Anda di halaman 1dari 15

ALUR RUJUKAN DAN RENCANA ASUHAN KASUS KOMPLEKS

KEHAMILAN (ABORTUS INKOMPLET)

Disusun untuk Memenuhi Tugas Asuhan Kebidanan Kasus Kompleks

Disusun oleh :
Luluk Ufaeroh 212207089
Maria Dian Kurnia 212207090
Marshelyn Natalia T 212207091
Meilia Amabel 212207092
Mirnawati Baba 212207093
Nida Rahmi 212208094
R. Dyah Permata Sari 212207095
Rifda Annisa Risviana 212207096

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (S-1) TRANSFER


FAKULTAS KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANIYOGYAKARTA
TAHUN 2022
A. Abortus
1. Definisi
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin
dapat hidup di luar kandungan. WHO IMPAC menetapkan batas usia kehamilan
kurang dari 22 minggu, namun beberapa acuan terbaru menetapkan usia
kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.
(Kementerian Kesehatan RI, 2016)
Abortus adalah pengakhiran kehamilan, baik secara spontan maupun
disengaja, sebelum 20 minggu berdasarkan hari pertama haid terakhir atau
pelahiran janin-neonatus yang memiliki berat kurang dari 500 gr (Leveno,
2015).
Abortus inkomplit adalah pengeluaran hasil konsepsi yang tidak
lengkap/ekspulsi parsial dari hasil konsepsi. Fetus biasanya sudah keluar namun
terjadi retensi plasenta, sebagian atau seluruhnya di dalam uterus. Pada abortus
inkomplit, perdarahan umumnya masih berlangsung.

2. Patofisiologi
Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis, diikuti
nekrosis jaringan yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap
benda asing dalam uterus. Sehingga menyebabkan uterus berkontraksi untuk
mengeluarkan benda asing tersebut. Apabila pada kehamilan kurang dari 8
minggu, villi khorialis belum menembus desidua serta mendalam sehingga hasil
konsepsi dapat keluar seluruhnya. Apabila kehamilan 8-14 minggu vili
khorialis sudah menembus terlalu dalam hingga plasenta tidak dapat dilepaskan
sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan dari pada plasenta
(Prawirohardjo, 2010).
Apabila mudigah yang mati tidak dikeluarkan dalam waktu singkat, maka
dia dapat diliputi oleh lapisan bekuan darah. Pada janin yang telah meninggal
dan tidak dikeluarkan dapat terjadi proses modifikasi janin mengering dan
karena cairan amnion menjadi kurang oleh sebab diserap dan menjadi agak
gepeng. Dalam tingkat lebih lanjut menjadi tipis. Kemungkinan lain pada janin
mati yang tidak lekas dikeluarkan ialah terjadinya maserasi, kulit terkelupas,
tengkorak menjadi lembek,perut membesar karena terasa cairan dan seluruh
janin bewarna kemerah-merahan (Ai Yeyeh et al., 2010).

3. Contoh Kasus
Tanggal 31 Maret 2022 jam 08.00 WIB Ny R umur 22 tahun dan
suaminya Tn E umur 25 tahun datang ke PUSKESMAS Kalisari dengan
keluhan Ibu mengatakan sakit perut bagian bawah, keluar darah dari jalan
lahir sejak tadi malam, pagi tadi jam 07.30 WIB ibu mengeluarkan darah
disertai gumpalan cukup banyak (kira-kira 1 gelas air mineral). Setelah di
laukan anamnesa 2 hari yang lalu ibu jatuh terpeleset di kamar mandi. Ibu
mengatakan HPHT 06 Januari 2022 UK 12 minggu. Ini merupakan kehamilan
pertama yang diinginkan dan tidak ada riwayat keguguran sebelumnya. Ibu
mengatakan sudah pernah periksa ANC saat umur kehamilan 8 minggu, sudah
mengetahui bahwa masa kehamilan membutuhkan istirahat yang cukup.
Suami dan keluarga menyambut kehamilan dengan baik. Keluhan dirasakan
pada trimester I mual pusing dan perdarahan. Pola nutrisi Ny R terpenuhi
dengan baik. Pola eliminasi Ny R juga terpenuhi dengan baik. Untuk aktivitas
sehari – hari Ny R mengatakan sehari-hari melakukan pekerjaan rumah
seperti mecuci, menyapu dan memasak istirahat 8 jam dimalam hari dan 1
jam siang hari. Aktivitas seksual 2 kali seminggu tidak ada keluhan.
Imunisasi TT lengkap, Ny R dan keluarga tidak ada riwayat penyakit menular,
menahanun, dan menurun. Ny R mengatakan tidak ada kebiasaan yang
mengganggu kesehatannya, ibu memiliki jaminan Kesehatan BPJS.
Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan hasil TD : 90/60, N : 75 x
menit, R : 21 x/ menit, S : 36,5 0C, wajah tampak pucat, konjungtiva anemis,
pemeriksaan abdomen tidak ada bekas luka operasi, terdapat nyeri tekan, TFU
sesuai usia kehamilan, pada pemeriksaan inspeksi genetalia tampak sebagian
jaringan di vulva. Pemeriksaan ekstremitas kaki tidak odema, tampak pucat
pada kuku-kuku kaki. Pemeriksaan Hb 9 gr/dl.

4. Rencana Asuhan yang Diberikan


a. Lakukan anamnesa pada pasien meliputi data subyektif dan data obyektif.
b. Lakukan pemeriksaan TTV dan pemeriksaan fisik, Periksa tanda-tanda syok
(pucat, berkeringar banyak, pingsan, tekanan sistolik kurang 90 mmHg, nadi
lebih dari 112 kali/menit) serta penilaian secara cepat keadaan umum dan
diagnose pasien.
c. Jelaskan hasil pemeriksaan pada pasien dan keluarga, serta meminta inform
concent.
d. Pemberian oksigen untuk mencegah hipoksia akibat perdarahan.
e. Berikan cairan infus Ringer Laktat 20 tetes/menit.
f. Lakukan pemeriksaan laboratorium.
g. Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan <16
minggu, evakuasi sisa hasil konsepsi dengan :
1) Aspirasi vakum manual merupakan metode evakuasi yang terpilih.
Evakuasi dengan kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan jika AVM
tidak tersedia
2) Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera, beri ergometrium 0,2 mg
IM (diulangi setelah 15 menit jika perlu) atau misoprostol 400 mcg per
oral (dapat diulangi setelah 4 jam jika perlu).
h. Jika kehamilan > 16mingguan
1) Berikan infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan IV (garam fisiologis
atau RL) dengan kecepatan 40 tetes per menit sampai terjadi ekspulsi
konsepsi.
2) Jika perlu berikan misoprostol 200 mcg pervaginam setiap 4 jam sampai
terjadi ekspulsi hasil konsepsi (maksimal 80 mg)
3) Evakuasi sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus.
4) Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.
i. Terapi abortus dengan kuretase
Kuretase adalah cara membersihkan hasil konsepsi dengan alat
(sendok kerokan). Sebelum melakukan kuretase, penolong harus melakukan
pemeriksaan dalam untuk menentukan letak uterus, keadaan serviks dan
besarnya uterus.
Berdasarkan tinjauan manajemen asuhan kebidanan bahwa melaksanakan
rencana asuhan yang terlah direncanakan sebelumnya harus secara efisien dan
menjamin rasa aman dan nyaman pada pasien. Implementasi merupakan
pelaksanaan dari rencana asuhan menyeluruh dari perencanaan (Varney, 2007).
Dari diagnosa yang telah ditegakkan, oleh sebab itu pasien dijelaskan
mengenai hasil pemeriksaanya kemudian diberikan dukungan motivasi agar
tetap tenang. Ibu dijelaskan bahwa sisa janin harus segera dilahirkan dengan
tindakan kuretase.
Kasus abortus inkomplit ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
penyebab. Dari data yang telah didapat, kemungkinan ada gangguan
pertumbuhan embrio, zigot, janin atau plasenta pada kehamilan ibu, karena ibu
tidak mengalami trauma seperti cidera fisik maupun jatuh.
Adapun evaluasi merupakan sebuah perbandingan dari hasil yang aktual
dengan hasil yang dihadapkan. Dilakukan penilaian yang telah disusun dapat
terlaksana dan terpenuhi kebutuhannya seperti yang telah diidentifikasi dalam
masalah dan diagnosa (Varney, 2007). Hasil evaluasi yakni Ny. R telah
dilakukan tindakan kuretase pada tanggal 23-01-2019 pada jam 08.00
dipindahkan di ruang nifas dan sesuai advis dokter obgyn telah diizinkan pulang
dan diberikan terapi.
5. Alur Rujukan
a. Proses Rujukan Ibu Hamil Kelompok A
1) Sarana Pelayanan Kesehatan membuat daftar ibu-ibu hamil dengan
kasus kehamilan yang termasuk Ibu Hamil Kelompok A (Ibu-ibu
yang mengalami masalah dalam kehamilan saat pemeriksaan
kehamilan (ANC) dan di prediksi akan mempunyai masalah dalam
persalinan yang perlu dirujuk secara terencana) antara lain :
2) Jenis Kasus
a) Gangguan pada kehamilan dini
 Abortus imminen
 Abortus inkompletus dan missed abortion
 Mola hidatidosa
 Kehamilan Ektopik
b) Hiperemisis gravidarum
c) Gipertensi dalam kehamilan
d) Perdarahan pada trimester 3
e) Gangguan penyakit lain yang memerlukan manajemen
khusus
f) Pertumbuhan janin terhambat
g) Kelainan kehamilan (hubungan yang abnormal antara janin
dan panggul)
b. Alur Pelayanan Ibu Hamil Kelompok A
c. Detail Pelayanan Umum Ibu Hamil Kelompok A
1) Sarana pelayanan kesehatan melaporkan daftar ibu-ibu dalam
kelompok A ke Dinas Kesehatan melalui laporan K1-K4.
2) Dinas Kesehatan menyerahkan data ibu-ibu kelompok A ke RS
PONEK 24 jam untuk persiapan pelayanan medis sesuai
pedoman pelayanan klinis (PPK) atau clinical guidelines yang
dikembangkan oleh tim klinik.
3) Dilakukan perencanaan persalinan di RS PONEK oleh tim
rujukan. Pertemuan perencanaan minimal dilakukan sebulan
sekali, sekaligus sebagai monitoring.
4) Perencanaan persalinan dilakukan berdasarkan jenis penyulit
yang ada di Jampersal.
5) Dilakukan koordinasi dengan Dokter Spesialis yang memimpin
rapat-rapat teknis medik di RS untuk menyiapkan tindakan
kepada ibu-ibu yang akan masuk ke RS.
6) Dinas Kesehatan menyiapkan sumber dana untuk pengelolaan
ibu-ibu kelompok A ini dari berbagai sumber: APBN, APBD,
dan masyarakat. Dengan demikian Dinas Kesehatan bertindak
seperti travel agent yang mengelola ibu-ibu hamil bermasalah
untuk sampai ke rumahsakit dan menjamin pembiayaannya.
7) Pada hari yang ditentukan ibu-ibu yang bermasalah diantar
sehingga ibu-ibu ini dapat sampai di rumahsakit dan mendapat
pelayanan. Dimasyarakat perlu ada tim pengantar. Tim
pengantar ini sebaiknya didanai oleh masyarakat. Bidan desa
akan mengantar sampai ke rumahsakit dan melakukan serah
terima.
8) Setelah mendapat pelayanan persalinan di rumahsakit, ibu dan
bayi yang selamat akan kembali ke rumah dengan pengantaran
dari rumahsakit atau dijemput kembali oleh masyarakat.
9) Dengan demikian Ibu-ibu yang termasuk ke dalam kelompok A
perlu mendapat rujukan terencana, karena merupakan kasus
yang telah diprediksi dapat menimbulkan komplikasi apabila
ditangani di fasilitas kesehatan primer atau oleh bidan.
10) Kelompok A dapat pula bersalin dengan normal, apabila
ternyata tidak terjadi komplikasi yang telah diprediksi
sebelumnya.
d. Mengalami masalah dalam kehamilan saat di ANC dan di prediksi akan
mempunyai masalah dalam persalinan yang perlu dirujuk secara
terencana
6. Dokumentasi SOAP

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

Ny. R Usia 22 Tahun G1P0A0 Umur Kehamilan 12 dengan Abortus Inkomplit di poli
KIA PUSKESMAS Kalisari

Tanggal 31 Maret 2022 Jam 08.00 WIB

Biodata Ibu Suami


Nama : Ny. R Tn. E
Umur : 22 tahun 25 tahun
Pendidikan : SMP SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Karyawan Swasta
Agama : Islam Islam
Suku/ Bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Alamat : Tangkisan RT 02/07, Jetis, Kalisari Tangkisan RT 02/07, Jetis,
Kalisari

DATA SUBYEKTIF
1. Keluhan utama
Ibu mengatakan nyari perut bagian bawah, keluar darah dari jalan lahir sejak tadi
malam, pagi tadi jam 07.30 WIB ibu mengeluarkan darah disertai gumpalan
cukup banyak (kira-kira 1 gelas air mineral). 2 hari yang lalu ibu jatuh terpeleset
di kamar mandi
2. Riwayat menstruasi
Ibu mengatakan pertama kali menstruasi pada usia 12 tahun, siklus menstruasi
kurang lebih 28 hari, lamanya menstruasi 6-7 hari, sehari ganti pembalut 3x,
menstruasi teratur, Sifat , ibu mengatakan tidak pernah nyeri pada waktu
menstruasi.
3. Riwayat perkawinan
Menikah sah, menikah 1 kali, umur ibu menikah 21 tahun dengan suami umur 24
tahun, lamanya 1 tahun.
4. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu
Ibu mengatakan ini kehamilan dan tidak pernah keguguran.
5. Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi hormonal maupun
alat.
6. Riwayat penyakit Menular, Menahun dan Menurun.
Riwayat penyakit sekarang: ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit
jantung, ginjal, asma, Ibu mengatakan saat ini tidak sedang menderita penyakit
seperti batuk, pilek, flu dan demam, TBC, epilepsy, hepatitis dan DM
7. Riwayat Penyakit Keluarga Menular, Menahun dan Menurun.
ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menurun
seperti jantung, DM, hipertensi. Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang
menderita penyakit yang menular seperti TBC,hepatitis B, dan HIV/AI
8. Pola Kebiasaan Sehari-hari
1) Nutrisi
Makan : 3-4 kali sehari, porsi 1 piring penuh, pagi : jenis nasi, sayur, tempe,
tahu, daging dan buah. Siang : nasi, sayur, daging, ngemil snack. Malam :
nasi, sayur, telur dan ngemil
Minum : 8- 9 gelas sehari, jenis air putih dan the
2) Eliminasi
BAB : 1 kali sehari, konstipasi lunak, warna kuning
BAK : 5-7 kali warna kuning jernih
3) Istirahat
Siang 2-3 jam dan Malam 7-9 jam
4) Aktivitas
Ibu mengatakan pekerjaan rumah dibantu suami, bekerja dan ibu mengatakan
tidak berolahraga.
5) Personal Hygiene
Gosok gigi : 3 kali sehari, Mandi : 2 kali sehari dan Ganti baju : 2 kali sehari
9. Seksualitas
Ibu mengatakan sejak mengetahui hamil saat usia kehamilan 8 minggu belum
pernah melakukan hubungan seksual.
10. Riwayat psikologi
a. Kehamilan ini diinginkan
b. Pengetahuan ibu tentang kehamillan
Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang kehamilan. Bahwa masa
kehamilan membutuhkan gizi dan istirahat yang cukup untuk
perkembangan janin di dalam kandungan.
c. Pengetahuan ibu tentang kondisi/keadaan yang dialami sekarang
Ibu mengatakan mengetahui bahwa perdarahan yang dialami itu membuat
khawatir dan merasa cemas.
d. Penerimaan ibu terhadap kehamilan saat ini
Ibu mengatakan antusias dan sangat bahagia terhadap kehamilan saat ini.
e. Tanggapan keluarga terhadap kehamilan
Ibu mengatakan keluarga mendukung dengan kehamilan ini.
f. Persiapan/rencana persalinan
Ibu mengatakan memiliki rencana untuk melahirkan di Bidan.

DATA OBYEKTIF
A. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital : TD : 90/60 mmHg
N : 78 x/ menit
S : 36, 5 0C
R : 21 x/ menit
Berat badan : 55 kg
Tinggi badan : 160 cm
LILA : 24 cm
B. Pemeriksaan fisik
1. Kepala dan leher : wajah tampak pucat, konjungtiva anemis, bibir tampak
pucat. Pada leher tidak ada pembesaran kenjar tiroid dan tidak ada nyeri
tekan.
2. Payudara : payudara simetris, tidak tampak seperti kulit jeruk, tidak ada
benjolan dan tidak ada nyeri tekan.
3. Abdomen: tidak ada bekas luka operasi, tidak ada pembersaran organ
hati, ada nyeri tekan pada abdomen bawah, TFU sesuai umur kehamilan.
4. Ekstremitas atas dan bawah : tidak ada odema, tampak pucat pada kuku-
kuku kaki.
5. Genetalia : terdapat pengeluaran darah pada vagina setengah softek,
warna merah tidak ada bau busuk. Tampak Sebagian jaringan berada di
vulva.
C. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Hb : 9 gr/dl

ANALISA
Ny. R usia 22 tahun G1P0A0 umur kehamilan 12 Minggu dengan abortus inkomplit.
PENATALAKSANAAN
1. Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan suami serta menjelaskan
keadaan yang dialaminya, bahwa ibu mengalami abortus inkomplet.
Ibu dan suami memahami dan mengerti dengan keadaannya.
2. Memberikan oksigen 2 lpm untuk mencegah hipoksia pada ibu karena
perdarahan.
Ibu mendapat oksigen 2 lpm melalui kanul nasal.
3. Memberikan cairan infuse Ringer Laktat 20 tetes/menit.
Ibu telah dipasang infus pada tangan kanan.
4. Memberikan asupan nutrisi dan cairan untuk ibu.
Ibu minum the hangat manis, dan makan 5 suap nasi.
5. Memberikan obat antinyeri, dan tablet fe
Fe 1 tablet
Asam mefenamat 1 tablet
6. Menjelaskan kepada ibu dan suami bahwa ibu harus segera dirujuk ke rumah
sakit karena mengalami abortus inkompet harus ditangani dokter spesialis dan
meminta inform concent.
Ibu dan suami setuju untuk merujuk ibu ke rumah sakit.
7. Memberitahu RS tujuan via telepon bahwa akan merujuk pasien dengan abortus
inkomplet, dan menanyakan apakah ada kamarnya dan ada dokternya.
Terdapat kamar rawat inap dan terdapat dokter spesialis yang berjaga.
8. Membuat surat rujukan BPJS dari puskesmas yang di tandatangani dokter
puskesmas dengan mencantumkan Riwayat Tindakan dan pemberian obat di
puskesmas.
Surat rujukan BPJS dari puskesmas sudah di tandatangani dokter puskesmas
dengan mencantumkan Riwayat Tindakan dan pemberian obat di puskesmas.
9. Menyiapkan rujukan BAKSOKUDA (Bidan, Alat, Kendaraan, Surat, Obat,
Uang, Donor darah)
Bidan : bidan Ani merupakan bidan puskesmas yang akan ikut merujuk ibu ke
RS
Alat : membawa alat partus lengkap, tensimeter, thermometer, dan tabung
oksigen.
Kendaraan : menggunakan ambulance puskesmas untuk merujuk
Surat : membawa surat rujukan BPJS dari puskesmas yang ditanda tangani
doktek dengan mencantumkan Riwayat Tindakan dan pemberian obat di
puskesmas.
Obat : membawa obat-obat emergenci, termasuk oksitosin dan ergometrin.
Uang : selain ibu sudah memiliki BPJS ibu juga sudah membawa uang yang
cukup.
Donor darah : suami bersedia mendonorkan darah untuk ibu karena golongan
darah sama.
10. Merujuk ibu ke rumahsakit
Ibu di rujuk ke RSUD kota setempat.

Anda mungkin juga menyukai