Anda di halaman 1dari 4

Anggi D.

Puspitosari
071611101005
1. Semen Ionomer Kaca (SIK)
Semen Ionomer Kaca (SIK) merupakan salah satu bahan restorasi yang
banyak digunakan oleh dokter gigi karena mempunyai beberapa keunggulan, yaitu
preparasinya dapat minimal, ikatan dengan jaringan gigi secara khemis, melepas
fluor dalam jangka panjang, estetis, biokompatibel, daya larut rendah, translusen,
dan bersifat anti bakteri (Nakabayashi dalam Tyas, 2004).
Komposisi semen ionomer kaca (SIK) terdiri atas bubuk dan cairan.
Bubuk terdiri atas kaca kalsium fluoroaluminosilikat yang larut asam dan
cairannya merupakan larutan asam poliakrilik. Reaksi pengerasan dimulai ketika
bubuk kaca fluoroaluminosilikat dan larutan asam poliakrilik dicampur, kemudian
menghasilkan reaksi asam-basa dimana bubuk kaca fluoroalumino silikat sebagai
basanya (Phillips, 2004: hal. 449).
Pada proses pengadukan kedua komponen (bubuk dan cairan) ion
hidrogen dari cairan mengadakan penetrasi ke permukaan bubuk kaca. Proses
pengerasan dan hidrasi berlanjut, semen membentuk ikatan silang dengan ion Ca 2+
dan Al3+ sehingga terjadi polimerisasi. Ion Ca2+ berperan pada awal pengerasan
dan ion Al3+ berperan pada pengerasan (Phillips, 2004: hal. 451).
Semen ionomer kaca melekat dengan baik ke enamel dan dentin,
perlekatan ini berupa ikatan fisikokimia antara ion kalsium dari jaringan gigi dan
ion COOH dari semen ionomer kaca. Ikatan dengan enamel dua kali lebih besar
dibandingkan ikatannya dengan dentin karena email berisi unsur anorganik lebih
banyak dan lebih homogen dari segi morfologis.. Dengan sifat ini maka
kebocoran tepi tambalan dapat dikurangi. Semen ionomer kaca tahan terhadap
suasana asam, oleh karena adanya ikatan silang diantara rantai-rantainya. Ikatan
ini terjadi karena adanya polyanion dengan berat molekul yang tinggi (Mount
dalam Trushkowsky, 2005).
Kemampuan semen ionomer kaca untuk bertindak sebagai bahan yang
dapat mengisi cadangan ion fluor dapat mendorong melakukan hal tersebut. Ion
fluoride di dalam rongga mulut mempunyai pengaruh yang menguntungkan
apabila gigi terus menerus terkena larutan berkonsentrasi rendah melalui air
minum, pasta gigi atau cairan untuk berkumur. Ion fluorida dalam konsentrasi

rendah akan membuat ikatan hidroksiapatit. Pada reaksi ini terjadi pertukaran
langsung antara ion OH- dan ion F-. Jumlah fluorapatit yang terbentuk
tidak banyak karena reaksi ini tergantung pada pH dan pH 4 reaksi ini akan
berlangsung kira-kira 100 kali lebih cepat dibandingkan pada pH 7. Hal ini bukan
disebabkkan pertukaran ion yang lebih cepat tetapi karena pada pH rendah akan
terbentuk hasil antara, yaitu ikatan kalsuim fosfat [Ca 3(PO4)2] yang disebut dengan
brushite, suatu senyawa paling stabil pada lingkungan dengan pH rendah (Saito,
et.al., dalam Trushkowsky, 2005).
CaHPO4 2H2O : Ca10(PO4)6(OH)2+8H+
Hidroksiapatit

6CaHPO42H2O+4Ca2+
Brushit

Gb 1. Proses pertukaran ion [Ca3(PO4)2] membentuk brushite

Permukaan enamel yang secara adekuat diperkuat dengan ion fluoride,


resistensinya terhadap asam akan menigkat ke titik dimana demineralisasi tidak
akan terjadi atau remineralisasi akan lebih cepat sehingga proses karies terhenti
pada sisi tersebut (Hewlett dalam Trushkowsky, 2005).
.

Gb 2. Ikatan kimia antara ion karboksil pada SIK dengan ion kalsium pada gigi

2. Cavity Lining
Cavity lining disebut juga sebagai liner merupakan suatu bahan yang
ditempatkan selapis tipis pada dasar kavitas dan mempunyai fungsi utama
melindungi pulpa dan membantu penyembuhan pulpa dari iritasi yang diakibatkan
oleh preparasi kavitas serta tidak berfungsi sebagai isolator termis (Weiner, 2005).
Lining kavitas adalah suatu tindakan meletakkan suatu bahan semen di
dasar kavitas. Bahan semen yang digunakan secara umum untuk lining kavitas
ialah semen kalsium hidroksida, semen Zinc Oxide Eugenol, semen Zinc
Phosphat dan semen Zinc Polykarboksilat. Keempat semen di atas dapat
dimanipulasikan sedemikian rupa agar didapat suatu konsistensi yang tepat untuk
lining kavitas. Selain digunakan sebagai bahan lining, semen-semen di atas juga

dapat digunakan untuk fungsi yang lain seperti: kaping pulpa, tambalan
sementara, bahan pengisi saluran akar gigi sulung dan lain sebagainya (Weiner,
2005).

Gb 3. Tabel Bahan untuk Liner, Basis dan Semen

Anda mungkin juga menyukai