Anda di halaman 1dari 29

makalah paratiroid

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi
tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh.
Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik
tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari
saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini
sebagian diambil alih oleh sistem saraf. Bila sistem endokrin umumnya bekerja melalui hormon,
maka sistem saraf bekerja melalui neurotransmiter yang dihasilkan oleh ujung-ujung saraf.
Sistem endokrin melibatkan kelenjar endokrin dan hormon. Sistem hormone (sistem endoklin =
sistem kelenjar buntu) yaitu sistem yang terdiri atas kelenjar-kelenjar yang melepaskan
sekresinya ke dalam darah. Hormon berperan dalam pengaturan metabolisme, pertumbuhan dan
perkembangan, reproduksi, mempertahankan homeostasis, reaksi terhadap stress, dan tingkah
laku.
1.2 Hormon dan fungsinya
Kata hormon berasal dari bahasa Yunani hormon yang artinya membuat gerakan atau
membangkitkan. Hormon mengatur berbagai proses yang mengatur kehidupan. Sistem endokrin
mempunyai lima fungsi umum :
1. Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang berkembang
2. Menstimulasi urutan perkembangan
3. Mengkoordinasi sistem reproduktif
4. Memelihara lingkungan internal optimal
5. Melakukan respons korektif dan adaptif ketika terjadi situasi darurat
1.3 Klasifikasi dan Karateristik hormon
Dalam hal struktur kimianya, hormon diklasifikasikan sebagai hormon yang larut dalam air atau
yang larut dalam lemak. Hormon yang larut dalam air termasuk polipeptida (mis., insulin,
glukagon, hormon adrenokortikotropik (ACTH), gastrin) dan katekolamin (mis., dopamin,
norepinefrin, epinefrin). Hormon yang larut dalam lemak termasuk steroid (mis., estrogen,
progesteron, testosteron, glukokortikoid, aldosteron) dan tironin (mis., tiroksin). Hormon yang
larut dalam air bekerja melalui sistem mesenger-kedua, sementara hormon steroid dapat
menembus membran sel dengan bebas.
Meskipun setiap hormon adalah unik dan mempunyai fungsi dan struktur tersendiri, namun
semua hormon mempunyai karakteristik berikut.Hormon disekresi dalam salah satu dari tiga pola
berikut:
1. sekresi diurnal adalah pola yang naik dan turun dalam periode 24 jam. Kortisol adalah contoh
hormon diurnal. Kadar kortisol meningkat pada pagi hari dan turun pada malam hari.
2. Pola sekresi hormonal pulsatif dan siklik naik turun sepanjang waktu tertentu, seperti bulanan.
Estrogen adalah non siklik dengan puncak dan lembahnya menyebabkan siklus menstruasi.
3. Tipe sekresi hormonal yang ketiga adalah variabel dan tergantung pada kadar subtrat lainnya.
Hormon paratiroid disekresi dalam berespons terhadap kadar kalsium serum. Hormon bekerja
dalam sistem umpan balik. Loop umpan balik dapat positif atau negatif dan memungkinkan
tubuh untuk dipertahankan dalam situasi lingkungan optimal. Hormon mengontrol laju aktivitas

selular. Hormon tidak mengawali perubahan biokimia. Hormon hanya mempegaruhi sel-sel yang
mengandung reseptor yang sesuai, yang melalukan : fungsi spesifik. Hormon mempunyai fungsi
dependen dan interdependen. Pelepasan hormon dari satu kelenjar sering merangsang pelepasan
hormone dari kelenjar lainnya. Hormone secara konstan di reactivated oleh hepar atau
mekanisme lain dan diekskresi oleh ginjal.
1.4 Struktur
Terdapat dua tipe kelenjar yang mengeluarkan hormon yaitu eksokrin dan endokrin. Kelenjar
eksokrin melepaskan sekresinya ke dalam duktus pada permukaan tubuh, seperti kulit, atau organ
internal, seperti lapisan traktus intestinal. Kelenjar endokrin termasuk hepar, pankreas (kelenjar
eksokrin dan endokrin), payudara, dan kelenjar lakrimalis untuk air mata. Sebaliknya, kelenjar
endokrin melepaskan sekresinya langsung ke dalam darah. Yang termasuk kelenjar endokrin
adalah:
1. Pulau Langerhans pada Pankreas
2. Gonad (ovarium dan testis)
3. Kelenjar adrenal, hipofise, tiroid dan paratiroid, serta timus.

BAB II
ISI
2.1 Kelenjar Paratiroid
2.1.1 Struktur Kelenjar Paratiroid
Kelenjar paratiroid menempel pada bagian anterior dan posterior kedua lobus kelenjar tiroid oleh
karenanya kelenjar paratiroid berjumlah empat buah. Kelenjar ini terdiri dari dua jenis sel yaitu
chief cells dan oxyphill cells. Chief cells merupakan bagian terbesar dari kelenjar paratiroid,
mensintesa dan mensekresi hormon paratiroid atau parathormon disingkat PTH.
2.1.2 Fungsi kelenjar Paratiroid dan Hormon Paratiroid
Kelenjar paratiroid mensekresikan hormon paratiroid atau parathormon disingkat PTH.
Parathormon mengatur metabolisme kalsium dan posfat tubuh. Organ targetnya adalah tulang,
ginjal dan usus kecil (duodenum). Terhadap tulang, PTH mempertahankan resorpsi tulang
sehingga kalsium serum meningkat. Di tubulus ginjal, PTH mengaktifkan vitamin D. Dengan
vitamin D yang aktif akan terjadi peningkatan absorpsi kalsium dan posfat dari intestin. Selain
itu hormon inipun akan meningkatkan reabsorpsi Ca dan Mg di tubulus ginjal, meningkatkan
pengeluaran Posfat, HCO3 dan Na. karena sebagian besar kalsium disimpan di tulang maka efek
PTH lebih besar terhadap tulang.
Factor yang mengontrol sekresi PTH adalah kadar kalsium serum di samping tentunya PTSH
Berikut ini adalah perbedaan antara hormon tiroid dan paratiroid.
Fungsi Hormon Paratiroid yaitu, mempertahankan fungsi kalsium pada cairan ekstrasel, melalui
pengaturan absorbsi kalsium di ginjal dan mobilisasi kalsium di tulang. Sekresi HPT dipengaruhi
kadar kalsium plasma. Bila kadar kalsium rendah (Hipokalsemia) maka sekresi HPT meningkat,
begitu sebaliknya. Dimana fungsi kalsium untuk, proses pembekuan darah, kontraksi otot rangsa

dan berperan dalam fungsi saraf.


2.1.3 Anatomi Hormon Paratiroid
Secara normal ada empat buah kelenjar paratiroid pada manusia, yang terletak tepat dibelakang
kelenjar tiroid, dua tertanam di kutub superior kelenjar tiroid dan dua di kutub inferiornya.
Namun, letak masing-masing paratiroid dan jumlahnya dapat cukup bervariasi, jaringan
paratiroid kadang-kadang ditemukan di mediastinum.
Setiap kelenjar paratiroid panjangnya kira-kira 6 milimeter, lebar 3 milimeter, dan tebalnya dua
millimeter dan memiliki gambaran makroskopik lemak coklat kehitaman. Kelenjar paratiroid
sulit untuk ditemukan selama operasi tiroid karena kelenjar paratiroid sering tampak sebagai
lobulus yang lain dari kelenjar tiroid. Dengan alasan ini, sebelum manfaat dari kelenjar ini
diketahui, pada tiroidektomi total atau subtotals sering berakhir dengan pengangkatan kelenjar
paratiroid juga.
Pengangkatan setengah bagian kelenjr paratiroid biasanya menyebabkan sedikit kelainan
fisiologik. Akan tetapi, pengangkatan pengangkatan tiga atau empat kelenjar normal biasanya
akan menyebabkan hipoparatiroidisme sementara. Tetapi bahkan sejumlah kecil dari jaringan
paratiroid yang tinggal biasanya sudah mampu mengalami hipertrofi dengan cukup memuaskan
sehingga dapat melakukan fungsi semua kelenjar. Kelenjar paratiroid orang dewasa terutama
terutama mengandung sel utama (chief cell) yang mengandung apparatus Golgi yang mencolok
plus retikulum endoplasma dan granula sekretorik yang mensintesis dan mensekresi hormon
paratiroid (PTH). Sel oksifil yang lebih sedikit namun lebih besar mengandung granula oksifil
dan sejumlah besar mitokondria dalam sitoplasmanya (Gbr. I.2). Pada manusia, sebelum pubertas
hanya sedikit dijumpai, dan setelah itu jumlah sel ini meningkat seiring usia, tetapi pada sebagian
besar binatang dan manusia muda, sel oksifil ini tidak ditemukan. Fungsi sel oksifil masih belum
jelas, sel-sel ini mungkin merupakan modifikasi atau sisa sel utama yang tidak lagi mensekresi
sejumlah hormon.
Sel darah merah Sel oksifil Sel utama (chief cell).
2.1.4 Sintesis dan Metabolisme Hormon Paratiroid (pth)
Hormon paratiroid (PTH) manusia adalah suatu polipeptida linear dengan berat molekul 9500
yang mengandung 84 residu asam amino (Gbr. I.3). Strukturnya sangat mirip dengan PTH sapi
dan babi. PTH disintesis sebagai bagian dari suatu molekul yang lebih besar yang mengandung
115 residu asam amino (prapo-PTH). Setelah prapo-PTH masuk ke dalam retikulum endoplasma,
maka leader sequence yang terdiri dari 25 residu asam amino dikeluarkan dari terminal N untuk
membentuk polipeptida pro-PTH yang terdiri dari 90 asam amino. Enam residu asam amino
lainnya juga dikeluarkan dari terminal N pro-PTH di apparatus Golgi, dan produk sekretorik
utama chief cells adalah polipeptida PTH yang terdiri dari 84 asam amino.
Kadar normal PTH utuh dalam plasma adalah 10-55 pg/mL. Waktu paruh PTH kurang dari 20
menit, dan polipeptida yang disekresikan ini cepat diuraikan oleh sel-sel Kupffer di hati menjadi
2 polipeptida, sebuah fragmen terminal C yang tidak aktif secara biologis dengan berat molekul
2500.
2.1.5 Efek Hormon Paratiroid
PTH bekerja langsung pada tulang untuk meningkatkan resorpsi tulang dan memobilisasi Ca2+.
Selain meningkatkan Ca2+ plasma dan menurunkan fosfat plasma, PTH meningkatkan ekskresi
fosfat dalam urin. Efek fosfaturik ini disebabkan oleh penurunan reabsorpsi fosfat di tubulus

proksimal. PTH juga meningkatkan reabsorpsi Ca2+ di tubulus distal, walaupun ekskresi Ca2+
biasanya meningkat pada hiperparatiroidisme karena terjadi peningkatan jumlah yang difiltrasi
yang melebihi efek reabsorpsi. PTH juga meningkatkan pembentukan 1,25
dihidroksikolekalsiferol, metabolit vitamin D yang secara fisiologis aktif. Hormon ini
meningkatkan absorpsi Ca2+ dari usus, tetapi efek ini tampaknya disebabkan hanya akibat
stimulasi pembentukan 1,25 dihidroksikolekalsiferol. Efek hormon paratiroid terhadap
konsentrasi kalsium dan fosfat dalam cairan ekstraselular. Naiknya konsentrasi kalsium terutama
disebabkan oleh dua efek berikut ini:
1. efek hormon paratiroid yang menyebabkan terjadinya absorpsi kalsium dan fosfat dari tulang,
dan
2. efek yang cepat dari hormon paratiroid dalam mengurangi ekskresi kalsium oleh ginjal.
Sebaliknya berkurangnya konsentrasi fosfat disebabkan oleh efek yang sangat kuat dari hormon
paratiroid terhadap ginjal dalam menyebabkan timbulnya ekskresi fosfat dari ginjal secara
berlebihan, yang merupakan suatu efek yang cukup besar untuk mengatasi peningkatan absorpsi
fosfat dri tulang.
Absorpsi Kalsium dan Fosfat dari tulang yang disebabkan oleh hormon paratiroid
Hormon paratiroid mempunyai dua efek pada tulang dalam menimbulkan absorpsi kalsium dan
fosfat. Pertama merupakan suatu tahap cepat yang dimulai dalam waktu beberapa menit dan
meningkat secara progresif dalam beberapa jam. Tahap ini diyakini disebabkan oleh aktivasi selsel tulang yang sudah ada (terutama osteosit) untuk meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfat.
Tahap yang kedua adalah tahap yang lebih lambat, dan membutuhkan waktu beberapa hari atau
bahkan beberapa minggu untuk menjadi berkembang penuh; fase ini disebabkan oleh adanya
proses proliferasi osteoklas, yang diikuti dengan sangat meningkatnya reabsorpsi osteoklastik
pada tulang sendiri, jadi bukan hanya absorpsi garam fosfat kalsium dari tulang. Fase cepat
absorpsi kalsium dan fosfat (osteolisis) Bila disuntikan sejumlah besar hormon paratiroid, maka
dalam waktu beberapa menit konsentrasi ion kalsium dalam darah akan meningkat, jauh sebelum
setiap sel tulang yang baru dapat terbentuk. Hormon paratiroid dapat menyebabkan pemindahan
garam-garam tulang dari dua tempat didalam tulang adalah dari matriks tulang disekitar osteosit
yang terletak didalam tulangnya sendiri dan disekitar osteoblas yang terletak disepanjang
permukaan tulang. Pada membran sel osteoblas dan osteosit memiliki protein reseptor untuk
mengikat hormon paratiroid. Hormon paratiroid dapan mengaktifkan pompa kalsium dengan
kuat, sehingga menyebabkan pemindahan garam-garam kalsium fosfat dengan cepat dari kristal
tulang amorf yang terletak dekat dengan sel. Hormon paratiroid diyakini merangsang pompa ini
dengan meningkatkan permeabilitas ion kalsium pada sisi cairan tulang dari membran osteositik,
sehingga mempermudah difusi ion kalsium ke dalam membran sel cairan tulang. Selanjutnya
pompa kalsium di sisi lain dari membran sel memindahkan ion kalsium yang tersisa tadi kedalam
cairan ekstraselular.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hormon paratiroid (PTH) adalah suatu polipeptida linear dengan berat molekul 9500 yang
mengandung 84 residu asam amino.
Efek hormon paratiroid yang menyebabkan terjadinya absorpsi kalsium dan fosfat dari tulang
dan efek yang cepat dari hormon paratiroid dalam mengurangi ekskresi kalsium oleh ginjal.

Sekresi dari hormon paratiroid tergantung dari suatu negative feed-back mechanism yang diatur
oleh kadar ion kalsium dalam plasma.
Fungsi Hormon Paratiroid yaitu, mempertahankan fungsi kalsium pada cairan ekstrasel, melalui
pengaturan absorbsi kalsium di ginjal dan mobilisasi kalsium di tulang.
Sekresi HormonParatiroid dipengaruhi kadar kalsium plasma.
3.2 Daftar Pustaka
Guyton & Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC Penerbit Buku Kedokteran
(hal.1318-1321)
Gan gunawan s.,dkk.2007.farmakologi dan terapi edisi 5 .jakarta:departemen farmakologi dan
terapeutik FKUI
http//:www.google.com/hormon paratiroid/02 januari 2011
2.5
Paratiroid 2.5.1
Sruktur Kelenjar Paratiroid
Kelenjar paratiroid terdiri atas empat massa oval kecil, terletak di belakang kelenjar tiroid, satu
pada masing-masing kutub atas dan bawah, umumnya terbenam dalam simpai kelenjar yang
besar. Setiap kelenjar terdapat dalam simpai yang menjulurkan septa ke dalam kelenjar yang
berbaur dengan serat retikular yang menyangga kelompok sel sekretoris yang berderet
memanjang. Kelenjar ini memiliki jenis sel prinsipal (utama/
chief cell
) dan sel oksifil. Sel utama merupakan sel poligonal kecil dengan inti bulat dan sitoplasma
sedikit asidofilik dan bergranula sekretoris yang di dalamnya terdapat polipeptida hormon
paratiroid (PTH) yaitu suatu regulator utama kadar kalsium darah. Sel oksifil berukuran lebih
besar dan berjumlah lebih sedikit daripada sel utama. Sel ini merupakan derivat transisional dari
sel utama. Kelenjar paratiroid menghasilkan hormon paratiroid dan kalsitonin yang memiliki
efek yang berlawanan yang menciptakan mekanisme ganda pengaturan
Gambar 12. Memperlihatkan Letak Kelenjar Paratiroid dalam Tubuh Manusia
. Sumber: Junqueira,
et al,
2012

kadar Ca
2+
darah yang merupakan faktor penting dalam homeostatis. Hormon paratiroid menargetkan
osteoblas yang merespon dengan menghasilkan suatu faktor penstimulasi-osteoklas untuk
meningkatkan jumlah dan aktivitas osteoklas. Hal ini meningkatkan resorpsi matriks tulang
berkapur dan pelepasan Ca
2+
sehingga meningkatkan kadar Ca
2+
dalam darah yang mengakibatkan produksi hormon paratiroid menurun. Kalsitonin dari kelenjar
tiroid menghambat aktivitas osteoklas sehingga menurunkan kadar Ca
2+
darah dan meningkatkan osteogenesis. Hormon paratiroid juga meningkatkan penyerapan Ca
2+
dari saluran cerna dengan menstimulasi sintesis vitamin D. Hormon ini juga berperan dalam
menurunkan kadar fosfat darah ysng merupakan efek dari sel tubulus ginjal yang mengurangi
penyerapan fosfatnya dan memungkinkan lebih banyak ekskresi fosfat dalam urin. Kekurangan
hormon ini menyebabkan ketidaknormalan tulang dan gigi. Adapun aktivitas partiroid

dikendalikan oleh kadar kalsium darah dan tidak dipengaruhi langsung oleh kelnjar endokrin lain
maupun sistem saraf (Tenzer, 1998).

HORMON PARATIROID

HORMON PARATIROID
Hormon Paratiroid (PTH) adalah hormon petida yang disekresikan oleh kelenjar
paratiroid yang tumbuh dari jaringan endoderm, yaitu sulcus pharyngeus. Secara normal ada 4
buah kelenjar paratiroid pada tubuh manusia yang terletak tepat dibelakang kelenjar tiroid. 2
tertanam di kutub superior dan 2 ladi di kutub inferior. Setiap kelenjar paratiroid panjagnya kirakira 6mm, lebar 3mm, tebal 2 mm dan memiliki gambaran makroskopik lemak coklat kehitaman.
Kelenjar paratiroid orang dewasa terutama mengandung sel utama (chif cell) yang mengandung
aparatus golgi, retikulum endoplasma dan granula sektorik yang mensintensis dan
mensekresikan Hormon
paratiroid. Hormon
paratiroid (Parathyroid
hormone (PTH), parathormone atau parathyrin), disekresikan oleh chief cells sebagai

polipeptida yang terdiri dari 84 asam aminodengan berat molekul 9500. Efek Keseluruhan PTH
adalah meningkatkan konsentrasi plasma (dan CES keseluruhan) sehingga mencegah
hipokalsemia. Jika PTH tidak ada samasekali maka kematian timbul dalam beberapa hari,
biasanya akibat asfiksia karena spasme hipokalsemik otot-otot pernafasan. Hormon ini juga
menurunkan konsentrasi .
1. Stuktur Hormon
PTH (1-34) mengkristal sebagai dimer heliks panjang yang sedikit menekuk. Analisis
mengungkapkan bahwa pembentukan perpanjangan heliks hPTH (1-34) kemungkinan adalah
konformasi bioaktif. Berikut adalah gambar N-terminal fragmen 1-34 dari hormon paratiroid
yang telah mengkristal dan strukturnya telah deisemputnakan.

Pada kenyataannya, karena ginjal dengan cepat mengeluarka semua hormone yang
mengandung 84 asam amino dalam beberapa menit tetapi gagal untuk mengeluarkan banyak
fragmen dalam beberapa jam, maka sebagian besar aktivitas hormonal disebabkan oleh fragmenfragmen ini.
2. Fungsi Hormon
Hormon parathyroid berfungsi untuk menstabilkan konsentrasi kalsium dalam darah.
Apabila konsentrasi ion kalsium dalam cairan ekstraseluler turun sampai dibawah normal ia akan
di rangsang pengeluaranya, begitupun sebaliknya, apabila konsentrasi ion kalsium terlalu tinggi
melampaui batas normal akan terjadi umpan balik negatif yang menghambat sekresi hormon
paratiroid.
3. Sifat Kimia dan Sekresi Hormon
Proses sintesis hormon ini dimulai dengan precursor hormon dengan jumlah asam amino
115 yang disebut sebagai proparatiroid hrmon (pre-proPTH). Pre-proPTH yang sudah terbentuk
akan masuk kedalam ribosom pada retikulum endoplasma yang memungkinkan masuknya

kedalam ruang sisterna yang akam memisahkan rangkaian pre- sehingga akan terbentuk proPTH
yang terdiri dari 90 asam amino. ProPTH akan dikonversi menjadi hormon paratiroid yang sudah
lebih aktif pada aparatus golgi dengan memisahkan asam amino-6 terminal, sehingga akan
terbentuk suatu polipeptida dengan 84 asam amino yang kemudian akan disimpan dalam bentuk
granula sekretorik dan akan disekresikan apabila ada rangsangan.
Hormon paratiroid dilepaskan dari kelenjar apabila terjadi penurunan ion kalsium plasma
dan bekerja pada ginjal dan tulang, dan secara tidak langsung pada usus, Sebagai respon dari
penurunan ion kalsium plasma ini, kelenjar tiroid dengan cepat melepaskan hormon paratiroid
untuk mengenbalikan kadar kalsium plasma menjadi normal. Kerja paratiroid juga dipengaruhi
oleh fosfat dan kalsitonin, secara tidak langsung vitamin D juga ikut mengatur kerja hormon
paratiroid. Apabila keadaan kalsium plasma sudah kembali normal, maka akan diberikan efek
umpan balik negatif terhadap kelenjar paratiroid untuk mengurangi sekresi hormonnya.
4. Sel atau Organ Yang Dituju
Sekresi hormon paratiroid ditujukan pada ginjal, tulang dan usus.
Mobilisasi kalsium dari tulang: pada mekanisme yang tidak jelas, efek hormon paratiroid adalah
menstimulasi osteoclast terhadap readsorpsi mineral pada tulang, dan liberasi kalsium dalam
darah.
Pengaturan absorpsi kalsium dari usus halus: terfasilitasinya absorpsi kalsium dari usus halus
akan meningkatkan kadar kalsium dalam darah. Hormon paratiroid menstimulasi proses ini,
tetapi secara tidak langsung melalui stimulasi produksi senyawa aktif yaitu vitamin D dalam
ginjal. Vitamin D menginduksi sintesis ikatan kalsium protein dalam sel epitel usus halus dan
memberikan fasilitas absorpsi yang efisien terhadap kalsium kedalam darah.
Penekanan berkurangnya kalsium dalam urin: Adanya stimulasi yang terus menerus kalsium
kedalam darah dari tulang dan usus halus, hormon paratiroid merusak eksresi kalsium alam urin,
selanjutnya akan menahan kalsium dalam darah. Efek ini diperantarai oleh stimulasi reabsorpsi
tubuler kalsium. Efek lain dari hormon paratiroid pada ginjal yaitu menstimulasi ion fodfat
dalam urin.

5. Mekanisme Kerja Hormon


Hormon Paratiroid dan Hormon Tiroid-hubungan protein (PTHrP) merupakan hormon
yang mengontrol kesetimbangan kalsium dan fosfor. Dua reseptor telah diidentifikasi bentuk
ikatan hormon paratirid dengan tiroid adalah PTHrP.
Tipe I reseptor hormon paratiroid: ikatan kedua hormon paratiroid dan gugus amino
terminal senyawa peptida PTHrP. Molekul ini adalah G protein-reseptor coupled dengan 7
segmen transmembran. Bagian ekstraselular mempunyai 6 residu sistein. Ikatan ligan untuk
reseptor ini aktivitasnya oleh adenylyl cyclase dan sistem phospholipase C, diturunkan oleh
sinyal protein kinase A dan protein kinase c. Jalur siklik AMP lebih dominan.
Kemungkinan peryataan akan aksi hormon paratiroid, penandaan mRNA sebagai reseptor
tipe I dengan penyebaran yang luas dalam tulang dan ginjal. Senya mRNA juga dinyatakan pada
kadar yang rendah dalam banyak jaringan, kemungkinannya pada reseptor untuk PTHrP.
Tipe II reseptor hormon paratiroid: Ikatan hormon paratiroid, ditunjkan sebagai bentuk
yang sangat lambat untuk PTHrp. Molekul ini diekspresikan hanya dalam jumlah yang kecildari
jaringan-jaringan, dan bentuknya atau sifat fisiologiknya berbeda nyata walaupun dengan
karakteristik yag kecil. Seperti pada reseptor tipe I, juga dalam bentuk ikatan dengan adenylyl
cyclase dan induksi ikatan ligan yang meningkat konsentrasi intraseluler untuk siklik AMP.
Adapun Mekanisme Kerja Hormon Paratiroid adalah
PTH meningkatkan plasma dengan menarik dari bank tulang. Sepanjang hidup PTH
menggunakan tulang sebagai bank untuk menarik sesuai kebutuhan agar kadar plasma dapat
dipertahankan. Hormon paratiroid memiliki dua efek besar pada tulang yang meningkatkan
konsentrasi plasma. Pertama, hormon ini memicu efluks cepat kedalam plasma dari cadangan
labil yang jumlahnya terbatas dicairan tulang. Kedua, dengan rangsang disolusi tulang, hormon
ini mendorong pemindahan dan secara perlahan dari cadangan stabil mineral tulang didalam
tulang itu sendiri kedalam plasma. Akibatnya, remodeling didalam tulang bergeser kearah
reabsorpsi tulang dibandingkan pengendapan tulang.
Efek langsung PTH adalah mendorong pemindahan dari cairan tulag kedalam
plasma. Sebagian besar tulang tersusun membentuk unit-unit osteon, yang masing-masing terdiri
dari satu kanalis sentralisyang dikelilingi oleh lamela yang tersusun konsentrik. Lamela adalah
lapisan osteosit yang terkubur dalamtulang yang diendapkan disekitar eskosit-eskosit tersebut.
Osteon biasanya berjalan sejajar dengan sumbu panjang tulang. Pembuluh darah menembus
tulang dari permukaan luar atau rongga sumsum dan berjalan melalui kanalis sentralis. Osteoblas
terdapat disepanjang permukaan luar tulang dan disepanjang permukaan dalam yang melapisi
kanalis sentralis. Osteoklas juga terdapat di permukaan tulang yang sedang mengalami resorpsi.
Osteoblas permukaan dan osteosit yang terkubur tersebut dihubungkan oleh anyaman ekstensif
saluran-saluran halus berisi cairan-cairan, kanalikulus, yang memungkinkan pertukaran bahan
osteosit yang terperangkap tersebut dan sirkulasi. Saluran halus ini mengandung juluran panjang
halus dari osteosit dan osteoblas yang berhubungan satu samalain, seolah olah sel sel tersebut
saling berpegangan tangan. Anyaman sel ini disebut membran tulang.
Pada kondisi hipokalsemia kronik,PTH mempengaruhi pertukaran lambat antara tulang itu
sendiri dan CES dengan mendorong disolusi lokal tulang. Hormon melakukannya dengan
merangsang osteoklas untuk menelan tulang, meningkatkan pembentukan lebih banyak osteoklas
dan secara transien menghambat aktivitas osteobla. Tulang mengandung sedemikian
banyak dibandingkan dengan plasma sehingga meskipun PTH mendorong peningkatan resorpsi
tulang, tidak akan terlihat efek nyata yag segera pada tulang karena proporsi tulang yang terkena
amatlah kecil. yang diambil dari tulang, nantinya akan diendapkan kembali dalam tulag ketika

konsentrasi dalam plasma darah cukup. Namun, sekresi berlebihan PTH yag terus menerus
akhirnya menyebabkan terbentuknya rongga diseluruh tulang yang terisi oleh osteoklas yang
banyak. Ketka PTH mendorong larutnya ktrisal ditulang untuk mengambul kandungan nya,
baik maupun dibebaskan kedalam plasma. Peningkatan plasma merupakan hal yang tidak
diinginkan, tetapi dapat diatasi dengan pengaruh PTH terhadap ginjal.
PTH bekerja pada ginjal untuk menghemat dan mengeluarkan . PTH merangsang
konservasi dan mendorong eliminasi oleh ginjal selama pembentuka urin. Dibawah pengaruh
PTH, ginjal dapat meningkatkan reabsorpsi yang terfiltrasi sehingga yang lolos ke urin lebih
sedikit. Efek ini meningkatkan kadar plasma dan menurunkan pengeluaran diurin. Sebaliknya,
PTH menurunkan reabsorpsi sehingga sekresi diurin meningkat. Akibatnya, PTH menurunkan
kadar bersamaan dengan meningkatnya kadar . Ini sangat penting untuk mencegah
pengendapan yang dibebaskan dari tulang agar produk kalium fosfat konstan. Olehkaren itu
PTH bekerja pada ginjal untuk menurunkan reabsorpsi oleh tubulus ginjal. Efek penting PTH
pada ginjal lainnya adalah pengaktifan vitamin D oleh ginjal untuk mencegah terjadinya
difisiensi vitamin D.
Konsekuensi utama defisiensi vitamin D adalah gangguan penyerapan diusus. PTH
mempertahankannya dengan mengorbankan tulang. Akibatnya matriks tulang mengalami
mineralisasi karena tidak tersedia garam-garam untuk diendapkan. Akibatnya tulang menjadi
lunak dan berubah bentuk yang dikenal sebagai rakhitis.
Secara tidak langsung, PTH mendorong penyerapan dan oleh usus halus dengan
membantu mengaktifkan vitamin D. Vitamin ini sebaliknya secara langsung meningkatkan
penyerapan dan diusus halus.
6. Kekurangan atau Kelebihan sekresi PTH
Hipersekresi PTH atau hiperparatiroidisme yaitu tumor pada kelenjar yang menyebabkan
kesimbangan distribusi kalsium terganggu, yang akibatnya tulang menjadi keropos dan kalsium
diendapkan di ginjal.
Hiposekresi PTH atau hipoparatiroidisme menyebabkan kekuranga kalsium dalam darah
(hiokalsemia) yang menyebabkan tetani dengan gejala kejag-kejang.

Daftar Pustaka
1. Anonim. Parathyroid Hormon. Diakses
dari http://en.wikipedia.org/wiki/Parathyroid_hormone pada hari Senin, 12 Mei 2014
2. Anonim. Fisiologi Hormon Paratiroid. Diakses
dari http://www.scribd.com/mobile/doc/92010641?width768 Pada hari Senin, 12 Mei 2014
3. Guyton. 1996. Text Book Of Medical Physiology. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
4. Houssay, Bernardo. 1955. Human Physiology. London: McGraw-Hill Book Company, Inc.
5. Nugraha, Milky. 2012. Anatomi Kelenjar Paratiroid. Diakses
dari http://www.milkynugraha.blogspot.com/2012/12/anatomi-kelenjar-paratiroid.html
6. Sherwood, Lauree. 1976. Human Physiology From Cell To System. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC

Makalah Kelenjar Paratiroid

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
HASRIANTI

S.

@ FITRI BINTI A.

HASBI

@ HASMIRULLAH

FITRA MULIA R.

@ IIN VARLINA S.

HAIDIR ALI

KELAS A KEPERAWATAN
SEMESTER IV

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
karya tulis ini. Sungguh suatu kesyukuran yang memiliki makna tersendiri, karena
walaupun dalam keadaan terdesak, kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Dalam penulisan karya tulis ini, kami mencoba membahas tentang
Kelenjar Paratiroid. Dalam karya tulis ini, kami juga menyediakan pembahasan
tentang hormon yang dihasilkan kelenjar paratiroid, fungsi dari hormon tersebut
dan penyakit yang terjadi jika kelenjar paratiroid tidak berfungsi secara normal.
Apa yang kami lakukan dalam karya tulis ini, masih jauh yang diharapkan
dan isinya masih terdapat kesalahan kesalahan baik dalam penulisan kata
maupun dalam menggunakan ejaan yang benar. Oleh karena itu, kritikan dan saran
yang sifatnya membangun, kami harapkan sehingga makalah ini menjadi sempurna.

Palopo,

Penyusun
Kelompok 3

Mei 2013

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

ii

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

B.

Rumusan Masalah

C.

Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A.

Kelenjar Paratiroid

B.

Mekanisme Kerja Kelenjar Paratiroid

C.

Hormon Pada Kelenjar Paratiroid

D.

Efek Hormon Paratiroid

E.

Gangguan Fungsi Kelenjar Paratiroid

BAB III PENUTUP


A.

Kesimpulan

B.

Saran

DAFTAR PUSTAKA

8
8
9

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara normal ada empat buah kelenjar paratiroid pada manusia, yang terletak
tepat dibelakang kelenjar tiroid, dua tertanam di kutub superior kelenjar tiroid dan
dua di kutub inferiornya. Namun, letak masing-masing paratiroid dan jumlahnya
dapat

cukup

bervariasi,

jaringan

paratiroid

kadang-kadang

ditemukan

di

mediastinum.
Setiap kelenjar paratiroid panjangnya kira-kira 6 milimeter, lebar 3 milimeter,
dan tebalnya dua millimeter dan memiliki gambaran makroskopik lemak coklat
kehitaman. Kelenjar paratiroid orang dewasa terutama terutama mengandung sel
utama (chief cell) yang mengandung apparatus Golgi yang mencolok plus retikulum
endoplasma dan granula sekretorik yang mensintesis dan mensekresi hormon
paratiroid (PTH). Sel oksifil yang lebih sedikit namun lebih besar mengandung
granula oksifil dan sejumlah besar mitokondria dalam sitoplasmanya Pada manusia,
sebelum pubertas hanya sedikit dijumpai, dan setelah itu jumlah sel ini meningkat
seiring usia, tetapi pada sebagian besar binatang dan manusia muda, sel oksifil ini
tidak ditemukan.Fungsi sel oksifil masih belum jelas, sel-sel ini mungkin merupakan
modifikasi atau sisa sel utama yang tidak lagi mensekresi sejumlah hormon.

B. Rumusan Masalah
Secara garis besar, masalah yang kami rumuskan adalah sebagai berikut :
1.

Apakah kelenjar paratiroid itu?

2.

Bagaimana mekanisme kerja kelenjar paratiroid?

3.

Apa dan bagaiman fungsi hormon yang dihasilkan kelenjar paratiroid?

4.

Apa efek hormon paratiroid?

5.

Apa yang terjadi jika kelenjar paratiroid tidak berfungsi normal?

C. Tujuan
Makalah ini dimasukkan sebagai pedoman, agar mahasiswa mengetahui
tentang kelenjar paratiroid, fungsi hormon yang dihasilkan dan penyakit yang
ditimbulkan jika kelenjar tersebut tak berfungsi normal.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Kelenjar Paratiroid
Secara normal ada empat buah kelenjar paratiroid pada manusia, yang terletak
tepat dibelakang kelenjar tiroid, dua tertanam di kutub superior kelenjar tiroid dan
dua di kutub inferiornya. Namun, letak masing-masing paratiroid dan jumlahnya
dapat

cukup

bervariasi,

jaringan

paratiroid

kadang-kadang

ditemukan

di

mediastinum. Setiap kelenjar paratiroid panjangnya kira-kira 6 milimeter, lebar 3


milimeter, dan tebalnya dua millimeter dan memiliki gambaran makroskopik lemak
coklat kehitaman.

Kelenjar paratiroid menghasilkan hormon yang berfungsi

mengatur kadar kalsium dan fosfor didalam darah dan tulang.


Fungsi kelenjar paratiroid
1.
2.

Memelihara kosentrasi ion kalsium yang tetap pada plasma.


Mengontrol ekskresi kalsium dan fosfat melalui ginjal, mempunyai efek terhadap

3.
4.

reabsorbsi hormontubuler dari kalsium dan sekresi fosfor


Mempercepat absorbsi kalsium di intestinal.
Jika pemasukan kalsium berkurang, hormon paratiroid menstimulasi reabsorsi

5.

tulang sehingga menambah kalsium dalam darah.


Dapat menstimulasi dan mentransportasi kalsium dan fosfat melalui membran sel.

B. Mekanisme Kerja Kelenjar Paratiroid


Di dalam melaksanakan kerjanya, kelenjar paratiroid diatur dan diawasi secara
langsung oleh kelenjar hipofisis. PTH adalah konsentrasi ion-ion kalsium yang
terdapat didalam cairan ekstraseluler. Produksi PTH akan meningkat apabila kadar
kalsium didalam plasma menurun. Didalam keadaan fisiologis normal, kadar kalsium
dalam plasma berada dalam pengawasan hoemostatik dalam batas yang sangat
sempit. Pengawasan ini dipengaruhi oleh perubahan diet setiap hari dan pertukaran
mineral antara tulang dengan darah.

Kelenjar Paratiroid mengeluarkan hormon paratiroid. Hormon paratiroid adalah


suatu hormon peptida yang disekresikan oleh kelenjar paratiroid, yaitu empat
kelenjar kecil yang terletak di permukaan belakang kelenjar tiroid Hormon Paratiroid
bersama-sama dengan vitamin D dan kalsitonin mengatur kadar kalsium dalam
darah. Sintesis paratiroid hormon dikendalikan oleh kadar kalsium plasma, yaitu
dihambat sintesisnya bila kadar kalsium tinggi dan dirangsang bila kadar kalsium
rendah.
Seperti aldosteron, hormon paratiroid esensial untuk hidup. Efek keseluruhan
Hormon paratiroid adalah meningkatkan konsentrasi kalsium dalam plasma dan
mencegah hipokalsemia. Apabila Hormon paratiroid sama sekali tidak tersedia,
dalam beberapa hari individu yang bersangkutan akan meninggal, biasanya akibat
asfiksia yang ditimbulkan oleh spasme hipokalsemik otot-otot pernapasan. Melalui
efeknya pada tulang, ginjal, dan usus hormon paratiroid meningkatkan kadar
kalsium plasma apabila kadar elektrolit ini mulai turun sehingga hipokalsemia dan
berbagai efeknya secara normal dapat dihindari. Hormon ini juga bekerja
menurunkan konsentrasi fosfat plasma.

C. Hormon pada kelenjar paratiroid


Kelenjar paratiroid menghasilkan hormon paratiroid/parathormon (PTH)
yang berfungsi untuk mengatur konsentrasi ion kalsium dalam cairan ekstraseluler
dengan cara mengatur : absorpsi kalsium dari usus, ekskresi kalsium oleh ginjal,
dan pelepasan kalsium dari tulang.
Fungsi utama hormon paratiroid adalah meningkatkan kadar kalsium dalam
darah. Hal ini tercapai dengan meningkatkan secara tidak langsung jumlah kalsium
yang diabsorbsi pada usus halus dan mereabsorbsi kalsium pada tubulus ginjal. Jika
sumber ini memberikan suplai yang tidak adekuat, maka hormon paratiroid
menstimulasi osteoklas (sel penghancur tulang) dan resorpsi kalsium dari tulang.
Terdapat tiga hormon yang mengatur konsentrasi kalsium (dan secara
bersamaan mengatur fosfat) dalam plasma. Salah satunya adalah hormon
paratiroid. PTH, yang sekresinya secara langsung ditingkatkan oleh penurunan
konsentrasi

kalsium

plasma,

bekerja

pada

tulang,

ginjal

dan

usus

untuk

meningkatkan konsetrasi kalsium plasma. Efek tersebut esensial untuk kehidupan


karena mencegah akibat fatal hipokalsemia.
Dengan kata lain, PTH akan merangsang reabsorbsi kalsium pada tubulus
ginjal, meningkatkan absorbsi kalsium pada usus halus, sebaliknya menghambat
reabsorbsi fosfat dan melepaskan kalsium dari tulang. Jadi PTH akan aktif bekerja
pada tiga titik sasaran utama dalam mengendalikan homeostasis kalsium yaitu di
ginjal, tulang dan usus.

D. Efek Hormon Paratiroid


Parathormon

GinjalTulang
Merangsang

Saluran pencernaan
- Meningkatkan

pemben-tukan

mobilisasi

vitamin D.

dari

Meningkatkan
reabsorbsi
tubulus ginjal

Ca & P absorbsi Ca dan P

tulang

dalam

ke dengan bantuan

cairan vitamin D.

ekstra sel.
- Meningkatkan

terhadap Ca dan

pembentukan

Mg.

tulang

Meningkatkan

- Meningkatkan

- Meningkatkan

penge-luaran P.

penghancuran

HCO3 dan Na.

tulang.

Meningkatkan kalsium serum

E. Gangguan Fungsi Kelenjar Paratiroid


1.

Hiperparatiroidisme
Hiperparatiroidisme adalah suatu keadaan dimana kelenjar-kelenjar paratiroid

memproduksi lebih banyak hormon paratiroid dari biasanya. Hiperparatiroidisme

dapat menimbulkan berbagai gejala seperti tulang menjadi rapuh, lemah, dan
berbentuk abnormal. Selain itu, kadar ion kalsium yang berlebihan dalam darah
dapat masuk ke air seni dan mengendap bersama ion fosfat. Endapan ini dapat
membentuk batu ginjal sehingga menyumbat saluran air seni.
Jika jumlah hormon paratiroid yang disekresi lebih banyak daripada yang
dibutuhkan maka ini disebut hiperparatiroidisme primer. Jika jumlah yang
disekresi lebih banyak karena kebutuhan dari tubuh maka keadaan ini disebut
hiperparatiroidisme sekunder.
a)

Hiperparatiroidisme primer
Berkurangnya kalsium dalam tulang sehingga timbul fraktur spontan, sering nyari
pada tulang, tumor tulang. Bagian yang sering terkena adalah tulang panjang.
Kelainan traktus urinarius : defek (kegagalan) pada tubulus ginjal biasanya
reversible (bisa kembali), batu ginjal, kadang-kadang neprokalsinosis (deposisi

kalsium dalam nepron)


Manifestasi dari sistem saraf sentral (defresi, konfusi dan koma)
Kelemahan neuromuskular, tenaga otot berkurang, hipotonik (penurunan tonus)

otot, fatigue (hilang tenaga), dan kadang-kadang terjadi aritmia kardiak.


Manifestasi gastrointestinal : kurang nafsu makan, nausea, muntah (vomitus) dan

konstipasi.
b)
Hiperparatiroidisme sekunder

Pada penyakit ini terdapat hiperplasia dan hiperfungsi kelenjar paratiroid yang
disebabkan : gagal ginjal kronik dan kurang efektifnya PTH pada beberapa penyakit
(defisiensi vitamin D dan kelainan gastrointestinal)
2.

Hipoparatiroidisme
Hipoparatiroidisme adalah gabungan gejala dari produksi hormon paratiroid

yang tidak adekuat. Keadaan ini jarang sekali ditemukan dan umumnya sering
disebabkan oleh kerusakan atau pengangkatan kelenjar paratiroid pada saat operasi
paratiroid atau tiroid, dan yang lebih jarang lagi ialah tidak adanya kelenjar
paratiroid (secara kongenital). Kadang-kadang penyebab spesifik tidak dapat
diketahui.
Gejala-gejala utama adalah reaksi-reaksi neuromuscular yang berlebihan
yang disebabkan oleh kalsium serum yang sangat rendah. Keluhan-keluhan dari
penderita (70 %) adalah tetani. tetani = hipertonia otot yang menyeluruhnya

tremor dan kontraksi spasmodik atau tak terkordinasi yang terjadi dengan atau
tanpa upaya untuk melakukan gerakan volunter.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara normal ada empat buah kelenjar paratiroid pada manusia, yang terletak
tepat dibelakang kelenjar tiroid, dua tertanam di kutub superior kelenjar tiroid dan
dua di kutub inferiornya. Namun, letak masing-masing paratiroid dan jumlahnya
dapat

cukup

bervariasi,

jaringan

paratiroid

kadang-kadang

ditemukan

di

mediastinum.

Di dalam melaksanakan kerjanya, kelenjar paratiroid diatur dan diawasi secara


langsung oleh kelenjar hipofisis. PTH adalah konsentrasi ion-ion kalsium yang
terdapat didalam cairan ekstraseluler. Produksi PTH akan meningkat apabila kadar
kalsium didalam

plasma menurun. Didalam keadaan fisiologis normal, kadar

kalsium dalam plasma berada dalam pengawasan hoemostatik dalam batas yang
sangat sempit. Pengawasan ini dipengaruhi oleh perubahan diet setiap hari dan
pertukaran mineral antara tulang dengan darah.
Kelenjar paratiroid menghasilkan hormon paratiroid/parathormon (PTH)
yang berfungsi untuk mengatur konsentrasi ion kalsium dalam cairan ekstraseluler
dengan cara mengatur : absorpsi kalsium dari usus, ekskresi kalsium oleh ginjal,
dan pelepasan kalsium dari tulang.
Bila kelenjar paratirod tidak berfunsi normal, maka akan menyebabkan
terjadinya beberapa penyakit yaitu :
1.

Hiperparatiroidisme adalah suatu keadaan dimana kelenjar-kelenjar paratiroid

2.

memproduksi lebih banyak hormon paratiroid dari biasanya.


Hipoparatiroidisme adalah gabungan gejala dari produksi hormon paratiroid yang
tidak adekuat.

B. Saran
Sebagai seorang perawat, kita sebaiknya tahu banyak tentang segala sesuatu
yang berkenaan dengan kelenjar endokrin karena pengetahuan tersebut dapat
menjadi acuan dan bekal dalam persiapan praktik di rumah sakit.

DAFTAR PUSTAKA
Ross and Wilson. (2011). Dasar-Dasar Anatomi dan Fisiologi. Jakarta : Salemba
Medika

Sherwood, Lauralee. (2001). Fisiologi Manusia Edisi 2. Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Syaifuddin. (2009). Fisiologi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi 2.


Jakarta : Salemba Medika

http://yudimedis.wordpress.com/2010/11/17/kelenjar-paratiroid/

http://lutfieblogs.blogspot.com/2012/03/makalah-kelenjar-tiroid-dan paratiroid.html

http://skydrugz.blogspot.com/2012/01/refarat-anatomi-dan-fisiologi.html

Embriologi dan Anatomi Kelenjar Paratiroid


EMBRIOLOGI KELENJAR PARATIROID
Kelenjar paratiroid tumbuh dari jaringan endoderm, yaitu sulcus pharyngeus
ketiga dan keempat. Kelenjar paratiroid yang berasal dari sulcus pharyngeus
keempat cenderung bersatu dengan kutub atas kelenjar tiroid yang membentuk
kelenjar paratiroid di bagian kranial. Kelenjar yang berasal dari sulcus
pharyngeus ketiga merupakan kelenjar paratiroid bagian kaudal, yang kadang
menyatu dengan kutub bawah tiroid. Akan tetapi, seringkali posisinya sangat
bervariasi.

Kelenjar paratiroid orang dewasa terutama mengandung sel utama (chief cell)
dan sel oksifil, terdapat pula sel lemak dalam jumlah sedikit sampai cukup
banyak, tetapi pada sebagian besar binatang dan manusia muda, sel oksifil ini
tidak ditemukan. Sebagian besar hormon paratiroid diyakini disekresikan oleh sel
utama. Fungsi sel oksifil masih belum jelas, sel-sel ini mungkin merupakan
modifikasi atau sisa sel utama yang tidak lagi mensekresi sejumlah hormon.

ANATOMI KELENJAR PARATIROID


Secara normal ada empat buah kelenjar paratiroid pada manusia, yang terletak
tepat dibelakang kelenjar tiroid, dua tertanam di kutub superior kelenjar tiroid
dan dua di kutub inferiornya. Namun, letak masing-masing paratiroid dan
jumlahnya dapat cukup bervariasi, jaringan paratiroid kadang-kadang ditemukan
di mediastinum.

Setiap kelenjar paratiroid panjangnya


kira-kira 6 milimeter, lebar 3 milimeter, dan tebalnya dua millimeter dan
memiliki gambaran makroskopik lemak coklat kehitaman. Kelenjar paratiroid sulit
untuk ditemukan selama operasi tiroid karena kelenjar paratiroid sering tampak

sebagai lobulusyang lain dari kelenjar tiroid. Dengan alasan ini, sebelum manfaat
dari kelenjar ini diketahui, pada tiroidektomi total atau subtotals sering berakhir
dengan
pengangkatan
kelenjar
paratiroid
juga.
Kelenjar paratiroid di vaskularisasi oleh arteri tiroid inferior atau dari
anastomose antara pembuluh darah superior dan inferior. Kira-kira 1/3
kelenjar paratiroid pada orang punya 2 atau lebih arteri paratiroid.
Pembuluh limfe ada banyak dan diasosiasikan dengan kelenjar tiroid dan thymus.
Innervasi:
1. Symphathetic -- dari ganglia cervical superior atau middle atau oleh
plexus pada fascia lobus posterior.
2. Aktivitas paratiroid -- dikontrol oleh level Ca dalam darah
Pengangkatan setengah bagian kelenjar paratiroid biasanya menyebabkan
sedikit kelainan fisiologik. Akan tetapi, pengangkatan pengangkatan tiga atau
empat kelenjar normal biasanya akan menyebabkan hipoparatiroidisme
sementara. Tetapi bahkan sejumlah kecil dari jaringan paratiroid yang tinggal
biasanya sudah mampu mengalami hipertrofi dengan cukup memuaskan
sehingga dapat melakukan fungsi semua kelenjar. Kelenjar paratiroid orang
dewasa terutama terutama mengandung sel utama (chief cell) yang
mengandung apparatus Golgi yang mencolok plus retikulum endoplasma dan
granula sekretorik yang mensintesis dan mensekresi hormon paratiroid (PTH).
Sel oksifil yang lebih sedikit namun lebih besar mengandung granula oksifil dan
sejumlah besar mitokondria dalam sitoplasmanya. Pada manusia, sebelum
pubertas hanya sedikit dijumpai, dan setelah itu jumlah sel ini meningkat seiring
usia, tetapi pada sebagianbesar binatang dan manusia muda, sel oksifil ini tidak
ditemukan. Fungsi sel oksifil masih belum jelas, sel-sel ini mungkin merupakan
modifikasi atau sisa sel utama yang tidak lagi mensekresi sejumlah hormon Sel
darah merah Sel oksifil dan Sel utama (chief cell).

Anda mungkin juga menyukai