Sel otot dapat diberi rangsangan untuk membangkitkan potensial aksi yang
dihantarkan sepanjang akson. Kekuatan dan kecepatan kontraksi yang ditimbulkan dari
pemberian rangsangan berbeda-beda. Rangsangan yang diberikan pada sediaan otos
saraf adalah rangsangan mekanis, galvanis, osmosis, kimiawi, panas dan faradis. Hasil
percobaan tersebut dapat dilihat pada tabel 1.
Rangsangan Respon
a. Rangsangan mekanis +++
b. Rangsangan galvanis ++
Pinset pada medium dan saraf ++
diantaranya (terbuka)
Satu kaki diangkat (tertutup) ++
c. Rangsangan osmosis +++
d. Rangsangan kimiawi +
e. Rangsangan panas +
f. Rangsangan Faradis ++ (10 X 2,5 Volt)
Kecepatan kimograf pada kontraksi sederhana adalah 625 mm/sec. Periode laten
merupakan waktu mulai diberikan rasangan sampai terjadi kontraksi. Periode kontraksi
adalah waktu mulai peningkatan garis sampai puncak tertinggi ( overshoot ), sedangkan
waktu relaksasi adalah waktu kontraksi sampai garis datar. Berdasarkan hasil percobaan
dapat diketahui bahwa jarak massa laten adalah 30 mm ,jarak masa kontraksi adalah 60
mm, dan 90 mm jarak relaksasi. Berdasarkan jarak masa laten dan kecepatan kimografi
dapat diketahui bahwa otot saraf tersebut memiliki masa laten 48 m detik, masa
kontraksi 96 m detik, dan masa kontraksi 144 m detik. Hasil tersebut menunjukan
bahwa masa laten merupakan masa tersingkat dan masa relaksasi merupakan masa
terpanjang dari percobaan kontraksi sederhana. Saat otot menerima rangsangan,
permeabilitas membran berubah sehingga menyebabkan terjadinya periode laten dimana
gerbang Na+ membuka. Saat melewati nilai ambang batas rangsang hingga saat
overshoot Na+ akan berdifusi ke dalam sel. Setelah melewati titik overshoot potensial
akan menurun secara perlahan ( depolarisasi ) dimana ion K+ berdifusi keluar sel akibat
gerbang aktifasi saluran Na+ cepat terbuaka, sedangkan gerbang inaktifasi saluran Na
mulai menutup dan gerbang saluran K mulai terbuka. Kemudian terjadi repolarisasi
pemulihan listrik dimana banyak ion K+ yang berdifusi keluar sel karena gerbang
inaktivasi Na tertutup dan gerbang saluran K terbuka. Setelah itu terjadi hiperpolarisasi
akibat ion positif yang berpindah dari cairan intraseluler ke cairan ekstraseluler
berkurang sehingga siap untuk di rangsang kembali (Pearce 2000).
Jawaban pertanyaan
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Arthur C. 1995.Buku Ajar Fiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta(ID): EGC. Can
Ariata Tangadi, Penerjemah. Terjemahan dari: Textbook Of Medical Physiologi.
Pesrce Evelyn C. 2000. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta(ID): Gramedia
Sloane Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta(ID): Kedokteran
EGC
Hari, tanggal : Kamis, 01 Desember 20016
OTOT I
Kelompok 1:
2016
A. Rangsangan Terhadap Sediaan Otot Saraf
Alat dan bahan yang digunakan dalam pratikum otot adalah dua ekor katak
(Fajervarya cancrivora), sonde (jarum penusuk) otak katak, papan katak, beberapa
buah jarum pentul, alat diseksi, terutama gunting, larutan garam faali: NaCl 0.65% atau
larutan ringer, gelas arloji atau gelas petri, pinset galvanis. Stimulator elektonik lengkap
dengan kabel-kabelnya. Kristal garam dapur atau gliserin, cuka glasial, gelas pengaduk,
korek api.
Tata kerja
B. Kontraksi Sederhana
Alat dan bahan yang digunakan pada pratikum ini adalah sediaan otot saraf (n.
ischaidicus dan m. gastrocnemius), larutan garam faali (NaCl 0.65%), kimograf lengkap
dengan drum dan kertas pencatat, stimulator, fiksasi otot ( klem otot), alat pencatat
rangsangan, dan statif.
Tata Kerja
Fiksasi otot dengan klem (penjepit otot) atau jarum pentul besar bila digunakan
bak khusus. Ikatkan tendo achiles dengan benang pada alat pencatat kontraksi, jangan
sampai kendur. Selama perlakuan usahakan agar otot basah oleh larutan garam faali.
Lalu hubungkan listrik dengan alat pencatat rangsangan. Sentuhkan elektroda
perangsangan pada saraf atau ototnya. Kemudian aktifkan kunci rangsangan otomatis,
nyalakan stimulator dan atur untuk rangsangan tunggal, buatalah putaran kimograf
dengan putaran yang paling cepat, tekan kunci rangsangan tunggal sampai tercatat
kontraksi otot pada kertas tromol, dan hentik an putaran dengan rem atau tangan
sebelum terjadi kontraksi pada garis dasar. Lalu beri tanda-tanda yang diperlukan untuk
masa lalten, masa kontarksi, dan masa relaksi. Gunakan pencatat kontraksi untuk
memproyeksikan puncak kontraksi pada garis dasar. Hitunglah masa laten, masa
kontraksi, dan masa relaksi. Bila kecepatan kimograf berputar dapat diketahui
(kecepatan tersebut tertera pada kimografnya) maka masa-masa tadi dapat dihitung
dengan membagi jarak masing-masing masa tadi dengan kecepatannya. Hitunglah detik
atau milidetik.