Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA

DEPRESI
Disusun Oleh :
Kelompok 4
1. Ainur Rofiah (SK 117 003)
2. Era Rismatika P (SK 117 011)
3. Fina Khusnul Khoiriyah (SK 117 013)
4. Indri Hapsari (SK 117 016)
5. Nadya Yulistyana (SK 117 022)
6. Ratih Puspita Dewi (SK 117 026)
7. Rizky Maulana (SK 117 029)
8. Santi Larasati (SK 117 030)
9. Uswatun Hasanah (SK 117 034)
Pengertian
Depresi adalah suatu jenis keadaan perasaan
atau emosi dengan komponen psikologis
seperti rasa sedih, susah, merasa tidak
berguna, gagal, putus asa dan penyesalan
atau berbentuk penarikan diri, kegelisahan
atau agitasi (Wahyulingsih dan Sukamto,
2004).
Etiologi
1. Polifarmasi
2. Kondisi medis umum
3. Teori neurobiology
4. Teori psikodinamik
5. Teori kognitif dan perilaku
6. Teori psikoedukatif
Gejala depresi lain pada lanjut usia:

Gallo & Gonzales (2001) 
1. Kecemasan dan kekhawatiran
2. Keputusasan dan keadaan tidak berdaya
3. Masalah-masalah somatik yang tidak dapat
dijelaskan
4. Iritabilitas
5. Kepatuhan yang rendah terhadap terapi medis
atau diet
6. Psikosis
Tingkatan Depresi pada Lansia :

1. Depresi ringan
2. Depresi Sedang
3. Depresi berat tanpa gejala manic
Dampak Depresi Pada Lansia
1. Depresi  dapat  meningkatkan  angka  kematian pada  pasie
n  dengan penyakit kardiovaskuler.
2. Pada depresi timbul ketidakseimbangan hormonal
yang dapat memperburuk penyakit kardiovaskular
3. Metabolisme serotonin yang terganggu pada
depresi akan menimbulkan efek trombogenesis
4. Pada depresi berat terdapat penurunan aktivitas selnatural 
killer.
5. Pasien depresi menunjukkan kepatuhan yang buruk
pada program pengobatan maupun rehabilitasi.
Penatalaksanaan Depresi Pada usia
Lanjut
1. Terapi fisik
• Obat
• Terapi Elektrokonvulsif (ECT)
2. Terapi Psikologik
• Psikoterapi
• Terapi kognitif
• Terapi keluarga
• Penanganan Ansietas (Relaksasi)
ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA
DENGAN DEPRESI
1. Pengkajian
• Identitas diri klien
• Struktur keluarga : Genoogram
• Riwayat Keluarga
• Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat Penyakit Sekarang
2. Mengkaji Klien Lansia Dengan Depresi
• Membina hubungan saling percaya dengan klien
lansia
• Mengkaji pasien lansia dengan depresi
3. Klasifikasi Data
• Data Subjektif
a. Lansia Tidak mampu mengutarakan pendapat
dan malas berbicara.
b. Sering mengemukakan keluhan somatik seperti:
nyeri abdomen dan dada, anoreksia, sakit
punggung, pusing.
c. Merasa dirinya sudah tidak berguna lagi, tidak
berarti, tidak ada tujuan hidup, merasa putus
asa dan cenderung bunuh diri.
d. Pasien mudah tersinggung dan
ketidakmampuan untuk konsentrasi.
• Data Objektif
a. Gerakan tubuh yang terhambat, tubuh yang
melengkung dan bila duduk dengan sikap yang
merosot.
b. Ekspresi wajah murung, gaya jalan yang lambat dengan
langkah yang diseret.
c. Kadang-kadang dapat terjadi stupor.
d. Pasien tampak malas, lelah, tidak ada nafsu makan,
sukar tidur dan sering menangis.
e.  Proses berpikir terlambat, seolah-olah pikirannya
kosong, konsentrasi tergang­gu, tidak mempunyai minat,
tidak dapat berpikir, tidak mempunyai daya khayal.
3. Pemeriksaan fisik

Keadaan umum Tanda tanda vital


a. Keadaan umum klien a. Suhu dalam batas
lainsia yang mengalami normal 370C
masalah psikososial; b. Nadi meningkat atau
depresi biasanya lemah normal (70-82 x / menit )
b. Kesadaran c. Tekanan darah kadang
c. Kesadaran klien meningkat kadang
biasanya composmentis menurun
d. Pernafasan kadang
mengalami peningkatan
kadang menurun
Diagnosa Keperawatan
1. Harga diri rendah situasional
2. Risiko bunuh diri
3. Gangguan pola tidur
Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa NOC NIC

Harga diri rendah Setelah dilakukan tindakan 1. Bina hubungan saling percaya
situasional keperawatan diharapkan klien dengan klien
menunjukkan harga diri yang 2. Gunakan ketenangan dalam
adekuat dengan kriteria: pendekatan klien
3. Batasi akses situasi yang
1. Klien mengungkapkan menyebabkan frustasi agar klien
penerimaan secara verbal dapat mengekspresikan
2. Klien mempertahankan kemarahan secara adaptif
poster tubuh yang teegak 4. Dorong klien untuk mencari staf
3. Klien mempertahankan keperawatan atau orang lain
kontak mata yang bertanggung jawab selama
peningkatan ketegangan
5. Berikan contoh bagaimana
mengekspresikan kemarahan
yang sesuai
Risiko bunuh diri Setelah dilakukan tindakan 1. Diskusikan dengan
keperawatan diharapkan pasien tentang ide-ide
klien tidak membahayakan bunuh diri
dirinya sendiri. 2. Buat kontrak dengan
Kriteria hasil: pasien untuk tidak
1. Mampu mengungkapkan melakukan bunuh diri
ide bunuh diri 3. Bantu pasien mengenali
2. Mengenali cara-cara perasaan yang menjadi
untuk mencegah bunuh penyebab timbulnya ide
diri bunuh diri
3. Mendemonstrasikan cara 4. Ajarkan beberapa
menyelesaikan masalah alternatif cara
yang konstruktif penyelesaian masalah
yang konstruktif
Gangguan pola tidur Setelah dilakukan 1. Bersama klien
tindakan keperawatan mengidentifikasi gangguan
diharapkan klien mampu pola tidur
mengidentifikasi 2. Diskusikan cara-cara utuk
penyebab gangguan pola memenuhi kebutuhan tidur
tidur (Minum air hangat atau susu
Kriteria hasil : hangat sebelum tidur,
1. Klien mampu hindarkan minum yang
memahami faktor mengandung kafein dan
penyebab gangguan coca cola, dengarkan musik
pola tidur. yang lembut sebelum tidur)
2. Klien mampu 3. Anjurkan pasien untuk
memahami rencana memilih cara yang sesuai
khusus untuk dengan kebutuhannya
menangani atau 4. Berikan lingkungan yang
mengoreksi penyebab nyaman untuk meningkatkan
tidur tidak adekuat tidur.

Anda mungkin juga menyukai