Anda di halaman 1dari 8

Visi misi promkes

Visi adalah meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan, baik secara fisik, mental, dan sosialnya sehingga produktif secara ekonomi maupun
sosial.

Misi di bagi menjadi 3 butir

1. Advokat.

Melakukan advokasi berarti melakukan upaya-upaya agar para pembuat keptusan atau penentu
kebijakan tersebut mempercayai dan meyakini bahwa program kesehatan yang ditawarkan perlu
di dukung melalui kebijakan-kebijakan atau keputusan politik.
2. Menjembatani (mediate).

Menjadi jembatan dan menjalin kemitraan dengan berbagai program


dan sektor yang terkait dengan kesehatan.

3. Memampukan (enable).

Memberikan kemampuan atau keterampilan kepada masyarakat agar mereka mampu memelihara
dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri secara mandiri.

Tujuan promosi kesehatan bukan sekedar menyampaikan pesan-pesan atau informasi-


informasi kesehatan agar masyarakat mengetahui dan berperilaku hidup sehat, tetapi juga
bagaimana mampu memelihara dan meningakatkan kesehatannya.
a. Tujuan Program
Refleksi dari fase sosial dan epidemiologi berupa pernyataan tentang apa yang akan
dicapai dalam periode tertentu yang berhubungan dengan status kesehatan. Tujuan
program ini juga disebut tujuan jangka panjang. Contohnya mortalitas akibat kecelakaan
kerja pada pekerja menurun 50% setelah promosi kesehatan berjalan lima tahun.
b. Tujuan Pendidikan
Pembelajaran yang harus dicapai agar tercapai perilaku yang diinginkan. Tujuan ini
merupakan tujuan jangka menengah. Contohnya cakupan angka kunjungan ke klinik
perusahaan meningkat 75% setelah promosi kesehatan berjalan tiga tahun.
c. Tujuan Perilaku
Gambaran perilaku yang akan dicapai dalam mengatasi masalah kesehatan. Tujuan ini
bersifat jangka pendek, berhubungan dengan pengetahuan, sikap, tindakan. Contohnya
pengetahuan pekerja tentang tanda-tanda bahaya di tempat kerja meningkat 60% setelah
promosi kesehatan berjalan 6 bulan.

Pendekatan terhadap faktor perilaku adalah promosi atau pendidikan kesehatan. Sedangkan,
pendekatan terhadap faktor non perilaku adalah dengan perbaikan lingkungan fisik dan
peningkatan lingkungan sosial budaya, serta peningkatan pelayanan kesehatan.

2.4 Model Promosi Kesehatan

1. Health Belief Model (Model Keyakinan Kesehatan)

Model ini digunakan untuk menjelaskan kegagalan partisipasi masyarakat secara luas dalam
program pencegahan atau deteksi penyakit. Model ini juga sering dipertimbangkan sebagai
kerangka utama perilaku kesehatan yang dimulai dari pertimbangan orang-orang tentang
kesehatan. Selain itu, model keyakinan kesehatan digunakan untuk mengidentifikasi  prioritas
beberapa faktor penting yang berdampak terhadap pengambilan keputusan secara rasional dalam
situasi yang tidak menentu (Rosenstock, 1990).

Model keyakinan kesehatan merupakan model kognitif yang digunakan untuk meramalkan
perilaku peningkatan kesehatan. Menurut Model Keyakinan Kesehatan, tindakan pencegahan
yang mungkin dilakukan seseorang dipengaruhi secara langsung dari hasil dua keyakinan atau
penilaian kesehatan antara lain ancaman yang dirasakan setara penilaian terhadap keuntungan
dan kerugian.

Aplikasi Model Keyakinan Kesehatan

Model keyakinan kesehatah adalah prilaku pencegahan yang berkaitan dengan dunia medis dan
mencakup berbagai perilaku seperti pemerksaan dan pencegahan dan imunisas. Contohnya,
model keyakinan kesehatan dalam imunisasi memberi kesan bahwa orang yang mengikuti
program imunisasi percaya terhadap hal-hal berikut:

1. Kemungkinan terkena penyakit tinggi (rentan penyakit)


2. Jika terjangkit, penyakit tersebut membawa akibat serius
3. Imunisasi merupakan cara paling efektif untuk pencegaha penyakit
4. Tidak ada hambatan serius untuk imunusasi, tetapi hasil beberapa penelitan model ini
menunjukan kebalikannya
Kelemahan Model Keyakinan Kesehatan

1. Model keyakianan kesehatan didasarkan pada beberapa asumsi yang dapat dilakukan,
seperti pemikiran bahwa setiap pilhan perilaku selalu berdasarkan pertimbangan rasional.
Selain rasionalnya diragukan, model keyakinan kesehatan juga tidak memberikan
spesifikasi yang tepat terhadap kondisi ketika individu membuat pertimbangan tertentu.
2. Model keyakinan kesehatan hanya memperhatikan keyakian kesehatan. Kenyataan nya,
orang dapat membuat banyak pertimbangan tentang perilaku yang tidak berhubungan
dengan kesehatan, tetapi masih mempengaruhi kesehatan. Sebagai contoh, seseorang
dapat bergabung dengan kelompok olahraga karena kontrak sosial atau ketertarikan pada
seseorang dalam kelompok tersebut. Keputusan yang diambil tidak ada kaitannya dengan
kesehatan, tetapi memengaruhi kondisi kesehatannya.
3. Berkenaan dngan ukuran dari komponen komponen model ini, banyak studi
menggunakan konsep operasional dan pengenalan yang berbeda sehingga sulit
dibandingkan dan dapat menyebabkan hasil yang bias dan prediksi yang tidak konsisten.
Analisa model ini menentukan bahwa prediktor dapat berubah sewaktu-waktu.

Menurut Model Kepercayaan Kesehatan, Perilaku ditentukan oleh apakah seseorang:

1. Percaya bahwa mereka rentan terhadap masalah kesehatan tertentu


2. Menganggap masalah kesehatan ini serius
3. Meyakini efektivitas tujuan pengobatan dan pencegahan
4. Tidak mahal
5. Menerima anjuran untuk mengambil tindakan kesehatan

Contoh :

“ Seorang wanita telah mempunyai beberapa orang anak dan mengetahui bahwa masih potensial
untuk hamil sampai beberapa tahun mendatang. Melihat kesehatan dan status ekonomi
tetangganya menjadi rusak karena terlalu banyak anak dan Mendengar bahwa teknik kontrasepsi
tertentu menunjukkan efektivitas sebesar 95 % aman dan tidak mahal maka dianjurkan oleh
petugas kesehatannya agar mulai memakai kontrasepsi ”\

  Kelemahan :

1. Kepercayaan-kepercayaan kesehatan bersaing dengan kepercayaan-kepercayaan serta


sikap-sikap lain seseorang, yang juga mempengaruhi perilaku
2. Pembentukan kepercayaan seseorang sesungguhnya lebih sering mengikuti perilaku dan
bukan mendahuluinya
Transteoritical Model (Model Berharap)

1. Perilaku kesehatan yang tidak bergantung pada perangkap teoritik tertentu. Seseorang
mempertimbangkan untung dan rugi pengubahan suatu perilaku sebelum melangkah dari
tahap satu ke tahap berikutnya.Model ini mengidentifikasi 4 Tahap independen
Prekontemplasi: Seseorang belum memikirkan sebuah perilaku sama sekali, orang
tersebu tbelum  bermaksud mengubah suatu perilaku
2. Kontemplasi: seseorang benar-benar memikirkan suatu perilaku, namun masih belum
siap untuk melakukannya
3. Aksi: Seseorang sudah melakukan perubahan perilaku
4. Pemeliharaan: Keberlangsungan jangka panjang dari perubahan perilaku yang terjadi.

  Contoh :

“ Seorang Ibu karena kurang mendapat pengetahuan dan pelatihan tidak pernah berfikir untuk
menutup makanan, memasak air minum atau menjaga kebersihan dapur. Setelah mendengar
siaran radio tentang bahaya kuman dan melihat tetangganya membersihkan rumah, ia mulai
berkontemplasi untuk mengambil aksi menjaga kebersihan di rumah. Kemudian ia mencari
informasi dari tetangga dan petugas kesehatan setempat akhirnya memulai proses perubahan
perilaku. Setelah satu periode waktu, ibu tersebut menutup makanan, memasak air minum dan
menjaga kebersihan lingkungan dapur sebagai tugas rutin sehari-hari “

C.Theory of Reasoned Action (Teori Aksi Beralasan)

Merupakan niat seseorang menentukan apakah sebuah perilaku dilaksanakan, perilakuakan


mengikuti niat, dan tidak akan pernah terjadi tanpa niat.

Kehendak di tentukan oleh :

1. Sikap-sikap terhadap suatu perilaku

Melalui proses pengambilan keputusan yang teliti dan beralasan. Perilaku banyak dipengaruhi
oleh sikap yang spesifik terhadap sesuatu seperti : apakah ia merasa suatu perilaku itu penting.

2. Norma Subyektif

Seseorang berpikir tentang apa yang dilakukan orang lain (yang berpengaruh) akan
mempengaruhi perilaku yang akan dilakukan.

Contoh :“Seseorang memiliki keyakinan Sikap bahwa suatu RS memberikan pelayanan cepat,
ramah, biaya relatif murah, lingkungan bersih, lokasi strategis dan mudah dicapai. Kemudian
didukung pula oleh keinginan orang dekat yang bersedia untuk berobat ke RS tersebut yang
disebut Norma Subjektif. Seperti Orang tua, Istri, Anak, Teman Dekat, Petugas Kesehatan”
D.Stress And Coping (Stres Dan Koping)

 Stress adalah respon tubuh yang tidak spesifik terhadap setiap kebutuhan tubuh yang
terganggu.
 Stress menimbulkan dampak secara total pada individu yaitu terhadap fisik, psikologis,
mental, intelektual, social dan spiritual.
 Macam – macam stress :

1. Stress ringan : Merusak aspek fisiologis, biasanya di rasakan  oleh setiap orang dan
biasanya berakhir dalam beberapa menit/jam.
2. Stres sedang : Terjadi lebih lama
3. Stress berat : Stress kronis yang terjadi beberapa minggu atau sampai beberapa tahun.

Gejala yang bisa di amati seperti :

 Rasa cemas yang berlebihan


 Marah
 Menangis
 Tertawa sendiri
 Teriak
 Memukul dan menyepak

 Koping  adalah proses yang di lalui oleh individu dalam menyelesaikan situasi stressfull,
merupakan respon individu terhalang situasi yang mengancam dirinya baik fisik maupun
 Strategi coping adalah suatu cara yang di lakukan untuk merubah lingkungan/ situasi/
masalah yang sedang di rasakan  atau di hadapi.
 Metode Copping :
 Jangka panjang :  Merupakan cara yang efektif dan realisasi dalam menangani psikologis
untuk  kurun waktu yang lama.

 Jangka pendek : Cara yang digunakan untuk mengurangi stress/ ketegangan psikologis
dan cukup efektif untuk waktu sementara.

2.5 Kata Kunci Promosi kesehatan.


Empat kata kunci visi promkes:
1. Willingnes (mau)
2. Ablity (mampu)
3. Memelihara Kesehatan mau dan mampu mencegah penyakit, melindungi diri dari
Kesehatan dan mencari pertolongan pengobatan yang professional bila sakit
4. Meningkatkan Kesehatan mau dan mamou mencegah penyakit, Kesehatan perlu
ditingkatkan berssifat dinamis

Ruang Lingkup Promosi Kesehatan

Ruang lingkup promosi kesehatan adalah upaya pemberdayaan masyarakat untuk dapat
memelihara dan meningkatkan kesehatan dalam suatu batasan baik ilmu maupun
subjeknya. Ruang lingkup promosi kesehatan sebagai berikut :
1. Promosi kesehatan mencakup pendidikan kesehatan yang penekanannya pada perubahan
atau perbaikan perilaku melalui peningkatan kemauan, kesadaran dan kemampuan.
2. Promosi kesehatan mencakup pemasaran sosial yang penekanannya pada pengenalan
produk atau jasa melalui kampanye.
3. Promosi kesehatan sebagai upaya penyuluhan (upaya komunikasi dan informasi) yang
tekanannya pada peningkatan kesehatan.
4. Promosi kesehatan sebagai upaya peningkatan (promotif) yang penekanannya pada
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.
5. Promosi kesehatan mencakup upaya advokasi di bidang kesehatan, sebagai upaya untuk
memengaruhi lingkungan atau pihak lain agar mengembangkan kebijakan yang
berwawasan kesehatan (melalui upaya legislasi atau pembuatan peraturan dukungan
suasana dan sebagainya di berbagai bidang atau sektor sesuai keadaan).
6. Promosi kesehatan adalah juga pengorganisasian masyarakat, pengembangan masyarakat,
penggerakan masyarakat, dan pemberdayaan masyarakat.

Sasaran Promosi Kesehatan


Sasaran promosi kesehatan dibagi dalam tiga kelompok sasaran yaitu sebagai berikut :
a. Sasaran Primer (primary target)
Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung promosi kesehatan, misalnya:
kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, ibu hamil dan ibu menyusui untuk
masalah kesehatan ibu dan anak (KIA), anak sekolah untuk kesehatan remaja, dan lain-
lain.
b. Sasaran sekunder (secondary target)

Para tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh adat disebut sasaran sekunder.

c. Sasaran tersier (tertiary target)

Sasaran tersier adalah para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik ditingkat pusat
maupun daerah.

Dimensi Promosi Kesehatan

1.      Peningkatan seperti halnya dalam “five level of prevention” dimana pencegahan tingkat
pertama adalah “health promotion”. Terminology ini juga seperti digunakan dalam dunia
akademik (promosi doctor) atau dunia pekerjaan (promosi jabatan). Dalam konsep lima tingkat
pencegahan sebagai berikut
a.       Promosi kesehatan
b.      Perlindungan khusus melalui imunisasi
c.       Diagnosis dini dan pengobatan segera
d.      Membatasi atau mengurangi kecacatan
e.       pemulihan
2.      memasarkan atau menjual, seperti yang berlaku di dunia bisnis, sehingga muncul istilah
dalam fungsi “seles promotion girls” adalah seseorang yang bertugas memasarkan dan atau
menjual suatu produk tertentu. Bahkan di suatu perusahaan menciptakan jabatan structural
“manajer promosi/pemasaran”
3.      dalam literature lama (zaman belanda), dijumpai istilah “propaganda kesehatan”, yang
sebenarnya adalah mempengaruhi orang lalin atau masyarakat untuk melakukan hal-hal yang
sehat misalnya: makan makanan yang bergizi, minum air yang direbus, buang air besar di
jamban, dan sebagainya. Istilah propaganda kesehatan ini masih dipakai juga sampai awal
kemerdekaan repoblik indonesia
4.      belakangan muncul di lapangan atau dalam praktisi promosi kesehatan, bahwa promosi
kesehatan itu dilakukan dan identic dengan penyuluhan kesehatan. tidak keliru memang,
karena dalam penyuluhan tersebut terjadi proses peningkatan pengetahuan kesehatan bagi
masyarakat.
Dalam strategi global promosi kesehatan organisasi kesehatan dunia (who, 1984)
merumuskan bahwa promosi kesehatan sekurang-kurangnya mengandung tujuh prinsip yakni;
a.       perubahan perilaku
b.      perubahan sosial
c.       pengembangan kebijakan
d.      pemberdayaan
e.       partisipasi masyarakat
f.       membangun kemitraan

Anda mungkin juga menyukai