Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ibu merupakan sosok perempuan yang paling berjasa didalam kehidupan
keluarganya. Ibu sangat berperan penting dalam mengatur semua yang terkait
dalam urusan rumah tangga, pendidikan dan kesehatan suami maupun anak-
anaknya. Dengan demikian, perhatian terhadap keselamatan ibu saat melahirkan
perlu ditingkatkan sehingga bayi yang dilahirkan harus sehat dan tumbuh
kembang dengan baik (Kemenkes, 2017).
Kehamilan sebenarnya merupakan proses yang fisiologis, tetapi
kehamilan perlu dipantau secara berkala (asuhan antenatal). Pada pemeriksaan
kehamilan, selain dipantau keadaan ibu dan janin juga dapat direncanakan
persalinan, meningkatkan kesejahteraan keluarga, meningkatkan produktivitas
kerja, serta meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih
dan sehat sehingga angka kematian dapat dihindari (Depkes RI, 2010).
World Health Organization (WHO) pada tahun 2018 Angka Kematian
Ibu (AKI) Indonesia sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup, dengan penyebab
kematian hipertensi (22,1%), perdarahan (27,1%) dan lain-lain (30,2%),
sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 24 per 1.000 kelahiran hidup
dengan penyebab kematian tetanus (1,5%), kelainan kongenital (4,9 %),
meningitis (5,1 %), tidak diketahui (5,5 %),pneumonia (13,2 %), diare (17,2
%),dan masalah neonatal (36 %) (SDKI,2017).
Kehamilan ektopik merupakan salah satu penyebab terbesar kematian ibu
pada triwulan pertama dari kehamilan. Hal yang menyebabkan besarnya angka
kematian ibu akibat kehamilan ektopik adalah kurangnya deteksi dini dan
pengobatan . Resiko kehamilan ektopik sangat besar karena kehamilan ini tidah
dapat berlangsung seperti kehamilan normal. Perdarahan yang disebabkan
kehamilan ektopik menjadi sebab utama kematian ibu di Indonesia.

1
Berdasarkan data yang diperoleh dari RSUDZA data jumlah ibu hamil
dengan Kehamilan ektopik terganggu (KET) pada tahun 2020 terdapat 4 sampai
5 kasus perbulan.
Berdasarkan kasus diatas penulis tertarik untuk mengambil judul Asuhan
Kebidanan Patologis pada Ny. M G2P1A0 Hamil 6 minggu Dengan Kehamilan
Ektopik Terganggu (KET) di Poli Kebidanan dan Kandungan RSUDZA.

B. Rumusan Masalah
Melihat masih adanya kasus Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) di
RSUDZA Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan asuhan kebidanan
Patologis pada Ny. M G2P1A0 Hamil 6 minggu Dengan Kehamilan Ektopik
Terganggu di ) di Poli Kebidanan dan Kandungan RSUDZA.

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan Patologis pada Ny.
EMG2P1A0 Hamil 8 minggu Dengan Kehamilan Ektopik Terganggu di
di Poli Kebidanan dan Kandungan RSUDZAserta mendokumentasikan
dalam asuhan kebidanan SOAP.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data subyektif melalui
anamnesis
b. Mahasiswa mampu mengumpulkan data obyektif melalui
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium
c. Mahasiswa mampu menetapkan analisis berupa diagnosis
kebidanan, masalah, kebutuhan, diagnosis potensial serta antisipasi
tindakan segera
d. Mahasiswa mampu memberikan penatalaksanaan berupa asuhan
kebidanan sesuai keadaan pasien

2
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
2. Dapat mengetahui teori dan wawasan tentang kehamilan serta dapat
mengetahui dan melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil
secara komprehensif.
3. Manfaat Praktis
a. Bagi Klien
Hasil dari penerapan asuhan kebidanan ini dapat
memberikan pengetahuan kepada pasien tentang pentingnya
pemeriksaan pada saat hamil dengan melakukan pemeriksaan
oleh tenaga kesehatan terutama bidan untuk mendeteksi dini
risiko kelainan pada kehamilan,

b. Bagi Penulis
Hasil dari penerapan askeb ini dapat menerapkan teori yang
didapat dalam perkuliahan yang memberikan pelayanan asuhan
kebidanan pada ibu hamil.
c. Bagi Institusi
Dapat bermanfaat sebagai tolak ukur sejauh mana
mahasiswa telah memahami dan melaksanakan asuhan kebidanan
komprehensif secara sistematis sesuai prosedur.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

a. Kehamilan Ektopik Terganggu


1) Pengertian
Kehamilan ektopik ialah terjadinya implantasi (kehamilan) diluar kavum
uteri. Kebanyakan kehamilan ektopik di tuba, hanya sebagian kecil di
ovarium, kavum abdomen. Kejadian kehamilan ektopik ialah 4,519,7/1000
kehamilan. Beberapa faktor risiko ialah : radang pelvik, bekas ektopik,
operasi pelvik, anomalia tuba, endometris dan perokok.
2) Gejala
Gejala trias yang klasik ialah : amenorrhea, nyeri perut dan perdarahan
pervaginam. Pada kondisi perdarahan akan ditemukan renjatan,dan nyeri
hebat di perut bawah. Uterus mungkin lebih besar sedikit, dan mungkin
terdapat massa tumor di adneksa. Dengan USG kehamilan intrauterin akan
dapat ditentukan, sebaliknya harus dicari adanya kantong gestasi atau
massa di adneksa/kavum douglas. Bila USG ditemukan kantong gentasi
intrauterine (secara abdominal USG), biasanya kadar BhCG ialah 6500 iu;
atau 1500 iu bila dilakukan USG transvaginal. Bila ditemukan kadar
seperti itu dan tidak ditemukan kehamilan intrauterin, carilah adanya
kehamilan ekstrauterin.
3) Penatalaksanaan
Bila ditemukan keadaan abdomen akut maka tindakan terbaik ialah
hemostasis KET. Jenis tindakan yang akan diambil, harus
memperhitungkan pemulihan fungsi kedua tuba. Bila ibu masih ingin
hamil maka lakukan salpingostomi. Bila kondisi gawatdarurat, tidak ingin
hamil lagi, robekan tidak beraturan,terinfeksi, perdarahan tak dapat
dikendalikan maka lakukan salpingektomi. Pada umumnya akan dilakukan
prosedur berikut ini :

4
a) Pasang infus untuk substitusi kehilangan cairan dan darah
b) Transfusi Hb < 6g%, Bila tidak segera tersedia darah, lakukan
autotransfusi selama prosedur operatif
c) akukan prosedur parsial salpingektomi atau eksisi segmental yang
dilanjutkan dengan salpingorafi (sesuai indikasi)
d) akukan pemantauan dan perawatanpascaoperatif
e) Coba infus dan transfusi setelah kondisipasien stabil
f) Realimentasi, mobilisasi dan rehabilitasikondisi pasien sesegera
mungkin
Pada kehamilan ektopik belum terganggu,kondisi hemodinamik stabil,
massa < 4 cm dan tidak ada perdarahan intraabdomen maka pertimbangkan
pemberian MTX. Keberhasilan manajemen MTX dapat mencapai 80%.Berikan 50
mg MTX dan lakukan observasi BhCG yang akan menurun tiap 3 hari. Setelah1
minggu, lakukan USG ulang, bila besar kantong tetap dan pulsasi, atau B-
hCGmeningkat > 2 kali dalam 3 hari. Berikan penjelasan pada pasien tentang
risiko/keberhasilan terapi konservatif dan segera lakukan terapi aktif. Bila pasien
tak mampu mengenali tanda bahaya, sebaiknya rawat inap untuk observasi.
Pada perdarahan hebat dan massif intraabdomen dimana pengganti belum
cukup tersedia dan golongan darah yang langka maka pertimbangkan tindakan
transfuse autolog. Isap darah dengan semprit 20 ml, lakukan penyaringan dan
kumpulkan dalam labu darah berisi antikoagulan, kemudian transfusi kembali ke
pasien.

5
BAB III
STUDI KASUS

Pada tanggal : 02 Juni 2022 jam : 16.00 wib


Tempat : Poloi Kebidanan dan Kandungan
Identitas / Biodata
Nama : Ny. M Suami : Tn. B
Umur : 26 tahun Umur : 30 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Aceh/Indonesia Suku : Aceh
Pendidikan terakhir : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Gampong Pineung Banda Aceh
a. Data Subjektif
1) Keluhan utama
Nyeri perut kiri bawah lebih kurang 2 minggu terakhir dan semakin
memberat dalam dalam satu hari ini, Ibu juga mengeluh keluar flek
darah kecoklatan dari jalan lahir. Ibu mengaku terlambat haid 6 minggu
2 ) Riwayat Kehamilan ini
a ) Riwayat menstruasi
HPHT : 10/04/2022
TTP : 17/01/2023
b ) Haid sebelumnya
Siklus : ±28 hari.
Teratur/tidak : Teratur
Lama : 7 hari.
Banyaknya : Ganti pembalut 3 – 4 x per hari
Sifat darah : Encer kadang menggumpal warna merah.
Dismenorhoe : Tidak ada

6
Keputihan : Ibu mengaku megalami keputihan yang berbau dan
terasa gatal tanpa pengobatan
c ) Tanda tanda kehamilan (Trisemester I)
Hasil tes kehamilan tanggal 15/05/2021 : (+ ) positif.
d)Riwayat ANC
Ibu belum pernah melakukan ANC
3) Riwayat Perkawinan
Menikah 1 x , Usia saat menikah 24 tahun
4) Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas
Pasien mengatakan kehamilan yang pertama normal,melahirkan secara
pervaginam dan masa nifas berlangsung normal.
5) Riwayat Keluarga Berencana :
Sebelum kehamilan ini ibu menggunakan KB suntik 3 bulan.
6) Riwayat Penyakit
a) Riwayat penyakit sekarang
Tidak ada.
b ) Riwayat Penyakit sistemik
(1) Jantung : Tidak pernah
(2) Ginjal : Tidak pernah
(3) Asma /TBC : Tidak pernah
(4) Hepatitis : Tidak pernah
(5) DM : Tidak pernah
(6) Hipertensi : Tidak pernah
(7) Epilepsi : Tidak pernah
c) Riwayat imunisasi : Tidak pernah
d) Riwayat penyakit keluarga : Ibu menderita hipertensi
e) Riwayat keturunan kembar : Tidak ada
f) Riwayat operasi : Tidak pernah
g) Pola kebiasaan sehari – hari
1) Eliminasi
BAK 9-10 kali sehari warna kuning jernih ,

7
BAB 1 kali sehari konsistensi lunak,
2) Istirahat
Tidur malam ± 8 jam.
3) Personal Hygiene
Mandi 2x sehari, gosok gigi 3x sehari, ganti baju 2x sehari
dan keramas 3x seminggu.
4) Aktivitas sehari hari
Pasien berprofesi sebagai ibu rumah tangga Pola makan
Makan 3 x sehari, Ibu mengatakan ngemil makanan ringan jika
merasa lapar.
5) Status psikologis
Ibu merasa cemas dan takut kehamilan nya bermasalah.

b. Data Objektif
1) Keadaan Umum : Sedang
2) Kesadaran : Composmentis
3) Skala nyeri : VAS 5
4) Status Generalis
a) TTV : TD 90/70 mmHg R : 20x/menit
: Nadi 99 x/menit S : 36,50C
b) BB : 58 kg
c) TB : 160 cm
d) Lila : 25 cm
5) Pemeriksaan Sistematis
a) Kepala
Rambut : Bersih tidak berketombe dan tidak rontok
Muka : tampak pucat, tidak oedem
b) Mata : Sklera / conjungtiva tampak pucat
c) Hidung : Simetris, tidak ada benjolan
d) Telinga : Simetris, tidak ada serumen
e) Mulut/gigi/gusi : tidak berdarah, tidak ada caries.

8
f) Leher
(1) Kelenjar gondok : Tidak ada pembesaran
(2) Tumor : Tidak ada benjolan
(3) Pembesaran Kelenjar Limfe : Tidak ada pembesaran
(4) Pembesaran vena jugularis : Tidak ada
g) Dada dan Axilla
(1) Dada
(a) Payudara : Normal, tampak simetris.
(b) Putting susu : Menonjol
(c) Areola : Menghitam
(d) Colostrum : Tidak ada
(2) Axilla
(a) Benjolan : Tidak
(b) Nyeri : Tidak
(3) Abdomen
(a) Pembesaran hati : Tidak
(b) Benjolan / Tumor : Tidak
(c) Nyeri Tekan : Iya
(d) Luka Bekas Operasi : Tidak
(e) TFU (Mc.Donald) : Tidak bisa di ukur
(f) Leopold 1 : Tidak diperiksa
Leopold II : Tidak diperiksa
Leopold III : Tidak diperiksa
Leopold IV : Tidak diperiksa

(4) Anogenital
a) Vulva vagina
1. Varices : Tidak
2. Luka : Tidak

9
Kemerahan : Tidak
3. Nyeri : Iya
a) Inspeculo : tampak flek kecoklatan pada
pembalut ibu, namun tidak dilakukan inspekulo
dengan speculum.
b) Pemeriksaan dalam : Kavum douglas menonjol,
Nyeri goyang portio positif.
c) Anus
Haemoroid : Tidak
Lain-lain : Tidak
(5) Ekstremitas
(a) Varices : Tidak
(b) Oedema : Tidak
(c) Reflek patella (+) Positif.
(d) Akral : Dingin

c. Pemeriksaan penunjang
1) Lab:
Hb : 10,1 gr/dl
Kadar beta HCG 54382,00 mIU/mL
2) USG
- Tidak tampak kantong gestasi pada kavum uteri
- Adanya massa adneksa kiri ukuran 1.59 cm disertai aktivitas jantung
fetal
- Terdapat gambaran berupa free fluid level intraperitonial

Assesment
Ny ”M” G2 P1 A0 Hamil 7-8 Minggu dengan Kehamilan Ektopik
Terganggu.

d. Planning

10
1. Memberitahukan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan bahwa
kondisi kehamilan berada di luar kandungan, kehamilan tidak bisa
dilanjutkan karena dapat menyebabkan perdarahan dan syok oleh sebab itu
akan dilakukan tindakan operasi untuk mengangkat hasil konsepsi. Ibu dan
keluarga mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan bersedia untuk
dilakukan operasi.
2. Melakukan observasi keaadaan umum ibu,tanda tanda vital,tanda syok
dan perdarahan. Kondisi ibu tampak kesakitan dengan tingkat nyeri VAS 5
namun TTV masih stabil dan tidak ada tanda-tanda syok
3. Melakukan kolaborasi dengan dokter Obgyn untuk penanganan lebih
lanjut
a. Meminta persetujuan tindakan medis (informed consent) pada ibu dan
keluarga
b. Melakukan pendaftaran operasi ke bedah sentral
c. Melakukan konsultasi dengan dokter anastesi
d. Mendaftarkan ibu untuk pemeriksaan darah laboratorium untuk
persiapan transfusi
e. Mempersiapkan pasien untuk tindakan operasi laparatomi.
4. Membimbing ibu dan keluarga dalam proses persiapan operasi laparotomi
seperti persiapan darah, persiapan konsultasi anastesi dan persiapan
pendaftaran. Ibu dan keluarga mampu dan merasakan kemudahan dalam
persiapan.
5. Memberikan dukungan moril kepada ibu dan keluarga. Ibu merasa lebih
rileks dan tenang.

11
BAB IV
PEMBAHASAN

Didalam bab ini penulis akan membahas tentang asuhan kebidanan secara
komprehensif pada asuhan kehamilan patologis pada Ibu M dengan Kehamilan
Ektopik Terganggu
Pada anamnesa didapatkan pasien datang dengan keluhan nyeri perut kiri
bagian bawah serta adanya perdarahan kecoklatan dari jalan lahir selama 2 minggu,
nyeri dirasakan semakin memberat dalam satu hari sebelum ke rumah sakit, ibu
mengatakan mengalami amenore sekitar 6 minggu dengan riwayat planotes positif 3
minngu sebelumnya.
Pada umumnya gejala awal kehamilan ektopik adalah perdarahan pada
trisester pertama dan nyeri abdomen, walaupun hal ini bisa juga terjadi pada
kehamilan intra uterin dan abortus spontan, namun dari pemeriksaan ultrasonografi
akan terlihat dengan jelas dimana letak gestasi. Pada kasus ini ibu belum pernah
melakukan pemeriksaan ANC dan USG pada dokter Spesialis OBGYN.
Pada pemeriksaan fisik TFU tidak teraba, dengan nyeri tekan perut bagian
bawah dengan tanpa nyeri lepas, pemeriksaan vaginal toucher menunjukkan nyeri
goyang portio dan teraba adnexa kiri yang merupakan tanda khas dari kehamilan
ektopik. Pada pemeriksaan VT teraba kavum douglas dapat disimpulkan karena
terjadinya perdarahan yang perlahan lahan menetes dari fimbrae tuba. Tekanan
darah yang rendah yaitu 90/70 mmHg dan nadi meningkat menunjukkan
haemodinamik pasien mulai menurun karena terjadi perdarahan.
Dari hasil anamnesa dan hasil pemeriksaan fisik lainnya di dapatkan jika
ibu mengalami keputihan sebelum kehaamilan ini. Keputihan yang dirasakan
berbau dan gatal dan tanpa mendapatkan pengobatan yang baik. Diketahui bahwa
inflamasi akut genetalia interna memegang peranan penting dalam kerusakan tuba
yang memicu kehamilan ektopik hal ini berkaita dengan transportasi sel telur
dalam gerakan siliaris tuba.

12
Dari pemeriksaan penunjang hasil USG menunjukkan tidak tampak
kantong gestasi pada kavum uteri, massa adneksa kiri ukuran 1,59 cm disertai
aktifitas jantung fetal sehingga dokter menyimpulkan adanya kehamilan ektopik
pada ampula tuba kiri. Atas instruksi dokter spesialis kebidanan dan kandungan,
bu dipersiapkan untuk tindakan laparotomi.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Tamba dkk (2015) pada kasus
KET dari tahun 2010-2015 di RSUP Adam Malik Medan didapatkan hasil bahwa
penatalaksanaan pada kasus kehamlan ektopik terganggu 98,2 % dilakukan
dengan laparotomi/salpingotomi, sebahagian besar pasien sembuh pulang berobat
jalan sekitar 90%.

13
BAB V
PENUTUP

A. Saran
a. Bagi Klien
Menjadi bahan motivasi dan meningkatkan pengetahuan klien
mengenai pelayanan kesehatan secara lengkap yang harus klien
dapatkan dari unit pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan masalah
kesehatan ibu dan anak serta dapat menciptakan hubungan baik antar
klien dan bidan dalam masyarakat dan klien mendapatkan pelayanan
yang sesuai dengan standar kebidanan secara komprehensif.
b. Bagi Lahan Praktik
Pelayanan yang diberikan pada klien sudah cukup baik,
hendaknya dapat mempertahankan dan lebih meningkatkan pelayanan
agar lebih baik dari pada sebelumnya sesuai dengan standar asuhan
kebidann yang berlaku serta mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan.
c. Bagi Penulis
Meningkatkan dan memperdalam ilmu pengetahuan serta mampu
menerapkan asuhan kebidanan yang sesuai dengan standar pelayanan
kebidanan sehingga lebih teliti dalam melakukan tindakan dan mampu
mendeteksi dini komplikasi pada ibu hamil dan untuk meningkatkan
mutu dan standar asuhan kebidanan.
d. Bagi Institusi Pendidikan
Meningkatkan dan menambah bahan referensi diperpustakaan
sehingga dapat memudahkan mahasiswa dalam pembuatan
pendokumentasian Dan meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam
menerapkan Asuhan Kebidanan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di


Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Pedoman Bagi Tenaga Kesehatan.
Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. 2013.
Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat
Panduan pelayanan pasca persalinan bagi ibu dan Bayi baru lahir. Jakarta :
Kementerian Kesehatan RI. 2019.
Manuaba, C. 2010. Gawat Darurat Obstetri-Ginekologi dan Obstetri Ginekologi
Sosial untuk Profesi Bidan. Jakarta: EGC.
Marmi, Retno dan Ery. 2015. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Patimah, Endah dan Alif. 2016. Praktik Klinik Kebidanan III. Kemenkes RI.
PMK Kemenkes RI Nomor 97 tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan
Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah
Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan
Kesehatan Seksual.
Rukiyah, dkk.2010. Asuhan Kebidanan IV/PatologiKebidanan. Jakarta: CV.
Trans Info Media

15

Anda mungkin juga menyukai