Anda di halaman 1dari 27

“LAPORAN PENDAHULUAN

ASKEP KECEMASAN”
NAMA KELOMPOK :
Emi Tesalonika R (01.2.18.00647)
Eunike Beta Elnugroho (01.2.18.00648)
Eunike Cristi Angelina P (01.2.18.00649)
Febrina Triza Oddu (01.2.18.00650)
Ferstarina Edwina Tulee(01.2.18.00651)
Findi Yaqutatul Fatika (01.2.18.00652)
Gardha Vian Galantika(01.2.18.00653)
I Kadek Dwiki Saputra (01.2.18.00654)
Ike Agnes Fransisca (01.2.18.00655)
Isna Nurfiana (01.2.18.00656)
Jessyca(01.2.18.00667)
1. DEFINISI ANSIETAS

Ansietas merupakan keadaan ketika individu


atau kelompok mengalami perasaan gelisah
(penilaian atau opini) dan aktivasi sistem saraf
autonom dalam berespons terhadap ancaman
yang tidak jelas, nonspesifik (Carpenito, 2007).
2. Rentang Respon Ansietas

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Antisipasi Ringan Sedang Beban Pank


3. ETIOLOGI

a.) Faktor Prediposisi meliputi :


1. Dalam pandangan psikoanalitik, ansietas adalah konflik emosional yang terjadi
antara dua elemen kepribadian, id dan superego.
2. Menurut pandangan interpersonal, ansietas timbul dari perasaan takut
terhadap tidak adanya penerimaan dari hubungan interpersonal.
3. Menurut pandangan perilaku, ansietas merupakan produk frustasi, yaitu segala
sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan
yang diinginkan.
4. Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan ansietas merupakan hal yang
biasa ditemui dalam suatu keluarga.
5. Kajian biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus
benzodiazepine
b.) Faktor Presipitasi :
Stressor pencetus mungkin berasal dari sumber internal atau
eksternal. Stressor pencetus dapat dikelompokkan menjadi 2
kategori :
1. Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi
ketidakmampuan fisiologis yang akan datang atau menurunnya
kapasitas untuk melakukan aktivitas hidup sehari - hari.
2. Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan
identitas, harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi
seseorang.
4. Pathway

Risiko mencederai diri sendiri,


orang lain dan lingkungan.

Gangguan perilaku : Kecemasan Core Problem

Koping individu tidak efektif

Stressor
5. KLASIFIKASI

Menurut Peplau (dalam Videbeck, 2008) ada empat tingkat


kecemasan yang dialami oleh individu:
1. Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda
dan membutuhkan perhatian khusus.
2. Ansietas sedang merupakan perasaan yang menggangu bahwa
ada sesuatu yang benar-benar berbeda; individu menjadi gugup
atau agitasi.
3. Ansietas berat, yakni ada sesuatu yang berbeda dan ada
ancaman, memperlihatkan respons takut dan distress.
4. Panik, individu kehilangan kendali dan detail perhatian hilang,
karena hilangnya kontrol, maka tidak mampu melakukan apapun
meskipun dengan perintah.
6. GEJALA KLINIS

 Cemas, khawatir, firasat, buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah


tersinggung.
 Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.
 Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang .
 Gangguan pola tidur, mimpi (mimpi yang menegangkan).
 Gangguan konsentrasi dan daya ingat.
 Keluhan (keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang,
pendengaran berdenging (tinitus), berdebar-debar, sesak napas, gangguan
pencernaan, gangguan perkemihan, sakit kepala dan sebagainya
7. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK/
PENUNJANG

Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang ansietas yaitu:


a. Pemerikasaan laboratorium, pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan peningkatan fungsi adrenal, peningkatan glukosa
dan menurunnya fungsi paratiroid, tingkat oksigen dan kalsium.
b. Uji psikologis
8. PENATALAKSANAAN MEDIS

a. Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress, dengan cara :

 Makan makan yang bergizi dan seimbang.


 Tidur yang cukup.
 Cukup olahraga.
 Tidak merokok.
 Tidak meminum minuman keras
b. Terapi psikofarmaka
Terapi psikofarmaka merupakan pengobatan untuk cemas dengan memakai obat-
obatan yang berkhasiat memulihkan fungsi gangguan neuro-transmitter (sinyal
penghantar saraf) di susunan saraf pusat otak (limbic system).
c. Terapi somatic
Gejala atau keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai gejala ikutan atau akibat
dari kecemasan yang bekerpanjangan.
d. Psikoterapi
 Psikoterapi suportif, untuk memberikan motivasi, semangat dan dorongan agar pasien
yang bersangkutan tidak merasa putus asa dan diberi keyakinan serta percaya diri.
 Psikoterapi re-edukatif, memberikan pendidikan ulang dan koreksi bila dinilai bahwa
ketidakmampuan mengatsi kecemasan.
 Psikoterapi re-konstruktif, untuk dimaksudkan memperbaiki kembali (re-
konstruksi) kepribadian yang telah mengalami goncangan akibat stressor.
 Psikoterapi kognitif, untuk memulihkan fungsi kognitif pasien, yaitu
kemampuan untuk berpikir secara rasional, konsentrasi dan daya ingat.
 Psikoterapi psiko-dinamik, untuk menganalisa dan menguraikan proses
dinamika kejiwaan yang dapat menjelaskan mengapa seseorang tidak
mampu menghadapi stressor psikososial sehingga mengalami kecemasan.
 Psikoterapi keluarga, untuk memperbaiki hubungan kekeluargaan, agar faktor
keluarga tidak lagi menjadi faktor penyebab dan faktor keluarga dapat
dijadikan sebagai faktor pendukung

e. Terapi psikoreligius
Untuk meningkatkan keimanan seseorang yang erat hubungannya dengan
kekebalan dan daya tahan dalam menghadapi berbagai problem kehidupan
yang merupakan stressor psikososial
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

A. Identitas Klien :
1. Initial :Ansietas lebih rentan terjadi pada wanita daripada laki-laki, karena wanita
lebih mudah stress dibanding pria.
2. Umur : Toddler-lansia
3. Pekerjaan : Pekerajaan yang mempunyai tingkat stressor yang besar.
4. Pendidikan : Orang yang mempunyai tingkat pendidikan yang rendah lebih rentan
mengalami ansietas
B. Alasan Masuk
Sesuai diagnosa awal klien ketika pertama kali masuk rumah sakit.
C. Faktor Predisposisi
1. Dalam pandangan psikoanalitis, ansietas adalah konflik emosional yang
terjadi antara dua elemen kepribadian : id dan superego.
2. Menurut pandangan interpersonal, ansietas timbul dari perasan takut
terhadap ketidaksetujuan dan penolakan interpersonal. Ansietas juga
berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti perpisahan dan
kehilangan, yang menimbulkan kerentanan tertentu.
3. Menurut pandangan perilaku, ansietas merupakan produk frustasi yaitu
segala sesuatu yang mengganggu kemampuan individu untuk mencapai
tujuan yang diinginkan
4. Kajian keluarga menunjukan bahwa gangguan ansietas biasanya terjadi dalam
kelurga. Gangguan ansietas juga tumpang tindih antara gangguan ansietas
dengan depresi
D. Fisik
Tanda Vital:
 TD : Meningkat, palpitasi, berdebar-debar bahkan sampai pingsan.
 N : Menurun
 S : Normal (36˚C - 37,5˚C ), ada juga yang mengalami hipotermi
 tergantung respon individu dalam menangania ansietasnya
 P :Pernafasan , nafas pendek, dada sesak, nafas dangkal, rasa
 tercekik terengah- engah
E. Psikososial
Konsep diri:
• Gambaran diri : wajah tegang, mata berkedip-kedip, tremor, gelisah, keringat
berlebihan.
• Identitas : gangguan ini menyerang wanita daripada pria serta terjadi pada
seseorang yang bekerja dengan sressor yang berat.
• Peran : menarik diri dan menghindar dalam keluarga / kelompok /
masyarakat.
• Ideal diri : berkurangnya toleransi terhadap stress, dan kecenderungan ke
arah lokus eksternal dari keyakinan kontrol.
• Harga diri : klien merasa harga dirinya rendah akibat ketakutan yang tidak
rasional terhadap objek, aktivitas atau kejadian tertentu.
Hubungan Sosial:
 Orang yang berarti: keluarga
 Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat: kurang berperan dalam
kegiaran kelompok atau masyarakat serta menarik diri dan menghindar
dalam keluarga / kelompok / masyarakat.
 Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain.
Spiritual:
 Nilai dan keyakinan
 Kegiatan ibadah
Kebutuhan Persiapan Pulang
 Kemampuan klien memenuhi/ menyediakan kebutuhan
makanan, keamanan, tempat tinggal, dan perawatan.
 Kegiatan hidup sehari-hari:
 Kurang mandiri tergantung tingkat ansietas
 Perawatan diri
 Nutrisi
 Tidur
Mekanisme Koping
menimbulkan 2 jenis mekanisme koping :

 Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang disadari dan berorientasi pada
tindakan untuk memenuhi tuntunan situasi stres secara realistis
 Mekanisme pertahanan ego membantu mengatasi ansietas ringan dan sedang. Tetapi
karena mekanisme tersebut berlangsung secara relative pada tingkat tidak sadar dan
mencakup penipuan diri dan distorsi realitas, mekanisme ini dapat menjadi repon
maladaptif terhadap stres.
Masalah Psikososial dan Lingkungan
 Masalah dengan dukungan kelompok: klien kurang berperan dalam kegiatan kelompok
atau masyarakat serta menarik diri dan menghindar dalam keluarga/ kelompok/
masyarakat.
 Masalah berhubungan dengan lingkungan: lingkungan dengan tingkat stressor yang tinggi
akan memicu timbulnya ansietas.
 Masalah dengan pendidikan: seseorang yang pernah gagal dalam menempuh pendidikan,
tidak ada biaya untuk melanjutkan jenjang pendidikan berikutnya.
 Masalah dengan pekerjaan: mengalami PHK, target kerja tidak tercapai.
 Masalah dengan perumahan: pasien kehilangan tempat tinggalnya karena bencana alam,
pengusuran dan kebakaran
Pengetahuan Kurang
 Pasien kurang mempunyai pengetahuan tentang faktor presipitasi, koping, obat-
obatan, dan masalah lain tentang ansietas

Aspek medik
Diagnosa Medik:
1. Adanya perasaan cemas atau khawatir yang tidak realistic terhadap dua atau lebih hal
yang dipersepsi sebagai ancaman perasaan ini menyebabkan individu tidak mampu
istirahat dengan tenang (inability to relax)
 Terdapat paling sedikit 6 dari 18 gejala-gejala berikut:
 Ketegangan Motorik:
 Kedutan otot atau rasa gemetar
 Otot tegang/kaku/pegel linu
 Tidak bisa diam
 Mudah menjadi lelah
Hiperaktivitas Otonomik:
 Nafas pendek/ terasa berat
 Jantung berdebar-debar
 Telapak tangan basah dingin
 Mulut kering
 Kepala pusing/rasa melayang
 Mual, mencret, perut tidak enak
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa yang dapat di ambil yaitu :


 Ansietas
 Koping Individu Tidak Efektif
C. RENCANA KEPERAWATAN

A. Rencana Keperawatan pasien dengan ansietas


Tujuannya yaitu diharapkan pasien mampu:
 Mengenal ansietas
 Mengatasi ansietas melalui tehnik relaksasi
 Memperagakan dan menggunakan tehnik relaksasi untuk mengatasi ansietas
Rencana Tindakan keperawatan:
 Bina hubungan saling percaya dalam membina hubungan saling percaya perlu
dipertimbangkan agarpasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi.
 Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien
D. IMPLEMENTASI

Implementasi merupakan pengelolaan dan perwujudan dari rencana


keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Fokus intervensi
pada pasien dengan respons ansietas menurut tingkatannya, yaitu :
1. Intervensi dalam ansietas tingkat berat dan panik
2. Prioritas tinggi darintujuan keperawatan harus dirunjukkan untuk menurunkan
ansietas tingkat berat atau panik pasien dan intervensi perawatane yang
berhubungan harus supportif dan protektif.
3. Intervensi dalam ansietas tingkat sedang
4. Saat ansietas pasien menurun sampai tingkat ringan atau sedang perawat
dapat mengimplementasikan intervensi keperawatan re edukatif atau
bertukar pikiran.
5. Intervensi ini melibatkan pasien dalam proses pemecahan masalah.
E. EVALUASI
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan
pada pasien. Evaluasi ini harus dilakukan terus menerus pada respons ansietas pasien
terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Hal-hal yang perlu dievaluasi
meliputi :
 Apakah ancaman terhadap integritas fisik atau system diri pasien berkurang dalam
sifat, jumlah asal atau waktunya?
 Apakah perilaku pasien mencerminkan ansietas tingkat ringan atau tingkat yang lebih
berat?
 Apakah sumber koping pasien telah dikaji dan dikerahkan dengan adekuat?
 Apakah pasien mengenali ansietasnya sendiri dan mempunyai pandangan terhadap
perasaan tersebut?
 Apakah pasien menggunakan respon koping adaptif?
 Sudahkan pasien belajar strategi adaptif baru untuk mengurangi kecemasan?
 Apakah pasien menggunakan ansietas ringan untuk meningkatkan pertumbuhan dan
perubahan personal?
ANY QUESTIONS?

THANKYOU 

Anda mungkin juga menyukai