Anda di halaman 1dari 12

Keprawatan Jiwa

ANSIETAS
Kelompok 1 :
Hendra
Hesriani
Dwi Putri Ayu
Seftia Mardianti
Agusera Fauzalina
Sinya Mustika Wila
Citra Nopita Sari
Eggy Narta Saputra
Thalhah Gazali
Definisi
 Ansietas sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak
berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki obyek yang spesifik.
Kondisi dialami secara subyektif dan dikomunikasikan dalam
hubungan interpersonal. Ansietas berbeda dengan rasa takut, yang
merupakan penilaian intelektual terhadap sesuatu yang berbahaya.
Ansietas adalah respon emosional terhadap penilaian tersebut.
Kapasitas untuk menjadi cemas diperlukan untuk bertahan hidup,
tetapi tingkat ansietas yang parah tidak sejalan dengan
kehidupan (Stuart dan Sundeen, 1990, hal 75).
RENTANG RESPON ANSIETAS

Gambar 1. Rentang Respon Ansietas (Stuart & Sundeen, 1990).


Tingkat Ansietas
 Ansietas ringan
Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan
menyebabkan seseorang menjadi waspada dan menghasilkan lahan
persepsinya.
 Ansietas sedang
Memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan
mengesampingkan yang lain. Sehingga seseorang mengalami perhatian yang
selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.
 Ansietas berat
Sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang cenderung untuk
memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berfikir
pada hal lain.
 Tingkat panik dari ansietas
Berhubungan dengan terperangah, ketakutan dari orang yang mengalami panik
tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Panik
melibatkan disorganisasi kepribadian. Dengan panik, terjadi peningkatan
aktifitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang
lain, persepsi yang menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional
Faktor Penyebab
 Genetika: Beberapa kelainan kecemasan tampaknya memiliki
komponen genetik dan terkadang terjadi antar generasi keluarga.
 Biologi: Cara otak memproses dan merespon stres dan rangsangan
dianggap berpengaruh, terutama hormon stres seperti adrenalin.
 Pola Pemikiran: Pola pemikiran yang berpusat pada memprediksi
situasi yang paling buruk dan terkait dengan negatif jangka
panjang dan kesulitan dalam menghadapi ketidakpastian
dihubungkan dengan ketakutan.
 Kejadian yang menekan: Peristiwa masa lalu dan trauma dapat
bertindak sebagai katalis dan menyebabkan gangguan kecemasan
pada seseorang
Faktor Predisposisi
 Stresor pencetus dapat berasal dari sumber internal atau eksternal.
Stresor pencetus dapat di Faktor Presipitasi kelompokkan dalam
dua kategori :
 Ancaman terhadap integritas fisik meliputi disabilitas fisiologis
yang akan terjadi atau penurunan kemampuan untuk melakukan
aktivitas hidup sehari-hari
 Ancaman terhadap sistem diri dapat membahayakan identitas,
harga diri, dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu.
PENATALAKSANAAN DAN
PERAWATAN PASIEN ANSIETAS
1. Psikoterapeutika.
 Bina hubungan saling percaya
 Kaji kebutuhan rasa aman klien
 Sediakan waktu untuk ekspress feeling
 Latihan Teknik Relaksasi dan reduksi Stresse.
 Membuat rencana latihan Teknik Relaksasi dan reduksi stressf.
 Mempraktikkan teknik relaksasi dan reduksi stress dalam
kehidupan sehari-hari
2. Menciptakan lingkungan yang aman dan terapeutik
3. Farmakologis. Bila mengalami ansietas berat harus
mendapatkan obat penenang atau relaksan
Pengkajian
A. Faktor predisposisi
Berbagai teori telah dikembangkan untuk menjelaskan asal ansietas :
a. Teori Psikoanalitik.
Ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian, ID dan
superego
b. Teori Interpersonal
Ansietas timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya penerimaan dari hubungan
interpersonal
c. Teori Perilaku
Ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan
seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan
d. Kajian Keluarga.
Menunjukkan bahwa gangguan ansietas merupakan hal yang biasa ditemui dalam suatu
keluarga. Ada tumpang tindih dalam gangguan ansietas dan antara gangguan ansietas
dengan depresi.
d. Kajian Biologis
Menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus benzodiazepine. Reseptor ini
mungkin membantu mengatur ansietas penghambat dalam aminobutirik
B. Faktor Presipitasi.
Stressor pencetus mungkin berasal dari sumber internal atau
eksternal. Stressor pencetus dapat dikelompokkan menjadi 2
kategori :
a.     Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi
ketidakmampuan fisiologis yang akan datang atau
menurunnya kapasitas untuk melakukan aktifitas hidup sehari-
hari.
b.    Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat
membahayakan identitas, harga diri dan fungsi sosial yang
terintegrasi seseorang.
C.Perilaku.
Kecemasan dapat diekspresikan secara langsung melalui
perubahan fisiologi dan perilaku dan secara tidak langsung
melalui timbulnya gejala atau mekanisme koping dalam upaya
melawan kecemasan. Intensietas perilaku akan meningkat
sejalan dengan peningkatan tingkat kecemasan
D. Sumber koping
Individu dapat mengalami stress dan ansietas dengan menggerakkan sumber
koping tersebut di lingkungan. Sumber koping tersebut sebagai modal
ekonomok, kemampuan penyelesaian masalah, dukungan sosial dan keyakinan
budaya dapat membantu seseorang mengintegrasikan pengalaman yang
menimbulkan stress dan mengadopsi strategi koping yang berhasil.
E. Mekanisme koping
Ketika mengalami ansietas individu menggunakan berbagai mekanisme koping
untuk mencoba mengatasinya dan ketidakmampuan mengatasi ansietas secara
konstruktif merupakan penyebab utama terjadinya perilaku patologis. Ansietas
tingkat ringan sering ditanggulangi tanpa yang serius.
 DIAGNOSA
Adapun diagnosa yang biasanya muncul pada kecemasan adalah :
1.      Penyelesaian kerusakan.
2.      Kecemasan.
3.      Pola napas tidak efektif.
4.      Koping individu tidak efektif.
5.      Diam.
6.      Gangguan pembagian bidang energi.
7.      Ketakutan.
8.      Inkontinensial.
9.      Stres.
10.  Cedera resiko terhadap
11.  Perubahan nutrisi.
12.  Respon pasca trauma.
13.  Ketidakberdayaan.
14.  Gangguan harga diri.
15.  Gangguan pola tidur.
16.  Isolasi sosial.
17.  Perubahan proses berfikir.
18.  Gangguan eliminasi urine.
DAFTAR PUSTAKA

Mallapiang.2003.keperawatan jiwa.Jakarta:EGC.

Lynda juall carpenito dan moyet.2007.Buku saku diagnosis


keperawatan.jakarta:EGC. 

Anda mungkin juga menyukai