Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

ANSIETAS
STASE KEPERAWATAN GERONTIK

Disusun Oleh:
Indah Rahma Ningrum
20902000028

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2021
A. Definisi
Ansietas merupakan keadaan ketika individu atau kelompok mengalami
perasaan gelisah dan aktivasi sistem saraf autonom dalam berespons terhadap
ancaman yang tidak jelas, nonspesifik.
Ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan
dengan perasaan tidak pasti dan tidak percaya diri. Keadaan emosi ini tidak
memiliki obyek yang spesifik. Ansietas berbeda dengan rasa takut, yang merupakan
penilaian intelektual terhadap sesuatu yang berbahaya.
Ansietas merupakan gejolak emosi seseorang yang berhubungan dengan
sesuatu di luar dirinya dan mekanisme diri yang digunakan dalam mengatasi
permasalahan

B. Etiologi
1. Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan fisiologis
yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk melakukan aktivitas hidup
sehari - hari.
2. Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan identitas, harga
diri dan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang.

C. Klasifikasi
1. Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan
membutuhkan perhatian khusus. Stimulasi sensori meningkat dan membantu
individu memfokuskan perhatian untuk belajar, menyelesaikan masalah,
berpikir, bertindak, merasakan, dan melindungi diri sendiri.
2. Ansietas sedang merupakan perasaan yang menggangu bahwa ada sesuatu yang
benar-benar berbeda; individu menjadi gugup atau agitasi.
3. Ansietas berat, yakni ada sesuatu yang berbeda dan ada ancaman,
memperlihatkan respons takut dan distress. Panik, individu kehilangan kendali
dan detail perhatian hilang, karena hilangnya kontrol, maka tidak mampu
melakukan apapun meskipun dengan perintah.

D. Gejala Klinis
1. Cemas, khawatir, firasat, buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah
tersinggung.
2. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.
3. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang .
4. Gangguan pola tidur, mimpi (mimpi yang menegangkan).
5. Gangguan konsentrasi dan daya ingat.
6. Keluhan (keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang,
pendengaran berdenging (tinitus), berdebar-debar, sesak napas, gangguan
pencernaan, gangguan perkemihan, sakit kepala dan sebagainya.
E. Patofisiologi
Anxiety (anxietas) atau cemas pada umumnya ditandai oleh perasaan cemas
dan kuatir , ketegangan (gelisah, sakit kepala, gemetar, sulit santai), dan adanya
gejala otonom yang hiperaktif (seperti kepala terasa ringan, berkeringat, berdebar,
sesak, keluhan lambung, mulut kering) yang terjadi hampir setiap hari/tidak hanya
muncul pada kondisi tertentu saja.
Pada dasarnya gangguan ini terjadi akibat ketidakmampuan menghadapi
stressor sehingga timbul ketidakseimbangan sistem otonom yang sebagian besar
akibat faktor psikis seperti stres emosional, frustasi, dsb. Sehingga gejala yang
muncul juga berhubungan dengan gejala-gejala organ dalam seperti sesak,
berdebar, dan gangguan lambung. Selain itu, stressor tersebut juga mengganggu
keseimbangan komunikasi sel saraf di otak sehingga seakan orang tersebut terus
"terstimulasi". Sering menjadi masalah karena pada kebanyakan kasus pasien tidak
menyadari bahwa faktor psikis yang menjadi penyebab keluhan-keluhan tersebut

F. Pathways

G. Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang


1. Pemerikasaan laboratorium, pada pemeriksaan laboratorium didapatkan
peningkatan fungsi adrenal, peningkatan glukosa dan menurunnya fungsi
paratiroid, tingkat oksigen dan kalsium.
2. Uji psikologis
H. Penatalaksanaan
a. Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress, dengan cara :
1) Makan makan yang bergizi dan seimbang.
2) Tidur yang cukup.
3) Cukup olahraga.
4) Tidak merokok.
5) Tidak meminum minuman keras.
b. Terapi psikofarmaka
Terapi psikofarmaka merupakan pengobatan untuk cemas dengan memakai
obat-obatan yang berkhasiat memulihkan fungsi gangguan neuro-transmitter
(sinyal penghantar saraf) di susunan saraf pusat otak (limbic system). Terapi
psikofarmaka yang sering dipakai adalah obat anti cemas (anxiolytic), yaitu
seperti diazepam, clobazam, bromazepam, lorazepam, buspirone HCl,
meprobamate dan alprazolam.
c. Terapi somatic
Gejala atau keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai gejala ikutan atau
akibat dari kecemasan yang bekerpanjangan. Untuk menghilangkan keluhan-
keluhan somatik (fisik) itu dapat diberikan obat-obatan yang ditujukan pada
organ tubuh yang bersangkutan.
d. Psikoterapi suportif, untuk memberikan motivasi, semangat dan dorongan agar
pasien yang bersangkutan tidak merasa putus asa dan diberi keyakinan serta
percaya diri.
e. Terapi psikoreligius
Untuk meningkatkan keimanan seseorang yang erat hubungannya dengan
kekebalan dan daya tahan dalam menghadapi berbagai problem kehidupan
yang merupakan stressor psikososial.

I. Fokus Pengkajian Keperawatan


1. Identitas klien
2. Keluhan utama
3. Riwayat kesehatan sekarang
4. Riwayat kesehatan lalu
5. Riwayat kesehatan keluarga
6. Pemeriksaan psikologis

J. Diagnosa Keperawatan
1. D.0080 Ansietas berhubungan dengan krisis situasional
2. D.0085 Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan kurang terpapar
informasi
3. D.0111 Defisit pengetahuan berhubungan dengan gangguan penglihatan
L. Intervensi keperawatan
1. D.0080 Ansietas berhubungan dengan krisis situasional
Intervensi : I.09314 Reduksi Ansietas
a. Observasi : dentifikasi saat tingkat anxietas berubah
(mis. Kondisi, waktu, stressor), Identifikasi kemampuan
mengambil keputusan, Monitor tanda anxietas (verbal
dan non verbal)
b. Terapeutik : Ciptakan suasana terapeutik untuk
menumbuhkan kepercayaan, Pahami situasi yang
membuat anxietas, Dengarkan dengan penuh perhatian,
Gunakan pedekatan yang tenang dan meyakinkan,
Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu
kecemasan
c. Edukasi : Latih kegiatan pengalihan, untuk mengurangi
ketegangan, Latih penggunaan mekanisme pertahanan
diri yang tepat, Latih teknik relaksasi
d. Kolaborasi : Kolaborasi pemberian obat anti anxietas,
jika perlu
2. D.0085 Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan kurang terpapar
informasi
Intervensi : I.08241 Minimalisasi rangsangan
a. Observasi : Periksa status mental, status sensori, dan tingkat kenyamanan
(mis. nyeri, kelelahan)
b. Terapeutik : Diskusikan tingkat toleransi terhadap beban sensori (mis.
bising, terlalu terang), Batasi stimulus lingkungan (mis. cahaya, suara,
aktivitas), Jadwalkan aktivitas harian dan waktu istirahat, Kombinasikan
prosedur/tindakan dalam satu waktu, sesuai kebutuhan
c. Edukasi : Ajarkan cara meminimalisasi stimulus (mis. mengatur
pencahayaan ruangan, mengurangi kebisingan, membatasi kunjungan)
d. Kolaborasi : Kolaborasi pemberian obat yang mempengaruhi persepsi
stimulus
3. D.0111 Defisit pengetahuan berhubungan dengan gangguan penglihatan
Intervensi : I.12383 Edukasi kesehatan
a. Observasi : Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi,
Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan
motivasi perilaku perilaku hidup bersih dan sehat
b. Terapeutik : Sediaakan materi dan media pendidikan kesehatan, Jadwalkan
pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
c. Edukasi : Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat, Ajarkan strategi yang
dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat

M. Evaluasi
1. Menunjukkan evaluasi: L.09093 Tingkat ansietas menurun
2. Menunjukkan evaluasi: L.09083 Persepsi sensori membaik
3. Menunjukkan evaluasi: L.12111 Tingkat pengetahuan meningkat

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. ( 2008 ), Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta : EGC


Carpenito-Moyet, L. J. (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Edisi 10. Jakarta:
EGC
Erna Cahyani.2016. Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Ansietas.
Diakses pada Kamis, 1 September 2016 pukul 16.00
Hawari, Dadang. (2008). Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta : FK
Universitas Indonesia
PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (Definisi dan Indicator
Diagnostik) Edisi 1 Cetakan III Revisi.Jakarta: DPP. PPNI.ISBN.978-602-18445-
6-4.
PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (Definisi dan Tindakan
Keperawatan) Edisi 1 Cetakan II.Jakarta: DPP. PPNI. ISBN.978-602-18445-9-5.
PPNI. 2018.

Anda mungkin juga menyukai