Anda di halaman 1dari 6

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pewarnaan Gram
Pewarnaan sederhana yaitu pewarnaan dengan menggunakan satumacam zat warna dengan
tujuan hanya untuk melihat bentuk sel bakteri dan untuk mengetahui morfologi dan susunan
selnya. pewarnaan ini dapat menggunakan pewarnaan basa pasda umumnya antara lain kristal
violet, metylen blue, karbol, fuchsin, dan safranin. Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah
suatu metode empiris untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, gram-
positif dan gram-negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Pewarna basa
yang digunakan untuk pewarnaan sederhana ini adalah kristal violet dan safranin. Crystal violet
atau ungu gentian adalah pewarna triarylmethane. Pewarna ini digunakan sebagai histologis
noda dalam metode gram klasifikasi bakteri (Dwijoseputro 2005).
Crystal violet memiliki sifat sifat anti bakteri, jamur dan obat cacing, dan penting sebagai
antiseptik topikal. Safranin adalah noda biologis yang digunakan dalam histologi dan sitologi.
Safranin digunakan sebagai conterstain dalam beberapa protokol pewarnaan. Safranin
Mewarnai seluruh inti sel darah merah. Safranin adalah counterstain klasik dalam gram stain.
Hal ini juga dapat digunakan untuk deteksi tulang rawan dan butiran sel mast (Suriawiria
2005).

Tabel 1. Hasil pewarnaan gram bakteri


Pengamatan Hasil
Pewarnaan Gram

Bentuk sel Coccus


Susunan sel Bergerombol
Sifat gram Positif

Hasil pewarnaan gram yang telah dilakukan adalah gram positif dengan bentuk sel coccus,
dan susunan sel bergerombol. Bakteri gram positif adalah bakteri yang mempertahankan zat
warna metil ungu sewaktu proses pewarnaan Gram. Bakteri jenis ini akan berwarna biru atau
ungu di bawah mikroskop.

B. Isolasi pada NA miring


Fungsi utama dari medium NA adalah sebagai medium kultivasi dan enumerasi bakteri.
Namun, dengan tambahan beberapa bahan seperti amilum (pati), serum, dan darah, medium
nutrient agar juga dapat digunakan sebagai medium pengayaan dan selektif bagi
mikroorganisme tertentu serta bermanfaat dalam uji serologi dan biokimia untuk
mengidentifikasi bakteri (Hidayat et al. 2006).
Dalam medium NA terkandung pepton, yeast dan beef extract yang berfungsi sebagai
sumber nitrogen dan sumber karbon, sumber vitamin dan beberapa senyawa lain untuk
menyokong pertumbuhan bakteri. Pada medium ini terkadang juga ditambah dengan garam
(NaCl) untuk menyeimbangkan tekanan osmotik sel bakteri dan medium, agar bakteri yang
akan ditumbuhkan tidak mati (Himedia 2003).

Tabel 2. Hasil Isolasi pada NA miring


Jumlah Sifat Tembus Bentuk
Pigmentasi Gambar
Pertumbuhan Cahaya Pertumbuhan

Sebagian cahaya
Subur Putih susu Menyebar
tembus

Hasil isolasi bakteri pada media Nutrient Agar menunjukkan pertumbuhan yang subur,
koloni bakter berwarna putih susu, sifat cahaya translusen, dan bentuk pertumbuhan menyebar.

C. Media Agar Darah


Media blood agar merupakan media pertumbuhan bakteri yang dapat membedakan bakteri
patogen berdasarkan efek exotoksin hemolitik bakteri pada sel darah merah. Media blood agar
bukan merupakan media selektif murni. Blood Agar Plate (BAP) membedakan bakteri
hemolitik dan nonhemolitik yaitu berdasarkan kemampuan mereka untuk melisiskan sel-sel
darah merah. Media Blood Agar dapat mendeteksi keberadaan grup A Streptococcus hemolitik
beta. Jenis yang pathogen adalah Streptococcus pyogenes, agen penyebab radang tenggorokan
(Himedia 2003).

Tabel 3. Hasil isolasi media agar darah


Pewarnaan Hasil

Media agar

Ukuran koloni Besar


Bentuk koloni Bulat
Permukaan koloni Licin
Warna koloni Krem
Tepi koloni Rata
Jenis hemolisis β-Hemolisis

Koloni yang terbentuk pada media agar darah berukuran besar dengan bentuk koloni bulat,
permukaan licin, warna krem, dan tepi rata. Poses hemolisis terjadi diakibatkan pertumbuhan
koloni bakteri. Jenis hemolisis pada media agar darah ini adalah β-Hemolisis. Beta hemolisis
merupakan lisis lengkap sel darah merah dan hemoglobin (Waluyo 2010).

D. Uji Katalase
Uji katalase digunakan untuk mengetahui aktivitas katalase pada bakteri yang diuji.
Kebanyakan bakteri memproduksi enzim katalase yang dapat memecah H2O2 menjadi H2O
dan O2. Enzim katalase diduga penting untuk pertumbuhan aerobik karena H2O2 yang dibentuk
dengan pertolongan berbagai enzim pernafasan bersifat racun terhadap sel mikroba. Beberapa
bakteri yang termasuk katalase negatif adalah Streptococcus, Leuconostoc, Lactobacillus, dan
Clostridium. Bakteri katalase positif seperti S. Aureus bisa menghasilkan gelembung-
gelembung oksigen karena adanya pemecahan H2O2 (hidrogen peroksida) oleh enzim katalase
yang dihasilkan oleh bakteri itu sendiri. Komponen H2O2 ini merupakan salah satu hasil
respirasi aerobik bakteri, misalnya S. aureus, dimana hasil respirasi tersebut justru dapat
menghambat pertumbuhan bakteri karena bersifat toksik bagi bakteri itu sendiri (Irianto 2006).

Tabel 4. Hasil uji katalase


Katalase Hasil

Penambahan H202 3%

Gelembung Ada

Hasil yang terlihat pada uji katalase adalah terbentuk gelembung udara. Gelembung udara
dihasilkan dari pemecahan H2O2 enzim katalase yang dihasilkan ole bakteri tersebut. Bakteri
katalase positif akan memecah H2O2 menjadi H2O dan O2 dimana parameter yang menunjukkan
adanya aktivitas katalase tersebut adalah adanya gelembung-gelembung oksigen seperti pada
percobaan yang telah dilakukan. Dengan enzim katalase, H2O2 diurai dengan reaksi sebagai
berikut (Putri 2016).

2H2O2  2H2O + O2
E. Uji Fermentasi Glukosa Mikroaerofilik
Uji fermentasi glukosa digunakan untuk mengetahui apakah isolat bakteri tersebut dapat
melakukan fermentasi glukosa. Perubahan warna yang terjadi pada media menunjukkan
adanya asam sebagai hasil dari proses fermentasi glukosa. Saat fermentasi, hanya bakteri yang
bersifat aerob fakultatif yang dapat melakukan fermentasi glukosa sedangkan bakteri yang
bersifat aerob obligat tidak dapat melakukan proses fermentasi glukosa ini (Pratita dan Putra
2012).

Tabel 5. Hasil uji fermentasi glukosa


Fermentasi Perubahan Warna Gas Gambar

Glukosa + +

Hasil uji fermentasi glukosa menunjukkan bahwa adanya perubahan warna yang terjadi
dan terbentuknya gas pada media glukosa. Staphylococcus merupakan bakteri Gram positif
berbentuk bulat biasanya tersusun dalam bentuk menggerombol yang tidak teratur seperti
anggur. Staphylococcus bertambah dengan cepat pada beberapa tipe media dengan aktif
melakukan metabolisme, melakukan fermentasi karbohidrat dan menghasilkan bermacam-
macam pigmen dari warna putih hingga kuning gelap. Staphylococcus tumbuh dengan baik
pada berbagai media bakteriologi di bawah suasana aerobik atau mikroaerofilik. Tumbuh
dengan cepat pada temperatur 20 - 35ºC. Koloni pada media padat berbentuk bulat, lambat dan
mengkilat (Purnama 2013).

F. Isolasi Manitol Salt Agar (MSA)


Mannitol salt agar (MSA) merupakan media selektif dan media diferensial. Manitol Salt
Agar (MSA) merupakan media pertumbuhan khusus bakteri halophiles dan dapat
membedakan Staphylococcus patogen dan nonpatogenik. Manitol Salt merupakan media
selektif karena memiliki konsentrasi yang sangat tinggi NaCl (7,5%). Kebanyakan bakteri
tidak dapat bertahan hidup di lingkungan kadar garam sangat tinggi (hipertonik). Genus
Staphylococcus mungkin sudah beradaptasi dengan lingkungan tinggi kadar garam dan
tumbuh baik di media ini. Penanaman dilakukan dengan cara satu biakan diambil dari media
pepton, dan diusapkan pada media MSA, kemudian diinkubasi pada 37 oC selama 24 jam.
Adanya koloni S. aureus ditandai dengan perubahan warna media MSA dari merah menjadi
kuning (Suyono dan Salahudin 2011).
Gambar 1. Hasil isolasi pada MSA

Hasil isolasi menunjukkan bahwa koloni bakteri mengubah warna dari media MSA dari
merah menjadi kuning. Produk yang dihasilkan bakteri adalah asam organik yang dapat
mengubah indikator pH di MSA dari merah menjadi kuning cerah. Genus Staphylococcus yang
patogen, seperti Staphylococcus aureus adalah fermentor manitol. Saat Staphylococcus aureus
tumbuh pada Manitol Salt Agar, dapat mengubah warna merah media MSA menjadi kuning
cerah.

G. Uji Koagulase
Prinsip uji koagulase yaitu fibrinogen pada plasma darah kelinci diubah menjadi fibrin oleh
koagulase. Koagulase merupakan protein ekstraseluler yang mengikat prothrombin hospes dan
membentuk kompleks yang disebut staphylothrombin. Hasil reaksi positif ditandai dengan
terbentuknya gumpalan dalam tabung setelah diinkubasi pada suhu 37 oC selama 24 jam
(Quinn et al. 2002).

Gambar 2. Terjadi penggumpalan

Hasil uji koagulase menunjukkan adanya gumpalan pada plasma darah yang digunakan.
Staphylococcus dapat bersifat patogen dan non patogen. Sifat tersebut dapat dibedakan melalui
uji koagulase. Penggumpalan terjadi pada plasma darah yang ditambahkan isolat bakteri yang
patogen seperti Staphylococcus aureus.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil isolasi dan uji pada bakteri yang terdapat pada sampel susu A, dapat
dilihat bahwa spesies dari bakteri yang diuji adalah Staphylococcus aureus. Spesies bakteri ini
adalah spesies bakteri yang bersifat patogen. Hal ini ditandai dengan warna ungu yang terlihat
pada saat pewarnaan gram yang menandakan bakteri bersifat gram positif, berbentuk coccus,
bergerombol, sifat koloni pada media NA, uji katalase positif, dapat menghemolisis darah pada
media Blood Agar, dan dapat memfermentasi glukosa.

Daftar Pustaka
Dwijoseputro D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi Cetakan ke-16. Jakarta (ID): Djambatan.
Hidayat N, Masdiana CP, Sri S. 2006. Mikrobiologi Industri. Yogyakarta (ID): CV. Andi Offset.
Himedia. 2003. Technical Data for Nutrient Agar. Mumbai (IN): HiMedia Laboratories Pvt. Ltd.
Irianto K. 2006. Mikrobiologi: Menguak Dunia Mikrobiologi Jilid 1. Bandung (ID): CV. Yrama
Widya.
Pratita MYE dan Putra SR. 2012. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Termofilik dari Sumber Mata Air
Panas di Songgoriti setelah Dua Hari Inkubasi. Jurnal Teknik Pomits, 1(1): 1-5.
Purnama W. 2013. Aktivitas Antibakteri Glukosa Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus,
Pseudomonas Aeruginosa, Bacillus Subtilis, Dan Escherichia Coli. Surakarta (ID): Naska
Publikasi.
Putri ND. 2015. Identifikasi Bakteri Escherichia coli, pada Es Batu yang Dijual Warung Nasi di
Kelurahan Pisangan Tahun 2015. [Skripsi]. Jakarta (ID): Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah.
Suyono Y dan Salahudin F. 2011. Identifikasi dan Karakterisasi Bakteri Pseudomonas pada Tanah
yang Terindikasi Terkontaminasi Logam. Jurnal Biopropal Industri. 2(1): 8-11.
Suriawiria U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Jakarta (ID): Papas Sinar Sinanti.
Quinn PJ, Markey BK, Carter ME, Donnelly WJ, Leonard FC. 2002. Veterinary Microbiology and
Microbial Disease. New Jersey (US): Blackwell Publishing.
Waluyo L. 2010. Teknik dan Metode Dasar dalam Mikrobiologi. UMM Press. Malang.

Anda mungkin juga menyukai