Anda di halaman 1dari 4

Nama : Marsya Malika Rahma

NIM : 1222080053

Kelas/Jurusan : 1B/Pendidikan Kimia

ANALISIS JURNAL

A. Identitas Jurnal
Judul : Pengaruh Asam Klorida Terhadap Kekuatan Tulang Ayam
Jurnal : Indonesian Journal of Natural Science Education (IJNSE)
Volume dan halaman : Volume 01, Nomor 01, Halaman 1-6
Tahun : 2018
Penulis : Hendra Ramadhan
Reviewer : Marsya Malika Rahma
Tanggal : 8 Desember 2022

B. Isi Jurnal
1. Abstrak
Jurnal yang berjudul “Pengaruh Asam Klorida Terhadap Kekuatan Tulang
Ayam” ini berisi tentang tulang dapat rapuh jika terlalu banyak pengaruh asam
dimana tulang ayam yang semula keras menjadi lunak.
Abstrak yang disajikan penulis menggunakan bahasa Indonesia yang singkat,
padat dan jelas. Sehinnga pembaca dapat sedikit memahami isi dari jurnal hanya
dengan membaca abstraknya saja.
2. Latar Belakang
Pada Paragraf pertama penulis menjelaskan tentang tulang. Tulang merupakan
salah satu organ yang ada pada mahluk hidup. Tulang tersusun dari beberapa
komponen senyawa, seperti protein dalam bentuk polimer kolagen dan terdiri dari
unsur kalsium inilah yang menyebabkan tulang menjadi kaku dan kuat.
Pada paragraf selanjutnya penulis menjelaskan tentang perbedaan tulang keras
dan tulang rawan. Tulang dibedakan menjadi tulang keras (osteon) dan tulang rawan
(kartilago) Tulang keras adalah tulang yang terbentuk dari proses osifikasi sedangkan
tulang rawan adalah tulang yang tersusun dari sel-sel kondrosit dimana kondrosit ini
mensekresikan kondrin yang berupa kolagen atau hialin. Tulang tersusun dari
beberapa komponen senyawa, seperti protein dalam bentuk polimer kolagen dan
terdiri dari unsur kalsium inilah yang menyebabkan tulang menjadi kaku dan kuat.
Tulang rawan dapat rapuh jika terlalu banyak mengkonsumsi larutan-larutan asam
seperti asam klorida (HCL). Asam Klorida (HCl) memiliki kecenderungan untuk
melarutkan unsur-unsur seperti kalsium (Ca) dalam tulang. Hal ini menyebabkan
tulang menjadi lunak karena komposisis-komposisi kalsium pada tulang hilang.
Dengan demikian tujuan dari penelitian ini adalah agar masyarakat dapat lebih
memperhatikan pola makan pada anak-anak khususnya makanan yang mengandung
pengawet karena dapat mempengaruhi fisik anak pada masa pertumbuhan, khususnya
bagi anak berusia 12-19 tahun. Hal ini dikarenakan pada usia tersebut pertumbuhan
tulang bagi anak begitu baik.
3. Metode Penelitian
Metode penelitian dalam jurnal ini menggunakan metode perendaman tulang
ayam dalam air dan perendaman dalam larutan asam cuka yang mengandung HCl
selama 5 hari sesudah tahap degresing, pembersihan, pengeringan, dan pemotongan
tulang menjadi lebih kecil.
Penulisan metode pada jurnal ini menggunakan kalimat alat, bahan dan cara
kerja. Penulisannya sudah jelas langsung pada tahapan metode penelitian yang runtut,
yaitu dengan menuliskan alat dan bahan apa saja yang digunakan dalam penelitian,
kemudian menuliskan cara kerja dari degresing, pembersihan, pengeringan,
pemotongan, dan perendaman tulang ayam dalam larutan asam cuka yang
mengandung asam klorida (HCl).
4. Pembahasan
Tulang ayam yang sangat keras dan kaku setelah direndam dalam larutan air tidak
mengalami perubahan berbeda dengan tulang yang direndam dalam asam cuka yang
mengandung HCl selama 5 hari berubah menjadi lunak. Asam klorida (HCl) memiliki
kecenderungan untuk melarutkan unsur-unsur seperti unsur kalsium (Ca) dalam
tulang, dimana sesuai reaksi :
2HCl + Ca  H2 + CaCl2
Hal ini sesuai dengan pernyataan Utama (1997) yang menjelaskan, "Larutan asam
mengubah serat kolagen triple heliks menjadi rantai tunggal dalam waktu singkat,
sehingga pada saat yang sama jumlah kolagen yang terhidrolisis menjadi lebih
banyak." Kandungan kalsium pada tulang semakin sedikit karena terlarut oleh larutan
HCl sehingga keadaan tulang menjadi lunak. Fungsi kalsium sebagai penguat dalam
pertumbuhan tulang menjadi rendah karena komposisi kalsium pada tulang juga
berkurang. Tidak hanya itu, zat-zat lain yang ada pada tulang ayam seperti
magnesium, natrium, kalium, dan fosfor terlarut sehingga tulang menjadi
lunak.Warna pada tulang berubah menjadi putih pucat kekuningan. Hal ini disebabkan
disebabkan besarnya molaritas HCl yang tinggi sehingga zat pewarna kalsium tulang
terlarut oleh larutan HCl.
Penulisan hasil pada jurnal ini sudah sangat baik dan lengkap, karena dilengkapi
dengan data penelitian yang tepat dalam bentuk tabel. Penjelasan pembahasan pada
jurnal ini sudah sangat baik, karena menjelaskan secara rinci data dari hasil penelitian
serta memperkuat hasil pembahasan dengan argument.
5. Kesimpulan
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa tulang ayam yang direndam
kedalam larutan air tidak mengalami perubahan sedangkan tulang ayam yang
direndam dalam larutan cuka yang mengandung HCl dalam jangka waktu 5 hari akan
berubah menjadi lunak, lentur dan berwarna pucat karena berkurangnya kalsium. Hal
ini juga berlaku bagi tulang manusia.
Oleh sebab itu, dari penelitian ini disarankan agar masyarakat lebih
memperhatikan pola makan pada anak-anak khususnya makanan yang mengandung
pengawet seperti asam klorida kerena dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik pada
anak.
Penulisan simpulan pada jurnal ini sudah singkat, jelas dan padat. Penulis pun
menuliskan hasil akhir dari penelitian dan tujuan dari penelitian.

C. Hubungan dengan Kimia


Perendaman tulang ayam dalam air menimbulkan reaksi senyawa. Kalsium pada
tulang bereaksi dengan air pada suhu kamar, sesuai dengan mekanisme reaksi berikut:
Ca + 2H2O  Ca(OH)2+ H2
Reaksi ini membentuk kalsium hidroksida dan gas hidrogen. Perendaman tulang
ayam dalam larutan asam cuka mengandung asam klorida. Asam klorida digolongkan
dalam jenis asam kuat. Larutan HCl dalam air merupakan cairan kimia yang berbau
menyengat dan bersifat korosif.
Perendaman dalam larutan asam klorida terhadap kolagen menghasilkan polimer
gelatin (Gomez et al., 2004) dengan penyusun utama asam amino glisin. Penggunaan
asam dalam tahap hidrolisis akan menghasilkan gelatin tipe A (Ledward, 2000).
Konsentrasi HCl yang sering digunakan yaitu 2-6 % dalam waktu 1 hari dan reaksi
yang terjadi adalah substitusi anion klorida dengan anion fosfat pada garam kalsium
(Hinterwalder, 1977) :
6HCl + Ca3(PO4)2  2H3PO4+ 3CaCl2
Larutan asam mengubah serat kolagen triple heliks menjadi rantai tunggal dalam
waktu singkat, sehingga pada saat yang sama jumlah kolagen yang terhidrolisis
menjadi lebih banyak (Utama, 1997).
Asam klorida (HCl) memiliki kecenderungan untuk melarutkan unsur-unsur
seperti unsur kalsium (Ca) dalam tulang. Tulang akan menjadi lunak disebabkan
komposisi-komposisi kalsium pada tulang hilang. Reaksi yang terjadi :
2HCl + Ca  H2+ CaCl2
Kalsium klorida yang terbentuk mudah menyerap lembapan di udara (higroskopis).

D. Daftar Pustaka
Gomez-Guillen, M.C., Gimenez, B., and Montero, P. (2004). Extraction of gelatin
from fish skins by high pressure treatment. Abstract. Food Hidrocolloids.
Science Direct. 19(5): 923–928.
Hinterwaldner, R. (1977). Technology of gelatin manufacture. In Ward A.G. and
Courts, A. (eds.). The Science and Technology of Gelatin. Academic Press,
New York.
Ledward, D.A. (2000). Gelatin. In Hand Book of Hydrocolloids. Woodhead Pub.
hlm. 67– 86.
Utama, H. (1997). Gelatin yang bikin heboh. Jurnal Halal. LPPOM-MUI. hlm 10-12.

Anda mungkin juga menyukai