Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI TERNAK
“Sistem Syaraf”

Oleh :
NAMA : MUHAMMAD ATHALLAH NURDZAKI ISKANDAR
NIM : D1A022128
KELOMPOK : 4D
ASISTEN : ADDIN DAHRI IFFANA

LABORATORIUM FISIOLOGI DAN REPRODUKSI TERNAK TERAPAN


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2023
I. HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1. Refleks pada Katak dan Pengaruh Macam-Macam Pacu


1.1.1. Hasil

No Keterangan Rangsangan Gambar


1. Tidak ada reaksi Melihat pengaruh Decerebrasi
(pemisahan bagian otak katak
dengan tubuh katak)

2. Ada reaksi Pacuan Mekanis (kaki katak dicubit


menggunakan pinset).

3. Ada reaksi Pacuan Chemis (kaki katak ditetesi


Asam Sulfat Pekat (H2SO4)).
4. Ada reaksi Pacuan dengan menekan atau
memberi rangsangan pada medulla
spenalis

1.1.2. Pembahasan

Sistem saraf pusat tersusun atas dua organ, yaitu otak dan sumsum tulang belakang
(medula spinalis). Hal tersebut sesuai dengan Sudirman et al. (2021) yang menyatakan bahwa
susunan saraf pusat terdiri dari otak dan medulla spinalis. Hasil refleks yang terjadi setelah
decerebrasi, semuanya berasal dari medulla spinalis karena fungsinya tetap berlaku walaupun
tubuh sudah kehilangan otak.
Pada praktikum kali ini telah dilaksanakan uji gerak reflek menggunakan seekor katak
sawah. Langkah awal uji refleks adalah dengan memotong bagian rahang atas atau tengkorak,
yang bertujuan untuk menghilangkan organ otak pada katak. Respon membalik pada saat
katak diterlentangkan adalah tanda jika katak masi memiliki otak. Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Listiana, (2019) yang menyatakan bahwa untuk membuktikan adanya reflek spinal,
dapat menggunakan katak sebagai hewan uji coba yaitu dengan memotong bagian otak lalu
diberi rangsangan.
Refleks adalah suatu aktivitas jaringan perifer yang tidak disadari akibat adanya pacuan
terhadap reseptor ataupun serabut afferen areus refleks. Gerak refleks merupakan rangangan
dari luar, sedangkan sistem tidak sadar pengaruhnya dari dalam. Hal tersebut sesuai dengan
Giandika et al., (2016) bahwa gerak refleks adalah gerakan yang dilakukan tanpa sadar dan
merupakan respon segera setelah adanya rangsangan.
Decerebrasi merupakan penghilangan atau perusakan otak yang tidak ada pengaruhnya
terhadap fungsi sumsum tulang belakang. Saraf tak sadar dibagi menjadi 2, yaitu saraf simpatik
dan saraf parasimpatik. Saraf simpatik berpusat di sumsum tulang belakang dan berfungsi
untuk memacu atau mempercepat kerja organ tubuh, sedangkan saraf parasimpatik berpusat
pada sumsum lanjutan (oblongata) dan berfungsi untuk melambatkan fungsi oragan tubuh. Hal
tersebut sesuai dengan Penggalih et al., (2015) bahwa saraf simpatik dan parasimpatik adalah
saraf otonom atau saraf yang bekerja tanpa disadari.
Rangsangan adalah perubahan lingkungan yang diterima oleh reseptor yang akan dikirim
atau diterima impuls oleh sistem saraf. Rangsangan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu rangsangan
mekanis yang berupa sentuhan atau tekanan, rangsangan kimiawi yang berasal dari zat kimia,
dan ransangan fisik yang berupa suhu dan listrik. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Nina
(2020) bahwa rangsangan dapat berupa bentuk energi seperti panas, cahaya, suara, tekanan,
aroma, kimiawi, dan lain-lain.
Pacuan mekanis dilakukan dengan memberi perlakuan pada kaki katak yang dijepit
dengan keras menggunakan pinset, bagian otak katak juga sudah dihilangkan sehingga hanya
mempunyai sumsum tulang belakang sebagai pusat saraf. Reflek pada kaki katak tidak terlalu
jelas terlihat, namun saat kaki katak dijepit dengan kuat, katak sedikit memberikan respon
dengan sedikit menggerakkan kaki yang satunya yang tidak dijepit. Hal ini dapat terjadi karena
adanya refleks pada katak ketika dijepit kakinya, adapun alur proses terjadinya gerak refleks
adalah dimulai dari diberinya rangsangan→ diterima reseptor→ saraf sensorik→ saraf pusat→
saraf motorik→ efektor→ terjadi gerak. Hal tersebut sesuai dengan Satria dan Restuti (2017)
bahwa pada gerak refleks, impuls berjalan pendek atau singkat diawali dari reseptor penerima
diteruskan ke saraf sensori kemudian menuju ke saraf pusat diterima saraf penghubung, tanpa
melalui kontrol otak, impuls diteruskan ke saraf motorik dan berakhir pada efektor.
Pacuan chemis, pada uji coba kali ini dilakukan dengan memberi tetesan larutan H2SO4
pekat (asam sulfat) yang bertujuan untuk memberikan sensasi panas atau luka bakar pada
katak, supaya katak memberikan respon pada perlakuan ini. Hal tersebut sesuai dengan Julian
(2016) bahwa katak pada saat dicelupkan dengan air pada kaki depan dan belakang katak tidak
menunjukkan adanya pergerakan. Berbeda dengan pencelupan pada larutan sulfat katak
langsung menarik kakinya dikarenakan larutan H2SO4 memberikan rangsangan panas yang
membakar kulit dan gerakan ini juga disebut gerakan refleks.
1.2. Memacu Syaraf Otot
1.2.1. Hasil
No Keterangan Rangsangan Gambar
1. Ada reaksi Rangsangan Galvanis (kaki katak dijepit
menggunakan pinset).

2. Ada reaksi Rangsangan Osmosis (kaki katak ditaburi


garam dapur)

4. Ada reaksi Rangsangan Kimiawi (kaki katak ditetesi


asam cuka).

5. Ada reaksi Rangsangan Panas (kaki katak ditempelkan


besi panas).
1.2.2. Pembahasan
Otot adalah kumpulan jaringan yang saling berkontraksi sehingga dapat menghasilkan
sebuah gerakan. Otot terdiri atas serabut sel otot yang keseluruhannya dilapisi oleh jaringan
pelindung. Otot dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu otot lurik, otot polos dan otot
jantung. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Faridah, et al (2018) yang menyatakan bahwa
otot adalah sebuah organ kecil penghubung dalam tubuh yang menyebabkan pergerakan tubuh
tersebut sebagai tugas utama. Otot diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu otot lurik, otot polos
dan otot jantung.
Otot merupakan alat gerak aktif karena memiliki kemampuan untuk berkontraksi. Otot
memendek jika sedang berkontraksi dan memanjang jika sedang berelaksasi. Jaringan otot
umumnya tersusun dari sel-sel kontraktil yang disebut serabut otot. Melalui kontraksi, sel-sel
otot menghasilkan pergerakan dan melakukan pekerjaan. Kontraksi pada otot terjadi jika otot
sedang melakukan kegiatan, sedangkan relaksasi pada otot terjadi jika otot sedang beristirahat.
Hal tersebut sesuai dengan Sadina et al., (2014) yang menyatakan bahwa otot merupakan alat
gerak aktif karena kemampuannya berkontraksi.
Dalam keadaan istirahat atau diam selaput sel atau jaringan mengalami polarisasi, yaitu
keadaan dimana di bagian luar selaput terdapat ion-ion positif dan di bagian dalam selaput
terdapat ion-ion negatif. Apabila terjadi perusakkan ataupun aktivitas jaringan maka akan
terjadi depolarisasi atau pergerakan. Hal tersebut sesuai dengan Sabri (2020) bahwa polarisasi
terjadi dalam keadaan istirahat, artinya otot bagian luar bermuatan positif, dan pada bagian
dalam bermuatan negatif. Bila satu bagian di rangsang, maka akan terjadi perubahan muatan
dari yang positif menjadi negatif, dan muatan negatif menjadi positif artinya bagian yang
dirangsang, bagian luar bermuatan negatif, bagian dalam bermuatan positif. Bagian yang
dirangsang atau sudah terjadi perubahan muatan disebut depolarisasi.

Praktikum yang dilakukan kali ini adalah dengan memacu syaraf otot yang berada
dibagian paha. Tulang sisi panggul dibedah dan diamati, maka akan terlihat Nervous ischiadus
yang berwarna putih. Terdapat 4 rangsangan yang diberikan untuk memacu syaraf otot, yaitu
rangsangan galvanis, rangsangan panas, rangsangan osmosis, dan rangsangan chemis. Hal
tersebut sesuai dengan pernyataan Mujahid (2009) yang menyatakan bahwa rangsangan panas
dapat berupa pinset yang dipanaskan kemudian dipakai sebagai perangsang saraf. Rangsangan
tersebut termasuk rangsangan fisik karena dipicu oleh suhu panas pada pinset tersebut, yang
kemudian di tempelkan pada bagian paha katak.
Rangsangan galvanis dilakukan dengan menggunakan pinset yang ditekankan ke syaraf
tersebut dan hasil yang didapatkan adalah terjadi respon dimana kaki katak menggeliat. Hal
tersebut sesuai dengan Mismail (2011) bahwa rangsangan galvanis pertama kali dilakukan oleh
fisikawan asal Italia yang bernama Luigi Galvani dengan cara merangsang otot kaki katak
dengan menyentuhkan kawat logam ke saraf kaki katak tersebut.
Rangsangan osmosis, rangsangan yang diberikan dengan memberikan perlakuan pada
otot saraf berupa Menaburkan beberapa taburan butir garam dapur dengan tujuan agar katak
memberikan respon berupa kontraksi otot yang cepat. Hewan yang telah dirusak otaknya masih
dapat melakukan kegiatan-kegiatan refleks, ini disebabkan karena medula spinalisnya masih
utuh. Apabila, medula spinalisnya sudah rusak berarti katak benar-benar sudah mati. Hal
tersebut sesuai dengan Sherwood (2011) bahwa medulla spinalis katak dirusak, menunjukkan
posisi tubuh katak menjadi menelungkup dengan berbaring lemah diatas papan bedah, dengan
posisi kepala menunduk ke bawah, dan badan/perut menempel di atas papan bedah, kemudian
dibalikkan atau dalam posisi terlentang, katak tidak melakukan reaksi apapun. Hal tersebut
terjadi karena, katak sudah benar benar tidak memiliki sistem saraf pusat, sehingga katak sudah
tidak dapat mengkoordinasikan tubuhnya lagi.
Katak saat diberi rangsangan kimiawi atau pada praktikum kali ini adalah dengan
pemberian asam cuka pada otot katak yang berada di paha akan mengalami respon yang
lemah atau lambat. Hal tersebut sesuai dengan Julianto (2017) yang menyatakan bahwa pada
asam cuka yang bersifat asam lemah, reflek kurang terlihat jelas karena ion dari asam lemah
lebih sedikit sehingga tidak mampu untuk memberikan rangsang terhadap syaraf sensorik
sehingga gerak reflek yang dihasilkan lemah bahkan tidak terjadi gerakan reflek pada katak.

II. PENUTUP

2.1. Kesimpulan
1. Refleks disebabkan oleh aktivitas jarinan perifer yang tidak disadari sehingga terdapat
pacuan pada reseptor.
2. Keempat pacuan yang diberikan pada acara reflex pada katak dan pengaruh macam-
macam pacu berhasil semua walaupun telah dilakukan deserebrasi karena katak masih
memiliki medulla spinalis sebagai syaraf pusat.
3. Keempat rangsangan yang diberikan pada acara memacu syaraf otot berhasil semua
yang diuji pada nervous ischiadius yang selalu memberikan respon setelah diberikan
rangsangan.
4. Pada praktikum kali dilakukan uji coba 4 rangsangan pada sistem syaraf, yaitu
rangsangan deserebrasi, rangsangan mekanis, rangsangan chemis, dan rangsangan
medulla spinalis.
2.2. Saran
1. Sebaiknya catatan yang diberikan melalui voice note dari asisten masing-masing
diperjelas lagi audionya dan artikulasinya agar praktikan dapat menulis dengan jelas.
2. Praktikum sudah bejalan lancar dan baik.

DAFTAR PUSTAKA
Giandika, M. D., Kusmedi, N., dan Rusdiana, A. 2016. Hubungan Kemampuan Waktu Reaksi dan
Fleksibilitas Atlet UKM Taekwondo UPI dengan Hasil Tendangan Dollyo-Chagi. Jurnal Terapan
Ilmu Keolahragaan. 1

Penggalih,M. H. S. T., M.Hardiyanti, F. I. Sani. 2015. Perbedaan Perubahan Tekanan Darah dan
Denyut Jantung pada Berbagai Intensitas Latiham Atlet Balap Sepeda. Jurnal
Keolahragaan.

Sadina, A. Suyatna, B. Risyak. 2014. Pengembangan Kit Eksperimen Mekanisme Kontraksi Otot
Pada Pembelajaran Biologi Kelas XI IPA. Jurnal Teknologi Informasi.

Sabri, M. (Ed.). 2020. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Syiah Kuala University Press

Satria, M. A., dan M. Restuti. 2017. Peningkatan Pemahaman Siswa Smp Kelas Ix Melalui Media
Sel Saraf Dan Mekanisme Gerak Refleks 3 Dimensi Plus. Seminar Penelitian Bidang IPA
2017.

Julian, J., dan E. Santoso. 2016. Pengaruh Komposisi PVA/Kitosan terhadap Perilaku Membran
Komposit PVA/Kitosan/Grafin Oksida yang Terikat Silang Asam Sulfat. Jurnal Sains dan
Seni ITS. 5(1):2337-3520.

Nina. 2020. Kenali Otakmu dengan Golongan Darah. Deepublish. Yogyakarta.

Sudirman, M.S., M. Fairus, Ambarwati, Sadiman, H.A. Nur, W. Efrizal, & D.A. Palupi. 2021. Buku
Ajar Anatomo Fisiologi Jilid 2. Penerbit Insan Cendekia Mandiri. Solok.

Listiana, L. 2019. Panduan Praktikum Fungsi Hewan. UM Surabaya Publishing. Surabaya

Faridaha, U., Sukarmin., Kuati. S. 2018. Pengaruh Rom Exercise Bola Karet Terhadap Kekuatan
otot Genggam Pasien Stroke Di Rsud Raa Soewondo Pati. Indonesia Jurnal Perawat.

Mujahid, F. 2009. Pengaruh Penambahan Natrium Bikarbonat terhadap Mula Kerja Bupivakain
0,5% pada Blokade Saraf Prifer Katak. Universitas Diponegoro. Semarang.

Mismail, B. 2011. Dasar Teknik Elektro Jilid 1: Rangkaian Listrik. UB Press. Malang.

Sherwood, Lauralee.2011. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem edisi 6. (diterjemahkan oleh
Brahm U. Pendit). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Julianto. R.A. 2017. Uji Pengaruh Asam Cuka dan Variasi Voltase Terhadap Gerak Reflek pada
Katak.

Anda mungkin juga menyukai