Alat dan bahan: Alat-alat yang dignakan dalam praktikum kali ini adalah pinset, gunting, tatakan
katak, jarum pentul, dan spuid. Sedangkan bahan yang digunakan antara lain katak, NaCl fisiologis, kafein 1%, dan digitalis 45%
Metodologi
A. Percobaan dengan digitalis bertingkat
1. Perhatikan katak normal terutama dalam fungsi jantungnya (frekuensi dan kekuatan kontraksi jantung) 2. Lakukan penyuntikan digitalis secara subkutan dari bawah abdomen diarahkan ke kantung limfe paha dengan dosis permulaan 0.02 mg/gram bobot badan 3. Amati katak tersebut, bila belum terlihat gejala suntikkan kembali digitalis dengan dosis bertingkat. Lakukan terus sampai titik toksik dan akhirnya katak mati 4. Perhatikan gejala-gejala lainnya selain gejala-gejala jantung. Setelah katak mati, lakukan seksi dan perhatikan terutama bentuk, warna dan ukuran ventrikel
B. Percobaan dengan kafein dan digitalis
1. Sediakan dua buah papan katak di atas meja dan benang untuk memfiksasi katak 2. Rusak serebrum katak dengan jarum penusuk, setelah itu terlentangkan katak pada papan katak 3. Buat satu jendela segitiga pada dada katak sehingga jantungnya dapat terlihat dan teteskan NaCl fisiologis 4. Amati jantung katak mengenai kekuatan kontraksi (kuat/lemah), frekuensi (denyut per menit), ritme (ritmis/tidak), dan warna jantung (merah saat diastolik dan pucat saat sistolik) 5. Sekarang teteskan digitalis ke jantung pada katak pertama dan kaffein ke jantung katak kedua 6. Amati perubahan yang terjadi, pola koordinasi denyut antara atrium dan ventrikelnya, catat hasil pengamatan 7. Penetesan dan pengamatan dilakukan setiap 5 menit sampai katak mati, lihat pula keadaan jantung (warna) saat kematianya