Anda di halaman 1dari 31

Hormon Paratiroid dan Obat Yang

Mempengaruhi Metabolisme Kalsium


Dosen: Taufani Tasmin

Eka Ayu Sri Agustin


201651459

Institut Sains dan Teknologi Al – Kamal


Jakarta
2018
HORMON
PARATIROID?

Hormon Paratiroid (PTH) adalah hormon petida yang


disekresikan oleh kelenjar paratiroid yang tumbuh dari jaringan
endoderm, yaitu sulcus pharyngeus. Secara normal ada 4 buah kelenjar
paratiroid pada tubuh manusia yang terletak tepat dibelakang kelenjar
tiroid. 2 tertanam di kutub superior dan 2 lagi di kutub inferior. Setiap
kelenjar paratiroid panjagnya kira-kira 6mm, lebar 3mm, tebal 2mm dan
memiliki gambaran makroskopik lemak coklat kehitaman.

Farmakologi dan Toksikologi 2


Stuktur Hormon

PTH (1-34)
mengkristal sebagai dimer
heliks panjang yang sedikit
menekuk. Analisis
mengungkapkan bahwa
pembentukan perpanjangan
heliks hPTH (1-34)
kemungkinan adalah
konformasi bioaktif. Berikut
adalah gambar N-terminal
fragmen 1-34 dari hormon
paratiroid yang telah
mengkristal dan strukturnya
telah disempurnakan.

Farmakologi dan Toksikologi 2


Sifat Kimia dan Sekresi
Fungsi Hormon Hormon
Hormon parathyroid Proses sintesis hormon ini dimulai
dengan precursor hormon dengan jumlah
berfungsi untuk menstabilkan asam amino 115 yang disebut sebagai
konsentrasi kalsium dalam darah. proparatiroid hrmon (pre-proPTH). Pre-
proPTH yang sudah terbentuk akan masuk
Apabila konsentrasi ion kalsium kedalam ribosom pada retikulum
dalam cairan ekstraseluler turun endoplasma yang memungkinkan
masuknya kedalam ruang sisterna yang
sampai dibawah normal ia akan di akam memisahkan rangkaian pre-
rangsang pengeluaranya, begitupun sehingga akan terbentuk proPTH yang
terdiri dari 90 asam amino. ProPTH akan
sebaliknya, apabila konsentrasi ion dikonversi menjadi hormon paratiroid
kalsium terlalu tinggi melampaui yang sudah lebih aktif pada aparatus golgi
dengan memisahkan asam amino-6
batas normal akan terjadi umpan balik terminal, sehingga akan terbentuk suatu
negatif yang menghambat sekresi polipeptida dengan 84 asam amino yang
kemudian akan disimpan dalam bentuk
hormon paratiroid. granula sekretorik dan akan disekresikan
apabila ada rangsangan.

Farmakologi dan Toksikologi 2


Sekresi hormon paratiroid ditujukan pada ginjal, tulang dan usus.
1. Mobilisasi kalsium dari tulang: pada mekanisme yang tidak jelas, efek
hormon paratiroid adalah menstimulasi osteoclast terhadap readsorpsi
mineral pada tulang, dan liberasi kalsium dalam darah.
2. Pengaturan absorpsi kalsium dari usus halus: terfasilitasinya absorpsi
kalsium dari usus halus akan meningkatkan kadar kalsium dalam darah.
Hormon paratiroid menstimulasi proses ini, tetapi secara tidak langsung
melalui stimulasi produksi senyawa aktif yaitu vitamin D dalam ginjal.
Vitamin D menginduksi sintesis ikatan kalsium protein dalam sel epitel usus
halus dan memberikan fasilitas absorpsi yang efisien terhadap kalsium
kedalam darah.
3. Penekanan berkurangnya kalsium dalam urin: Adanya stimulasi yang terus
menerus kalsium kedalam darah dari tulang dan usus halus, hormon
paratiroid merusak eksresi kalsium alam urin, selanjutnya akan menahan
kalsium dalam darah. Efek ini diperantarai oleh stimulasi reabsorpsi tubuler
kalsium. Efek lain dari hormon paratiroid pada ginjal yaitu menstimulasi ion
fodfat dalam urin

Farmakologi dan Toksikologi 2


Mekanisme Kerja Hormon
Tipe I reseptor hormon Tipe II reseptor hormon
paratiroid paratiroid
Ikatan kedua hormon paratiroid Ikatan hormon paratiroid,
dan gugus amino terminal senyawa ditunjkan sebagai bentuk yang sangat
peptida PTHrP. Molekul ini adalah G lambat untuk PTHrp. Molekul ini
protein-reseptor coupled dengan 7 segmen diekspresikan hanya dalam jumlah yang
transmembran. Bagian ekstraselular kecildari jaringan-jaringan, dan bentuknya
mempunyai 6 residu sistein. Ikatan ligan atau sifat fisiologiknya berbeda nyata
untuk reseptor ini aktivitasnya oleh walaupun dengan karakteristik yag kecil.
adenylyl cyclase dan sistem phospholipase Seperti pada reseptor tipe I, juga dalam
C, diturunkan oleh sinyal protein kinase A bentuk ikatan dengan adenylyl cyclase dan
dan protein kinase c. Jalur siklik AMP induksi ikatan ligan yang meningkat
lebih dominan. konsentrasi intraseluler untuk siklik AMP.
Kemungkinan peryataan akan aksi hormon Efek langsung PTH adalah mendorong
paratiroid, penandaan mRNA sebagai pemindahan dari cairan tulag kedalam
reseptor tipe I dengan penyebaran yang plasma.
luas dalam tulang dan ginjal. Senya
mRNA juga dinyatakan pada kadar yang
rendah dalam banyak jaringan,
kemungkinannya pada reseptor untuk
PTHrP.

Farmakologi dan Toksikologi 2


Kekurangan atau Kelebihan sekresi PTH

Ikatan hormon paratiroid, ditunjkan sebagai


bentuk yang sangat lambat untuk PTHrp. Molekul
ini diekspresikan hanya dalam jumlah yang
kecildari jaringan-jaringan, dan bentuknya atau
sifat fisiologiknya berbeda nyata walaupun dengan
karakteristik yag kecil. Seperti pada reseptor tipe I,
juga dalam bentuk ikatan dengan adenylyl cyclase
dan induksi ikatan ligan yang meningkat
konsentrasi intraseluler untuk siklik AMP.
Efek langsung PTH adalah mendorong
pemindahan dari cairan tulag kedalam plasma.

Farmakologi dan Toksikologi 2


Kekurangan Hormon Paratiroid
(Hipoparatiroidisme )

Kekurangan hormon paratiroid (hipoparatiroid) adalah


kondisi umum di mana tubuh memproduksi hormon paratiroid
(PTH) dalam level yang rendah atau abnormal. Hormon
paratiroid memiliki peran penting dalam mengatur dan menjaga
keseimbangan dua kadar mineral tubuh, yakni kalsium dan
fosfor.
Rendahnya produksi hormon paratiroid karena kondisi
hipoparatiroid menyebabkan kadar kalsium terionisasi dengan
sangat rendah dalam darah dan tulang dan sebaliknya serum
fosfor akan meningkat.
Pengobatan untuk hipoparatiroid bisa ditempuh dengan
mengonsumsi suplemen untuk menormalkan level kalsium dan
fosfor dalam tubuh. Untuk penyebab hipoparatiroid tertentu,
seseorang mungkin perlu mengonsumsi suplemen seumur hidup.

Farmakologi dan Toksikologi 2


Gejala Hipoparatiroidisme
1. Kesemutan atau rasa terbakar (parestesia) di ujung jari, jari kaki dan bibir
2. Nyeri otot atau kram yang memengaruhi kaki, tungkai, perut atau wajah
3. Kejang atau kejang otot, terutama di sekitar mulut, namun juga bisa terjadi di
tangan, lengan dan tenggorokan
4. Kelelahan atau kelemahan
5. Nyeri saat datang bulan
6. Rambut rontok sebagian, seperti penipisan alis
7. Kulit kering dan kasar
8. Kuku rapuh
9. Sakit kepala
10. Depresi, perubahan suasana hati
11. Gangguan memori (daya ingat)

Farmakologi dan Toksikologi 2


Faktor Penyebabkan
Hipoparatiroidisme
 Hipoparatiroid yang didapat atau diderita setelah kondisi
tertentu (acquired hypoparathyroidism). Ini merupakan
penyebab hipoparatiroid yang paling umum. Kondisi
berkembang setelah kerusakan akibat kecelakaan atau
pengangkatan kelenjar paratiroid selama operasi. Operasi ini
mungkin dilakukan untuk mengobati penyakit yang berkembang
dekat dengan kelenjar tiroid, atau untuk mengobati kanker
tenggorokan atau kanker leher. Dewasa ini, ahli bedah lebih
berhati-hati untuk menghindari cedera pada kelenjar paratiroid
selama operasi.
 Penyakit autoimun. Dalam kondisi ini, sistem kekebalan
tubuh menciptakan antibodi untuk menyerang jaringan
paratiroid, dan berusaha untuk menolak jaringan ini seolah-olah
mereka adalah benda asing. Dalam prosesnya, kelenjar paratiroid
akan berhenti memproduksi hormon.

Farmakologi dan Toksikologi 2


Lanjutan….
 Hipoparatiroid herediter. Dalam bentuk ini,
hipoparatiroid bisa disebabkan oleh kelenjar paratiroid
yang tidak berkembang pada saat lahir, atau tidak berfungsi
dengan baik. Beberapa jenis hipoparatiroid herediter
berhubungan dengan kekurangan kelenjar penghasil
hormon lainnya.
 Pengobatan radiasi kanker ekstensif untuk area wajah
atau leher. Radiasi dapat mengakibatkan kerusakan pada
kelenjar paratiroid, sama halnya seperti perawatan
radioaktif yodium untuk mengatasi hipertiroid.
 Rendahnya kadar magnesium dalam darah, yang dapat
mempengaruhi fungsi kelenjar paratiroid. Kadar serum
magnesium yang normal diperlukan untuk menghasilkan
hormon paratiroid yang optimal.

Farmakologi dan Toksikologi 2


Faktor – Faktor yang Dapat Meningkatkan Risiko Terkena
Hipoparatiroid Meliputi :

a) Menjalani operasi leher baru-baru ini, terutama jika


memengaruhi kelenjar tiroid
b) Memiliki keluarga dengan riwayat hipoparatiroid
c) Memiliki kondisi autoimun atau kondisi endokrin
tertentu, seperti penyakit Addison – kondisi yang
ditandai dengan defisit produksi hormon oleh kelenjar
adrenal

Farmakologi dan Toksikologi 2


Farmakologi dan Toksikologi 2
Kalsium?
Kalsium adalah unsur yang memungkinkan
konduksi normal arus listrik di sepanjang saraf.
Hal ini memungkinkan saraf kita untuk
berkomunikasi dan bekerja. Bahkan, seluruh otak
kita bekerja dengan aliran kalsium yang masuk
dan keluar dari sel-sel saraf.

Farmakologi dan Toksikologi 2


Fungsi Kalsium Dalam Tubuh
a. Kalsium adalah unsur yang sangat kuat dan serbaguna, itu sebabnya
mengapa tulang kita terbuat dari kalsium. kalsium tidak hanya
berfungsi untuk membentuk tulang, tetapi juga sebagai tempat
penyimpanan kalsium. Tulang terus-menerus menyerap kalsium
untuk merenovasi tulang dan memberikan kalsium ketika tubuh
memerlukannya (seperti gudang penyimpanan kalsium).
b. Setiap sel dalam tubuh menggunakan kalsium untuk berkomunikasi
dengan bagian yang berada dalam sel.
c. Semua saraf tubuh menggunakan kalsium untuk mengirim sinyal ke
saraf berikutnya, otot atau organ (usus, hati dll …). Inilah sebabnya
mengapa kalsium dapat menyebabkan begitu banyak
ketidakseimbangan gejala neurologis, termasuk kelelahan,
kecemasan, depresi, kurang tidur, kurang konsentrasi.
d. Otot juga menggunakan kalsium untuk fleksibilitas, sehingga dengan
kalsium ketidakseimbangan otot (kram atau kesemutan) dapat diatasi.

Farmakologi dan Toksikologi 2


Cara Hormon Paratiroid Mempertahankan
Keseimbangan Kalsium

A. Masuk ke tulang dan memerintahkan mereka untuk melepaskan kalsium


ke dalam darah (ini adalah tempat penyimpanan terbesar kalsium dalam
tubuh).
B. Masuk ke ginjal dan membuat ginjal mendapatkan lebih banyak kalsium
kembali dari urin, dan juga membuat bentuk aktif dari vitamin D (vitamin
D3) yang pada gilirannya masuk ke usus dan membantu kita menyerap
lebih banyak kalsium dari makanan.

Farmakologi dan Toksikologi 2


Hormon Paratiroid Mempengaruhi
Osteoporosis

Tingkat kalsium diatur oleh kelenjar paratiroid. Itu semua kelenjar


paratiroid lakukan. Melalui sekresi hormon paratiroid (PTH), empat kelenjar kecil
ini mengatur berapa banyak kalsium diserap dari diet , berapa banyak kalsium
disekresi oleh ginjal, dan berapa banyak kalsium disimpan dalam tulang .
Menyimpan banyak kalsium dalam tulang, dan itu sudah tersedia ke seluruh tubuh
atas permintaan kelenjar paratiroid. Ketika salah satu dari kelenjar paratiroid yang
terlalu aktif (hiperparatiroidisme) tumor paratiroid membuat terlalu banyak
hormon PTH yang kemudian menyebabkan tulang untuk melepaskan kalsium
terus ke dalam aliran darah. Hal ini menyebabkan tulang kehilangan kepadatan
dan kekerasan mereka (itu adalah kalsium yang membuat mereka sulit). Hilangnya
kalsium dari tulang yang disebut osteoporosis.

Farmakologi dan Toksikologi 2


Lanjutan….
Tulang osteoporosis memiliki lubang besar di dalamnya sebagai akibat dari
kalsium yang terlarut dan dimasukkan ke dalam aliran darah (yang disebabkan oleh hormon
paratiroid kelebihan, usia lanjut, dan kurangnya estrogen pada wanita yang lebih tua).
Tulang osteoporosis tidak sekuat dan karena itu, lebih rentan terhadap patah tulang. Ini
melarutkan terus tulang sentral inilah yang menyebabkan nyeri tulang begitu umum untuk
hiperparatiroidisme. Hal ini juga yang berkontribusi terhadap melemahnya tulang belakang
yang mengakibatkan orang tua berjalan “membungkuk di atas.”
Tulang paling terkuat dalam usia awal 20-an. Tingkat kekuatan selama beberapa tahun, tapi
kemudian mulai kehilangan kekuatan secara perlahan ketika berada di pertengahan 30-an.
Estrogen memiliki efek perlindungan terhadap kepadatan tulang yang menjadi jelas setelah
menopause ketika perempuan mulai kehilangan kalsium dari tulang pada tingkat yang lebih
cepat maka orang-orang dari usia yang sama
Kelenjar paratiroid yang terlalu aktif mengeluarkan terlalu banyak hormon paratiroid. Hal
ini menyebabkan kalsium untuk meninggalkan tulang dan masuk ke darah. Tulang menjadi
osteoporosis dan rentan terhadap patah tulang.

Farmakologi dan Toksikologi 2


Obat Yang Mempengaruhi
Metabolisme
 Vitamin D dan Kalsitriol
Vitamin D merupakan suatu sekosterold yang dibentuk
di kulit dari 7-dehidrokolesterol dibawah pengaruhg
sinar ultraviolet matahari . Vitamin ini juga terdapat
dibeberapa jenis makanan dan ditambahkan dalam
produk susu, keju atau mentega. Bentuk alami (
vitamin D3, kolekkalsiferol ) dan yang berasal dari
tumbuhan ( vitamin D2, ergokalsiferol ) terdapat
dalam makanan.

Farmakologi dan Toksikologi 2


Lanjutan….
Peran vitamin D pada otot dan tulang
Fungsi tulang dan otot sangat dipengaruhi oleh
vitamin D, karena diferensiasi sel, fungsi dan
hidupnya tergantung dari jenis vitamin ini pada
tulang vitamin ini merangsang bone mass, skeletal
geometry, bone tumover dan bersifat protektif
terhadap spoptosis esteoblas, sedangkan di otot
dapat mempertahankan fungsi serta otot tipe II
yang berperan mempertahankan kekuatan otot dan
mencegah jatuh.

Farmakologi dan Toksikologi 2


Lanjutan….
Indikasi Vitamin D Dosis dan Cara Pemerian

Osteoporosis pasca Terapi harus dimulai


menopause atau dengan dosis kecil, 2 kali 0,25
andropause, renal mikrogram bila perlu dosis
dapat ditingkatkan, tetapi kadar
osteodistrofi pada pasien Ca darah harus dimonitor setiap
gagal ginjal kronik yang 4 minggu sekali. Bila kadarnya
akan dihemodialisis, telah melebihi 1mg/100mL atau
hipoparatiroid idiopatik 0,25mmol/L dosis harus segera
atau akibat dikurangi atau terapi dihentikan
untuk mencegah hiperkalsemia,
paratiroiddektomi, apabila kadar Ca darah telah
penyakit rickets yang normal kembali obat dapat
vitamin D-dependen. diberikan lagi

Farmakologi dan Toksikologi 2


Lanjutan….
Efek samping Kontra indikasi

Hiperkalsemia : pada Pasien dengan


fase awal ada keluhan hiperkalsemia: yang
hipersensitif terhadap
rasa lemah.
kalsitriol : wanita
menyusui. Belum ada data
keamanan kalsitriol untuk
wanita hamil

Farmakologi dan Toksikologi 2


Lanjutan….
 Kalsitonin
Kalsitonin dihasilkan dari sel parafolikuler-C kelenjar
tiroid. Sel ini secara embriologis berasal dari
ultimobranchial body yang berada di kelenjar tiroid,
paratiroid dan timus. Kalsitonin merupakam hormon
peptida dengan 32 asam amino yang membentuk rantai
tunggal lurus. Gugus disulfida yang menghubungkan asam
amino 1 dan 7, mempunyai arti penting untuk aktivitas
biofogiknya. Senyawa ini merupakan inhibitor kuat
okteoksalat yang dapat menyebabkan resorpsi tulang, dan
pada pasien osteoporosis dapat meningkatkan BMD tulang.
Peningkatan BMD ini lebih jelas terlihat bila kecepatan
bone tumover tinggi. Kalsitonin manusia, merupakan
monomer dengan masa-paruh sekitar 10 menit.

Farmakologi dan Toksikologi 2


Lanjutan….
Mekanisme Kerja
Efek hipokalsemik dan hipofosfatemik kalsitonin
terutama terjadi akibat efek penghambatan kalsitonin
terhadap resorpsi tulang oleh osteoklas dan osteosil. Tetapi
hormon ini juga dapat merangsang pembentukkan tulang
oleh osteoblast. Meski kalsitonin dapat mengurangi efek
osteolisis hormon paratiroid, karenanya tidak menghambat
aktiivitas adenilisiklase sel tulang maupun ambilat Ca2+ ke
tulang yang di induksi hormon paratiroid. Kerja kalsitonin
tidak dihambat oleh inhibitor sintesis RNA maupun protein.
Nampaknya sebagian efek kalsitonin diperantarai oleh
masing-masing siklik AMP di osteoblas.

Farmakologi dan Toksikologi 2


Lanjutan….
Indikasi Dosis
Untuk hiperkalsemia, misalnya Untuk hiperkalsemia, diberikan 4
pada hiperparatiroidisme, IU/kg BB setiap 12 jam. Bila setelah
hiperkalsemia idiopatik dan 1-2 hari respon tidak memuaskan,
dosis dapat ditingkatkan sampai 8
keracunan vitamin D. IU/kg setiap 12 jam dan bila setelah
Kalsitonin juga efektif untuk 2 menit tetap tidak memuaskan, dosis
dekalsifikasi yang dapat terjadi maksimal 8 IU/kg dapat diberikan
pada berbagai kelainan, setiap 6 jam. Untuk pasien paget
misalnya pada osteoporosis dewasa dosis 50-100 IU/hari atau 3x
1minggu sampai terjadi respon klinis
pada usia lanjut, peningkatan atau biokimiawi yang diinginkan.
resorpsi tulang yang bertambah Dosis pemeliharaan dapat diberikan
pada imotilitas dan paget’s 50 IU/3x per minggu. Bila terjadi
disease. relaps, dapat di coba dosis lebih
tinggi. Untuk osteoporosis
• . postmenopause diberikan 50 IU
3x/minggu

Farmakologi dan Toksikologi 2


Lanjutan….
Efek samping

Terdapat ruam merah,


mual,muntah,diare,flushing
di daerah muka dan matalse.
Umumnya keluhan saluran
cerna dan kulit ini
berkurang walaupun terapi
diteruskan. Hal ini mungkin
berhubungan dengan efek
langsung pada ginjal untuk
memperbaiki dinamik
sirkulasi.

Farmakologi dan Toksikologi 2


Lanjutan….
 Golongan Bisfosfonat
Biofosfat merupakan analog sintetik pirofosfat
yang ikatan P-O-P nya berubah menjadi P-C-P.
dari banyak uji klinik acak terkontrol, terbukti
golongan obat menduduki posisi penting dalam
pencegahan dan terapi osteoporosis. golongan obat
ini dikenal sebagai obat antiresorpsi tulang,
menghambat kerja dan juga menyebabkan
apoptosis osteoklas.

Farmakologi dan Toksikologi 2


Lanjutan….
Indikasi Dosis
Penyakit paget, akibat Untuk diberikan alendronat
gangguan remodeling tulang, 70mg 1 kali seminggu,
terbentuk osteoklas berinti risedronat 35mg 1 kali
banyak, tulang menebal dan seminggu, ibandronat 150mg
terjadi gangguan 1 kali sebulan, lama terapi
mikroarsitektur. Terapi dengan
biofosfenat dapat mencapai 6 tergantung peningkatan
bulan. Hiperkalsemia, sakit BMD tulang, dapat beberapa
pada tulang dan fraktur akibat bulan sampai 1-2 tahun.
metastasis kanker ke tulang. Pada penggunaan
Mencegah atau terapi biosfosfonatini, kecuali
osteoporosis dan mengurangi terjadi peningkatan BMD
risiko fraktur terutama pada tulang juga terjadi perbaikan
pasca menopause atau arsitektur tulang.
adropause.

Farmakologi dan Toksikologi 2


Lanjutan….
Efek samping Kontra Indikasi

Biofosfonat dapat Hipersensitivitas


menyebabkan gangguan pasien yang tidak
gastrointestinal, sakit pada
dapat menegakkan
sendi,flu syndrome, sakit
kepala dan reaksi kulit. tubuh lebih dari ½ jam
ulkus peptikum,
gangguan fungsi ginjal
dengan klirens kreatin
< 30mL/menit.

Farmakologi dan Toksikologi 2


DAFTAR PUSTAKA
 http://hormontubuh.blogspot.co.id/2014/05/hormon
-paratiroid-hormon-paratiroid-pth.html
 Houssay, Bernardo. 1955. Human Physiology. London:
McGraw-Hill Book Company, Inc
 http://tatangsma.com/2015/03/mengapa-hormon-
paratiroid-mempengaruhi-osteoporosis.html
 http://www.sehatfresh.com/kekurangan-hormon-
paratiroid/
 Bikle DD. Agents that bone mineral homeostatis in:
katzung BG, ed. Basic & clinical pharmacology. 9th ed.
Singapore: McGraw-Hill; p. 716-32

Farmakologi dan Toksikologi 2


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai