Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI

Disusun oleh :
MOH TZAR KARTIKA AJI

SMA NEGERI TARUNA NALA JAWA TIMUR


KOTA MALANG
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada
Rasulullah SAW beserta keluarganya.

Dalam penyusunan laporan praktikum biologi ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa
laporan praktikum biologi ini masih jauh dari kesempurnaan karena pengalaman dan
pengetahuan penulis yang terbatas. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat
kami harapkan demi terciptanya laporan praktikum biologi yang lebih baik lagi untuk masa
mendatang.

Malang, 20 September 2023

Penulis

MOH TZAR KARTIKA AJI


DAFTAR ISI

Judul....................................................................................................................

Kata Pengantar....................................................................................................i

Daftar Isi.............................................................................................................ii

BAB I Pendahuluan............................................................................................1

Bab II Metode Praktikum……………………………………………………...2

Bab III Hasil ………………………………………………………………….4

Bab IV Penutup ..................................................................................................9


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Tulang merupakan salah satu organ tubuh pada mahkluk hidup. Tulang dapat berupa
tulang rawan (kartilago) dan tulang keras (osteon). Tulang rawan bersifat lentur,
tersusun atas sel-sel tulang rawan (kondrosit) yang mensekresikan matriks (kondrin)
berupa hialin atau kolagen. Tulang rawan dapat terjadi jika kita banyak mengkonsumsi
laruta-larutan seperti asam cuka (HCL). Yang menyebabkan tulang menjadi rapuh dan
sangat rawan. Larutan HCL juga dapat digunakan sebagai pengawet.
C. Pembentukan tulang keras berawal dari kartilago (berasal dari mesenkim). Kartilago
memiliki rongga yang akan terisi oleh osteoblas (sel-sel pembentuk tulang). Osteoblas
membentuk osteosit (sel-sel tulang). Setiap satuan sel-sel tulang akan melingkari
pembuluh darah dan serabut saraf membentuk sistem havers. Matriks akan
mengeluarkan kapur dan fosfor yang menyebabkan tulang menjadi keras. Proses
pengerasan tulang disebut penulangan atau osifikasi. Jenis osifikasi adalah desmal dan
kondral. kondral meliputi perikondral dan enkondral. Tulang Keras atau Osteon terbagi
menjadi :
D. - Tulang panjang (tulang pipa)
E. - Tulang pipih
F. - Tulang pendek
G. - Tulang pneumatika
H. Tulang mengandung sel-sel hidup dan matrik intraseluler yang diliputi garam mineral.
Kalsium fosfat menyusun sekitar 80% bahan mineral dan sisanya sebagian besar terdiri
dari kalsium karbonat dan magnesium fosfat.
I. Sumsum tulang terdapat dalam tulang kering, tulang paha, tulang pinggul, tulang dada,
tulang iga, tulang hasta, tulang belikat dan kuku.

J. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini :
* Mengidentifikasi zat penyusun tulang keras.
* Mengetahui perubahan pada tulang ayam sebelum dan sesudah direndam ke dalam larutan
HCL.

Metode
1. metode di rendam
BAB II
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu Dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada Tanggal 31 Agustus 2023 di
Laboratorim Biologi

B. Alat dan Bahan


C. 1. Cawan petri
D. 2. Pinset
E. 3. Gelas ukur
F. 4. Penjepit
G. 1. Larutan HCL
H. 2. Tulang paha ayam
I. 3. Air

J. Prosedur Kerja
K. 1. Bersihkan sisa-sisa daging yang melekat pada tulang paha ayam.
L. 2. Patahkan/potonglah tulang paha ayam menjadi 2 bagian agar bagian dalam
tulang mudah untuk diamati.
M. 3. Amati keadaan tulang paha ayam sebelum perendaman dengan larutan HCL,
misalnya kekerasan, kelenturan, dan warnanya. Catatlah hasil pengamatan.
N. 4. Larutkan HCL dengan air.
O. 5. Rendamlah tulang tersebut ke dalam larutan HCl selama 1 jam.
P. 6. Setelah 1 jam, angkatlah tulang dari larutan HCl menggunakan penjepit.
Letakkan pada cawan petri.
Q. 7. Amati dan catat perubahan yang terjadi pada tulang paha ayam tersebut.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data Hasil Pengamatan
Cara kerja:
A.percobaan pewarnaan cetocarmine
1. Menumbuhkan akar bawang merah dengan cara mengiris bagian
atas bawang merah,kemudian merendamnya di dalam segelas air
dengan bantuan tusuk lidi agar tidak tenggelam (selama kurang
lebih 1 mg)
2. Memotong akar bawang merah kurang lebih 1 cm,dan taruh di
gelas arloji
3. Tetesi larutan HCL sebanyak 1-5 tetes selama 5 menit atau hingga
lunak potongan akarnya
4. Serap larutan HCL dengan tisu sampai kering
5. Tambahkan larutan asetokarmin 1-2 tetes rendam selama 5 menit
6. Hangatkan atau lewatkan beberapa saat diatas pembakar spirtus
7. Tambahkan larutan acetocarmine sebanyak 1 tetes dan rendam
selama 10 menit
8. Mengambil potongan ujung akar tadi,meletakkanya pada kaca
benda dan menutupnya dengan kaca penutup,kemudian menekan
akar bawang tersebut dengan pensil bulat,lalu mengamati preparate
di bawah mikroskop
9. Menggambar dan menentukan tahapan mitosisnya
10.Mengamati dan menggambar hasil pengamatan
-Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan

Keadaan tulang sebelum direndam ditunjukkan dalam tabel berikut :

No. Hal yang diamati Keadaan Tulang

1 Warna Putih Tulang

2 Kekerasan Keras (Tidak Rapuh)

3 Kelenturan Kaku

Setelah dilakukan perendaman, keadaan tulang berubah seperti dalam tabel berikut:

No. Keadaan Tulang Air Asam Cuka

1 Warna Putih Tulang Putih Pucat

2 Kekerasan Keras Rapuh

3 Kelenturan Tidak Lentur Lentur

4 Bau Menyengat Menyengat


ANALISIS DATA
1. Warna
Sebelum tulang dimasukkan larutan HCL warnanya putih segar dan sumsum tulang
berwarna merah. Tetapi setelah dimasukkan ke dalam larutan HCL selama 1 jam warna
tulang paha ayam tersebut menjadi putih pucat dan sumsum tulangnya menghitam.
Penyebabnya adalah larutan HCL. larutan HCL adalah larutan yang termasuk asam dan
sekaligus sebagai pelarut zat lain. Warna tersebut berubah karena molaritas HCL termasuk
kuat sehingga zat pewarna yang ada pada tulang yang sekaligus diikat oleh kalsium di
matriks tulang terlarut oleh larutan asam kuat HCL sehingga kesegaran warna di tulang
tersebut pudar dan berubah menjadi pucat.
2. Kekerasan
Kekerasan pada tulang sebelum dimasukkan ke dalam larutan HCL sangatlah keras.
Setelah dimasukkan dalam larutan HCL selama 1 jam, tulang diangkat menggunakan
penjepit, setelah kami amati ternyata tulang menjadi lebih lunak. Hal ini disebabkan oleh
larutan HCL.
HCL memiliki kecenderungan untuk melarutkan zat lain atau unsur-unsur lain seperti
Ca dengan mengikuti reaksi kimia: HCL + Ca = CaCl2 + H2. Otomatis kalsium pada tulang
semakin sedikit karena terlarut oleh HCL, dalam kondisi tertentu tulang tersebut akan
menjadi lunak sehingga fungsi kalsium sebagai penguat dan yang membantu pertumbuhan
tulang menjadi lemah atau rendah bahkan hilang karena kadar atau komposisi kalsium pada
tulang menurun drastis. Selain itu zat-zat lain yang ada pada tulang keras seperti fosfor,
bikarbonat, sirat, Mg, Na, K dan hidroksi apit juga terlarut dan menurun drastis sehingga
tulang benar-benar menjadi lunak. Berbeda jauh dengan tulang yang belum dimasukkan
dilarutan HCL
3. Kelenturan
Sebelum dimasukkan ke dalam larutan HCL tulang paha ayam sama sekali tidak lentur
tetapi setelah dimasukkan tulang ini menjadi lentur dan dapat dibengkokkan dan dipatahkan.
Hal ini dapat membuktikan bahwa larutan HCL yang notabennya adalah mengandung
gabungan dari unsur gas mulia yaitu hidrogen (H) dan unsur lain berupa clor (Cl) benar-benar
dapat menurunkan zat-zat atau unsur-unsur yang ada pada tulang terutama kadar kalsium
pada tulang, sehingga zat-zat penguat tulang menurun drastis karena telah terlarut oleh
kuatnya molaritas dari larutan HCL. Jadi sekali lagi asam klorida atau HCL adalah salah satu
zat pelarut yang mengandung kadar atau prosentase molaritas yang kuat dan tinggi.
Tulang yang direndam pada larutan HCL menjadi lunak karena kadar kalsium dan zat-
zat penguat tulang yang lain telah menurun drastis akibat terlarut oleh larutan HCl. HCl ini
lah yg melarutkan kalsium fosfat dan mineral lain, sehingga yang tersisa adalah kolagen dan
zat-zat organik lain. Hal ini terjadi karena asam cuka berfungsi sebagai mineral yang
menyebabkan zat kapur (yang tersusun atas kalsiun karbonat, kalsium fosfat, zat perekat, dan
protein) yang mengisi ruang antar sel, keluar dari dalam tulang, membentuk endapan di
dalam larutan cuka yang menyebabkan kalsium yang berada di dalam cuka menjadi larut dan
membentuk endapan tersebut. Untuk lebih jelas kita dapat mengikuti persamaan reaksi kimia
berikut ini:
HCL + Ca = CaCl2 + H2
Jadi otomatis kalsium pada tulang semakin sedikit karena larut dalam asam, maka pada
kondisi tertentu, tulang akan menjadi lebih lentur karena komposisi Ca pada tulang menurun
drastis. Akan tetapi tidak seluruh bagian tulang lentur ada bagian yang tidak lentur yaitu pada
bagian tengah, karena banyak mengandung zat-zat organik seperti kalsium, fosfor,
bikarbonat, sirat, Mg, Na, K dan hidroksi apit dan garam-garam seperti Kalsium Karbonat
(CaCO3) dan (Ca(PO4)2) yang dapat menjadikan tulang kuat dan keras.

G. Kesimpulan
Berdasarkan bentuk dan sifatnya, jenis tulang paha ayam yang digunakan adalah
tulang pipa keras. Tulang paha ayam yang telah mengalami proses perendaman pada larutan
HCL, mengalami perubahan secara struktural. Setelah kelompok kami melakukan
pengamatan terhadap tulang tersebut, warna tulang menjadi putih pucat, tulang juga merapuh
dan lentur. Sumsum yang terdapat di dalamnya juga mengitam. Hal ini terjadi karena asam
cuka berfungsi sebagai mineral yang menyebabkan zat kapur yang mengisi ruang antar sel,
keluar dari tulang, membentuk endapan di dalam larutan cuka. Oleh sebab itu, tulang menjadi
lentur dan rapuh.

Tahapan-tahapan pembelahan
sel ada
4 fase, yaitu profase,
metafase, anafase dan
telofase serta tahapan
interfase. Pada
pengamatan sel seluruh fase
terlihat dengan jelas. Tetapi
fase yang lebih mendominasi
adalah tahapan interfase dan
tahapan profase.
Tahapan-tahapan pembelahan
sel ada
4 fase, yaitu profase,
metafase, anafase dan
telofase serta tahapan
interfase. Pada
pengamatan sel seluruh fase
terlihat dengan jelas. Tetapi
fase yang lebih mendominasi
adalah tahapan interfase dan
tahapan profase.
Tahapan-tahapan pembelahan
sel ada
4 fase, yaitu profase,
metafase, anafase dan
telofase serta tahapan
interfase. Pada
pengamatan sel seluruh fase
terlihat dengan jelas. Tetapi
fase yang lebih mendominasi
adalah tahapan interfase dan
tahapan profase.
Tahapan-tahapan pembelahan
sel ada
4 fase, yaitu profase,
metafase, anafase dan
telofase serta tahapan
interfase. Pada
pengamatan sel seluruh fase
terlihat dengan jelas. Tetapi
fase yang lebih mendominasi
adalah tahapan interfase dan
tahapan profase.
Tahapan-tahapan pembelahan
sel ada
4 fase, yaitu profase,
metafase, anafase dan
telofase serta tahapan
interfase. Pada
pengamatan sel seluruh fase
terlihat dengan jelas. Tetapi
fase yang lebih mendominasi
adalah tahapan interfase dan
tahapan profase.
Tahapan-tahapan pembelahan
sel ada
4 fase, yaitu profase,
metafase, anafase dan
telofase serta tahapan
interfase. Pada
pengamatan sel seluruh fase
terlihat dengan jelas. Tetapi
fase yang lebih mendominasi
adalah tahapan interfase dan
tahapan profase.
Tahapan-tahapan pembelahan
sel ada
4 fase, yaitu profase,
metafase, anafase dan
telofase serta tahapan
interfase. Pada
pengamatan sel seluruh fase
terlihat dengan jelas. Tetapi
fase yang lebih mendominasi
adalah tahapan interfase dan
tahapan profase.
Tahapan-tahapan pembelahan
sel ada
4 fase, yaitu profase,
metafase, anafase dan
telofase serta tahapan
interfase. Pada
pengamatan sel seluruh fase
terlihat dengan jelas. Tetapi
fase yang lebih mendominasi
adalah tahapan interfase dan
tahapan profase.
Tahapan-tahapan pembelahan
sel ada
4 fase, yaitu profase,
metafase, anafase dan
telofase serta tahapan
interfase. Pada
pengamatan sel seluruh fase
terlihat dengan jelas. Tetapi
fase yang lebih mendominasi
adalah tahapan interfase dan
tahapan profase
H. Lampiran
1. Paha ayam mentah.

2. Tulang Paha ayam yang telah dibersihkan.

3. Tulang dipatahkan menjadi dua.

4. Tulang dimasukkan dalam larutan HCL.

5. Keadaan tulang setelah direndam larutan HCL, selama 1


jam.

6. Keadaan tulang setelah diangkat dari larutan HCL.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah diamati dari hasil percobaan, diketahui bahwa air tidak mempengaruhi keadaan
tulang. larutan asam cuka dapat menyebabkan tulang kehilangan zat kapur yang
membuat tulang lebih lentur dan rapuh.

Demikian Laporan pratikum ini kami buat sebagai sebuah keharusan bagi kami
untuk melaporkan apa yang telah kami kerjakan. Kami mengucapkan banyak terima
kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kami. Mohon maaf bila dalam
pengerjaan laporan pratikum ini ada kesalahan, dan juga mohon bimbingannya
untuk kami kedepannya.

Anda mungkin juga menyukai