Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN


PSIKOSOSIAL : ANSIETAS

Disusun untuk memenuhi tugas Praktek Klinik Keperawatan (PKK)


Mata Kuliah Keperawatan Jiwa

Oleh :
Elsa Julia Fauziah

42010421013

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) CIREBON
TAHUN 2023
A. DEFINISI

Ansietas merupakan suatu keadaan perasaan gelisah, ketidaktentuan, ada rasa takut da
ri kenyataan atau persepsi ancaman sumber actual yang tidak diketahui masalahnya (Pardede
& Simangunsong, 2020)
Kecemasan adalah kondisi psikologi seseorang atau suasana hati seseorang yang me
mbawa ketidaknyamanan dan menganggu totalitas hidup seseorang, karena sesuatu hal yang d
icemaskan aau dikuatirkan yang menimbulkan rasa takut dan enggan, berampur sedih, bahwa
sesuatu hal itu belum tentu pasti akan terjadi (Dorland, 2019)
Ansietas merupakan perasaan tidak tenang yang samar-samar karena ketidaknyamana
n atau rasa takut yang disertai suatu respon (penyebab tidak spesifik atau tidak diketahui oleh
individu) (Yusuf, Fitryasai, & Tristiana, 2019)

B. RENTANG RESPON
Adapif Maladaptif

Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik

C. ETIOLOGI
a. Faktor Predisposisi
Berbagai teori telah dikembangkan untuk menjelaskan asal ansietas :
1) Dalam pandangan psikoanalitik, ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara
dua elemen kepribadian, id, dan superego. Id mewakili dorongan insting dan implus p
rimitive seseorang dan dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang. Ego atau
Aku, berfungsi menengahi hambatan dari dua elemen yang bertentangan dan fungsi a
nsietas adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya.
2) Dalam pandangan interpersonal, ansietas timbul dari perasaan takut terhadap tidak ad
anya penerimaan dari hubungan interpersonal. Ansietas juga berhubungan dengan per
kembanan, trauma seperti perpisahan dan kehilangan, sehingga menimbulkan kelema
han spesifik. Orang dengan harga diri rendah mudah mengalami perkembangan ansiet
as yang berat.
3) Menurut pandangan perilaku, ansietas merupakan produk frustasi, yaitu segala sesuat
u yang mengganggu keampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Da
ftar tentang pembelajaran meyakini bahwa individu yang terbiasa dalam kehidupan di
rinyadihadapkan pada ketakutan yang berlebihan lebih sering menunjukkan ansietas p
ada ketakutan yang berlebihan lebih sering menunjukkan ansietas pada kehidupan sel
anjutnya.
4) Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan ansietas merupakan hal yang biasa dit
emui dalam suatu keluarga. Ada tumpeng tindih dalam gangguan ansietas dan antara
gangguan ansietas dengan depresi.
5) Kajian biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus benzodiazepi
ne. Reseptor ini mungkin membantu mengatur ansietas penghambat dalam aminobuti
rik. Gamma neuroregulator (GABA) juga mungkin memainkan peran utama dalam m
ekanisme biologis berhubungan dengan ansietas sebagaimana halnya endorphin. Selai
n itu, telah dibuktikan Kesehatan umum seseoran mempunyai akibat nyata sebagai pr
eisposisi terhadap ansietas. Ansietas mungkin disertai dengan gangguan fisik dan sela
njutnya menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi stressor.
b. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi dibeakan menjadi 2, yaitu :
a) Ancaman terhadap integritas seseorang, seperti ketidakmampuan atau penurunan fun
gsi fisiologis akibat sakit sehingga menganggu individu untuk melakukan aktivitas hi
dup sehari hari
b) Ancaman terhadap system diri seseorang. Ancaman ini akan menimblkan gangguan t
erhadap identitas diri, dan fungsi sosial individu.
c. Sumber koping
Individu dapat menanggulangi stress dan kecemasan dengan menggunakan atau mengam
bil sumber koping dari lingkungan baik dari sosial, intrapersonal dan interpersonal. Sumb
er koping diantaranya adalah asset ekonomi, kemampuan memecahkan masalah, dukunga
n sosial budaya yang diyakini. Dengan integritas sumber-sumber koping tersebut individu
dapat mengadopsi strategi koping yang efektif.
d. Mekanisme koping
Pada individu yang mengalami kecemasan yang sedang dan berat, mekanisme koping yan
g digunakan yaitu :
a) Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang disadari dan brorientasi pada Ti
ndakan realistic yang bertujuan untuk menurunkan situasi stress, misalnya :
1) Perilaku meneyrang ( agresif) digunakan individu untuk mengatasi rintangan agar
terpenuhinya kebutuhan
2) Perilaku menarik diri. Dipergunakan untuk menghilangkan sumber ancaman baik
secara fisik maupun psikologinya
3) Perilaku kompromi. Dipergunakan untuk mengubah tujuan-tujuan yang akan dila
kukan atau mengorbankan kebutuhan personal untuk mencapai tujuan
b) Mekanisme pertahanana ego, bertujuan untuk membantu mengatasi kecemasan ringa
n dan sedang. Mekanisme ini berlangsung secara tidak sadar, melibatkan penipuan dir
i, distorsi realitas dan bersifat maladaptive. Mekanisme pertahanan ego yang digunak
an adalah :
1) Kompensasi : dimana seseorang memperbaiki penurunan citra diri dengan secara
tegas menonjolkan keistimewaaan/kelebihan yang dimilikinya
2) Penyangkalan ( Denial) menyatakan ketidaksetujuan terhadap realistas tersebut.
Mekanisme pertahanan ini paling seerhana dan primitive
3) Pemindahan ( Displacement): pengalihan emosi yang semula ditujukkan pada ses
eorang/benda tertentu yang biasanya netral atau kurang mengancam terhadap diri
nya.
4) Disosiasi : pemisahan dari setiap proses mental atau perilaku dari kesadaran atau
identitasnya.
5) Identifikasi ( identification ) : proses dimana seseorang mencoba menjadi orang y
ang ia kagumi dengan mengambil/menirukan pikiran, perilaku dan selera orang te
rsebut
6) Intelektualisasi (intellectualization) : penggunaan logika dan alasan yang berlebii
han dan menghindari pengalaman yang menganggu perasaannya.
7) Inrijeksi (intrijection) : mengikuti norma-norma dari luar, sehingga ego tidak lagi
terganggu oleh ancaman drai luar (pembentukan superego)
8) Fiksasi : berhenti pada tingkat perkemangan salah satu aspek tertentu ( emosii ata
u tingkah laku atau pikiran) sehingga perkembangan selanjutnya terhalang
9) Proyeksi : pengalihan buah pikiran atau impuls pada diri sendiri kepada orang lai
n terutama keinginan. Perasaan emosional dan motivasi tidak dapat ditoleransi
10) Rasionalisasi :memberi keterangan bahwa sikap/tingkah lakunya menurut alasan
yang seolah-olah rasional, sehingga tidak menjatuhkan harga diri
11) Reaksi formasi : bertingkah laku yang seolah-olah rasional, sehingga tidak menjat
uhkan harga diri
12) Regresi : Kembali ketingkat perkembangan dahulu (tingkah laku yang prmitif) co
ntoh: bila keinginan terlambat menjadi marah, merusak, melempar barang, merau
ng, dan sebagainya
13) Represi :secara tidak sadarmengesampingkan pikiran, impulls, atau ingatan yang
menyakitkan atau bertentangan, merupakan pertahanan ego yang primer yang ce
nderung diperkuat oleh mekanisme ego yang lainnya
14) ActingOut : langsung mencetuskan perasaan bilakeinginannya terhalang
15) Sublimasi : penerimaan suatu sasaran pengganti yang mulia, artinya dimana masy
arakat untuk suatu dorongan yang mengalami halangan dalam penyeluruhan secar
a normal.

D. TANDA DAN GEJALA


Berikut ini adalah tanda dan gejala kecemasan (ansietas) :
a. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan fikirannya sendiri dan mudah tersinggung.
b. Pasien merasa tegang, tidak tenang, gelisah dan mudah terkejut.
c. Mengalami gangguan pola tidur dan disertai dengan mimpi yang menegangkan
d. Gangguan konsentrasi dan daya ingat
e. Adanya keluhan somati, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang belakang, pendengaran
berdering atau jantung berdebar-debar, sesak napas, gangguan pencernaan sperti diare, m
ual dan tidak nafsu makan.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Umumnya tidak diperlukan pmeriksaan penunjang untuk dapat menegakkan diagnosi
s gangguan kecemasan. Pemeriksaan penunjang diakukan untuk menyingkirkan diagnosis ban
ding seperti gangguan medis umum dan gangguan mental akibat penggunaan obat.
Pemeriksaan penunjang yang mungkin dibutuhkan pada pasien ganggaun cemas men
yeluruh adalah:
- EKG
- Tes fungsi tiroid pada pasien yang mengeluh berdebar-debar
- Pemeriksaan kimia dan intoksikasi obat dilakukan pada pasien yang dicurigai mengalami
gejala tersebut akibat penggunaan obat-obat tertentu (Alomedika, 2022)
F. PENATALAKSANAAN ANSIETAS
Penatalaksanaan ansietas pada tahap pencegahan dan terapi memerlukan suatu metode pendek
atan yang brsifat holistic, yaitu mencakup fisik (somatic) psikologi atau psikiatri, psikososial
dan psikoreligius. Selengkapnya seperti pada uraian berikut:
1. Upaya untuk meningkatkan kekebalan terhadap stress dengan cara ;
a. Makan makanan yang bergizi dan seimbang
b. Tidur yang cukup
c. Olahraga yang cukup
d. Tidak merokok
e. Tidak meminum minuman keras
2. Terapi psikofarmaka
Terapi psikofarmaka merupakan pengobatan untuk cemas dengan memakai obat-obatan y
ang berkhasiat memulihkan fungsi gangguan neuro-transmiter (sinyal pengantar saraf) di
susunan saraf pusat otak (limbic system). Terapi psikofarmaka yang sering dipakai adalah
obat anti cemas ( anxiolytic), yaitu seperti diazepam, clobazam, bromazepam, lorazepam,
buspirone HCI, meproamate dan alpazrolam.
3. Terapi somatic
Gejala atau keluhan fisik (somatic) sering dijumpai sebagai gejala ikutan atau akibat dari
kecemasan yang berkepanjangan. Untuk menghilangkan keluhan-keluhan somatic (fisik) i
tu dapat diberikan obat-obatan yang ditujukan pada organ tubuh yang bersangkutan.
4. Psikoterapi
Psikoteapi diberikan tergantung dari kebutuhan individu, antara lain :
a. Psikoterapi suportif, untuk memberikan motivasi, semangat dan dorongan agar pasien
yang bersangkutan tidak merasa putus asa dan diberi keyakinan serta percaya diri
b. Psikoterapi re-edukatif, memberikan Pendidikan ulang dan koreksi bila dinilai bahwa
ketidakmampuan mengatasi kecemasan
c. Psikoterapi re-konstruktif, untuk dimaksudkan memperbaiki Kembali (re-konstruksi)
kepribadian yang telah mengalami goncangan kibat stressor
d. Psiktearpi kognitif, untuk memulihkan fungsi kognitif pasien, yaitu kemampuan berpi
kir secara rasional, konsentrasi dan daya ingat.
e. Psioterapi psiko-dinamik, untuk menganalisa dan mengurangkain proses dinamia keji
waan yang dapat menjelaskan mengapa seseorang tidak mampu menghadapi stressor
psikososial sehingga mengalami kecemasan.
f. Psikoterapi keluarga, untuk memperbaiki hubungan kekeluargaan agar factor keluarg
a tidaklagi menjadi factor penyebab dan factor keluarga dapat dijadikan sebagai facto
r pendukung.
G. POHON MASALAH

Risiko mencederai diri sendiri, o


rang lain dan lingkungan

Gangguan perilaku : kecema Core Problem


san ---------------

Koping individu tak efektif

Stressor

Sumber: Modul BMP keperawatan jiwa


H. MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
Berdasarkan pohon masalah yang ada, masalah keperawatan yang mungkin muncul yaitu :
1. Kecemasan
2. Gangguan citra tubuh
3. Harga diri rendah
I. DATA YANG PERLU DIKAJI

NO Masalah keperawatan Data yang perlu dikaji


1. Kecemasan Ringan Subjektif :
- Pasien biasanya merasa tegang dalam
melakukan aktivitas sehari hari
Objektif :
- Tampak meotivasi dan kreatifitas mu
ngkin tampak terpacu untuk menyele
saikan masalah
2. Kecemasan Berat Subjektif :
- Pasien biasanya merasa tidak dapat m
enimbulkan hal lain, selain dirinya
- Pasien biasanya mengatakan minta to
long untuk menyelesaikan masalah
Objektif :
- Perlu mengarahkan untuk memberika
n tugas yang lain

J. Diagnosa keperawatan
Setelah terkumpul, kemudian dilakukan Analisa data. Selanjutnya anda harus menegakkan d
iagnose keperawatan. Diagnose keperawatan berdasarkan Analisa data adalah : Kecemasan
K. Intervensi / Rencana Tindakan keperawatan
Langkah selanjutnya adalah melakukan Tindakan keperawatan. Adapun Tindakan keperawata
n pada individu yang mengalami ecemasan adalah:
a. Membina hubungan saling percaya. Saya sangat yakin anda sudah sangat menguasi dan a
nda mampu menerapkan tekhnik komunikasi teraputik, karena kemampuan komunikasi te
rapeutik adalah kompetensi dasar yang harus dimiliki dan dikasi oleh seorang perawat. Us
aha memperdalam penguasaaan komunikasi terapeutik, lakukan Latihan Bersama teman a
nda.
b. Membantu pasien mengenal kecemasan. Gunakanlah lefleat/lembar balik untukmemberik
an Pendidikan Kesehatan kepada individu yan mengalami kecemasan. Buatlah lefleat/lem
bar balik semenarik dan sekomunikatif mungkin, sehingga tujuan anda untuk mengenal k
ecemasan kepada individu tercapai
c. Mengerjakan berbagai tekhnik relaksasi dan distraksi, seperti tekhnik nafas dalam, Teknik
relaksasi otot progresif, dan tekhnik hipnotis 5 jari. Lakukanlah Latihan Teknik-teknik rel
aksasi tersebut dengan teman anda, sebelum anda melakukan kepada pasien.
DAFTAR PUSTAKA

PPNI, T. P. (2019) Keperawatan Kesehatan jiwa komunitas (CHMN-Basic course)

Jakarta : EGC

PARDEDE & SIMANGUNGSONG (2020) Laporan pendahuluan ansietas Jakrata : EGC

DORLAND, (2019) Kamus kedokteran Dorland, Edisi 31. Jakarta : EGC

Yusuf, Fitryasai, & Tristiana,(2019) Asuhan Keperawatan jiwa psikososial ; kecemasan . Yogyakarta

ALOMEDIKA, (2022) Oleh Dr, Immanuel Natanael Tarigan dalam Buku Kedoteran

Herdman, T. H (2019) NANDA Internasional Nursing Diagnosis Definitin and Classification, 2012-2
014 oxford : Wiley- blacwell

Anda mungkin juga menyukai