Anda di halaman 1dari 3

TUGAS MATA KULIAH KEPERAWATAN ANAK

PERTEMUAN PERTAMA

Disusun Oleh :

Nama: Bella Aryanto Hasibuan (1914301047)


Prodi: SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
Kelas: TINGKAT 3 REGULER 1

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES TANJUNG KARANG
JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNG KARANG
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
Kasus :

Seorang anak A berumur 6 tahun di gendong ibu nya untuk di periksa di poli
anak karena badanya panas sejak 2 hari lalu. Anak tersebut memeluk erat ibunya
tidak mau diperiksa oleh dokter atau perawat yanng memakai pakaian putih.
Menurut ibunya anak tersebut trauma akibat lingkungan Rumah Sakit dan petugas
kesehatan karena pernah di rawat dengan diagnosis demam berdarah, pada saat
dirawat sebelumnya anak tersebut mendapat tusukan beberapa kali saat
pemasangan infus dan pemeriksaan trombosit. Ibu juga menambahkan bahwa
perawat/dokter yang kontak dengan pasien sering hadir hanya untuk melalukan
tindakan invasif tanpa komunikasi yang baik atau melihat kesiapan anak dalam
menerima tindakan. Saat ini anak akan dilakukan prosedur pemasangan infus dan
pengambilan sampel darah vena.

LAPORAN NARASI :

Hasil pengkajian didapatkan data pasien, An dengan umur 6 tahun datang ke


rumah sakit di ruang poli anak di gendong ibunya dengan keluhan badan panas
sejak 2 hari lalu, anak tersebut tampak ketakutan dan menangis serta memeluk erat
ibunya dan tidak mau di periksa oleh dokter dan perawat yang memakai pakaian
putih karena memiliki trauma kepada lingkungan rumah sakit dan petugas
kesehatan karena pernah dirawat dengan diagnosis demam berdarah.

Masalah yang nampak pada kasus ini adalah bagaimana peran tenaga
kesehatan seperti dokter dan perawat untuk menghilangkan rasa trauma kepada An.
A terhadap lingkungan rumah sakit dan petugas kesehatan agar An.A dapat
dilakukan tindakan pengobatan yang tepat guna untuk menurunkan demam dan
meningkatkan kesehatan pasien.

Untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dapat diambil rencana tindakan


yang akan dilakukan ialah: berbicara lembut kepada anak guna memberikan rasa
kepercayaan kepada anak tersebut, mengajak anak bemain atau memberikan anak
mainan agar anak merasa nyaman dan ingin di periksa kembali, selanjutnya
manajemen hipertermia yang dapat dilakukan adalah memonitor TTV, melakukan
pendinginan eksternal (kompres hangat) guna untuk menurunkan suhu tubuh
dengan teknik non farmakologis, menganjurkan tirah baring untuk meminimalisir
jumlah kegiatan pasien, lalu kolaborasi dalam pemberian cairan elektrolit IV untuk
menyeimbangkan kebutuhan pasien, dan kolaborasi pemberian antipiretik
paracetamol untuk menurunkan suhu tubuh pasien secara farmakologis.

Setelah dilakukannya tindakan sesuai dengan rencana tindakan yang sudah


dibuat didapatkan hasil suhu tubuh pasien 39,5 C, konjungtiva anemis, wajah
tanpak pucat, pasien sudah mau berinteraksi dengan dokter dan perawat dan sudah
mau di periksa walaupun harus berpegangan dengan ibunya, pasien di berikan
kompres hangat dan pasien mengatakan merasa nyaman setelah di lakukan
tindakan tersebut, pasien sudah melakukan tirah baring, pasien terpasang infus
dengan cairan RL 500ml 20 tpm, dan juga pasien sudah di berikan parasetamol
melalui iv.

Anda mungkin juga menyukai