan struktur/bentuk tubuh (mis. amputasi, trauma, luka bakar,
obesitas, jerawat)
2. Perubahan fungsi tubuh (mis. proses penyaakit, kehamilan, kelumpuhan)
3. Perubahan fungsi kognitif
4. Ketidaksesuain budaya, keyakinan atau sistem nilai
5. Transisi perkembangan
6. Gangguan psikososial
7. Efek tindakan/pengobatan (mis. pembedahan, kemoterapi, terapi radiasi)
 Gejala dan Tanda Mayor
A. Subjektif
1. Mengungkapkan kekacauan/kehilangan bagian tubuh
B. Objektif
1. Kehilangan bagian tubuh
2. Fungsi/struktur tubuh berubah/hilang
 Gejala dan Tanda Minor
A. Subjektif
1. Tidak mau mengungkapkan kecacatan/kehilangan bagian tubuh
2. Mengungkapkan perasaan negatif tentang perubahan tubuh
3. Mengungkapkan kekhawatiran pada penolakan/reaksi orang lain
4. Mengungkapkan perubahan gaya hidup
B. Objektif
1. Menyembunyikan/menunjukan bagian tubuh secara berlebihan
2. Menghindari melihat dan/atau menyentuh bagian tubuh
3. Fokus berlebihan perubahan tubuh
4. Respon nonverbal pada perubahan dan presepsi tubuh
5. Fokus pada penampilan dan kekuatan masa lalu
6. Hubungan sosial berubah
 Kondisi Klinis Terkait
1. Mastektomi
2. Amputasi
3. Jerawat
4. Parut atau luka bakar yang terlihat
5. Obesitas
6. Hiperpigmentasi pada kehamilan
7. Gangguan psikiatrik
8. Program terapi neoplasma
9. Alopecia chemically induced
Intervensi
Gangguan Citra Tubuh I.09305

1. Promosi Citra Tubuh


 Definisi
Meningkatkan perbaikan perubahan persepsi terhadap fisik pasien
 Tindakan
A. Observasi
1. Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap perkembangan
2. Identifikasi budaya, agama, jenis kelamin, dan umur terkait citra tubuh
3. Identifikasi perubahan citra tubuh yang mengakibatkan isolasi sosial
4. Monitor frekuensi pernyataan kritik terhadap diri sendiri
5. Monitor apakah pasien bisa melihat bagian tubuh yang berubah
B. Terapeutik
1. Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya
2. Diskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap harga diri
3. Diskusikan perubahan akibat pubertas, kehamilan, dan penuaan
4. Diskusikan kondisi stres yang mempengarruhi citra tubuh (mis. Luka,
penyakit, pembedahan)
5. Diskusikan cara mengembangkan harapan citra tubuh secara realistis
6. Diskusikan persepsi pasien dan keluarga tentang perubahan citra
tubuh
C. Edukasi
1. Jelaskan kepada keluarga tentang perawatan perubahan citra tubuh
2. Anjurkan mengungkapkan gambaran diri terhadap citra diri
3. Anjurkan menggunakan alat bantu (mis. Pakaian, wig, kosmetik)
4. Anjurkan mengikuti kelompok pendukung (mis. Kelompok sebaya)
5. Latih fungsi tubuh yang dimiliki
6. Latih peningkatan penampilan diri (mis. Berdandan)
7. Latih pengungkapan kemampuan diri kepada orang lain maupun
kelompok
2. Promosi Koping 1.09312
 Definisi
Meningkatkan upaya kognitif dan perilaku untuk menilai dan merespon stresor
dan/atau kemampuan menggunakan sumber-sumber yang ada.
 Tindakan
A. Observasi
1. Identifikasi kegiatan jangka pendek dan panjang sesuai tujuan
2. Identifikasi kemampuan yang dimiliki
3. Identifikasi sumber daya yang tersedia untuk memenuhi tujuan
4. Identifikasi pemahaman proses penyakit
5. Identifikasi dampak situasi terhadap peran dan hubungan
6. Identifikasi metode penyelesaian masalah
7. Identifikasi kebutuhan dan keinginan terhadap dukungan sosial
B. Terapeutik
1. Diskusikan perubahan peran yang dialami
2. Gunakan pendekatan yang tenang dan menyakinkan
3. Diskusikan alasan mengkritik diri sendiri
4. Diskusikan untuk megklarifikasi kesalahpahaman dan mengevaluasi
perilaku sendiri
5. Diskusikan kosekuensi tidak menggunakan rasa bersalah dan rasa
malu
6. Diskusikan risiko yang menimbulkan bahaya pada diri sendiri
7. Fasilitasi dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan
8. Berikan pilihan realistis mengenai aspek-aspek tertentu dalam
perawatan
9. Motivasi untuk menentukan harapan yang realistis
10. Tinjau kembali kemampuan dalam pengambilan keputusan
11. Hindari mengambil keputusan saat pasien berada dibawah tekanan
12. Motivasi terlibat dalam kegiatan sosial
13. Motivasi mengidentifikasi sistem pendukung yang tersedia
14. Dampingi saat berduka (mis. Penyakit kronis,kecacatan)
15. Perkenalkan dengan orang atau kelompok yang berhasil mengalami
pengalaman sama
16. Dukung penggunaan mekanisme pertahanan yang tepat
17. Kurangi rangsangan lingkungan yang mengancam
C. Edukasi
1. Anjurkan menjalin hubungan yang memiliki kepentingan dan tujuan
sama
2. Anjurkan penggunaan sumber spiritual,jika perlu
3. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
4. Anjurkan keluarga terlibat
5. Anjurkan membuat tujuan yang lebih spesifik
6. Ajarkan cara memecahkan masalah secara konstruktif
7. Latih penggunaan teknik relaksasi
8. Latih keterampilan sosial,sesuai kebutuhan
9. Latih mengembangkan penilaian obyektif
Intervensi Pendukung

1. Dukungan Penampilan Peran I.13473


 Definisi
Memfasilitasi pasien dan keluarrga untuk memperbaiki hubungan dengan
mengklarifikasi dan memenuhi perilaku peran tertentu
 Tindakan
A. Observasi
1. Identifikn berbagai peran dan periode transisi sesuai tingkat
perkembangan
2. Identifikasi peran yang ada dalam keluarga
3. Identifikasi adanya peran yang tidak terpenuhi
B. Terapeutik
1. Fasilitasi adaptasi peran keluarga terhadap perubahan peran yang
tidak diinginkan
2. Fasilitasi bermain peran dalam mengantisipasi reaksi orang lain
terhadap perilaku
3. Fasilitasi diskusi perubahan peran anak terhadap bayi baru lahir, jika
perlu
4. Fsilitasi diskusi tentang peran orang tua, jika perlu
5. Fasilitasi diskusi tentang adaptasi peran saat anak meninggalkan
rumah, jika perlu
6. Fasilitasi diskusi harapan dengan kelurga dalam peran timbal balik
C. Edukasi
1. Diskusikan perilaku yang dibutuhkan untuk pengembangan peran
2. Diskusikan perubahan peran yang diperlukan akibat penyakit atau
ketidakmampuan
3. Diskusikan perubahan peran dalam menerima ketergantungan orang
tua
4. Diskusikan strategi positif untuk mengelola perubahan peran
5. Ajarkan perilaku baru yang dibutuhkan oleh pasien/orang tua untuk
memenuhi peran
D. Kolaborasi
1. Rujik dalam kelompok untuk mempelajari peran baru
Diagnosis

Gangguan Identitas Diri D.0084

Kategori: Psikologis

Subkategori: Integritas Ego

 Definisi:

Tidak mampu mempertahankan keutuhan persepsi terhadap identitas diri.

 Penyebab:

1. Gangguan peran sosial

2. Tidak terpenuhinya tugas perkembangan

3. Gangguan neurologis

4. Ketidakadekuatan stimulasi sensori

 Gejala dan Tanda Mayor:

A. Subjektif:

1. Persepsi terhadap diri berubah

2. Bingung dengan nilai-nilai budaya, tujuan hidup, dan/atau niai-nilai


ideal

3. Perasaan yang fluktuatif terhadap diri

B. Objektif:

1. Perilaku tidak konsisten

2. Hubungan yang tda efektif

3. Strategi koping tidak efetif

4. Penampilan peran tidak efetif

 Gejala dan Tanda Minor:

A. Subjektif:

(tidak tersedia)

B. Objektif:

(tidak tersedia)
 Kondisi Klinis Terkait:

1. Gangguan autistik

2. Gangguan orientasi sesual

3. Periode perkembangan remaja


Intervensi Utama

Gangguan Identitas Diri

1. Orientasi Realita 1.09297

 Definisi

Meningkatkan kesadaran terhadap identitas diri, waktu, dan lingkungan.

 Tindakan:

C. Observasi:

- Monitor perubahan orientasi.

- Monitor perubahan kognitif dan perilaku.

D. Terapeutik:

- Perkenalkan nama saat memulai interaksi.

- Orientasikan orang, tempat, dan waktu.

- Hadirkan realita (mis. beri penjelasan alternatif, hidari perdebatan).

- Sediakan lingkungan dan rutinitas secara konsisten.

- Atur stimulus sensorik dan lingkungan (mis. kunjungan, pemandangan,


suara, pencahayaan, bau, dan sentuhan).

- Gunakan simbol dalam mengorientasikan lingkungan.


(mis.tanda,gambar, warna).

- Libatkan dalam terapi kelompok orientasi.

- Berikan waktu istirahat dan waktu yang cukup,sesuai kebutuhan.

- Fasilitasi akses informasi (mis. televisi,surat kabar,radio),jika perlu


edukasi.

E. Edukasi:

- Anjurkan perawatan diri secara mandiri.

- Anjurkan penggunaan alat bantu (mis. kacamata, alat bantu dengar,


gigi palsu).

- Ajarkan keluarga dalam perawatan orientasi realita.

2. Promosi Kesadaran Diri 1.09311


 Definisi:

Meningkatkan pemahaman dan mengesplorasi pikiran, perasaan, motivasi, dan


perilaku.

 Tindakan:

F. Observasi:

- Identifikasi keadaan emosioanal saat ini

- Identifikasi respon yang ditunjukkan berbagai situasi

G. Terapeutik:

- Diskusikan nilai-nilai yang berkontribusi terhadap konsep diri

- Diskusikan tentang pikiran, perilaku atau respons terhadap kondisi

- Diskusikan dampak penyakit pada konsep diri

- Ungkapkan penyangkalan tentang kenyataan

- Motivasi dalam meningkatkan kemampuan belajar

H. Edukasi:

- Anjurkan mengenali pikiran dan perasaan tentang diri

- Anjurkan menyadari bahwa setiap orang unik

- Anjurkan mengungkapkan perasaan (mis.marah atau depresi)

- Anjurkan meminta bantuan orang lain,sesuai kebutuhan

- Anjurkan mengubah pandangan diri sebagai korban

- Anjurkan mengidentifikasi perasaan bersalah

- Anjurkan mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan

- Anjurkan mengevaluasi kembali persepsi negatif tetang diri

- Anjurkan dalam mengekspresikan diri dengan kelompok sebaya

- Anjurkan cara membuat prioritas hidup

- Latih kemampuan positif diri yang dimiliki

3. Promosi Koping 1.09312


 Definisi:

Meningkatkan upaya kognitif dan perilaku untuk menilai dan merespon stresor
dan/atau kemampuan menggunakan sumber-sumber yang ada.

 Tindakan:

I. Observasi:

- Identifikasi kegiatan jangka pendek dan panjang sesuai tujuan

- Identifikasi kemampuan yang dimiliki

- Identifikasi sumber daya yang tersedia untuk memenuhi tujuan

- Identifikasi pemahaman proses penyakit

- Identifikasi dampak situasi terhadap peran dan hubungan

- Identifikasi metode penyelesaian masalah

- Identifikasi kebutuhan dan keinginan terhadap dukungan sosial

J. Terapeutik:

- Diskusikan perubahan peran yang dialami

- Gunakan pendekatan yang tenang dan menyakinkan

- Diskusikan alasan mengkritik diri sendiri

- Diskusikan untuk megklarifikasi kesalahpahaman dan


mengevaluasi perilaku sendiri

- Diskusikan kosekuensi tidak menggunakan rasa bersalah dan rasa


malu

- Diskusikan risiko yang menimbulkan bahaya pada diri sendiri

- Fasilitasi dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan

- Berikan pilihan realistis mengenai aspek-aspek tertentu dalam


perawatan

- Motivasi untuk menentukan harapan yang realistis

- Tinjau kembali kemampuan dalam pengambilan keputusan

- Hindari mengambil keputusan saat pasien berada dibawah tekanan

- Motivasi terlibat dalam kegiatan sosial

- Motivasi mengidentifikasi sistem pendukung yang tersedia


- Dampingi saat berduka (mis. Penyakit kronis,kecacatan)

- Perkenalkan dengan orang atau kelompok yang berhasil


mengalami pengalaman sama

- Dukung penggunaan mekanisme pertahanan yang tepat

- Kurangi rangsangan lingkungan yang mengancam

K. Edukasi:

- Anjurkan menjalin hubungan yang memiliki kepentingan dan tujuan


sama

- Anjurkan penggunaan sumber spiritual,jika perlu

- Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi

- Anjurkan keluarga terlibat

- Anjurkan membuat tujuan yang lebih spesifik

- Ajarkan cara memecahkan masalah secara konstruktif

- Latih penggunaan teknik relaksasi

- Latih keterampilan sosial,sesuai kebutuhan

- Latih mengembangkan penilaian obyektif

INTERVENSI PENDUKUNG:

Biblioterapi 1.09254
 Definisi:

Menggunakan literatur unuk mengekspresikan perasaan, menyelesaikan masalah


secara aktif, meningkatkan kemampuan koping atau pengetahuan.

 Tindakan:

L. Observasi:

- Identifikasi kebutuhan emosional, kognitif, perkembangan, dan


situasional

- Identifikasi kemampuan membaca

M. Terapeutik:

- Tetapkan tujuan terapi (mis. Perubahan emosi, pengembangan


kepribadian, pembelajaran perilak baru)

- Pilih literatur (cerita, puisi, esai, artikel, buku, atau novel)


berdasarkan kemampuan membaca, atau sesuai situasi/perasaan
yang dialami

- Gunakan gambar dan iustrasi

- Diskusikan perasaan yang diungkapkan oleh karakter

- Diskusikan untuk membandingkan citra, karakter, situasi konsep


dalam literatur dengan situasi yang dialami

- Fasiitasi mengenali situasi dalam literatur untuk melakukan


perubahan perilaku

- Lanjutkan sesi membaca dengan sesi bermain individu maupun


kelompok

- Berikan waktu jeda beberapa menit agar pasien dapat


merefleksikan materi bacaanya.

N. Edukasi:

- Jelaskan tujuan dan prosedur biblioterapi

- Anjurkan membaca dengan suara yang dapat didengar, jika perlu

- Anjurkan membaca ulang

O. Kolaborasi
- Konsultasikan dengan pustakawan untuk penelusuran buku/literatur
yang tepat
DIAGNOSIS:

Gangguan Persepsi Sensori D.0085

Kategori: Psikologis

Subkategori: Integritas Ego

 Definisi:

Perubahan persepsi terhadap stimulus baik internal maupun eksternal yang disertai
dengan respon yang berkurang,berlebihan atau terdistorsi.

 Penyebab:

1. Gangguan pengliatan

2. Gangguan pendengaran

3. Gangguan penghiduan

4. Gangguan peradaban

5. Hipoksia serebral

6. Penyalahgunaan zat

7. Usia lanjut

8. Pemajanan toksin lingkungan

 Gejala dan Tanda Mayor:

P. Subjektif:

1. Mendengar suara bisikan atau melihat bayangan

2. Merasakan sesuatu melalui indera perabaan, penciuman,


perabaan, atau pengecapan

Q. Objektif:

1. Distorsi sensori
2. Respos tidak sesuai

3. Bersikap seolah melihat, mendengar, mengecap, meraba, atau


mencium sesuatu.

 Gejala dan Tanda Minor:

R. Subjektif:

1. Menyatakan kesal

S. Objektif:

1. Menyendiri

2. Melamun

3. Konsentrasi buruk

4. Disoriensi waktu, tempat, orang, atau situasi

5. Curiga

6. Melihat ke satu arah

7. Mondar-mandir

8. Bicara sendiri

 Kondisi Klinis Terkait:

1. Glaukoma

2. Katarak

3. Gangguan refraksi (miopia, hiperopia, astigmatisma, presbiopia)

4. Trauma okuler

5. Trauma pada saraf kranialis II, III, IV dan VI akibat stroke, aneurisma
intrakranial, trauma/tumor otak)

6. Infeksi okuler

7. Presbikusis

8. Malfungsi alat bantu dengar

9. Delirium

10. Demensia

11. Gangguan amnestik


12. Penyakit terminal

13. Gangguan psikotik

INTERVENSI UTAMA:

Gangguan Persepsi Sensori

1. Manajemen Halusinasi 1.09288

 Definisi:

Mengidentifikasi dan mengelola peningkatan keamanan, kenyamanan dan orientasi


realita.

 Tindakan:

T. Observasi:

- Monitor perilaku yang mengindikasi halusinasi

- Monitor dan sesuaikan tingkat aktivitas dan stimulasi lingkungan

- Monitor isihalusinasi (mis.Kekerasan atau membahayakan diri)

U. Terapeutik:

- Pertahankan lingkungan yang aman

- Lakukan tindakan keselamatan ketika tidak dapat mengontrol


perilaku (mis. limit setting, pembatasan wilayah, pengekangan fisik)

- Diskusikan perasaan dan respons terhadap halusinasi

- Hindari perdebatan tentang validitas halusinasi

V. Edukasi:

- Anjurkan memonitor sendiri situasi terjadinya halusinasi


- Anjurkan bicara pada orang yang percaya untuk memberi
dukungan dan umpan balik korektif terhadap halusinasi

- Anjurkan melakukan distraksi (mis. Mendengarkan


musik,melakukan aktivitas,dan teknik relaksasi)

- Ajarkan pasien dan keluarga cara mengontrol halusinasi

W. Kolaborasi:

- Kolaborasi pemberian obat antipsikotik dan antiansietas,jika perlu.

2. Minimalisasi Rangsangan 1.08241

 Definisi

Mengurangi jumlah atau pola rangsangan yang ada (baik internal atau eksternal)

X. Tindakan

- Periksa status mental, status sensori, dan tingkat kenyamanan


(mis. nyeri,kelelahan)

Y. Terapeutik:

- Diskusikan tingkat toleransi terhadap beban sensori (mis. bising


atau terlalu terang)

- Batasi stimulus lingkaran (mis. cahaya,suara,aktivitas)

- Jadwalkan aktivitas harian dan waktu istirahat

- Kombinasikan prosedur/tindakan dalam satu waktu, sesuai


kebutuhan

Z. Edukasi:

- Ajarkan cara meminimalisasi stimulus (mis. Mengatur pencahayaan


ruangan, mengurangi kebisingan, membatasi kunjungan)

AA. Kolaborasi:

- Kolaborasi dalam meminimalkan prosedu/tindakan

- Kolaborasi pemberian obat yang mempengaruhi persepsi stimulus


3. Pengekangan Kimiawi

 Definisi
1.14549

Pentalaksanaan, pemantauan, dan penghentian agen psikotropika yang digunakan


untuk mengendalikan perilaku ekstrim individu

 Tindakan:

BB. Observasi:

- Idntifikasi kebutuhan untuk dilakukan pengekangan (mis.agitasi,


kekerasan)

- Monitor riwaya pengobatan dan alergi

- Monitor respon sebelum dan sesudah pengekangan

- Monitor tingkat kesadaran, tanda-tanda vital, warna kulit, suhu,


sensasi,dan kondisi berkala

- Monitor kebutuhan nutrisi, cairan dan eliminasi

CC. Terapeutik:

- Lakukan supervisi dan survelensi dalam memonitor tindakan

- Beri posisi nyaman untuk mencegah aspirasi dan kerusakan kulit

- Ubah posisi tubuh secara periodik

- Libatkan pasien dan/atau kelurga dalam membuat keputusan

DD. Edukasi:
- Jelaskan tujuan dan prosedur pengekangan

- Latih rentang gerak sendi sesuai kondisi pasien

EE. Kolaborasi:

- Kolaborasi pemberian agen psikotropika untuk pengekangan kimiawi

INTERVENSI PENDUKUNG:

Dukungan pengungkapan kebutuhan 1.09266

 Definisi:

Memudahkan mengungkapkan kebutuhan dan keinginan secara efektif.

 Tindakan:

FF. Observasi:

- Periksa gangguan komunikasi verbal (mis.ketidakmampuan berbicara,


kesulitan mengekspreskan pikiran secara verbal)

GG. Terapeutik:

- Ciptakan lingkungan yang tenang

- Hindari berbicara keras

- Ajukan pertanyaan dengan jawaban singkat, dengan isyarat angguan


kepala jika mengalami kesulitan berbicara

- Jadwalka waktu istirahat sebbelum waktu kunjungan dan sesi terapi


wicara

- Fasilitasi komunikasi dengan media (mis. pensil dan kertas,komputer,


kartu kata)

HH. Edukasi:
- Informasi keluarga dan tengaga kesehatan lain teknik berkomunikasi,
dan gunakansecara konsisten

- Anjurkan keluargadan staf mengajak bicaara meskipun tidak mampu


berkomunikasi

II. Kolaborasi:

- Rujuk pada terapi wicara,jika perlu

DIAGNOSIS:

Harga Diri Rendah Kronis D.0086

Kategori: Psikologis

Subkategori: Integritas Ego

 Definisi:

Evaluasi ataau perasaan negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan klien seperti
tidak berarti, tidak berharga, tidak berdaya yang berlangsung dalam waktu lama dan
terus menerus.

 Penyebab:

1. Terpapar situasi traumatis

2. Kegagalan berulang

3. Kurangnya pengakuan dari orang lain

4. Ketidakefektifan mengatasimasalah kehilangan

5. Gangguan psikiatri

6. Penguatan negatif berulang

7. Ketidaksesuaian budaya
 Gejala dan Tanda Mayor:

JJ. Subjektif:

1. Menilai diri negatif (mis.tidak berguna, tidak tertolong)

2. Merasa malu/bersalah

3. Merasa tidak mampu melakukan apapun

4. Meremehkan kemampuan mengatasi masalah

5. Merasa tidak memiliki kelebihan atau kemampuan postif

6. Melebih-lebihkan penilaian negatif tentang diri-sediri

7. Menolak penilaian positif tentang diri sendiri

KK. Objektif:

1. Enggan mencoba hal baru

2. Berjalan menunduk

3. Postur tubuh menunduk

 Gejala dan Tanda Minor:

LL. Subjektif:

1. Merasa sulit konsentrasi

2. Sulit tidur

3. Mengungkapkan keputusasaan

MM. Objektif:

1. Kontak mata kurang

2. Lesu dan tidak bergairah

3. Berbicara pelan dan lirih

4. Pasif

5. Perilaku tidak asertif


6. Mencari penguatan secara berlebihan

7. Bergantung pada pendapat orang lain

8. Sulit membuat keputusan

9. Sering kali mencari penegasan

 Kondisi Klinis Terkait:

1. Cedera traumatis

2. Pembedahan

3. Kehamilan

4. Stroke

5. Penyalahgunaan zat

6. Demensia

7. Penyait kronis

8. Pengalaman tidak menyenangkan

INTERVENSI UTAMA:

Harga Diri Rendah Kronis

1. Manajemen Perilaku 1.12463

 Definisi:

Mengidentifikasi dan mengelola perilaku negatif

 Tindakan:
NN. Observasi:

- Identifikasi harapan untuk mengendalikan perilaku

OO. Terapeutik:

- Diskusikan tanggungjawab terhadap perilaku

- Jadwalkan kegiatan terstruktur

- Ciptakan dan pertahankan lingkungan dan kegiatan perawatan


konsisten settiap dinas

- Tingkattkan aktivitas fisik sesuai kemampuan

- Batasi jumlah pengunjung

- Bicara dengan nada rendah dan tenang

- Lakukan kegiatan pengalihan terhadap sumber agitasi

- Cegah perilaku pasif dan agresif

- Beri penguatan positif terhadap keberhasilan mengendalikan perilaku

- Lakukan pengekangan fisik sesuai indikasi

- Hndari bersikap menyudutkan dan menghentikan pembicaraan

- Hindari sikap mengancam dan berdebat

- Hindari berdebat atau menawar batas perilaku yang telah ditetapkan

PP. Edukasi:

- Informasi keluarga bahwa keluarga sebagai dasar pembentukan


kognitif

2. Promosi Harga Diri 1.09308

 Definisi

Meningkatkan peniliaan perasaan/persepsi terhadap diri sendiri atau kemampuan


diri

 Tindakan
QQ. Observasi

- Identifikasi budaya, agama, ras,jenis kelamin, danusia terhadap harga


diri

- Onitor verbalisasi yang merendahkan diri sendiri

- Monitor tingkat harga diri setiap waktu, sesuai kebutuhan

RR. Terapeutik:

- Motivasi terlibat dalam verbalisasi positif untuk diri sendiri

- Motivasi menerima tantangan atau hal baru

- Diskusikan pernyataan tentang harga diri

- Diskusikan kepecayaan terhadap penilaian diri

- Diskusikan pengalaman yang meningkatkan harga diri

- Diskusikan persepsi negatif diri

- Diskusikan alasan mengkritik diri atau rasa bersalah

- Diskusikan penetapan tujuan realistis untuk mencapai harga diri yang


lebih tinggi

- Diskusikan bersama keluarga untuk menetapkan harapan dan batasan


yang jelas

- Berikan umpan balik positif atas peningkatan mencapai tujuan

- Fasilitasi lingkungan dan aktivitas yang meningkatkan harga diri

SS. Edukasi:

- Jelaskan pada keluarga pentingnya dukugan dalam perkembangan


konsep positf dari pasen

- Anjurkan mengidentifikasi kekuatan yang dimiliki

- Anjurkan mempertahankan kontak mata saat berkomunikasi dengan


orang lain

- Anjurkan membuka diri terhadap kritik negatif

- Anjurkan mengevaluasi perilaku

- Ajarkan cara mengatasi bullying

- Latih peningkatan tanggungjawab untuk diri sendiri


- Latih pernyataan/kemampuan positif diri

- Latih cara berfikir dan berprilaku positif

- Latih meningkatkan kepercayaan pada kemampuan dalam menangani


situasi

3. Promosi Koping 1.09312

 Definisi

Meningkatkan upaya kognitif dan perilaku untuk menilai dan merespon stresor
dan/atau kemampuan menggunakan sumber-sumber yang ada.

 Tindakan

TT. Observasi

- Identifikasi kegiatan jangka pendek dan panjang sesuai tujuan

- Identifikasi kemampuan yang dimiliki

- Identifikasi sumber daya yang tersedia untuk memenuhi tujuan

- Identifikasi pemahaman proses penyakit

- Identifikasi dampak situasi terhadap peran dan hubungan

- Identifikasi metode penyelesaian masalah

- Identifikasi kebutuhan dan keinginan terhadap dukungan sosial

UU. Terapeutik:

- Diskusikan perubahan peran yang dialami

- Gunakan pendekatan yang tenang dan menyakinkan

- Diskusikan alasan mengkritik diri sendiri

- Diskusikan untuk megklarifikasi kesalahpahaman dan


mengevaluasi perilaku sendiri

- Diskusikan kosekuensi tidak menggunakan rasa bersalah dan rasa


malu

- Diskusikan risiko yang menimbulkan bahaya pada diri sendiri

- Fasilitasi dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan


- Berikan pilihan realistis mengenai aspek-aspek tertentu dalam
perawatan

- Motivasi untuk menentukan harapan yang realistis

- Tinjau kembali kemampuan dalam pengambilan keputusan

- Hindari mengambil keputusan saat pasien berada dibawah tekanan

- Motivasi terlibat dalam kegiatan sosial

- Motivasi mengidentifikasi sistem pendukung yang tersedia

- Dampingi saat berduka (mis. Penyakit kronis,kecacatan)

- Perkenalkan dengan orang atau kelompok yang berhasil


mengalami pengalaman sama

- Dukung penggunaan mekanisme pertahanan yang tepat

- Kurangi rangsangan lingkungan yang mengancam

VV. Edukasi:

- Anjurkan menjalin hubungan yang memiliki kepentingan dan tujuan


sama

- Anjurkan penggunaan sumber spiritual,jika perlu

- Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi

- Anjurkan keluarga terlibat

- Anjurkan membuat tujuan yang lebih spesifik

- Ajarkan cara memecahkan masalah secara konstruktif

- Latih penggunaan teknik relaksasi

- Latih keterampilan sosial,sesuai kebutuhan

- Latih mengembangkan penilaian obyektif

INTERVENSI PENDUKUNG:

Dukungan Keyakinan 1.09259


 Definisi:

Memfasilitasi Integrasi keyakinan ke dalam rencana perawatan untuk menunjang


pemulihan kondisi kesehatan.

 Tindakan:

WW. Observasi:

- Identifikasi Keyakinan, masalah, dan tujuan peralatan

- Identifikasi kesembuhan jangka panjang sesuai kondisi pasien

- Monitor kesehatan fisik dan mental pasien

XX. Terauptik:

- Integrasikan keyakinan dalam rencana perawatan sepanjang tidak


membahayakan/bersiko keselamatan, sesuai kebutuhan

- Berikan harapan yang realistis sesuai prognosis

- Fasilitasi pertemuan antara keluarga dan tim kesehatan untuk


membuat keputusan

- Fasilitasi memberikan makna terhadap kondisi kesehatan

YY. Edukasi

- Jelasan bahaya atau resiko yang terjadi akibat keyakinan negatif

- Jelaskan alternatif yang berdampak positif untuk memenuhi


keyakinan dan pewatan

- Berikan penjelasan yang relevan dan mudah dipahami

DIAGNOSIS:

Harga Diri Rendah Situasional D.0087


Kategori: Psikologis

Subkategori: Integritas Ego

 Definisi:

Evaluasi ataau perasaan negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan klien sebagai
respon terhadap situasi saat ini.

 Penyebab:

1. Perubahan pada citra tubuh

2. Perubahan peran sosial

3. Ketidakadekuatan pemahaman

4. Perilaku tidak konsisten dengan nilai

5. Kegagalan hidup berulang

6. Riwayat kehilangan

7. Riwayat penolakan

8. Transisi perkembangan

 Gejala dan Tanda Mayor:

ZZ. Subjektif:

1. Menilai diri negatif (mis.tidak berguna,tidak tertolong)

2. Merasa malu/bersalah

3. Melebih-lebihkan penilaian negatif tentang diri sendiri

4. Menolak penilaian positif tentang dirisendiri

AAA. Objektif:

1. Berbicara pelan dan lirih

2. Menolak berinteraksi dengan orang lain

3. Berjalan menunduk

4. Postur tubuh menunduk

 Gejala dan Tanda Minor:


BBB. Subjektif

1. Sulit berkonsentrasi

CCC. Objektif

1. Kontak mata kurang

2. Lesu dan tidak bergairah

3. Pasif

4. Tidak mampu membuat keputusan

 Kondisi Klinis Terkait

1. Cedera traumatis

2. Pembedahan

3. Kehamilan

4. Kondisi baru terdiagnosis (mis. diabetes melitus)

5. Stroke

6. Penyalahgunaan zat

7. Demensia

8. Pengalaman tidak menyenangkan


INTERVENSI UTAMA:

Harga Diri Rendah Situasional

1. Manajemen Perilaku 1.12463

 Definisi:

Mengidentifikasi dan mengelola perilaku negatif

 Tindakan:

DDD. Observasi:

- Identifikasi harapan untuk mengendalikan perilaku

EEE. Terapeutik:

- Diskusikan tanggungjawab terhadap perilaku

- Jadwalkan kegiatan terstruktur

- Ciptakan dan pertahankan lingkungan dan kegiatan perawatan


konsisten settiap dinas

- Tingkattkan aktivitas fisik sesuai kemampuan

- Batasi jumlah pengunjung

- Bicara dengan nada rendah dan tenang

- Lakukan kegiatan pengalihan terhadap sumber agitasi

- Cegah perilaku pasif dan agresif

- Beri penguatan positif terhadap keberhasilan mengendalikan perilaku


- Lakukan pengekangan fisik sesuai indikasi

- Hndari bersikap menyudutkan dan menghentikan pembicaraan

- Hindari sikap mengancam dan berdebat

- Hindari berdebat atau menawar batas perilaku yang telah ditetapkan

FFF. Edukasi:

- Informasi keluarga bahwa keluarga sebagai dasar pembentukan


kognitif

2. Promosi Harga Diri 1.09308

 Definisi

Meningkatkan peniliaan perasaan/persepsi terhadap diri sendiri atau kemampuan


diri

 Tindakan

GGG. Observasi

- Identifikasi budaya, agama, ras,jenis kelamin, danusia terhadap harga


diri

- Onitor verbalisasi yang merendahkan diri sendiri

- Monitor tingkat harga diri setiap waktu, sesuai kebutuhan

HHH. Terapeutik:

- Motivasi terlibat dalam verbalisasi positif untuk diri sendiri

- Motivasi menerima tantangan atau hal baru

- Diskusikan pernyataan tentang harga diri

- Diskusikan kepecayaan terhadap penilaian diri

- Diskusikan pengalaman yang meningkatkan harga diri

- Diskusikan persepsi negatif diri

- Diskusikan alasan mengkritik diri atau rasa bersalah


- Diskusikan penetapan tujuan realistis untuk mencapai harga diri yang
lebih tinggi

- Diskusikan bersama keluarga untuk menetapkan harapan dan batasan


yang jelas

- Berikan umpan balik positif atas peningkatan mencapai tujuan

- Fasilitasi lingkungan dan aktivitas yang meningkatkan harga diri

III. Edukasi:

- Jelaskan pada keluarga pentingnya dukugan dalam perkembangan


konsep positf dari pasen

- Anjurkan mengidentifikasi kekuatan yang dimiliki

- Anjurkan mempertahankan kontak mata saat berkomunikasi dengan


orang lain

- Anjurkan membuka diri terhadap kritik negatif

- Anjurkan mengevaluasi perilaku

- Ajarkan cara mengatasi bullying

- Latih peningkatan tanggungjawab untuk diri sendiri

- Latih pernyataan/kemampuan positif diri

- Latih cara berfikir dan berprilaku positif

- Latih meningkatkan kepercayaan pada kemampuan dalam menangani


situasi

3. Promosi Koping 1.09312

 Definisi

Meningkatkan upaya kognitif dan perilaku untuk menilai dan merespon stresor
dan/atau kemampuan menggunakan sumber-sumber yang ada.

 Tindakan

JJJ. Observasi

- Identifikasi kegiatan jangka pendek dan panjang sesuai tujuan

- Identifikasi kemampuan yang dimiliki

- Identifikasi sumber daya yang tersedia untuk memenuhi tujuan


- Identifikasi pemahaman proses penyakit

- Identifikasi dampak situasi terhadap peran dan hubungan

- Identifikasi metode penyelesaian masalah

- Identifikasi kebutuhan dan keinginan terhadap dukungan sosial

KKK. Terapeutik:

- Diskusikan perubahan peran yang dialami

- Gunakan pendekatan yang tenang dan menyakinkan

- Diskusikan alasan mengkritik diri sendiri

- Diskusikan untuk megklarifikasi kesalahpahaman dan


mengevaluasi perilaku sendiri

- Diskusikan kosekuensi tidak menggunakan rasa bersalah dan rasa


malu

- Diskusikan risiko yang menimbulkan bahaya pada diri sendiri

- Fasilitasi dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan

- Berikan pilihan realistis mengenai aspek-aspek tertentu dalam


perawatan

- Motivasi untuk menentukan harapan yang realistis

- Tinjau kembali kemampuan dalam pengambilan keputusan

- Hindari mengambil keputusan saat pasien berada dibawah tekanan

- Motivasi terlibat dalam kegiatan sosial

- Motivasi mengidentifikasi sistem pendukung yang tersedia

- Dampingi saat berduka (mis. Penyakit kronis,kecacatan)

- Perkenalkan dengan orang atau kelompok yang berhasil


mengalami pengalaman sama

- Dukung penggunaan mekanisme pertahanan yang tepat

- Kurangi rangsangan lingkungan yang mengancam

LLL. Edukasi:

- Anjurkan menjalin hubungan yang memiliki kepentingan dan tujuan


sama
- Anjurkan penggunaan sumber spiritual,jika perlu

- Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi

- Anjurkan keluarga terlibat

- Anjurkan membuat tujuan yang lebih spesifik

- Ajarkan cara memecahkan masalah secara konstruktif

- Latih penggunaan teknik relaksasi

- Latih keterampilan sosial,sesuai kebutuhan

- Latih mengembangkan penilaian obyektif

INTERVENSI PENDUKUNG:

Dukungan Emosional 1.09256

 Definisi:

Memfasilitasi penerimaan kondisi emosional selama masa stres.

 Tindakan:

MMM. Observasi:

- Identifikasi fungsi marah, frustasi, dan amuk bagi pasien

- Identifikasi hal yang telah memicu emosi

NNN. Terapeutik:

- Fasilitasi mengungkapkan perasaan cemas, marah, atau sedih

- Buat pertanyaan suportif atau empati selama fase berduka

- Lakukan sentuhan untuk memberikan dukungan (mis.


meragkul,menepuk-nepuk)

- Tetap bersama pasien dan pastiken keamanan ansietas, jika perlu

- Kurangi tuntutan berfikir saat sakit atau lelah


OOO. Edukasi:

- Jelaskan konsekuensi tidak menghadapi rasa bersalah dan malu

- Anjurkan mengungkapkan perasaan yang dialami (ansietas, marah,


sedih)

- Anjurkan mengungkapkan pengalaman emosional sebelumnya dan


pola respons yang biasa digunakan

- Ajarkan penggunaan mekanisme pertahanan yang tepat

PPP. Kolaborasi:

- Rujuk untuk konseling, jika perlu


DIAGNOSIS :

Keputusasaan D.0088

Kategori : Psikologis

Subkategori : Integritas Ego

 Definisi

Kondisi individu yang memandang adanya keterbatasan atau tidak tersedianya


aleternatif pemecahan pada masalah yang dihadapi.

 Penyebab

1. Stress jangka panjang

2. Penurunan kondisi fisiologis

3. Kehilangan kepercayaan pada kekuatan spiritual

4. Kehilangan kepercayaan pada nilai – nilai penting

5. Pembatasan aktivitas jangka Panjang

6. Pengasingan

 Gejala dan Tanda Mayor

• Subjektif

1. Mengungkapkan Keputusasaan

• Objektif

1. Berperilaku pasif

 Gejala dan Tanda Minor

• Subjektif

1. Sulit Tidur

2. Selera makan menurun


• Objektif

1. Afek datar

2. Kurang Inisiatif

3. Meninggalkan lawan bicara

4. Kurang terlibat dalam aktivitas perawatan

5. Mengangkat bahu sebagai respon pada lawan bicara

 Kondisi Klinis Terkait

1. Penyakit Kronis

2. Penyakit terminal

3. Penyakit tidak dapat disembuhkan

INTERVENSI

A. Intervensi Utama :

1. Dukungan Emosional 1.09256

 Definisi

Memfasilitasi penerimaan kondisi emosional selama masa stres.

 Tindakan

• Observasi

- Identifikasi fungsi marah, frustasi, dan amuk bagi pasien

- Identifikasi hal yang telah memicu emosi

• Terapeutik
- Fasilitasi mengungkapkan perasaan cemas, marah, atau sedih

- Buat pernyataan suportif atau empati selama fase berduka

- Lakukan sentuhan untuk memberikan dukungan (mis. Merangkul, menepuk –


nepuk )

- Tetap Bersama pasien dan pastikan keamanan selama ansietas, jika perlu

- Kurangi tuntutan berpikir saat sakit atau Lelah

• Edukasi

- Jelaskan konsekuensi tidak menghadapi rasa bersalah dan malu

- Anjurkan mengungkapkan perasaan yang dialami (mis. Ansietas, marah,


sedih)

- Anjurkan mengungkapkan pengalaman emosional sebelumnya dan pola


respons yang digunakan

- Ajarkan penggunaan mekanisme pertahanan yang tepat

• Kolaborasi

- Rujuk untuk konseling, jika perlu

2. Promosi Harapan 1.09307

 Definisi

Meningkatkan kepercayaan pada kemampuan untuk memulai dan


mempertahankan tindakan.

 Tindakan

• Observasi

- Identifikasi harapan pasien dan keluarga


• Terapeutik

- Sadarkan bahwa kondisi yang dialami memiliki nilai penting

- Pandu mengingatkan Kembali kenangan yang menyenangkan

- Libatkan pasien secara aktif dalam keperawatan

- Kembangkan rencana perawatan yang melibatkan tingkat pencapaian tujuan


sederhana sampai dengan kompleks

- Berikan kesempatan kepada pasien dan keluarga terlibat dengan dukungan


kelompok

- Ciptakan lingkungan yang memudahkan mempraktikkan kebutuhan spiritual

• Edukasi

- Anjurkan mengungkapkan perasaan terhadap kondisi dengan realistis

- Anjurkan mempertahankan hubungan (mis. Menyebutkan nama orang yang


dicintai)

- Anjurkan mempertahankan hubungan terapeutik dengan orang lain

- Latih Menyusun tujuan sesuai dengan harapan

- Latih cara mengembangkan spiritual diri

- Latih cara mengenan dan menikmati masa lalu (mis. Prestasi, pengalaman)

3. Promosi Koping 1.09312

 Definisi

Mengingatkan Upaya kognitif dan perilaku untuk menilai dan merespon stressor
dan/atau kemampuan menggunakan sumber – sumber yang ada.

 Tindakan

• Observasi

- Identifikasi kegiatan jangka pendek dan Panjang sesuai tujuan

- Identifikasi kemampuan yang dimiliki


- Identifikasi sumber daya yang tersedia untuk memenuhi tujuan

- Identifikasi pemahaman proses penyakit

- Identifikasi dampak situasi terhadap peran dan hubungan

- Identifikasi metode penyelesaian masalah

- Identifikasi kebutuhan dan keinginan terhadap dukungan sosial

• Terapeutik

- Diskusikan perubahan peran yang dialami

- Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan

- Diskusikan alasan mengkritik diri sendiri

- Diskusikan untuk mengklarifikasi kesalahpahaman dan mengevaluasi diri


sendiri

- Diskusikan konsekuensi tidak menggunakan rasa bersalah dan rasa malu

- Diskusikan resiko yang menimbulkan bahaya pada diri sendiri

- Fasilitasi dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan

- Berikan pilihan realistis mengenai aspek – aspek tertensu dalam keperawatan

- Motivasi untuk menentukan harapan yang realistis

- Tinjau Kembali kemampuan dalam pengambilan keputusan

- Hindari mengambil keputusan saat pasien berada dibawah tekanan

- Motivasi terlibat dalam kegiatan social

- Motivasi mengidentifikasi system pendukung yang tersedia

- Dampingi saat berduka (mis. Penyakit kronis, kecacatan)

- Perkenalkan dengan orang atau kelompok yang berhasil mengalami


pengalaman sama

- Dukung penggunaan mekanisme pertahanan yang tepat

- Kurangi rangsangan lingkungan yang mengancam

• Edukasi
- Anjurkan menjalin hubungan yang memiliki kepentingan dan tujuan sama

- Anjurkan penggunaan sumber spiritual, jika perlu

- Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi

- Anjurkan keluarga terlibat

- Anjurkan membuat tujuan yang lebih spesifik

- Ajarkan cara memecahkan masalah secara konstruktif

- Latih penggunaan Teknik relaksasi

- Latih keterampilan sosial, sesuai kebutuhan

- Latih mengembangkan penilaian objektif

B. Intervensi Pendukung

1. Manajemen Mood

 Definisi

Mengidentifikasikan dan mengelola keselamatan, stabilisasi, pemulihan, dan


perawatan gangguan mood (keadaan emosional yang bersifat sementara)

 Tindakan

• Observasi

- Identifikasi mood (mis. Tanda, gejala, Riwayat penyakit)

- Identifikasi resiko keselamatan atau orang lain

- Monitor fungsi kognitif (mis. Konsentrasi, memori, kemampuan membuat


keputusan)

- Monitor aktivitas dan tingkat stimulasi lingkungan

• Terapeutik

- Fasilitasi pengisian kuesioner self-report (mis. Beck Depression Inventory,


skala status fungsional, jika perlu)
- Berikan kesempatan untuk menyampaikan perasaan dengan cara yang tepat
(mis. Sandsack, terap seni, aktivitas fisik)

• Edukasi

- Jelaskan tentang gangguan mood dan penanganannya

- Anjurkan berperan aktif dalam pengobatan rehabilitasi, jika perlu

- Anjurkan rawat inap sesuai indikasi (mis. Resiko keselamatan, defisit


perawatan diri, sosial)

- Ajarkan mengenai pemicu gangguan mood (mis. Situasi stress, masalah fisik)

- Ajarkan memonitor mood secara mandiri (mis. Skala tingkat 1 – 10, membuat
jurnal)

- Ajarkan keterampilan koping dan penyelesaian masalah baru

• Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian obat, jika perlu

- Rujuk untuk psikoterapi (mis. Perilaku, hubungan interpersonal. Keluarga,


kelompok) jika perlu
DIAGNOSIS

Kesiapan Peningkatan Konsep Diri D.0089

Kategori : Psikologis

Subkategori : Integritas Ego

 Definisi

Pola persepsi diri yang cukup untuk merasa sejahtera dan dapat ditingkatkan.

 Gejala dan Tanda Mayor

• Subjektif

1. Mengeksnpresikan keinginan untuk meningkatkan konsep diri

2. Mengekspresikan kepuasan dengan diri , harga diri, penampilan peran, citra


tubuh dan identitas pribadi

• Objektif

(tidak tersedia)

 Geja dan Tanda Minor

• Subjektif

1. Merasa percaya diri

2. Menerima kelebihan dan keterbatasan

• Objektif
1. Tidak sesuai dengan perasaan dan pikiran yang diekspresikan

 Kondisi Klinis Terkait

Perilaku upaya peningkatan kesehatan

INTERVENSI

A. Intervensi Utama :

1. Promosi Harga diri 1.09308

 Definisi

Meningkatkan penilaian perasaan / persepsi terhadap diri sendiri atau kemampuan


diri.

 Tindakan
• Observasi

- Identifikasi budaya, agama, ras, jenis kelamin, dan usia terhadap harga diri

- Monitor verbalisasi yang merendahkan diri sendiri

- Monitor tingkat harga diri setiap waktu, sesuai kebutuhan

• Terapeutik

- Motivasi terlibat dalam verbalisasi positif untuk diri sendiri

- Motivasi menerima tantangan atau hal baru

- Diskusikan pernyataan tentang harga diri

- Diskusikan kepercayaan terhadap penilaian diri

- Diskusikan persepsi negative diri

- Diskusikan alasan mengkritik diribatau rasa bersalah

- Diskusikan penetapan tujuan realistis untuk mencapai harga diri yang lebih
tinggi

- Diskusikan Bersama keluarga untuk menetapkan harapan dan Batasan yang


jelas

- Berikan umpan balik yang positif atas peningkatan pencapaian tujuan

- Fasilitasi lingkungan dan aktivitas yang meningkatkan harga diri

• Edukasi

- Jelaskan kepada keluarga pentingnya dukungan dalam perkembangan


konsep positif diri pasien

- Anjurkan mengidentifikasi kekuatan yang dimiliki

- Anjurkan mempertahankan kontak mata saat berkomunikasi dengan orang


lain

- Anjurkan membuka diriterhadap kritik negatif

- Anjurkan mengevaluasi perilaku

- Ajarkan cara mengatasi bullying

- Latih peningkatan tanggung jawab untuk diri sendiri


- Latih pernyataan / kemampuan positif diri

- Latih cara berfikir dan berperilaku positif

- Latih meningkatkan kepercayaan dan kemampuan dalam menangani situasi

2. Promosi Kesadaran Diri 1.09311

 Definisi

Meningkatkan pemahaman dan mengeksplorasi pikiran, perasaan, motivasi,


dan perilaku.

 Tindakan

• Observasi

- Identifikasi keadaan emosional saat ini

- Identifikasi respons yang ditunjukkan sebagai situasi

• Terapeutik

- Diskusikan nilai – nilai yang berkontribusi terhadap konsep diri

- Diskusikan tentang pikiran, perilaku atau respons terhadap

kondisi

- Diskusikan dampak penyakit pada konsep diri

- Ungkapkan penyangkalan tentang kenyataan

- Motivasi dalam meningkatkan kemampuan belajar

• Edukasi

- Anjurkan mengenali pikiran dan perasaan tentang diri

- Anjurkan menyadari bahwa setiap orang unik

- Anjurkan mengungkapkan perasaan (mis. Marah atau depresi)


- Anjurkan minta bantuan orang lain, sesuai kebutuhan

- Anjurkan mengubah pandangan diri sebagai korban

- Anjurkan mengidentifikasi perasaan bersalah

- Anjurkan mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan

- Anjurkan mengevaluasi kembali persepsi negative tentang diri

- Anjurkan dalam mengekspresikan diri dengan kelompok sebaya

- Ajarkan cara membuat prioritas hidup

- Latih kemampuan positif diri yang dimiliki

3. Promosi Koping 1.09312

 Definisi

Meningkatkan upaya kognitif dan perilaku untuk menilai dan merespon


stressor dan/atau kemampuan menggunakan sumber – sumber yang ada.

 Tindakan

• Observasi

- Identifikasi kegiatan jangka pendek dan Panjang sesuai tujuan

- Identifikasi kemampuan yang dimiliki

- Identifikasi sumber daya yang tersedia untuk memenuhi tujuan

- Identifikasi pemahaman proses penyakit

- Identifikasi dampak situasi terhadap peran dan hubungan

- Identifikasi metode penyelesaian masalah

- Identifikasi kebutuhan dan keinginan terhadap dukungan sosial

• Terapeutik

- Diskusikan perubahan peran yang dialami


- Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan

- Diskusikan alasan mengkritik diri sendiri

- Diskusikan untuk mengklarifikasi kesalahpahaman dan mengevaluasi diri


sendiri

- Diskusikan konsekuensi tidak menggunakan rasa bersalah dan rasa malu

- Diskusikan resiko yang menimbulkan bahaya pada diri sendiri

- Fasilitasi dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan

- Berikan pilihan realistis mengenai aspek – aspek tertensu dalam keperawatan

- Motivasi untuk menentukan harapan yang realistis

- Tinjau Kembali kemampuan dalam pengambilan keputusan

- Hindari mengambil keputusan saat pasien berada dibawah tekanan

- Motivasi terlibat dalam kegiatan social

- Motivasi mengidentifikasi system pendukung yang tersedia

- Dampingi saat berduka (mis. Penyakit kronis, kecacatan)

- Perkenalkan dengan orang atau kelompok yang berhasil mengalami


pengalaman sama

- Dukung penggunaan mekanisme pertahanan yang tepat

- Kurangi rangsangan lingkungan yang mengancam

• Edukasi

- Anjurkan menjalin hubungan yang memiliki kepentingan dan tujuan sama

- Anjurkan penggunaan sumber spiritual, jika perlu

- Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi

- Anjurkan keluarga terlibat

- Anjurkan membuat tujuan yang lebih spesifik

- Ajarkan cara memecahkan masalah secara konstruktif

- Latih penggunaan Teknik relaksasi

- Latih keterampilan sosial, sesuai kebutuhan


- Latih mengembangkan penilaian objektif

B. Intervensi Pendukung

1. Dukungan Keyakinan

 Definisi

Memfasilitasi integrasi keyakinan ke dalam rencana perawatan untuk menunjang


pemulihan kondisi Kesehatan.

 Tindakan

• Observasi

- Identifikasi keyakinan, masalah, dan tujuan peralatan

- Identifikasi kesembuhan jangka Panjang sesuai kondisi pasien

- Monitor Kesehatan fisik dan mental pasien

• Terapeutik

- Integrasikan keyakinan dalam rencana perawatan sepanjang tidak


membahayakan / beresiko keselamatan, sesuai kebutuhan

- Berikan harapan yang realistis sesuai prognosis

- Fasilitasi pertemuan antara keluarga dan tim Kesehatan untuk membuat


keputusan

- Fasilitasi memberikan makna terhadap kondisi Kesehatan

• Edukasi

- Jelaskan bahaya atau resiko yang terjadi akibat keyakinan negative

- Jelaskan alternatif yang berdampak positif untuk memenuhi keyakinan dan


perawatan

- Berikan penjelasan yang relevan dan mudah dipahami


DIAGNOSIS

Kesiapan Peningkatan Koping Keluarga D.0090

Kategori : Psikologis

Subkategori : Integritas ego

 Definisi

Pola daptasi anggota keluarga dalam mengatasi situasi yang dialami klien secara
efektif dan menunjukkan keinginan serta kesiapan untuk meningkatkan Kesehatan
keluarga klien.
 Gejala dan Tanda Mayor

• Subjektif

1. Anggota keluarga menetapkan tujuan untuk meningkatkan gaya hidup sehat

2. Anggota keluarga menetapkan sasaran untuk meningkatkan Kesehatan

• Objektif

(tidak tersedia)

 Gejala dan Tanda Minor

• Subjektif

1. Anggota keluarga mengidentifikasi pengalaman yang mengoptimalkan


kesejahteraan

2. Anggota keluarga berupaya menjelaskan dampak krisis terhadap


perkembangan

3. Anggota keluarga mengungkapkan minat dalam membuat kontak dengan


orang lain yang mengalami situasi yang sama

• Objektif

(tidak tersedia)

 Kondisi Klinis Terkait

1. Kelainan genetic (mis. Sindrom down, fibrosis kristik)

2. Cedera traumatic (mis. Amputasi, cedera spinal)

3. Kondisi kronis (mis. Asma, AIDS, penyakit alzhaimer)


INTERVENSI

A. Intervensi Utama :

1. Dukungan Koping Keluarga

2. 1.09260

 Definisi

Memfasilitasi peningkatan nilai – nilai, minat dan tujuan dalam keluarga

 Tindakan

• Observasi

- Identifikasi respons terhadap kondisi saat ini

- Identifikasi beban prognosis secara psikologis

- Identifikasi pemahaman tentang keputusan perawatan setelah pulang

- Identifikasi kesesuaian antara harapan pasien, keluarga, dan tenaga


kesehatan

• Terapeutik

- Dengarkan masalah, perasaan, dan pertanyaan keluarga

- Terima nilai – nilai keluarga dengan cara tidak menghakimi

- Diskusikan rencana medis dan perawatan

- Fasilitasi pengungkapan perasaan antara pasien dan keluarga atau antara


anggota keluarga

- Fasilitasi pengambilan keputusan dalam merencanakan perawatan jangka


Panjang, jika perlu

- Fasilitasi anggota keluarga dalam mengidentifikasi dan menyelesaikan konflik


nilai
- Fasilitasi pemebuhan k

ebutuhan dasar keluarga (mis. Tempat tinggal, makanan, pakaian)

- Fasilitasi anggota keluarga melalui proses kematian dan berduka, jika perlu

- Fasilitasi memperoleh pengetahuan, keterampilan, peralatan yang diperlukan


untuk mempertahankan perawatan keputusan pasien

- Bersikap sebagai pengganti keluarga untuk menenangkan pasien dan/atau


jika keluarga tidak dapat memberikan perawatan

- Hargai dan dukung mekanisme koping adaptif yang digunakan

- Bereikan kesempatan berkunjung bagi anggota keluarga

• Edukasi

- Informasikan kemajuan pasien secara berkala

- Informasikan fasilitas perawatan Kesehatan yang tersedia

• Kolaborasi

- Rujuk untuk terapi keluarga, jika perlu

3. Pelibatan Keluarga 1.14525

 Definisi

Memfasilitasi partisipasi anggota keluarga dalam perawatan emosional fisik.

 Tindakan

• Observasi

- Identifikasi kesiapan keluarga untuk terlibat dalam perawatan

• Terapeutik

- Ciptakan hubungan terapeutik pasien dengan keluarga dalam perawatan


- Diskusikan cara perawatan dirumah (mis. Kelompok, perawatan dirumah,
atau rumah singgah)

- Motivasi keluarga mengembangkan aspek positif rencana perawatan

- Fasilitasi keluarga membuat keputusan dalam perawatan

• Edukasi

- Jelaskan kondisi pasien kepada keluarga

- Informasikan tingkat ketergantungan pasien kepada keluarga

- Informasikan harapan pasien kepada keluarga

- Anjurkan keluarga bersikap asertif dalam perawatan

- Anjurkan keluarga terlibat dalam perawatan

4. Promosi Koping 1.09312

 Definisi

Meningkatkan upaya kognitif dan perilaku untuk menilai dan merespon


stressor dan/atau kemampuan menggunakan sumber – sumber yang ada.

 Tindakan

• Observasi

- Identifikasi kegiatan jangka pendek dan Panjang sesuai tujuan

- Identifikasi kemampuan yang dimiliki

- Identifikasi sumber daya yang tersedia untuk memenuhi tujuan

- Identifikasi pemahaman proses penyakit

- Identifikasi dampak situasi terhadap peran dan hubungan

- Identifikasi metode penyelesaian masalah

- Identifikasi kebutuhan dan keinginan terhadap dukungan sosial


• Terapeutik

- Diskusikan perubahan peran yang dialami

- Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan

- Diskusikan alasan mengkritik diri sendiri

- Diskusikan untuk mengklarifikasi kesalahpahaman dan mengevaluasi diri


sendiri

- Diskusikan konsekuensi tidak menggunakan rasa bersalah dan rasa malu

- Diskusikan resiko yang menimbulkan bahaya pada diri sendiri

- Fasilitasi dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan

- Berikan pilihan realistis mengenai aspek – aspek tertensu dalam keperawatan

- Motivasi untuk menentukan harapan yang realistis

- Tinjau Kembali kemampuan dalam pengambilan keputusan

- Hindari mengambil keputusan saat pasien berada dibawah tekanan

- Motivasi terlibat dalam kegiatan social

- Motivasi mengidentifikasi system pendukung yang tersedia

- Dampingi saat berduka (mis. Penyakit kronis, kecacatan)

- Perkenalkan dengan orang atau kelompok yang berhasil mengalami


pengalaman sama

- Dukung penggunaan mekanisme pertahanan yang tepat

- Kurangi rangsangan lingkungan yang mengancam

• Edukasi

- Anjurkan menjalin hubungan yang memiliki kepentingan dan tujuan sama

- Anjurkan penggunaan sumber spiritual, jika perlu

- Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi

- Anjurkan keluarga terlibat

- Anjurkan membuat tujuan yang lebih spesifik

- Ajarkan cara memecahkan masalah secara konstruktif


- Latih penggunaan Teknik relaksasi

- Latih keterampilan sosial, sesuai kebutuhan

- Latih mengembangkan penilaian objektif

B. Intervensi Pendukung :

1. Bimbingan Sistem Kesehatan

 Definisi

Mengidentifikasi dan mengembangkan kemampuan untuk mengatasi masalah


Kesehatan.

 Tindakan

• Observasi

- ¬Identifikasi masalah Kesehatan individu, keluarga dan masalah

- Identifikasi inisiatif individu, keluarga dan masyarakat

• Terapeutik

- Fasilitasi pemenuhan kebutuhan Kesehatan

- Fasilitasi pemenuhan kebutuhan Kesehatan mandiri

- Libatkan kolega / teman untuk membimbing pemenuhan kebutuhan


Kesehatan

- Siapkan pasien untuk mampu berkolaborasi dan bekerjasama dalam


pemenuhan kebutuhan Kesehatan

• Edukasi

- Bimbingan untuk bertanggung jawab mengidentifikasi dan mengembangkan


kemampuan memecahkan masalah Kesehatan secara mandiri
DIAGNOSIS

Kesiapan Peningkatan Koping Komunitas D.0091

Kategori : Psikologi
Subkategori : Integritas Ego

 Definisi

Pola adaptasi dan penyelesaian masalah komunitas yang memuaskan untuk


memenuhi tuntutan atau kebutuhan masyarakat, serta dapat ditingkatkan untuk
penatalaksanaan masalah saat ini.

 Gejala dan Tanda Myor

• Subjektif

1. Perencanaan aktif oleh kemunitas mengenai prediksi stressor

2. Pemecahan masalah aktif oleh komunitas saat menghadapi masalah

• Objektif

1. Terdapat sumber – sumber daya yang adekuat untuk mengatasi stressor

 Gejala dan Tanda Minor

• Subjektif

1. Bersepakat bahwa komunitas bertanggung jawab terhadap penatalaksanaan


stress

2. Berkomunikasi positif di antara anggota komunitas

3. Berkomunikasi positif di antara komunitas

• Objektif

1. Tersedia program untuk rekreasi

2. Tersedia program untuk relaksasi / bersantai

 Kondisi Klinis Terkait

Penurunan tingkat penyakit, kecelakaan atau kekerasan


INTERVENSI

A. Itervensi Utama :

1. Dukungan Kelompok Pendukung

2. Promosi Sistem Pendukung

 Definisi

Meningkatkan pemberian pertolongan kepada pasien Bersama, keluarga, teman,


dan masyarakat.

 Tindakan

• Observasi

- Identifikasi respon psikologi terhadap situasi dan ketersediaan system


pendukung

- Identifikasi sumber daya untuk ketersediaan pengasuh

- Monitor situasi keluarga saat ini

• Terapeutik

- Berikan dukungan dan caring dalam pelayanan


- Motivasi berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan masyarakat

- Motivasi membina hubungan dengan pihak yang memiliki kebutuhan yang


sama

- Libatkan keluarga, orang penting, dan teman dalam perawatan

• Edukasi

- Jelaskan hambatan pada system pendukung

- Informasikan jaringan sosial yang tersedia

- Informasikan tingkat system pendukung (mis. Keluarga, teman, dan


masyarakat)

- Anjurkan keluarga terlibat dalam keperawatan

• Kolaborasi

- Rujuk ke kelompok swadaya

- Kolaborasi dengan program pencegahan atau pengobatan berbasis


masyarakat, jika perlu

B. Intervensi Pendukung :

1. Diskusi Kelompok Terarah

 Definisi

Melakukan diskusi semi terstruktur untuk mengidentifikasi suatu masalah dalam


kelompok.

 Tindakan

• Observasi

- Identifikasi kebutuhan diskusi kelompok terarah


- Identifikasi peserta diskusi

- Catat pemikiran atau ide yang muncul dalam diskusi

• Terapeutik

- ¬Atur ruangan, dengan suasana nyaman, rancang posisi tempat duduk

- Persiapkan alat (mis. sistem audio, perekam, media tulis)

- Lakukan orientasi kelompok : salam, peserta diminta memberikan nama dan


informasi data diri

- Lakukan kntrak waktu

- Sampaikan diskusi akan direkam

- Arahkan pertanyaan sesuai tujuan dan hindari pertanyaan yang tidak relevan

- Berikan kesempatan semua peserta untuk berpartisipasi selama diskusi

- Motivasi interaksi peserta untuk berbicara satu sama lain, tidak harus ke
fasilitator

- Motivasi yang enggan berbicara

- Batasi peserta yang mendominasi diskusi melalui syarat verbal dan nonverbal

- Tunjukkan sikap mendengar aktif agar menjadi model perilaku bagi peserta

- Lakukan eksplorasi mendalam tanpa mengarahkan peserta

- Sampaikan ringkasan secara verbal

- Berikan umpan balik diskusi berupa analisis dan laporan

• Edukasi

- Jelaskan tujuan dan prosedur FGD

- Informasikan topik yang akan didiskusikan


DIAGNOSIS:

Ketidakberdayaan D.0093

Kategori: Psikologis

Subkategori: Integritas Ego

 Definisi:

Persepsi bahwa tindakan seseorang tidak akan mempengaruhi hasil secara


signifikan; persepsi kurang kontrol pada situasi saat ini atau yang akan datang.

 Penyebab:

1. Program perawatan/pengobatan yang kompleks atau jangka panjang

2. Lingkungan tidak mendukung perawatan/pengobatan

3. Interaksi interpersonal tidak memuaskan

 Gejala dan Tanda Mayor:

• Subjektif:

1. Menyatakan frustasi atau tidak mampu melaksanakan aktivitas sebelumnya

• Objektif:

1. Bergantung pada orang lain

 Gejala dan Tanda Minor:

• Subjektif:

1. Merasa diasingkan

2. Menyatakan keraguan tentang kinerja peran

3. Menyatakan kurang kontrol

4. Menyatakan rasa malu

5. Merasa tertekan(depresi)
• Objektif:

1. Tidak berpatisipasi dalam perawatan

2. Pengasingan

 Kondisi Klinis Terkait:

1. Diagnosa yang tidak terduga atau baru

2. Peristiwa traumatis

3. Diagnosis penyakit kronis

4. Diagnosis penyakit terminal

5. Rawat inap

INTERVENSI UTAMA:

Ketidakberdayaan

1.Promosi Harapan: 1.09307

 Definisi:

Meningkatkan kepercayaan pada kemampuan untuk memulai dan mempertahankan


tindakan

 Tindakan:

• Observasi:

• Identifikasi harapan pasien dan keluarga dalam pencapaian hidup


• Terapeutik:

• Sadarkan bahwa kondisi yang dialami memiliki nilai penting

• Pandu mengingat kembali kenangan yang menyenangkan

• Libatkan pasien secara aktif dalam perawatan

• Kembangkan rencana perawatan yang melibatkan tingkat pencapaian tujuan


sederhana sampai dengan kompleks

• Berikan kesempatan kepada pasien dan keluarga terlibat dengan dukungan


kelompok

• Ciptakan lingkungan yang memudahkan mempraktikkan kebutuhan spiritual

• Edukasi:

• Anjurkan mengungkapkan perasaan terhadap kondisi dengan realistis

• Anjurkan mempertahankan hubungan (mis. Menyebutkan nama orang yang


dicintai)

• Anjurkan mempertahankan hubungan terapeutik dengan orang lain

• Latih menyusun tujuan yang sesuai dengan harapan

• Latih cara mengembangkan spiritual diri

• Latih cara mengenang dan menikmati masa lalu (mis prestasi, pengalaman)

2.Promosi Koping: 1.03138

 Definisi:

Meningkatkan upaya kognitif dan perilaku untuk menilai dan merespon stresor dan
atau kemampuan menggunakan sumber- sumber yang ada

 Tindakan:

• Observasi:

• Identifikasi kegiatan jangka pendek dan panjang sesuai tujuan

• Identifikasi kemampuan yang dimiliki

• Identifikasi sumber daya yang tersedia untuk memenuhi tujuan

• Identifikasi pemahaman proses penyakit


• Identifikasi dampak situasi terhadap peran dan hubungan

• Identifikasi metode penyelesaian masalah

• Identifikasi kebutuhan dan keinginan terhadap dukungan sosial

• Terapeutik:

• Diskusikan perubahan peran yang dialami

• Gunakan pendekatan yang tenang dan menyakinkan

• Diskusikan alasan mengkritik diri sendiri

• Diskusikan untuk mengklarifikasi kesalahpahaman dan mengevaluasi perilaku


sendiri

• Diskusikan konsekuensi tidak menggunakan rasa bersalah dan rasa malu

• Diskusikan risiko yang menimbulkan bahaya pada diri sendiri

• Fasilitas dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan

• Berikan pilihan realistis mengenai aspek aspek tertentu dalam oerawatan

• Motivasi untuk menentukan harapan yang realistis

• Tinjau kembali kemampuan dalam pengambilan keputusan

• Hindari mengambil keputusan saat pasien berada di bawah tekanan

• Motivasi terlibat dalam kegiatan sosial

• Motivasi mengidentifikasi sistem pendukung yang tersedia

• Dampingi saat berduka ( mis. Penyakit kronis, kecelakaan)

• Perkenalkan dengan orang atau kelompok yang berhasil mengalami


pengalaman sama

• Dukung penggunaan mekanisme pertahanan yang tepat

• Kurangi rangsangan lingkungan yang mengancam

• Edukasi:

• Anjurkan menjalin hubungan yang memiliki kepentingan dan tujuan sama

• Anjurkan penggunaan sumber spiritu, jika perlu

• Anjurkan mengungkapkan perasaan dan peesepsi

• Anjurkan keluarga terlibat


• Anjurkan membuat tujuan yang lebih spesifik

• Ajarkan cara memecahkan masalah secara konstruktif latih penggunaan


teknik relaksasi

• Latih ketrampilan sosial, sesuai kebutuhan

• Latih mengembangkan penilaian ibyektif

INTERVENSI PENDUKUNG:

Ketidakberdayaan

Dukungan Keyakinan 1.09259

 Definisi:

Memfasilitasi integritas keyakinan ke dalam rencana perawatan untuk menunjang


pemulihan

 Tindakan:

• Observasi:

- Identifikasi keyakinan, masalah, dan tujuan perawatan

- Identifikasi kesembuhan jangka panjang sesuai kondisi pasien

- Monitor kesehatan fisik dan mental pasien

• Terapeutik:

- Integritaskan keyakinan dalam rencana perawatan sepanjang tidak


membahayakan/ berisiko keselamatan, sesuai kebutuhan

- Berikan harapan yang realistis sesuai prognosis

- Fasilitas pertemuan antara keluarga dan tim kesehatan untuk membuat


keputusan

- Fasilitas memberikan makna terhadap kondisi kesehatan

• Edukasi:

- Jelaskan bahaya atau resiko yang terjadi akibat keyakinan negatif

- Jelaskan alternatif yang berdampak positif untuk memenuhi keyakinan dan


perawatan

- Berikan penjelasan yang relevan dan mudah dipahami


DIAGNOSIS:

Ketidakmampuan Koping Keluarga D.0093

Kategori: Psikologis

Subkategori: Integritas Ego

 Definisi:

Perilaku orang terdekat (anggota keluarga atau orang berarti) yang membatasi
kemampuan dirinya dan klien untuk beradaptasi dengan masalah kesehatan yang
dihadapi klien.

 Penyebab:

1. Hubungan keluarga ambivalen

2. Pola koping yang berbeda diantara klien dan orang terdekat

3. Resistensi keluarga terhadap perawatan/ pengobatan yang kompleks


4. Ketidakmampuan orang terdekat mengungkapkan perasaan

 Gejala dan Tanda Mayor:

• Subjektif:

1. Merasa diabaikan

• Objektif:

1. Tidak memenuhi kebutuhan anggota keluarga

2. Tidak toleran

3. Mengabaikan anggota keluarga

 Gejala dan Tanda Minor:

• Subjektif:

1. Terlalu khawatir dengan anggota keluarga

2. Merasa tertekan (depresi)

• Objektif:

1. Perilaku menyerang (agresi)

2. Perilaku menghasut (agitasi)

3. Tidak berkomitmen

4. Menunjukan gejala psikosomatis

5. Perilaku menolak

6. Perawatan yang mengabaikan kebutuhan dasar klien

7. Mengabaikan perawatan/ pengobatan anggota keluarga

8. Perilaku bermusuhan

9. Perilaku individualistik

10. Upaya membangun hidup bermakna terganggu

11. Perilaku sehat terganggu

12. Ketergantungan anggota keluarga meningkat

13. Realitas kesehatan anggota keluarga terganggu


 Kondisi Klinis Terkait:

1. Penyakit Alzheimer

2. AIDS

3. Kelainan yang menyebabkan paralisis permanen

4. Kanker

5. Penyakit kronis (mis. Kanker, arthritis reumatoid)

6. Penyalahgunaan zat

7. Krisis keluarga

8. Konflik keluarga yang belum terselesaikan

INTERVENSI UTAMA:

Ketidakmampuan Koping Keluarga

1.Dukungan Koping Keluarga: 1.09260

 Definisi:

Memfasilitasi peningkatan nilai- nilai, minat dan tujuan dalam keluarga

 Tindakan:

• Observasi:

• Identifikasi respons emosional terhadap kondisi saat ini

• Identifikasi beban prognosis secara psikologis

• Identifikasi pemahaman tentang keputusan perawatan setelah pulang

• Identifikasi kesesuaian antara harapan pasien, keluarga, dan tenaga


kesehatan
• Terapeutik:

• Dengarkan masalah, perasaan, dan pertanyaan keluarga

• Terima nilai- nilai keluarga dengan cara yang tidak menghakimi

• Diskusikan rencana medis dan perawatan

• Fasilitas pengungkapan perasaan antara pasien dan keluarga atau antar


anggota keluarga

• Fasilitas pengambilan keputusan dalam merancanakan perawatan jangka


panjang, jika perlu

• Fasilitas anggota keluarga dalam mengidentifikasi dan menyelesaikan konflik


nilai

• Fasilitas pemenuhan kebutuhan dasar keluarga (mis. Tempat tinggal,


makanan, pakaian,)

• Fasilitas anggota keluarga melalui proses kematian dan berduka, jika perlu

• Fasilitas memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan peralatan yang


diperlukan untuk mempertahankan keputusan perawatan pasien

• Bersikap sebagai pengganti keluarga untuk menenangkan pasien dan atau


jika keluarga tidak dapat memberikan perawatan

• Hargai dan dukung mekanisme koping adaptif yang digunakan

• Berikan kesempatan berkunjung bagi anggota keluarga

• Edukasi:

• Informasikan kemajuan pasien secara berkala

• Informasikan fasilitas perawatan kesehatan yang tersedia

• Kolaborasi:

• Rujuk untuk terapi keluarga, jika perlu

2.Promosi Koping: 1.03138

 Definisi:

Meningkatkan upaya kognitif dan perilaku untuk menilai dan merespon stresor dan
atau kemampuan menggunakan sumber- sumber yang ada
 Tindakan:

• Observasi:

• Identifikasi kegiatan jangka pendek dan panjang sesuai tujuan

• Identifikasi kemampuan yang dimiliki

• Identifikasi sumber daya yang tersedia untuk memenuhi tujuan

• Identifikasi pemahaman proses penyakit

• Identifikasi dampak situasi terhadap peran dan hubungan

• Identifikasi metode penyelesaian masalah

• Identifikasi kebutuhan dan keinginan terhadap dukungan sosial

• Terapeutik:

• Diskusikan perubahan peran yang dialami

• Gunakan pendekatan yang tenang dan menyakinkan

• Diskusikan alasan mengkritik diri sendiri

• Diskusikan untuk mengklarifikasi kesalahpahaman dan mengevaluasi perilaku


sendiri

• Diskusikan risiko yang menimbulkan bahaya pada diri sendiri

• Fasilitas dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan

• Berikan pilihan realistis mengenai aspek- aspek tertentu dalam perawatan

• Motivasi terlibat dalam kegiatan sosial

• Motivasi mengidentifikasi sistem pendukung yang tersedia

• Dampingi saat berduka (mis. Penyakit kronis,kecacatan)

• Perkenalkan dengan orang atau kelompok yang berhasil mengalami


pengalaman sama

• Dukung penggunaan mekanisme pertahanan yang tepat

• Kurangi rangsangan lingkungan yang mengancam

• Edukasi:

- menjalin hubungan yang memiliki kepentingan dan tujuan sama

- penggunaan sumber spiritual, jika perlu


- Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi

- Anjurkan keluarga terlibat

- Anjurkan membuat tujuan yang lebih spesifik

- Ajarkan cara memecahkan masalah secara konstruktif

- Latih penggunaan teknik relaksasi

- Latih ketrampilan sosial, sesuai kebutuhan

- Latih mengembangkan penilaian obyektif

INTERVENSI PENDUKUNG:

Ketidakmampuan Koping Keluarga

Mobilitas Keluarga l.13483

 Definisi:

Memanfaatkan kekuatan keluarga untuk mempengaruhi kesehatan pasien secara


positif

 Tindakan:

• Observasi:

- Identifikasi kekuatan dan sumber daya di dalam keluarga dan masyarakat

- Identifikasi kesiapan dan kemampuan anggota keluarga untuk belajar

- Identifikasi keterbatasan, kemajuan, dan implikasi perawat

• Terapeutik:

- Jadilah pendengar yang baik untuk anggota keluarga

- Bina hubungan saling percaya dengan anggota keluarga

- Buat keputusan rencana perawatan bersama anggota keluarga

- Dukung kegiatan keluarga dalam mempromosikan kesehatan atau


pengelolaan kondisi

- Libatkan anggota keluarga untuk mengidentifikasi layanan kesehatan dan


sumber daya masyarakat

• Edukasi:
- Berikan informasi kesehatan kepada keluarga, sesuai kebutuhan

• Kolaborasi:

- Rujuk anggota keluarga pada dukungan kelompok, jika perlu

DIAGNOSIS:

Koping Defensif D.0094

Kategori: Psikologis

Subkategori: Integritas Ego

 Definisi:

Proyeksi evakuasi diri untuk melindungi diri dari ancaman terhadap harga

 Penyebab:

1. Konflik antara persepsi diri dan sistem nilai

2. Takut mengalami kegagalan

3. Takut mengalami penghinaan

4. Takut terhadap dampak situasi yang dihadapi

5. Kurangnya kepercayaan diri

6. Kurangnya dukungan sistem pendukung (support system’)

8. Harapan yang tidak realistis

 Gejala dan Tanda Mayor:

• Subjektif:

1. Menyalahkan orang lain


2. Menyangkal adanya masalah

3. Menyangkal kelemahan diri

4. Merasionalisasi kegagalan

• Objektif:

1. Hipersensitif terhadap kritik

 Gejala dan Tanda Minor:

• Subjektif:

1. Meremehkan orang lain

• Objektif:

1. Melemparkan tanggung jawab

2. Tawa permusuhan

3. Sikap superior terhadap orang lain

4. Tidak dapat membedakan realitas

5. Kurang minat mengikuti perawatan atau pengobatan

6. Sulit membangun atau mempertahankan hubungan

 Kondisi Klinis Terkait:

1. Penyakit kronis

2. Penyalahgunaan zat

3. Attention- deficit/hyperativitu disorder ( ADHD)

4. Gangguan perilaku

5. Oppositional Defiany Disorder

6. Delirium

7. Demensia

8. Gangguan amnestik
INTERVENSI UTAMA:

Koping Defensif

1. Promosi Harga Diri 1.09308

 Definisi:

Meningkatkan penilaian perasaan/ persepsi terhadap diri sendiri atau kemampuan


diri

 Tindakan:

• Observasi:

• Identifikasi budaya, agama, ras, jenis kelamin, dan usia terhadap harga diri

• Monitor verbakisasi yang merendahkan diri sendiri

• Monitor tingkat harga diri setiap waktu, sesuai kebutuhan

• Terapeutik:

• Motivasi terlibat dalam verbakisasi positif untuk diri sendiri

• Motivasi menerima tantangan atau hal baru

• Diskusikan pernyataan tentang harga diri

• Diskusikan kepercayaan terhadap penilaian diri

• Diskusikan pengalaman yang mengingatkan

• Diskusikan pengalaman yang meningkatkan harga diri

• Diskusikan persepsi negatif diri

• Diskusikan alasan mengkritik diri atau rasa bersalah

• Diskusikan penetapan tujuan realistis untuk mencapai harga diri yang lebih
tinggi

• Diskusikan bersama keluarga untuk menetapkan harapan dan batasan yang


jelas
• Berikan umpan balik positif atas peningkatan mencapai tujuan

• Fasilitas lingkungan dan aktivitas yang meningkatkan harga diri

• Edukasi:

• Jelaskan kepada keluarga pentingnya dukungan dalam perkembangan


konsep positif dari pasien

• Anjurkan mengidentifikasi kekuatan yang dimiliki anjurkan mempertahankan


kontak mata saat berkomunikasi dengan orang lain

• Anjurkan membuka diri terhadap kritik negatif

• Anjurkan mengevaluasi perilaku ajarkan cara mengatasi bullying

• Latih peningkatan tanggung jawab untuk diri sendiri

• Latih cara berfikir dan berperilaku positif

• Latih meningkatkan kepercayaan pada kemampuan dalam menangani situasi

2. Promosi Kesadaran Diri 1.09322

 Definisi:

Meningkatkan pemahaman dan mengeksplorasi pikiran, perasaan, motivasi, dan


perilaku

 Tindakan:

• Observasi:

• Identifikasi keadaan emosional saat ini

• Identifikasi respons yang ditunjukan berbagai situasi

• Terapeutik:

• Diskusikan nilai- nilai yang berkontribusi terhadap konsep diri

• Diskusikan tentang pikiran, perilaku atau respons terhadap kondisi

• Diskusikan dampak penyakit pada konsep diri

• Ungkapkan penyangkalan tentang kenyataan

• Motivasi dalam meningkatkan kemampuan belajar


• Edukasi:

• Anjurkan mengenali pikiran dan perasaan tentang diri

• Anjurkan menyadari bahwa setiap orang unik

• Anjurkan mengungkapkan perasaan ( mis.marah atau depresi)

• Anjurkan meminta bantuan orang lain,sesuai kebutuhan

• Anjurkan mengubah pandangan diri sebagai korban

• Anjurkan mengidentifikasi perasaan bersalah

• Anjurkan mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan

• Anjurkan mengevaluasi kembali persepsi negatif tentang diri

• Anjurkan dalam mengekspresikan diri dengan kelompok sebaya

• Ajarkan cara membuat prioritas hidup

• Latih kemampuan positif diri yang dimiliki

3. Promosi Koping 1.09312

 Definisi:

Meningkatkan upaya kognitif dan berperilaku untuk menilai dan merespon stresor
dan atau kemampuan menggunakan sumber- sumber yang ada

 Tindakan:

• Observasi:

• Identifikasi kegiatan jangka pendek dan panjang sesuai tujuan

• Identifikasi kemampuan yang dimiliki

• Identifikasi sumber daya yang tersedia untuk memenuhi tujuan

• Identifikasi pemahaman proses penyakit

• Identifikasi dampak situasi terhadap peran dan hubungan

• Identifikasi metode penyelesaian masalah


• Identifikasi kebutuhan dan keinginan terhadap dukungan sosial

• Terapeutik:

• Diskusikan perubahan peran yang dialami

• Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan

• Diskusikan alasan mengkritik diri sendiri

• Diskusikan untuk mengklarifikasi kesalah pahaman dan mengevaluasi


perilaku sendiri

• Diskusikan konsekuensi tidak menggunakan rasa bersalah dan rasa malu

• Diskusikan risiko yang menimbulkan bahaya pada diri sendiri

• Fasilitas dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan

• Berikan pilihan realistis mengenai aspek- aspek tertentu dalam perawatan

• Motivasi untuk menentukan harapan yang realistis

• Tinjau kembali kemampua dalam pengambilan keputusan

• Hindari mengambil keputusan saat pasien berada di bawah tekanan

• Motivasi terlibat dalam kegiatan sosial

• Motivasi mengidentifikasi sistem pendukung yang tersedia

• Damping saat berduka ( mis.penyakit kronis, kecacatan)

• Perkenalkan dengan orang atau kelompok yang berhasil mengalami


pengalaman sama

• Dukung penggunaan mekanisme pertahanan yang tepat

• Kurangi rangsangan lingkungan yang mengancam

• Edukasi:

• Anjurkan menjalin hubungan yang memiliki kepentingan dan tujuan sama

• Anjurkan penggunaan sumber spiritual, jika perlu

• Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi

• Anjurkan keluarga terlibat

• Anjurkan membuat tujuan yang lebih spesifik

• Ajarkan cara memecahkan masalah secara konstruktif


• Latih penggunaan teknik relaksasi

• Latih keterampilan sosial, sesuai kebutuhan

• Latih mengembangkan penilaian obyektif

INTERVENSI PENDUKUNG:

Koping Defensif

Dukungan Emosional I.09256

 Definisi:

Memfasilitasi penerimaan kondisi emosional selama masa stres

 Tindakan:

• Observasi:

- Identifikasi fungsi marah, frustasi, dan amuk bagia pasien

- Identifikasi hal yang telah memicu emosi

• Terapeutik:

- Fasilitas mengungkapkan perasaan cemas, marah, atau sedih

- Buat pernyataan suportif atau empati selama fase berduka

- Lakukan sentuhan untuk memberikan dukungan ( mis. Merangkul, menepuk-


nepuk)

- Tetap bersama pasien dan pastikan keamanan selama ansiesta, jika perlu

- Kurangi tuntunan berfikir sakit atau lelah

• Edukasi:

- Jelaskan konsekuensi tidak menghadapi rasa bersalah dan malu

- Anjurkan mengungkapkan perasaan yang dialami( mis. Ansiesta, marah,


sedih) digunakan

- Ajarkan penggunaan mekanisme pertahanan yang tepat

• Kolaborasi:

- Rujuk untuk konseling, jika perlu


DIAGNOSIS:

Koping Komunitas Tidak Efektif D.0095

Kategori: Psikologis

Subkategori: Integritas Ego

 Definisi:

Pola adaptasi aktivitas komunitas dan penyelesaian masalah yang tidak memuaskan
untuk memenuhi tuntunan atau kebutuhan masyarakat

 Penyebab:

1. Paparan bencana (alam atau bantuan manusia)

2. Riwayat bencana (alam atau buatan manusia)

3. Ketidakadakuatan sumber daya untuk pemecahan masalah

4. Ketidakcukupan sumber daya masyarakat (mis.itirahat, rekreasi, dukungan


sosial)

5. Tidak adanya sistem masyarakat

 Gejala dan Tanda Mayor:

• Subjektif:

1. Mengungkapkan ketidakberdayaan komunitas

• Objektif:

1. Komunitas tidak memenuhi harapan anggotanya

2. Konflik masyarakat meningkat


3. Insiden masalah masyarakat tinggi (mis. Pembunuhan, pengrusakan,
perampokan, pelecehan, pengangguran, kemiskinan, penyakit mental)

 Gejala Dan Tanda Minor:

• Subjektif:

1. Mengungkapkan kerenyahan komunitas

• Objektif:

1. Partisipasi masyarakat kurang

2. Tingkat penyakit masyarakat meningkat

3. Stres meningkat

 Kondisi Klinis Terikat:

1. Insiden kekerasan tinggi

2. Tingkat penyakit tinggi

3. Sedikitnya kesempatan atau lokasi untuk interaksi komunitas

INTERVENSI UTAMA:

Koping Komunitas Tidak Efektif

1. Edukasi Kesehatan 1.12383

 Definisi:

Mengajarkan pengelolaan faktor risiko penyakit dan perilaku hidup bersih serta sehat

 Tindakan:

• Observasi:
• Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

• Identifikasi faktor- faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi


perilaku hidup bersih dan sehat

• Terapeutik:

• Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan

• Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan

• Berikan kesempatan untuk bertanya

• Edukasi:

• Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan

• Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat

• Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup


bersih dan sehat

2. Manajemen Lingkungan Komunitas 1.14515

 Definisi:

Mengidentifikasi dan mengelola kondisi lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi,


dan politik yang mempengaruhi kesehatan masyarakat

 Tindakan:

• Observasi:

- Lakukan skrining risiko gangguan kesehatan lingkungan

- Identifikasi faktor risiko kesehatan yang diketahui

• Terapeutik:

- Libatkan partisipasi masyarakat dalam memelihara keamanan lingkungan


• Edukasi:

- Promosikan kebijakan pemerintah untuk mengurangi risiko penyakit

- Berikan pendidikan kesehatan untuk kelompok risiko

- Informasikan layanan kesehatan ke individu, keluarga, kelompok, beresiko


dan masyarakat

• Kolaborasi:

- Kolaborasi dalam tim multidisiplin untuk mengidentifikasi ancaman keamanan


di masyarakat

- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain dalam program kesehatan komunitas


untuk menghadapi risiko yang diketahui

- Kolaborasi dalam pengembangan program aksi masyarakat

- Kolaborasi dengan kelompok masyarakat dalam menjalankan paraturan


pemerintah

3. Pengembangan Kesehatan Masyarakat I.14548

 Definisi:

Memfasilitasi anggota kelompok atau masyarakat untuk mengidentifikasi isu


kesehatan komunitas dan mengimplementasikan solusi yang ada

 Tindakan:

• Observasi:

- Identifikasi masalah atau isu kesehatan dan prioritasnya

- Identifikasi potensi atau aset dalam masyarakat terkait isu yang dihadapi

- Identifikasi kekuatan dan partner dalam pengembangan kesehatan

- Identifikasi pemimpin/ tokoh dalam masyarakat

• Terapeutik:
- Berikan kesempatan kepada setiap anggota masyarakat untuk berpartipasi
sesuai aset yang dimiliki

- Libatkan anggota masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap isu


dan masalah kesehatan yang dihadapi

- Libatkan masyarakat dalam musyawarah untuk mendefinisikan isi kesehatan


dan mengembangkan rencana kerja

- Libatkan masyarakat dalam proses perencanaan dan implementasi serta


revisinya

- Libatkan anggota masyarakat dalam mengembangkan jaringan kesehatan

- Pertahankan komunikasi yang terbuka dengan anggota masyarakat dan


pihak- pihak yang terlibat

- Fasilitas struktur organisasi untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi


dan bernegosiasi

- Kembangkan strategi dalam manajemen konflik

- Persatuan anggota masyarakat dengan cita- cita komunitas yang sama

- Bangun komitmen antar anggota masyarakat

- Kembangkan mekanisme keterlibatan tatanan lokal, regional bahkan nasional


terkait isu kesehatan

INTERVENSI PENDUKUNG:

Koping Komunitas Tidak Efektif

Dukungan Memaafkan I.09261

 Definisi:

Memfasilitasi penglihatan perasaan marah dan dendam dengan empati dan


kerendahan hati

 Tindakan:

• Observasi:

- Identifikasi sumber kemarahan dan kebencian

- Identifikasi keyakinan yang menghambat dan membantu mengungkapkan


masalah
- Identifikasi perasaan marah, kepahitan, dan dendam

• Terapeutik:

- Dengarkan ungkapan perasaan dan pikiran secara empati

- Gunakan teknik kehadiran, sentuhan, dan empati, jika perlu

- Fasilitas mengatasi hambatan pemulihan dengan cara spiritual ( mis. Doa,


bimbingan, bersikap bijaksana)

- Fasilitas kegiatan ibadah, bermohon ampun/ taubat kepada Tuhan ( mis.


Sholat taubat, pengakuan dosa)

• Edukasi:

- Jelaskan bahwa memarkan adalah sebuah proses

- Jelaskan bahwa memarkan memiliki dimensi kesehatan dan pemulihan diri

- Ajarkan teknik melepaskan emosi dan relaksasi


DIAGNOSIS

Koping tidak efektif D.0096

Kategori: Psikologis

Subkategori: Integritas Ego

 Definisi

Ketidakmampuan menilai dan merespons stresordan/atau ketidakmampuan


menggunakan sumber-sumber yang ada untuk mengatasi masalah.

 Penyebab

1. Ketidakpercayaan terhadap kemampuan diri mengatasi masalah

2. Ketidakadekuatan sistem pendukung

3. Ketidakadekuatan strategi koping

4. Ketidakadekuatan atau kekacauan lingkungan

5. Ketidakcukupan persiapan untuk mengatasi stresor

6. Disfungsi sistem keluarga

7. Krisis situasional

8. Krisis maturasional

9. Kerentanan personalitas

10. Ketidakpastian

 Gejala dan tanda mayor

• Subjektif:

1. Mengungkapkan tidak mampu mengatasi masalah

• Objektif:

1. Tidak mampu memenuhi peran yang diharapkan (sesuai usia)

2. Menggunakan mekanisme koping yangtidak sesuai

 Gejala dan tanda minor

• Subjektif:
1. Tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar

2. Kekhawatiran kronis

• Objektif:

1. Penyalahgunaan zat

2. Memanipulasi orang lain untuk memenuhi keinginanya sendiri

3. Perilaku tidak asertif

4. Partisipasi sosial kurang

 Kondisi klinis terkait:

1. Kondisi perawatan kritis

2. Attention Deficit/Hyperactivty Disorder (ADHD)

3. Gangguan perilaku

4. Oppositional Defiant Disorder

5. Gangguan kecemasan perpisahan

6. Delirium

7. Demensia

8. Gangguan amnestik

9. Intoksikasi zat

10. Putus zat


INTERVENSI UTAMA

Koping tidak efektif

1. Dukungan pengembalian keputusan 1.09265

 Definisi

Memberikan informasi dan dukungan saat pembuatan keputusan kesehatan

 Tindakan

• Observasi:

- Identifikasi persepsi mengenal masalah dan informasi yang memicu konflik

• Terapeutik:

- Fasilitas mengklarifikasi nilai dan harapan yang membantu

- Diskusikan kelebihan dan kekurangan dari setiap solusi

- Fasilitas melihat situasi secara realistik

- Motivasi mengungkapkan tujuan perawatan yang diharapkan

- Fasilitas pengambilan keputusan secara kolaboratif

- Hormati hak pasien untuk menerima atau nebolak informasi

- Fasilitas menjelaskan keputusan orang lain ,jika perluh

- Fasilitas hubungan antara pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan lainnya

• Edukasi:

- Informasikan alternatif solusi secara jelas

- Berikan informasi yang pasien minta

• Kolaborasi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam menfasilitasi pengambilan
keputusan

2. Dukungan penampilan peran 1.13478

 Definisi

Memfasilitasi pasien dan keluarga untuk memperbaiki hubungan dengan


mengklarifikasi dan memenuhi peran tertentu

 Tindakan

• Observasi

- Identifikasi berbagai peran dan periode transisi sesuai tingkat perkembangan

- Identifikasi peran yang ada dalam keluarga

- Identisikasi adanya peran yang tidak terpenuhi

• Terapeutik

- Fasilitasi adaptasi peran keluarga terhadap perubahan peran yang tidak


diinginkan

- Fasilitasi bermain peran dalam mengantisipasi risiko orang lain terhadap


prilaku

- Fasilitasi diskusi perubahan peran anak terhadap bayi baru lahir, jika perlu

- Fasilitasi diskusi tentang peran orang tua, jika perlu

- Fasilitasi diskusi tentang adaptasi peran saat anak meninggalkan rumah, jika
perlu

- Fasilitasi diskusi harapan dengan keluarga dalam peran timbal balik

• Edukasi

- Diskusikan perilaku yang dibutuhkan untuk pengembangan peran

- Diskusikan perubahan peran yang diperluhkan akibat penyakit atau ketidak


mampuan

- Diskusikan perubahan peran dalam menerima ketergantungan orang tua

- Diskusikan strategi positif untuk mengelola perubahan peran


- Ajarkan perilaku baru yang dibutuhkan olrh pasien/orang tua untuk memenuhi
peran

• Kolaborasi

- Rujuk dalam kelompok untuk mempelajari peran baru

3. Promosi koping 1.13494

 Definisi

Meningkatkan upaya kognitif dan perilaku untuk menilai dan merespon stresor
dan/kemampuan menggunakan sumber sumber yang ada

 Tindakan

• Observasi

- Identifikasi kegiatan jangka pendek dan panjang sesuai tujuan

- Identifikasi kemampuan yang dimiliki

- Identifikasi sumber daya yang tersedia untuk memenuhi tujuan

- Identifikasi pemahaman proses penyakit

- Identifikasi dampak situasi terhadap peran dan hubungan

- Identifikasi metode penyelesaian masalah

- Identifikasi kebutuhan dan keinginan terhadap dukungan sosial

• Terapeutik

- Diskusikan perubahan peran yang dialami

- Gunakan pendekatan yang tenang dan menyakinkan

- Diskusikan alasan mengkritik diri sendiri

- Diskusian untuk mengklarifikasi kesalah pahaman dan mengevaluasi perilaku


sendiri

- Diskusikan konsekuensikan tidak menggunakan rasa bersalah dan rasa malu


- Diskusikan risiko yang menimbulkan bahaya pada diri sendiri

- Fasilitas dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan

- Berikan pilihan realitis mengenai aspek aspek tertentu dalam perawatan

- Motivasi untuk menentukan harapan yang realitis

- Tinjauan kembali kemampuan dalam pengambilan keputusan

- Hindari mengambil keputusan saat pasien berada dibawah tekanan

- Motivasi terlibat dalam kegiatan sosial

- Motivasi mengidentifikasi sistem dukungan yang tersedia

- Dampingi saat berduka (mis, penyakit kronis, kecacatan)

- Perkenalan dengan orang atau kelompok yang berhasil mengalami


pengalaman sama

- Dukung penggunaan mekanisme pertahanan yang tepat

- Kurangi rangsangan lingkungan yang mengancaman

• Edukasi

- Anjurkan menjalin hubungan yang memiliki kepentingan dan tujuan sama

- Anjurkan menggunakan sumber spritual, jika perluh

- Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi

- Anjurkan keluarga terlibat

- Anjurkan membuat tujuan yang lebih spesifik

- Ajarkan cara memecahkan masalah secara konstruktif

- Latih penggunaan teknik relaksasi

- Latih ketrampilan sosial, sesuai kebutuhan

- Latih mengembangkan penilaian obyektif

INTERVENSI PENDUKUNG

Bimbingan sistem kesehatan 1.12360


 Defnisi

Mengidentifikasi dan mengembangkan kemampuan untuk mengatasi masalah


kesehatan.

 Tindakan

• Observasi

- Identifikasi masalah kesehatan individu, keluarga, masyarakat

- Identifikasi inisiatif individu, keluarga dan masyarakat

• Terapeutik

- Fasilitasi pemenuhan kebutuhan kesehatan

- Fasilitas pemenuhan kebutuhan kesehatan mandiri

- Libatkan kolega/teman untuk membimbing pemenuhan kebutuhan kesehatan

- Siapkan pasien untuk mampu berkolaborasi dan bekerjasama dalam


pemenuhan kebutuhan kesehatan

• Edukasi

- Bimbing untuk bertanggung jawab mengidentifikasi dan mengembangkan


kemampuan memecahkan masalah kesehatan secara mandiri
DIAGNOSIS:

Penurunan koping keluarga D.0097

Kategori: psikologis

Subkategori: intergritas ego

 Definisi

Ketidakaekuatan atau ketidakefektifan dukungan, rasa nyaman, bantuan dan


motivasi orang terdekat(anggota keluarga atau orang berarti)yang dibutuhkan klien
untuk mengelola ataumengatasi masalah kesehatannya

 Penyebab

1. Situasi penyerta yang mempengaruhi orang terdekat

2. Krisis perkembangan yang dihadapi orang terdekat

3. Kelelahan orang terdekat dalam memberikan dukungan

4. Disorganisasi keluarga

5. Perubahan peran keluarga

6. Tidak tersedianya informasi bagi orang terdekat

7. Kurangnya saling mendukung

8. Tidak cukupnya dukungan yang diberikan klien pada oang terdekat

9. Orang terdekat kurang terpapar informasi

10. Salahnya/tidak pahamnya informasi yang didapatkan orang terdekat

11. Orang terdekat terlalu fokus pada kondisi diluar keluarga

12. Penyakit kronis yang menghabiskan kesempatan dukungan orang terdekat

13. Krisis situasional yang dialami orang terdekat

 Gejala dan tanda mayor

• Subjektif:

1. Klien mengeluh/khawatir tentang respon orang terdekat pada masalah


kesehatan
• Objektif:

1. Orang terdekat menarik diri dari klien

2. Terbatasnya komunikasi orang terdekat dengan klien

 Gejala dan tanda minor

• Subjektif:

1. Orang terdekat menyatakan kurang terpapar informasi tentang upaya


mengatasi masalah klien

• Objektif:

1. Bantuan yang dilakukan orang terdekat menunjukan hasil yang tidak


memuaskan

2. Orang terdekat berperilaku protektif yang tidak sesuai dengan


kemampuan/kemandirian klien

 Kondisi klinis terkait

1. Penyakit ALZHEIMER

2. AIDS

3. Kelainan yang menyebabkan paralisis permanen

4. Kangker

5. Penyakit kronis (mis, kanker,atrhtritis reumatoid)

6. Penyalahgunaan zat

7. Krisis keluarga

8. Konflik keluarga yang belum terselesaikan


INTERVENSI UTAMA

Penurunan koping keluarga

1. Dukungan koping keluarga 1.09260

 Definisi:

Memfasilitasi peningkatan nilai-nilai, minat dan tujuan dalam keluarga

 Tindakan

• Observasi

- Identifikasi respons emosional terhadap kondisi saat ini

- Identifikasi beban prognosis secara psikologis

- Identifikasi pemahaman tentang keputusan perawatan setelah pulang

- Identifikasi kesesuaian antara harapan pasien, keluarga, dan tenaga


kesehatan

• Terapeutik

- Dengarkan masalah, perasaan dan pertanyaan keluarga

- Terima nilai nilai keluarga dengan cara yang tidak menghakimi

- Diskusikan rencana medis dan perawatan

- Fasilitasi pengungkapan perasaan antara pasien dan keluarga atau antar


anggota keluarga

- Fasilitasi pengambilan keputusan dalam merencanakan perawatan jangka


panjang, jika perlu

- Fasilitasi anggota keluarga dalam mengidentifikasidan menyelesaikan konflik


nilai

- Fasilitasi pemenuhan kebutuhan dasar keluarga ( mis, tempat tinggal,


makanan, pakaian )
- Fasilitas anggota keluarga melalui proses kematian dan berduka, jika perlu

- Fasilitas memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan peralatan yang


diperluhkan untuk mempertahankan keputusan perawatan pasien

- Bersikap sebagai penganti keluarga untuk menenangkan pasien dan/jika


keluarga tidak dapan memberikan perawatan

- Hargai dan dukungan mekanisme koping adaptif yang digunakan

- Berikan kesempatan berkunjung bagi anggota keluarga

• Edukasi

- Informasikan kemajuan pasien secara berkala

- Informasikan fasilitas perawatan kesehatan yang tersedia

• Kolaborasi

- Rujuk untuk terapi keluarga, jika perlu

2. Promosi koping

 Definisi

Meningkatkan upaya kognitif dan perilaku untuk menilai dan merespon stresor
dan/kemampuan menggunakan sumber sumber yang ada

 Tindakan

• Observasi

- Identifikasi kegiatan jangka pendek dan panjang sesuai tujuan

- Identifikasi kemampuan yang dimiliki

- Identifikasi sumber daya yang tersedia untuk memenuhi tujuan

- Identifikasi pemahaman proses penyakit

- Identifikasi dampak situasi terhadap peran dan hubungan


- Identifikasi metode penyelesaian masalah

- Identifikasi kebutuhan dan keinginan terhadap dukungan sosial

• Terapeutik

- Diskusikan perubahan peran yang dialami

- Gunakan pendekatan yang tenang dan menyakinkan

- Diskusikan alasan mengkritik diri sendiri

- Diskusian untuk mengklarifikasi kesalah pahaman dan mengevaluasi perilaku


sendiri

- Diskusikan konsekuensikan tidak menggunakan rasa bersalah dan rasa malu

- Diskusikan risiko yang menimbulkan bahaya pada diri sendiri

- Fasilitas dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan

- Berikan pilihan realitis mengenai aspek aspek tertentu dalam perawatan

- Motivasi untuk menentukan harapan yang realitis

- Tinjauan kembali kemampuan dalam pengambilan keputusan

- Hindari mengambil keputusan saat pasien berada dibawah tekanan

- Motivasi terlibat dalam kegiatan sosial

- Motivasi mengidentifikasi sistem dukungan yang tersedia

- Dampingi saat berduka (mis, penyakit kronis, kecacatan)

- Perkenalan dengan orang atau kelompok yang berhasil mengalami


pengalaman sama

- Dukung penggunaan mekanisme pertahanan yang tepat

- Kurangi rangsangan lingkungan yang mengancaman

• Edukasi

- Anjurkan menjalin hubungan yang memiliki kepentingan dan tujuan sama

- Anjurkan menggunakan sumber spritual, jika perluh

- Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi

- Anjurkan keluarga terlibat

- Anjurkan membuat tujuan yang lebih spesifik


- Ajarkan cara memecahkan masalah secara konstruktif

- Latih penggunaan teknik relaksasi

- Latih ketrampilan sosial, sesuai kebutuhan

- Latih mengembangkan penilaian obyektif

INTERVENSI PENDUKUNG

Bimbingan sistem kesehtan 1.12360

 Definisi

Mengidentifikasi dan mengembangkan kemampuan untuk mengatasi masalah


kesehatan

 Tindakan

• Observasi

- Identifikasi masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat

- Identiikasi inisiatif individu, keluarga dan masyarakat

• Terapeutik

- Fasilitas pemenuhan kebutuhan kesehatan

- Fasilitas pemenuhan kebutuhan kesehatan mandiri

- Libatkan kolega/teman untuk membimbing pemenuhan kebutuhan kesehatan

- Siapkan pasien untuk mampu berkolaborasi dan bekerjasama dalam


pemenuhan kebutuhan kesehatan

• Edukasi

- Bimbingan untuk bertanggung jawab mengidentifikasi dan mengembangkan


kemampuan memecahkan masalah kesehatan secara mandiri
DIAGNOSIS

Penyangkalan tidak efektif D.0098

Kategori: psikologis

Subkategori: integritas ego

 Definisi

Upaya mengingaki pemahaman atau makna suatu peristiwa secara sadar atau tidak
sadar untuk menurunkan kecemasan/ketakutan yang dapat menyebabkan gangguan
kesehatan.

 Penyebab

1. Kecemasan

2. Ketakutan terhadap kematian

3. Ketakutan mengalami kehilangan kemandirian

4. Ketakutan terhadap perpisahan

5. Ketidakefektifan strategi koping


6. Ketidakpercayaan terhadap kemampuan mengatasi masalah

7. Ancaman terhadap realitas yang tidak menyenangkan

 Gejala dan tanda mayor

• Subjektif:

1. Tidak mengakui dirinya mengalami gejala atau bahaya ( walaupun kenyataan


sebaliknya )

• Objektif:

1. Menunda mencari pertolongan pelayanan kesehatan

 Gejala dan tanda minor

• Subjektif:

1. Mengakui tidak takut dengan kematian

2. Mengakui tidak takut dengan penyakit kronis

3. Tidak mengakui bahwa penyakit berdampak pada pola hidup

• Objektif:

1. Melakukan pengobatan mandiri

2. Mengalihkan sumber gejala ke orang lain

3. Berperilaku acuh tak acuh saat membicarakan peristiwa penyebab stress

4. Menunjukan afek yang tidak sesuai

 Gejala klinis terkait

1. Penyakit kronis

2. Intoksikasi zat

3. Putus zat

4. Penyakit Alzheimer

5. Penyakit Terminal.
INTERVENSI UTAMA

Penyangkalan tidak efektif

1. Promosi kesadaran diri 1.09311

 Definisi

Meningkatkan pemahaman dan mengeksplorasi pikiran, perasaan, motivasi, dan


perilaku

 Tindakan

• Observasi:

- Identifikasi keadaan emosional saat ini

- Identifikasi reapons yang ditunjukkan berbagai situasi

• Terapeutik:

- Diskusikan nilai nilai yang berkontribusi terhadap konsep diri

- Diskusikan tentang pikiran, perilaku atau respons terhadap kondisi

- Diskusikan dampak penyakit pada konsep diri

- Ungkapkan penyangkalan tentang kenyataan

- Motivasi dalam meningkatkan kemampuan belajar

• Edukasi:

- Anjurkan mengenali pikiran dan perasaan tentang diri

- Anjurkan menyadari bahwa setiap orang unik

- Anjurkan mengungkapkan perasaan ( mis, marah atau depresi )

- Anjurkan meminta bantuan orang lain, sesuai kebutuhan

- Anjurkan mengubah pandangan diri sebagai korban

- Anjurkan mengidentifikasi perasaan bersalah

- Anjurkan mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan

- Anjurkan mengevaluasi kembali persepsi negatif tentang diri

- Anjurkan dalam mengekspresikan diri dengan kelompok sebaya


- Anjurkan cara membuat prioritas hidup

- Latih kemampuan positif diri yang dimiliki.

2. Promosi koping 1.09312

 Definisi

Meningkatkan upaya kognitif dan perilaku untuk menilai dan merespon stresor
dan/kemampuan menggunakan sumber sumber yang ada

 Tindakan

• Observasi

- Identifikasi kegiatan jangka pendek dan panjang sesuai tujuan

- Identifikasi kemampuan yang dimiliki

- Identifikasi sumber daya yang tersedia untuk memenuhi tujuan

- Identifikasi pemahaman proses penyakit

- Identifikasi dampak situasi terhadap peran dan hubungan

- Identifikasi metode penyelesaian masalah

- Identifikasi kebutuhan dan keinginan terhadap dukungan sosial

• Terapeutik

- Diskusikan perubahan peran yang dialami

- Gunakan pendekatan yang tenang dan menyakinkan

- Diskusikan alasan mengkritik diri sendiri

- Diskusian untuk mengklarifikasi kesalah pahaman dan mengevaluasi perilaku


sendiri

- Diskusikan konsekuensikan tidak menggunakan rasa bersalah dan rasa malu

- Diskusikan risiko yang menimbulkan bahaya pada diri sendiri

- Fasilitas dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan

- Berikan pilihan realitis mengenai aspek aspek tertentu dalam perawatan

- Motivasi untuk menentukan harapan yang realitis


- Tinjauan kembali kemampuan dalam pengambilan keputusan

- Hindari mengambil keputusan saat pasien berada dibawah tekanan

- Motivasi terlibat dalam kegiatan sosial

- Motivasi mengidentifikasi sistem dukungan yang tersedia

- Dampingi saat berduka (mis, penyakit kronis, kecacatan)

- Perkenalan dengan orang atau kelompok yang berhasil mengalami


pengalaman sama

- Dukung penggunaan mekanisme pertahanan yang tepat

- Kurangi rangsangan lingkungan yang mengancaman

• Edukasi

- Anjurkan menjalin hubungan yang memiliki kepentingan dan tujuan sama

- Anjurkan menggunakan sumber spritual, jika perluh

- Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi

- Anjurkan keluarga terlibat

- Anjurkan membuat tujuan yang lebih spesifik

- Ajarkan cara memecahkan masalah secara konstruktif

- Latih penggunaan teknik relaksasi

- Latih ketrampilan sosial, sesuai kebutuhan

- Latih mengembangkan penilaian obyektif

INTERVENSI PENDUKUNG

Dukungan emosional 1.09256

 Definisi

Memfasilitasi penerimaan kondisi emosional selama masa stres


 Tindakan

• Observasi

- Identifikasi fungsi marah, frustasi dan amuk bagi pasien

- Identifikasi hal yang telah memicu emosi

• Terapeutik

- Fasilitas mengungkapkan perasaan cemas, marah, atau sedih

- Buat pernyataan suportif atau empati selama fase berduka

- Lakukan sentuhan untuk memberikan dukungan ( mis, merangkul, menepuk


nepuk )

- Tetap bersama pasien dan pastikan keamanan selama ansietas, jika perluh

- Kurangi tuntutan berpikir saat sakit atau lelah

• Edukasi

- Jelaskan konsekuensi tidak menghadapi rasa bersalah dan rasa malu

- Anjurkan mengungkapkan perasaan yang dialami ( mis, ansietas, marah,


sedih )

- Anjurkan mengungkapkan pengalaman emosional sebelumnya dan pola


respons yang biasa digunakan

- Ajarkan penggunaan mekanisme pertahanan yang tepat

• Kolaborasi

- Rujuk untuk konseling, jika perluh


DIAGNOSIS

Perilaku kesehatan cenderung berisiko D.0099

Kategori: psikologis

Subkategori: integritas ego

 Definisi

Hambatan kemampuan dalam mengubah gaya hidup/perilaku untuk memperbaiki


status kesehatan.

 Penyebab

1. Kurang terpapar informasi

2. Ketidakadekuatan dukungan sosial

3. Self efficacy yang rendah

4. Status sosio-ekonomi rendah


5. Stresor berlebihan

6. Sikap negatif terhadap pelayanan kesehatan

7. Pemilihan gaya hidup tidak sehat ( mis, merokok, konsumsi alkohol


berlebihan )

 Gejala dan tanda mayor

• Subjektif:

• Objektif:

1. Menunjukan penolakan terhadap perubahan status kesehatan

2. Gagal melakukan tindakan pencegahan masalah kesehatan

3. Menunjukan upaya peningkatan status kesehatan yang minimal

 Gejala dan tanda minor

• Subjektif:

• Objektif:

1. Gagal mencapai pengendalian yang optimal

 Kondisi klinis terkait

1. Kondisi baru terdiagnosis penyakit

2. Kondisi perubahan gaya hidup baru akibat penyakit

3. Tumor otak

4. Penyalagunaan zat

5. Gangguan kepribadian dan psikotik

6. Despresi/psikosis pasca persalinan


INTERVENSI UTAMA

1. Promosi perilaku upaya kesehatan 1.12472

 Definisi

Meningkatkan perubahan perilaku penderita/klien agar memiliki kemauan dan


kemampuan yang kondusif bagi kesehatan secara menyeluruh baik bagi
lingkuangan maupun masyarakat sekitarnya

 Tindakan

• Observasi

- Identifikasi perilaku upaya kesehatan yang dapat ditingkatkan

• Terapeutik

- Berikan lingkungan yang mendukung kesehatan

- Orientasi pelayanan kesehatan yang dapat dimanfaatkan

• Edukasi

- Anjurkan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

- Anjurkan memberikan bayi ASI ekslusif

- Anjurkan menimbang balita setiap bulan

- Anjurkan menggunakan air bersih

- Anjurkanmencuci tangan dengan air bersih dan sabun

- Anjurkan menggunakan jamban sehat

- Anjurkan membrantas jentik dirumah seminggu sekali

- Anjurkan makan sayur dan buah setiap hari

- Anjurkan melakukan aktivitas fisik setiap hari

- Anjurkan tidak merokok didalam rumah


INTERVENSI PENDUKUNG

Bimbingan Antisipatif 1.12359

 Definisi

Mempersiapkan pasien dan keluarga untuk mengantisipasi perkembangan atau


krisis situasional

 Tindakan

• Observasi

- Identifikasi metode penyelesaian masalah yang biasa digunakan

- Identifikasi kemungkinan perkemangan atau krisis situasional yang akan


terjadi serta dampaknya pada individu dan keluarga

• Terapeutik

- Fasilitasi memutuskan bagaimana masalah akan diselesikan

- Fasilitasi memutuskan siapa yang akan dilibatkan dalam menyelesaikan


masalah

- Gunakan contoh kasus untuk meningkatkan ketrampilan menyelesaikan


masalah

- Fasilitasi mengidentifikasi sumber daya yang tersedia

- Fasilitasi menyesuaikan diri dengan perubahan peran

- Jadwalkan kunjungan pada setiap tahapan perkembangan atau sesuai


kebutuhan

- Jadwalkan tindak lanjut untuk memantau atau memberi dukungan

- Berikan nomer kontak yang dapat dihubungi, jika perluh

- Libatkan keluarga dan pihak tertentu, jika perluh

- Berikan referensi baik cetak ataupun elektronik ( mis, materi pendidikan,


pamflet )

• Edukasi
- Jelaskan perkembangan dan perilaku normal

- Informasikan harapan yang realistis terkait perilaku pasien

- Latih teknik koping yang dibutuhkan untuk mengatasi perkembangan atau


krisis situasional

• Kolaborasi

- Rujuk kelembaga pelayanan masyrakat, jika perluh


DIANOGSIS

1.Risiko Distres Spiritual D.0100

Kategori : Psikologis

Subkategori : Intergritas Ego

 Definisi :

Beresiko mengalami gangguan keyakinan atau system nilai pada individu atau
kelompok

Berupa kekuatan,harapan dan makna hidup.

 Faktor resiko :

1.Perubahan hidup

2.Perubahan lingkungan

3.Bencana alam

4.Sakit kronis

5.Sakit fisik

6.Penyalah gunaan zat

7.Kecemasan

8.Perubahan dalam ritual agama

9.Perubahan dalam praktik spiritual

10.Konflik spiritual

11.Depresi

12.Ketidakmampuan memaafkan

13.Kehilangan

!4.Harga diri rendah

!5.Hubungan buruk

16.Konflik rasial

17.Berpisah dengan system pendukung


18.Stres

 Kondisi terkait :

1.Penyakit kronis (mis.arthis rheumatoid,skelrois multiple)

2.Penyakit terminal (mis.kanker)

3.Retardasi mental

4.Kehilangan ekstermitas

5.Sudden infant death syndrome (SIDS)

6.Kelahiran mati,kematian janin keguguran

7.Kemandulan

INTERVENSI:

1.Intervensi utama :

• Dukungan perkembangan spiritual 1.09269

 Definisi

Memfasilitasi pengembangan kemampuan mengidentifikasi, berhubungan, dan


mencari sumber makna, kekuatan dan harapan dalam hidup.

 Tindakan :

• Terapeutik :

- Sediakan lingkungan yang tenang untuk refleksi diri

- Fasilitas mengidentifikasi masalah spiritual

- Fasilitas mengidentifikasi hmbatan dalam pengenalan diri

- Fasilitas mengeksplorasi keyakinan terkait pemulihan tubuh, pikiran, dan jiwa

- Fasilitas hubungan persahabatan dngan orang lin dan pelayanan keagamaan

• Edukasi :
- Anjurkan membuat komitmen spiritual berdasarkan keyakinan dan nilai

• Kolaborasi :

- Rujuk pada pemuka agama/kelompok agama, jika perlu

- Rujuk kepada kelompok pendukung, swabantu, atau progam spiritual, jika


perlu

2.Intervensi pendukung :

• Dukungan keyakinan 1.09259

 Definisi :

Memfasilitasi intergrasi keyakinan ke dalam rencana perawatan unutuk menunjang


pemulihan kondisi kesehatan

 Tindakan :

• Observasi :

- Identifikasi keyakinan, masalah, dan tujuan peralatan

- Identifikasi kesembuhan jangka Panjang sesuai kondisi pasien

- Monitor kesehatan fisik dan mental

• Terapeutik :

- Intergrasikan keyakinan dalam rencana perawatan sepanjang tidak


membahayakan/beresiko keselamatan, sesuai kebutuhan

- Berikan harapan yang realistis sesuai prognosis

- Fasilitas pertemuan antara keluarga dan tim kesehatan untuk membuat


keputusan

- Fasilitas memberikn makna terhadap kondisi kesehatan

2.Risiko harga diri rendah kronis D.0101


Kategori : Psikologis

Subkategori : Integritas ego

 Definisi :

Berisiko mengalami evaluasi atau negative terhadap diri sendiri atau

kemampuan yang berlangsung dalam waktu lama dan terus menerus.

 Faktor risiko :

1.Gangguan psikiatrik

2.Kegagalan berulang

3.Ketidaksesuaian budaya

4.Ketidaksesuaian spiritual

5.Ketidakefektifan koping terhadap kehilangan

6.Kurang mendapat kasih saying

7.Kurang keterlibatan dalam kelompok/masyarakat

8.Kurang penghargaan dari orang lain

9.Ketidakmampuan menunjukkan perasaan

10.Perasaan kurang didukung orang lain

11.Pengalaman traumatik

 Kondisi klinis terkait :

1.Penyakit kronis

2.penyakit degerenatif

3.Gangguan prilaku

4.Gangguan perkembangan

5.Gangguan mental

6.Penyalahgunaan zat

7.Gangguan mood
8.Trauma

9.Pasca pembedahan

10.Kehilangan fungsi tubuh

INTERVENSI :

1. Intervensi utama :

• Dukungan penampilan peran 1.13478

 Definisi :

Memfasilitasi pasien dan keluarga untuk memperbaiki hubungan dengan


mengklarifikasi dan memenuhi prilaku peran tertentu

 Tindakan :

• Observasi :

- Identifikasi berbagai peran dan periode transisi sesuai tingkat perkembangan

- Identifikasi peran yang ada dalam keluarga

- Indentifikasi adanya peran yang tidak terpenuhi

• Terapeutik :

- Fasilitas adaptasi peran keluarga terhadap perubahan peran yang tidak


diinginkan

- Fasilitas bermain peran dalam mengantisipasi reaksi orang lain terhadap


prilaku

- Fasilitas diskusi perubahan peran anak terhadap bayi baru lahir

- Fasilitas diskusdi tentang peran orang tua, jika perlu

- Fasilitas diskusi teentang adaptasi peran saat anak meninggalkan rumah, jika
perlu

- Fasilitas diskusi haraapan dengan keluarga dalam peran timbal balik


• Edukasi :

- Diskusikan perilaku yang dibutuhkan untuk pengembangan peran

- Diskusikan perubahan peran yang diperlukan akibat penyakit atau


ketidakmampuan

- Diskusikan perubahan peran dalam menerima ketergantungan orangtua

- Diskusikan strategi positif untuk mengelolan perubahan peran

- Ajarkan perilaku baru yang dibutuhkan oleh pasien/orang tua untuk


memenuhi peran

• Kolaorasi :

- Rujuk dalam kelompok untuk mempelajari peran baru

2. Intervensi pendukung :

• Edukasi nutrisi anak 1.12396

 Definisi :

Menyediakan informasi mengenal pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak

 Tindakan :

• Observasi :

- Identifikasi kesiapan kemampuan menerima informasi

• Terapeutik :

- Sediakan materi dan media Pendidikan kesehatan

- Jadwalkan Pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan

- Berikan kesempatan untuk bertanya

• Edukasi :

- Jelaskan kebutuhan gizi seimbang pada anak


- Jelaskan pentongnya pemberan makanan mengandung vitamin D dan zat
besi pada masa pra pubertas, zat besi terutama pada anak perempuan yang telah
menstruasi

- Anjurkan menghindari makanan jajanan yang tidak sehat (mis. Mengandung


pemanis buatan, pengawet,penyedap)

3.Risiko harga diri rendah situasional D.0102

Kategori : psikologis

Subkategori : intergritas ego

 Definisi :

Berisiko mengalami evaluasi atau perasaan terhadap diri sendiri atau

Kemampuan klien seagai respon terhadap situasi saat ini.

 Faktor risiko ;

1.Gangguan gambaran diri

2.Gangguan fungsi

3.Gangguan peran sosial

4.Harapan tidak realitis

5.Kurang pemahaman terhadap situasi

6.Penurunan kontrol terhadap situasi

7.Penyakit fisik

8.Perilak tidak sesuai dengan nilai setempat

9.Kegagalan

10.Perasaan tidk berdaya

11.Riwayat kehilangan

12.Riwayat pengabaian
13.Riwayat penolakan

14.Riwayat penganiayaan (mis.fisik,psikologis,seksual)

15.Transisi perkembangan

 Kondisi klinis terkait

1.Cedera traumatis

2.Pembedahan

3.Kehamilan

4.Kondisi baru terdiagnosis

5.Stroke

6.Penyalahgunaan zat

7.Demensia

INTERVENSI :

1. Intervensi utama :

• Promosi kesadaran diri 1.09311

 Definisi :

Menigkatkan pemahaman dan mengeksplor pikiran, perasaan, motivasi, dan


perilaku

 Tindakan :

• Observasi :

- Identifikasi keaadan emosional saat ini

- Identifikasi respons yang ditunjukan berbagao situasi

• Terapeutik :
- Diskusikan nilai-nilai yang berkontribusi terhadap konsep diri

- Diskusikan tentang pikiran, perilaku atau respons terhadap kondisi

- Diskusikan dampak penyakit pada konsep diri

- Ungkapkan penyangkalan tentang kenyataan

- Motivasi dalam meningkatkan kemampuan belajar

• Edukasi :

- Anjurkan mengenali pikiran dan perasaan tentang diri

- Anjurkan menyadari baha setiap orang unik

- Anjurkan mengungkapkan perasaan (mis. Marah atau depresi)

- Anjurkan meminta bantuan orang lain, sesuai kebutuhan

- Anjurkan mengubah pandangan diri sebagai korban

- Anjurkan mengidentifikasi perasaan bersalah

- Anjurkan mengidentifikasi yang memicu kecemasan

- Anjurkan mengevaluasi kembali persepsi negative tntang diri

- Anjurkan dalam mengekspresikan diri dengan kelompok sebaya

- Anjurkan cara membuat prioritas hidup

- Latih kemampuan positif diri yang dimiliki

2. intervensi pendukung :

• Promosi resiliens 1.13497

 Definisi :

Meningkatkan perkembangan, pengunaan, penguatan dan perlindungan untuk


factor- factor yang akan digunakan keluarga dalam mengatasi stressor

 Tindakan :

• Observasi :
- Monitor penetaoan peraturan, norma, dan konsekuensi yang konsisten

• Terapeutik :

- Fasilitas dukungan dan keterlibatan keluarga

- Kembangkan rutinitas dan tradisi keluarga (mis. Rekreasi, makan Bersama)

- Yakinkan bahwa keluarga sebagai sumber sarana dan pendukung

- Fasilitas kominikasi keluarga

- Libatkan keluarga dalam aktivikas di masyarakat (mis. Sukarelawan)

- Sepakati model keluarga/masyarakat dalam berperilaku secara umum

- Libatkan masyarakat dalam progam remaja

- Fasilitasi pengembangan dan penggunaan sumber daya lingkungan

- Motivasi mengejar prestasi

- Motivasi pencapaian perilaku kesehatan yang positif

- Motivasi mengembangkan menjalin persahabatan

- Motivasi mengembangkan kesadaran social

- Motivasi remaja / keluarga / masyarakat dalam mengembangkan


kepercayaan diri

• Edukasi :

- Anjurkan keluarga terlibat dalam kegiatan anggota keluarga intinya

- Anjurkan keluarga memberikan suasana belajar kondusif

- Anjurkan keluarga untuk menghargai prestasi yang dicapai

- Anjurkan keluarga/masyarakat untuk menghargai kesehatan

- Anjurkan keluarga dalam menentukan harapan sesuai usia

- Anjurkan mengikuti progam yang tersedia dan terjangkau

- Latih ketrampilan asertif dalam membuat keputusan dan bersosialisasi


4.Risiko ketidakberdayaan D.0103

Kategori : psikologis

Subkategori : intergritas ego

 Definisi :

Persepsi bahwa tindakan seseorang tidak akan mempengaruhi hasil secara

Signifikan ; persepsi kurang control pada situasi saat ini atau yang akan dating.

 Faktor risiko :

1.Perjalanan penyakit ang berlangsung lama atau tidak dapat di prediksi

2.Harga diri rendah yang berlangsung lama

3.Status ekonomi rendah

4.Ketidakmampuan mengatasi masalah

5.Kurang dukungan social

6.Penyakit yang melemahkan secara progresif

7.Marginalisasi social

8.Kondisi terstigma

9.Penyakit terstigma

10.Kurang terpapar informasi

11.Kecemasan

 Kondisi klinis terkait :

1.Dianogsis yang tidak terduga atau baru

2.Peristiwa traumatis
3.Dianogsis penyakit kronis

4.Dianogsis penyakit terminal

5.Rawat inap

INTERVENSI :

1. Intervensi utama :

• Promosi harapan 1.09307

 Definisi :

Meningkatkan kepercayaan pada kemampuan untuk memulai dan mempertahankan


tindakan.

 Tindakan :

• Observasi

- Identifakasi harapan pasien dan keluarga dalam pencapaian hidup

• Terapeutik

- Sadarkan bahwa kondisi yang dialami memiliki nilai penting

- Pandu mengingat kembali kenangan yang menyenangkan

- Libatkan pasien secara aktif dalam perawatan

- Lembangkan rencana perawatan yang melibatkan tingkat pencapaian tujuan


sederhana sampai dengan kompleks

- Berikan kesempatan kepada pasien dan keluarga terlibat dengan dukungan


kelompok

- Ciptakan lingkungan yang memudahkan mempraktikan kebutuhan spiritual

• Edukasi

- Anjurkan mengungkapkan perasaan terhadap kondisi dengan realistis

- Anjurkan mempertahankan hubungan (mis. Menyebutkan nama orang yang


dicintai )

- Anjurkan mempertahankan hubungan terapeutik dengan oraang lain


- Latih menyusun tujuan yang sesuai dengan harapan

- Latih cara mengembangkan spiritual diri

- Latih cara mengenang dan menikmamti masa lalu (mis. Prestasi, pengalaman
)

2. Intervensi pendukung :

• Dukungan memaafkan 1.09261

 Definisi :

Memfasilitasi pengalihan perasaan marah dan dendam dengan empati kerendahan


hati

 Tindakan :

• Observasi :

- Identifikasi sumber kemarahan dan kebencian

- Identifikasi yang menghambat dan membantu mengungkapkan masalah

- Identifikasi perasaan marah, kepahitan, dan dendam

• Terapeutik :

- Dengarkan ungkapan perasaan dan pikiran secara empati

- Gunakan Teknik kehadiran, sentuhan, dan empati, jika perlu

- Fasilitasi mengatasi hambatan pemulihan dengan cara spiritual (mis. Doa,


bimbingan, bersikap bijaksana)

- Fasilitasi kegiatan ibadah, bermohon ampun / taubat kepada thsn (mis. Sholat
taubat, pengakuan dosa)

• Edukasi :

- Jelaskan bahwa memaafakn adalah sebuah proses

- Jelaskan bahwa memaafkan memiliki dimensi kesehatan dan pemulihan diri

- Ajarkan Teknik melepaskan emosi dan relaksasi

Anda mungkin juga menyukai