Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

STIMULASI PERSEPSI: HALUSINASI

DI SUSUN OLEH:

NAMA ANGGOTA

YAYASAN PEMBANGUNAN JABAL GHAFUR

AKADEMI KEPERAWATAN JABAL GHAFUR

2015
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

A TOPIK
Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi : Halusinasi
B TUJUAN
1 Tujuan Umum
Pasien dapat meningkatkan kemampuan diri dalam mengontrol halusinasi
dalam kelompok secara bertahap.
2 Tujuan Khusus
a. Pasien mampu mengidentifikasi halusinasi
b. Pasien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik

C LANDASAN TEORI
Stimulasi Persepsi Sensori : Halusinasi
1. Latar Belakang

Halusinasi adalah pengalaman panca indera tanpa adanya rangsangan


(stimulus) misalnya penderita mendengar suara-suara, bisikan di telinganya
padahal tidak ada sumber dari suara bisikan itu (Hawari, 2001).

Terapi Aktivitas Kelompok adalah merupakan salah satu terapi


modalitas yang dilakikan perawat kepada kelompok pasien yang mempunyai
masalah keperawatan yang sama.Aktivitas yang digunakan sebagai terapi, dan
kelompok digunakan sebagai target asuhan. Didalam kelompok terjadi
dinamika interaksi yang saling tergantung, saling membutuhkan, dan menjadi
laboratorium tempat pasien berlatih prilaku baru yang adaptif untuk
memperbaiki prilaku lama yang maladaptif.

Setiap peserta membutuhkan terepi aktivitas kelompok,dimana


aktivitas inimemungkinkan peserta agar berorientasi dengan orang lain dan
mengenal lingkungan di sekitarmereka. Dimana pengertian kelompok itu
sendiri adalah kumpulan individu yang lain, saling tergantung dan memiliki
norma yang sama .(stuart dan Laraia.2001.}.

2. Pengertian halusinasi

Halusinasi adalah gangguan penyerapan atau persepsi panca indera


tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat terjadi pada sistem
penginderaan dimana terjadi pada saat kesadaran individu itu penuh dan
baik. Maksudnya rangsangan tersebut terjadi pada saat pasien dapat
menerima rangsangan dari luar dan dari dalam diri individu. Dengan kata
lain pasien berespon terhadap rangsangan yang tidak nyata, yang hanya
dirasakan oleh pasien dan tidak dapat dibuktikan (Nasution, 2003).

Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana


pasien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu
penerapan panca indra tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan
yang dialami suatu persepsi melalui panca indra tanpa stimulus eksteren:
persepsi palsu (Maramis, 2005).

3. Penyebab Halusinasi
Menurut Stuart (2007), faktor penyebab terjadinya halusinasi adalah:
a) Faktor Predisposisi
a) Biologis

Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan dengan


respon neurobiologis yang maladaptif baru mulai dipahami. Ini
ditunjukkan oleh penelitian-penelitian yang berikut

o Penelitian pencitraan otak sudah menunjukkan keterlibatan otak


yang lebih luas dalam perkembangan skizofrenia. Lesi pada
daerah frontal, temporal dan limbik berhubungan dengan perilaku
psikotik.

o Beberapa zat kimia di otak seperti dopamin neurotransmitter yang


berlebihan dan masalah-masalah pada sistem reseptor dopamin
dikaitkan dengan terjadinya skizofrenia.

o Pembesaran ventrikel dan penurunan massa kortikal menunjukkan


terjadinya atropi yang signifikan pada otak manusia. Pada anatomi
otak pasien dengan skizofrenia kronis, ditemukan pelebaran lateral
ventrikel, atropi korteks bagian depan dan atropi otak kecil
(cerebellum). Temuan kelainan anatomi otak tersebut didukung
oleh otopsi (post-mortem).

b) Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan pasien sangat mempengaruhi
respon dan kondisi psikologis pasien. Salah satu sikap atau keadaan yang
dapat mempengaruhi gangguan orientasi realitas adalah penolakan atau
tindakan kekerasan dalam rentang hidup pasien.

c) Sosial Budaya

Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita


seperti: kemiskinan, konflik sosial budaya (perang, kerusuhan, bencana
alam) dan kehidupan yang terisolasi disertai stres.

b Faktor Prespitasi

Secara umum pasien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan setelah


adanya hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak berguna,
putus asa dan tidak berdaya. Penilaian individu terhadap stresor dan masalah
koping dapat mengindikasikan kemungkinan kekambuhan (Keliat, 2006).
Menurut Stuart (2007), faktor presipitasi terjadinya gangguan halusinasi adalah:

a) Biologis

Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur


proses informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak
yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi
stimulus yang diterima oleh otak untuk diinterpretasikan.

b) Stres Lingkungan

Ambang toleransi terhadap stres yang berinteraksi terhadap stresor


lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.

c) Sumber Koping

Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi stresor.

4. Tanda dan Gejala


 Bicara, senyum dan tertawa sendiri.
 Mengatakan mendengar suara.
 Merusak diri sendiri / orang lain / lingkungan.
 Tidak dapat membedakan hal yang nyata dan hal yang tidak nyata.
 Tidak dapat mremusatkan konsentrasi / perhatian.
 Pembicaraan kacau kadang tidak masuk akal.
 Sikap curiga dan bermusuhan.
 Tidak mampu melaksanakan asuhan mandiri : mandi, berpakaian.

D PASIEN
1. Karakteristik Pasien :
Terapi aktivitas kelompok jenis ini digunakan pada pasien dengan gangguan
persepsi sensori halusinasi pendengaran dengan Kriteria :
a Pasien yang kooperatif dan tidak menggangu berlangsungnya terapi
aktivitas kelompok
b Pasien tenang
c Kondisi fisik dalam keadaan baik
d Mau mengikuti kegiatan terapi aktifitas.
2. Proses Seleksi Pasien
a Mengidentifikasi pasien dengan gangguan persepsi sensori halusinasi
pendengaran
b Pasien yang bersedia menjadi peserta
c Pasien tidak cacat fisik : Tuli, buta, ketergantungan berat dan lumpuh
d Pasien yang memiliki riwayat gangguan persepsi sensori halusinasi
3. Jumlah Peserta TAK
Jumlah peserta TAK meliputi : Jumlah Pasien 6 Orang dan jumlah perawat 9
orang.

E PENGORGANISASIAN
1. Uraian Struktur Kelompok
a Tempat Pertemuan : Ruang TAK di RSJ Aceh
b Waktu : Sabtu, 05 Oktober 2019
c Lama : 60 Menit
d Hasil Yang Diharapkan :
 Pasien mampu mengidentifikasi halusinasi
 Pasien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik, dan
mengobrol dengan teman
2. Tim Terapis
a Leader :
 Memimpin jalannya terapi aktivitas kelompok
 Merencanakan, mengatur, mengontrol, dan mengembangkan jalannya
terapi aktivitas kelompok
 Membuka Acara terapi aktivitas kelompok
 Memimpin diskusi kelompok
 Memberikan informasi
 Menutup acara
b Co Leader :
 Mendampingi leader
 Mengambil posisi leader jika pasif
 Mengarahkan kembali posisi pemimpin kepada leader
 Menjadi motivator
c Fasilitator :

a) Membantu dan menjelaskan tugas yang harus dilakukan pasien sebagai


anggota kelompok
b) Membantu mempersiapkan pasien dan sasaran yang menunjang ketika
kegiatan kelompok berlangsung
c) Memberikan motivasi kepada pasien untuk tetap aktif
dalammelaksanakan terapi aktivitas kelompok
d Observer :
a) Mengobsevasi persiapan pelaksanaan terapi aktivitas kelompok
b) Mengobservasi setiap respon pasien
c) Mencatat semua aktivitas terapi aktivitas kelompok
d) Mengevaluasi hasil kegiatan aktivitas kelompok
3. Metode

Pendekatan personal, pendekatan interpersonal dan demonstrasi

4. Media
 Pemutar music
 Speaker
 Papan nama
 Kamera
 Tikar
5. Setting Tempat
6.

L CL
F K

K
F

F
F

K K
F

F PROSES PELAKSANAAN

Sesi I :

a Tujuan

Pasien mampu mengidentifikasi halusinasi pasien

b Langkah- Langkah Kegiatan


1. Persiapan
a) Memilih pasien sesuai dengan indikasi, yaitu pasien dengan gangguan
persepsi sensori
b) Membuat kontrak dengan pasien
c) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a) Memberi salam terapeutik
 Salam dari terapis kepada pasien
 Perkenalkan nama dan panggilan terapis
 Menanyakan nama dan panggilan semua pasien
b) Evaluasi
 Menanyakan perasaan pasien saat ini
 Menanyakan masalah yang dirasakan
c) Kontrak
 Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu cara mengontrol halusinasi
 Menjelaskan aturan main berikut :
 Lama Kegiatan 60 menit
 Setiap pasien mengikuti jadwal dari awal sampai selesai
 Jika ada peserta yang minggalkan kelompok harus meminta ijin
kepada perawat
3. Tata Tertib
 Peserta bersedia mengikuti terapi aktivitas kelompok
 Peserta tidak diperbolehkan makan,minum,merokok selama mengikuti
terapi aktivitas kelompok
 Peserta harus hadir 5 menit sebelum acara berlangsung
 Peserta tidak boleh meninggalkan ruangan selama terapi aktivitas
kelompok berlangsung.Namun jika ada peserta yang ingin BAK,harus
minta izin kepada perawat.
 Jika ada pertanyaan peserta mengangkat tangan terlebih dahulu dan
berbicara setelah dipersilahkan oleh leader.
 Anggota harus berperan aktif dalam terapi aktivitas kelompok.
 Anggota harus bersikap terbuka.
 Menyepakati waktu:pukul
 Menyepakati tempat:Ruang TAK RSJ Aceh.

4. Tahap Kerja
 Perawat menjelaskan aturan permainan dan memperagakan/
memberi contoh terlebih dahulu cara bermain antar sesama
perawat/fasilitator.
 Perawat memperagakan langkah kerja terapi kemudian fasilitator
memutar lagu kemudian pasien mengocok nama dalam gelas yang
sudah di persiapkan oleh perawat, lalu nama pasien yang keluar
harus menyebutkan atau bercerita mengenai isi halusinasi, frekuensi
halusinasi, waktu halusinasi, kondisi saat halusinasi dan respon
terhadap halusinasi.
 Apabila pasien dapat menjawab pasien akan di beri reward dengan
cara yel yel ( tepuk salut ).
 Ulangi langkah diatas sampai semua anggota kelompok mendapat
giliran.
 Beri pujian dan ajak pasien bertepuk tangan setiap keberhasilan
anggota kelompok.
5. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
a) Menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti Terapi Aktivitas
Kelompok
b) Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.

b. Rencana Tindak Lanjut

membuat kesepakatan dengan pasien untuk TAK berikutnya yaitu cara


mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.

c. Kontrak yang akan datang


Menyepakati belajar cara baru yang sehat untuk mencegah halusinasi
pendengaran.

Sesi II :

c Tujuan

Pasien mampu mengontrol halusinasi dengan cara menghardik

d Langkah- Langkah Kegiatan


4. Persiapan
d) Memilih pasien sesuai dengan indikasi, yaitu pasien dengan gangguan
persepsi sensori
e) Membuat kontrak dengan pasien
f) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
5. Orientasi
d) Memberi salam terapeutik
 Salam dari terapis kepada pasien
 Perkenalkan nama dan panggilan terapis
 Menanyakan nama dan panggilan semua pasien
e) Evaluasi
 Menanyakan perasaan pasien saat ini
 Menanyakan masalah yang dirasakan
f) Kontrak
 Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu cara mengontrol halusinasi
 Menjelaskan aturan main berikut :
 Lama Kegiatan 60 menit
 Setiap pasien mengikuti jadwal dari awal sampai selesai
 Jika ada peserta yang minggalkan kelompok harus meminta ijin
kepada perawat
6. Tata Tertib
 Peserta bersedia mengikuti terapi aktivitas kelompok
 Peserta tidak diperbolehkan makan,minum,merokok selama mengikuti
terapi aktivitas kelompok
 Peserta harus hadir 5 menit sebelum acara berlangsung
 Peserta tidak boleh meninggalkan ruangan selama terapi aktivitas
kelompok berlangsung.Namun jika ada peserta yang ingin BAK,harus
minta izin kepada perawat.
 Jika ada pertanyaan peserta mengangkat tangan terlebih dahulu dan
berbicara setelah dipersilahkan oleh leader.
 Anggota harus berperan aktif dalam terapi aktivitas kelompok.
 Anggota harus bersikap terbuka.
 Menyepakati waktu:pukul
 Menyepakati tempat:Ruang TAK RSJ Aceh.

4. Tahap Kerja
 Perawat menjelaskan aturan permainan dan
memperagakan/memberi contoh terlebih dahulu cara bermain antar
sesame perawat/fasilitator.
 Perawat memperagakan langkah kerja terapi kemudian fasilitator
memutar lagu kemudian pasien mengocok nama dalam gelas yang
sudah di persiapkan oleh perawat, lalu nama pasien yang keluar
harus mempraktikkan cara menghardik halusinasi
 Apabila pasien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi.
Pasien akan di beri reward dengan cara iyel iyel ( tepuk salut ).
 Ulangi langkah diatas sampai semua anggota kelompok mendapat
giliran.
 Beri pujian dan ajak pasien bertepuk tangan setiap keberhasilan
anggota kelompok.

5. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
c) Menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti Terapi Aktivitas
Kelompok
d) Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.

b. Rencana Tindak Lanjut

Menganjurkan pada pasien untuk mengingat cara mengontrol halusinasi


dengan cara menghardik haluinasi.

c. Kontrak yang akan datang


Menyepakati belajar cara baru yang sehat untuk mencegah halusinasi
pendengaran.

SESI I
Mengidentifikasi Halusinasi

No Nama Pasien
Mengidentifikasi Ny. “P” Ny. “E” Ny. “L” Ny. “P” Ny. “S” Ny. “S”
Halusinasi
1. Halusinasi Audiotori
2. Halusinasi Visual
3. Isi
4. Frekuensi
5. Waktu
6. Kondisi
7. Respon

SESI II
Kemampuan Menghardik Halusinasi

No. Nama Pasien Mempraktikkan Cara Menghardik


Halusinasi
YA TIDAK
1. Ny “P” √ –
2. Ny “E” √ –
3. Ny “L” √ –
4. Nn “P” √ –
5. Ny “S” √ –
6. Ny “S” √ –

1. Petunjuk
 Tulis nama panggilan pasien yang mengikuti TAK
 Untuk tiap pasien beri penilaian tentang kemampuan mempraktikan dua
cara untuk mengontrol halusinasi. Beri tanda √ bila pasien mampu, atau
tanda x jika pasien tidak mampu.
2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dinilai pasien saat terapi pada
catatan proses keperawatan.

EVALUASI TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

STIMULASI PERSEPSI: HALUSINASI

SESI I DAN SESI II

TAK sesi I dan sesi II dilakukan pada hari Sabtu, 05 Oktober pada pukul
10.00 WIB, Di ruang TAK dengan jumlah pasien yang hadir 6 orang dan perawat
berjumlah 9 orang. Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya
pada tahap kerja untuk menilai kemampuan pasien melakukan TAK. Aspek yang di
evaluasi adalah kemampuan pasien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK
halusinasi ada sesi I di evaluasi kemampuan pasien untuk mengidentifikasi halusinasi
( Jenis, Isi, Waktu, Frekuensi, Kondisi, Respon ). Dan Pada sesi II di evaluasi
kemampuan pasien untuk mengontrol halusinasi dengan cara menghardik. Penilaian
dilakukan secara verbal dengan menggunakan formulir evaluasi berikut.
SESI I
Mengidentifikasi Halusinasi

No Nama Pasien
Mengidentifikasi Ny. Ny. Ny. Nn. Ny. Ny.
Halusinasi “P” “E” “L” “P” “S” “S”
1. Halusinasi Audiotori √ – √ √ √ √
2. Halusinasi Visual – – √ – – –
3. Isi √ – √ √ √ √
4. Frekuensi √ – √ √ – √
5. Waktu √ – √ √ √ √
6. Kondisi √ – √ √ √ √
7. Respon √ – √ √ √ √

Ket:
Pasien mampu menjawab semua pertanyaan dengan jumlah pasien 6 orang.
SESI II
Kemampuan Menghardik Halusinasi

No. Nama Pasien Mempraktikkan Cara Menghardik


Halusinasi
YA TIDAK
1. Ny “P” √ –
2. Ny “E” √ –
3. Ny “L” √ –
4. Nn “P” √ –
5. Ny“S” √ –
6. Ny “S” √ –
Ket :
Semua pasien mampu mempraktekkan cara menghardik.

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai