Anda di halaman 1dari 18

VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (ASD)

PADA ANAK

DISUSUN OLEH :
AYU WANDIRA
STr Keperawatan

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


JURUSAN DIV KEPERAWATAN
TAHUN 2020
DEFINISI
Ventricular Septal Defect (VSD) atau defek septum ventrikel adalah
defek yang terjadi pada septum ventricularis, dinding yang memisahkan
ventriculus dextra dengan sinistra. Defek ini muncul secara kongenital
akibat septum interventriculare tidak menutup dengan sempurna selama
perkembangan embrio. Defek ini menyebabkan aliran darah dari
ventriculus sinistra akan masuk ke dalam ventriculus dextra. Darah
yang kaya akan oksigen akan dipompa ke paru- paru yang
menyebabkan jantung bekerja lebih berat (Sadler,2012).
DEFINISI
PEMBENTUKAN SEPTUM
CARDIUM
Septum utama dari jantung terbentuk mulai hari ke-27-37 dari
perkembangan embrio, dimana panjang embrio berkisar mulai dari 5
mm sampai 16-17 mm. Salah satu teori mengenai pembentukan septum
ini adalah adanya dua massa jaringan yang aktif tumbuh mendekati satu
sama lainnya sehingga bergabung menjadi satu memisahkan lumen
menjadi dua canal. Septum cardium bisa juga terbentuk akibat aktifnya
salah satu massa jaringan yanng terus memanjang sampai mencapai sisi
berlawanan dari lumen (Sadler, 2012).
PEMBENTUKAN SEPTUM
CARDIUM
Anatomi Septum Ventriculare
Septum ventriculare dibagi menjadi dua komponen yaitu: pars membranacea
dan pars muscularis. Pars membranacea berukuran kecil dan terletak pada
basis jantung diantara komponen outlet dan inlet dari pars muscularis dan di
bawah cuspis posterior dari valvula aorta. Cuspis septalis dari valvula
tricuspidalis membagi pars membranacea menjadi dua komponen yaitu: pars
atrioventricularis dan pars interventricularis. Defek yang melibatkan pars
membranacea sampai mengenai 1-3 komponen dari pars muscularis disebut
perimembranosa, paramembranosa, atau infracristalis (Moore et al., 2015; Soto
et al., 1980).
Anatomi Septum Ventriculare
KLASIFIKASI DEFEK SEPTUMVENTRICULARE
1.Tipe 1: disebut juga subarterial, supracristal, conal septal defect dan
infundibular. Tipe ini banyak ditemukan pada orang Asia berkisari 5-7%
berkaitan dengan valvulaaorta
2.Tipe 2: disebut jugaperimembranosus, paramembranosus, conoventricularis,
defek septal membranosus, dan sub aortic. Paling sering ditemukan
berkisar70%
3.Tipe 3: disebut juga tipe inlet dan tipe AV canal. Ditemukan berkisar 5%,
umumnya berkaitan dengan kejadian defek septumatrioventricularis
4.Tipe 4: dikenal juga dengan nama tipe muskular. Lokasi defek terletak di
pars muscularis. Ditemukan berkisar 20% dan dibagi lagi berdasarkan
lokasinya menjadi anterior, apical, posterior danmid
5.Tipe gerbode: dikenal dengan nama adanya shunting dari venticulus dextra
menuju ke atrium dextra karena tidak adanya septumatrioventricularis
KLASIFIKASI DEFEK SEPTUMVENTRICULARE
PATOFISIOLOGI
Perubahan fisiologis yang terjadi akibat adanya defek di septum ventriculare adalah
tergantung ukuran defek dan tahanan vaskular paru. Aliran darah ke paru-paru akan
meningkat setelah kelahiran sebagai respon menurunnya tahanan vskular paru akibat
mengembangnya paru-paru dan terpaparnya alveoli oleh oksigen. Jika defeknya
berukuran besar, aliran darah ke paru-paru akan meningkat dibandingkan aliran darah
sistemik diikuti regresi sel otot polos arteri intrapulmonalis. Perubahan ini
berhubungan dengan munculnya gejala setelah kelahiran bayi aterm berumur 4-6
minggu atau awal dua minggu pertama pada kelahiran bayi prematur (Spicer et al.,
2014).
PATOFISIOLOGI
GEJALAKLINIS
Manifestasi gejala klinis VSD tergantung pada ukuran defek dan
hubungan antara tahanan vascular paru dan sistemik. Gejala klinis
biasanya muncul saat bayi berumur 4-8 minggu, seiring dengan
menurunnya tahanan vaskular paru akibat adanya remodelling
arteriolparu

GEJALAKLINIS
PENANGANAN
Jika defek berukuran kecil dan shunting yang terjadi tidak menimbulkan
gangguan hemodinamik disertai gejala apa pun, maka tidak perlu
diberikan terapi khusus. Saat defek tersebut sudah menyebabkan
gangguan pada pertumbuhan bayi, kesulitan pada waktu makan,
berkeringat, tachipnea maka pemberian diuretik menjadi pilihan
pertama dengan terus mengawasi terjadinya hipokalemia. atau untuk
mencegah terjadinya hipokalemia bisa diberikan diuretik hemat kalium
(Spicer et al.,2014).

PENANGANAN
SEKIAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai