Anda di halaman 1dari 43

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penderita dengan kelainan hormon paratiroid, tidak tampak jelas pada kehidupan sehari-hari.
Kebanyakan pasien dengan kelainan hormon paratiroid mengalami gangguan dari metabolisme kalsium
dan fosfat. Adapun penyakit yang disebabkan oleh kelainan hormon paratiroid yakni hipoparatiroid dan
hiperparatiroid. Penyebab kelainan hormon paratiroid sendiri secara spesifik belum diketahui, namun

penyebab yang biasa ditemukan yakni hiperplasia paratiroid, adenoma soliter dan karsinoma paratiroid.
Parathormon yang meningkat menyebabkan resorpsi tulang, ekskresi ginjal menurun dan absorpsi

kalsium oleh usus meningkat. Pada keadaan ini dapat menyebabkan peningkatan sekresi kalsium

sehingga manifestasi klinis yang terjadi pada kerusakan pada area tulang dan ginjal. Prevalensi penyakit

hipoparatiroid di Indonesia jarang ditemukan. kira-kira 100 kasus dalam setahun yang dapat diketahui,
sedangkan di negara maju seperti Amerika Serikat penderita penyakit hipoparatiroid lebih banyak

ditemukan, kurang lebih 1000 kasus dalam setahun. Pada wanita mempunyai resiko untuk terkena

hipoparatiroidisme lebih besar dari pria. Prevalensi penyakit hiperparatiroid di Indonesia kurang lebih

1000 orang tiap tahunnya. Wanita yang berumur 50 tahun keatas mempunyai resiko yang lebih besar 2

kali dari pria. Di Amerika Serikat sekitar 100.000 orang diketahui terkena penyakit hiperparatiroid tiap
tahun. Perbandingan wanita dan pria sekitar 2 banding 1. Pada wanita yang berumur 60 tahun keatas

sekitar 2 dari 10.000 bisa terkena hiperparatiroidisme. Hiperparatiroidisme primer merupakan salah satu

dari dua penyebab tersering hiperkalsemia; penyebab yang lain adalah keganasan. Kelainan ini dapat
terjadi pada semua usia tetapi yang tersering adalah pada dekade ke-6 dan wanita lebih sering 3 kali

dibandingkan laki-laki. Insidensnya mencapai 1:500-1000. Bila timbul pada anak-anak harus dipikirkan
kemungkinan endokrinopati genetik seperti neoplasia endokrin multipel tipe I dan II. Kelenjar paratiroid

berfungsi mensekresi parathormon (PTH), senyawa yang membantu memelihara keseimbangan dari
kalsium dan phosphorus dalam tubuh. Oleh karena itu hormon paratiroid penting sekali dalam
pengaturan kadar kalsium dalam tubuh seseorang. (Corwin,2001; Taniegra, 2004).

Dengan mengetahui fungsi dan komplikasi yang dapat terjadi pada kelainan atau gangguan pada

kelenjar paratiroid ini maka perawat dianjurkan untuk lebih peka dan teliti dalam mengumpulkan data

pengkajian awal dan menganalisa suatu respon tubuh pasien terhadap penyakit, sehingga kelainan pada
kelenjar paratiroid tidak semakin berat.

1
B. TUJUAN

1. Agar mahasiswa mengetahui konsep dasar gangguan paratiroidisme (hipoparatiroid dan


hiperparatiroid)
2. Agar mahasiswa mengetahui bagaimana manajemen asuhan keperawatan pada pasien dengan

gangguan paratiroidisme (hipoparatiroid dan hiperparatiroid)


3. Agar mahasiswa mengetahui bagaimana intervensi dan evidence based nursing pada pasien dengan
gangguan paratiroidisme (hipoparatiroid dan hiperparatiroid)

C. MANFAAT

1. Mahasiswa dapat mengetahui, mengerti, maupun melaksanakan Asuhan Keperawatan pada klien

dengan gangguan paratiroidisme (hipoparatiroid dan hiperparatiroid)

2. Mahasiwa dapat mengetahui, mengerti, maupun melaksanakan pengkajian keperawatan dan membuat

Asuhan Keperawatan pada klien dengan gangguan paratiroidisme (hipoparatiroid dan hiperparatiroid)
3. Mahasiswa dapat mengetahui, mengerti intervensi dan evidence based nursing pada pasien dengan

gangguan paratiroidisme (hipoparatiroid dan hiperparatiroid)

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. ANATOMI DAN FISIOLOGI KELENJAR PARATIROID

Kelenjar paratiroid adalah empat kelenjar-kelenjar seukuran kacang polong yang letaknya bilateral
yaitu melekat dibagian atas dan bawah kelenjar tiroid. Kelenjar ini tertarik di setiap sisi dari kelenjar tiroid
yang terdapat didalam leher dan kelenjar ini berjumlah 4 buah yang bersusun berpasangan.
Kelenjar paratiroid tumbuh dari jaringan endoderm, yaitu sulcus pharyngeus ketiga dan keempat.

Kelenjar paratiroid yang berasal dari sulcus pharyngeus keempat cenderung bersatu dengan kutub atas
kelenjar tiroid yang membentuk kelenjar paratiroid dibagian kranial. Kelenjar yang berasal dari sulcus

pharyngeus ketiga merupakan kelenjar paratiroid bagian kaudal, yang kadang menyatu dengan kutub
bawah tiroid. Akan tetapi, sering kali posisinya sangat bervariasi. Kelenjar paratiroid bagian kaudal ini bisa

dijumpai pada posterolateral kutub bawah kelenjar tiroid, atau didalam timus, bahkan berada di
mediastinum. Kelenjar paratiroid kadang kala dijumpai di dalam parenkim kelenjar tiroid. (R.

Sjamsuhidajat, Wim de Jong, 2004, 695).

Sumber : www. steptohealth.com

Secara normal ada empat buah kelenjar paratiroid pada manusia, yang terletak tepat dibelakang

kelenjar tiroid, dua tertanam di kutub superior kelenjar tiroid dan dua di kutub inferiornya. Namun, letak

masing-masing paratiroid dan jumlahnya dapat cukup bervariasi, jaringan paratiroid kadang-kadang
ditemukan di mediastinum.

3
Setiap kelenjar paratiroid panjangnya kira-kira 6 milimeter, lebar 3 milimeter, dan tebalnya dua

milimeter dan memiliki gambaran makroskopik lemak coklat kehitaman. Kelenjar paratiroid orang dewasa
terutama mengandung sel utama (chief cell) yang mengandung apparatus Golgi yang mencolok plus
retikulum endoplasma dan granula sekretorik yang mensintesis dan mensekresi hormon paratiroid (PTH).

Sel oksifil yang lebih sedikit namun lebih besar mengandung granula oksifil dan sejumlah besar
mitokondria dalam sitoplasmanya.
Pada manusia, sebelum pubertas hanya sedikit dijumpai, dan setelah itu jumlah sel ini meningkat
seiring usia, tetapi pada sebagian besar binatang dan manusia muda, sel oksifil ini tidak ditemukan.

Fungsi sel oksifil masih belum jelas, sel-sel ini mungkin merupakan modifikasi atau sisa sel utama yang

tidak lagi mensekresi sejumlah hormon.

Kelenjar paratiroid mengeluarkan hormon paratiroid (parathyroid hormone, PTH) yang bersama-

sama dengan Vit D3, dan kalsitonin mengatur kadar kalsium dalam darah. Sintesis PTH dikendalikan oleh

kadar kalsium plasma, yaitu dihambat sintesisnya bila kadar kalsium tinggi dan dirangsang bila kadar
kalsium rendah. PTH akan merangsang reabsorbsi kalsium pada tubulus ginjal, meningkatkan absorbsi

kalsium pada usus halus, sebaliknya menghambat reabsorbsi fosfat dan melepaskan kalsium dari tulang.
Jadi PTH akan aktif bekerja pada tiga titik sasaran utama dalam mengendalikan homeostasis kalsium yaitu

di ginjal, tulang dan usus. (R. Sjamsuhidayat, Wim de Jong, 2004, 695).

B. SIFAT KIMIA DAN SEKRESI HORMON

Proses sintesis hormon ini dimulai dengan prekursor hormon dengan jumlah asam amino 115 yang

disebut sebagai proparatiroid hormon (pre-proPTH). Pre-proPTH yang sudah terbentuk akan masuk
kedalam ribosom pada retikulum endoplasma yang memungkinkan masuknya kedalam ruang sisterna

yang akam memisahkan rangkaian pre- sehingga akan terbentuk proPTH yang terdiri dari 90 asam amino.

ProPTH akan dikonversi menjadi hormon paratiroid yang sudah lebih aktif pada aparatus golgi dengan

memisahkan asam amino-6 terminal, sehingga akan terbentuk suatu polipeptida dengan 84 asam amino
yang kemudian akan disimpan dalam bentuk granula sekretorik dan akan disekresikan apabila ada

rangsangan.

Hormon paratiroid dilepaskan dari kelenjar apabila terjadi penurunan ion kalsium plasma dan

bekerja pada ginjal dan tulang, dan secara tidak langsung pada usus, Sebagai respon dari penurunan ion
kalsium plasma ini, kelenjar tiroid dengan cepat melepaskan hormon paratiroid untuk mengenbalikan
kadar kalsium plasma menjadi normal. Kerja paratiroid juga dipengaruhi oleh fosfat dan kalsitonin, secara

tidak langsung vitamin D juga ikut mengatur kerja hormon paratiroid. Apabila keadaan kalsium plasma
sudah kembali normal, maka akan diberikan efek umpan balik negatif terhadap kelenjar paratiroid untuk
mengurangi sekresi hormonnya.

4
C. SINTESIS DAN METABOLISME PARATIROID

PTH manusia adalah suatu polipeptida linier dengan berat molekul 9500 yang mengandung 84
residu asam amino. Strukturnya sangat mirip dengan PTH sapi dan babi. PTH disintesis sebagai bagian
dari suatu molekul yang besar yang mengandung 115 residu asam amino (praproPTH). Setelah praproPTH

masuk kedalam retikulum endoplasma, leader sequence yang terdiri atas 25 residu asam amino
dikelurkan dari terminal amino proPTH yang terdiri atas 90 asam amino. Enam residu asam amino lainnya
juga dikeluarkan dari terminal amino proPTH di apartus Golgi, dan polipeptida PTH yang terdiri atas 84
asam amino dikemas dalam granula sekretorik utama chief cell.

Kadar normal PTH utuh dalam plasma adalah 10-55 pg/mL. waktuh-paruh PTH adalah sekitar 10

menit, dan polipeptida yang disekresikan cepat diuraikan oleh Kupffer di hati menjadi fragmen tengah

dan fragmen terminal karboksil yang mungkin tidak aktif secara biologis. PTH dan fragmen-fragmen ini

kemudian dibersihkan oleh ginjal. Hal yang menarik dalam hal ini adalah bahwa suatu polipeptida sintetik

yang mengandung 34 residu asam amino terminal PTH memiliki semua efek biologis molekul utuh yang
diketahui.

Karena kebangayak radioimmunoassay kuno digunakan untuk mengukut PTH, menggunakan


antibodi terhadap bagian tengah molekul, assay tersebut akan mengukur fragmen hormon dan hormon

utuh sehingga memberikan hasil yang lebih tinggi daripada nilai sebenarnya. Hal ini terutama terjadi pada

pasien dengan gagal ginjal, dengan fragmen hormon yang tidak dibersihkan. Untuk mengatasi masalah

ini, dikembangkan two-site immunoassay, yakni satu antibodi bereaksi terhadap terminal karboksil.

Biasanya, plasma mula-mula direaksikan dengan suatu antibodi terminal amino yang berlabel radioaktif.

Plasma tersebut kemudian dicampur dengan manik-manik yang mengandung antibodi terminal karboksil
tanpa label radioaktif, manik-manik tersebut kemudian di cuci, dan radioaktivitas yang terkait ke manik-

manik diukur. Hanya PTH utuh yang dikenal oleh kedua antibodi sehingga diperoleh pengukuran PTH

darah yang akurat.

5
B. MANAJEMEN HIPOPARATIROIDISME

DEFINISI
Hipoparatiroidisme adalah kondisi ketika terjadi penurunan sekresi hormon paratiroid. Oleh karena

kelenjar paratiroid memiliki fungsi primer mengatur keseimbangan kalsium maka kondisi
hipoparatiroidisme akan menyebabkan hipokalsemia dan akibatnya terjadi gejala neuromuskular yang
berkisar mulai dari parestesia hingga tetani. Hipoparatiroidisme merupakan kondisi medis yang jarang
terjadi, di cirikan dengan hipokalsemia, hiperfosfatemia, dan penurunan kadar hormon tiroid

(Hipoparatiroidisme Association,2015).
Hipoparatiroidisme terjadi akibat kadar PTH yang rendah secara abnormal. Penyebab terseringnya

adalah kerusakan atau pengangkatan tidak sengaja seluruh kelenjar paratiroid ketika tiroidektomi.

Kurangnya peredaran PTH menyebabkan hipokalsemia dan kenaikan fosfat.

Hipoparatiroidisme terdiagnosis lebih banyak pada perempuan daripada laki-laki. Insiden setelah
paratiroidektomi subtotal adalah 1,6% sampai 9%.

ETIOLOGI

Hipoparatiroidisme dapat bersifat akut atau kronis dan dapat di klasifikasikan sebagai kelainan

idiopatik atau didapat. Keadaan yang mungkin menyebabkan hipoparatiroidisme meliputi hal berikut
(Corwin, 2011; Hipoparatiroidisme Association, 2015; Bollerslev,2015).
Tabel 2.1 Etiologi Hipoparatiroidisme

Pascaoperatif Penyebab paling sering hipoparatiroidisme adalah pasca operasi tiroidektomi atau
paratiroidektomi. Saat tiroidektomi (pengangkatan kelenjar tiroid), bisa saja melukai
kelenjar paratiroid karena letaknya berdekatan. Hipoparatiroidisme kronik pada dewasa
yang terjadi pada waktu lebih dari enam bulan, biasanya terjadi karena operasi tiroid
sebelumnya, atau karena paratiroidektomi dan operasi lain pada daerah leher.

Idiopatik Dikatakan idiopatik bila penyebabnya tidak di ketahui secara pasti.

Kongenital hipoparatiroidisme adalah kelainan yang terjadi sebelum kelahiran, biasanya


Kongenital herediter atau di dapat pada saat lahir atau selama perkembangan dalam kehamilan akibat
hipoparatiroidisme pengaruh lingkungan. Kelainan kongenital bervariasi dan berefek pada produksi atau
sekresi PTH, perkembangan kelenjar paratiroid, atau kerusakan pada kelenjar paratiroid.
Beberapa contoh kelainan kongenital adalah autoimun (pada autoimun hipoparatiroidisme,
tubuh melawan dan merusak jaringan paratiroid sehingga fungsinya terganggu); mutasi
calcium sensing reseptor (CaSR). Fungsi CaSR adalah mengenali dan melaporkan
penurunan kadar kalsium ke kelenjar paratiroid sehingga kelenjar paratiroid memproduksi
hormon yang akan meningkatkan kadar kalsium. Pada kasus ini, terjadi kerusakan reseptor
namun fungsi kelenjar paratiroid masih normal, sehingga kelenjar paratiroid tidak
menerima sinyal kalsium; DiGeorge Syndrome (aka. 22q11 Deletion cleft palate, dan
penurunan fungsi ginjal.

6
MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi hipoparatiroidisme umumnya di hasilkan oleh keadaan rendahnya kadar kalsium serum.

Manifestasi selalu lebih berat pada klien dengan peningkatan pH serum (alkalosis) pada berbagai kasus
(misalnya, hiperventilasi, asupan anasid). Keadaan ini lebih berat karena ketika pH kadar total kalsium

tetap sama. Kondisi ion kalsium dalam tubuh yang kurang, manifestasi dari hipokalsemia menjadi lebih

berat sampai alkalosisnya diperbaiki.

Tabel 2.2 Manifestasi Klinis Hipoparatiroidisme

Manifestasi Klinis Patofisiologi


Kadar Serum
Dewasa Normal 9-11 mg/dl (diserum); <150 mg/24jam (diurin & diet tinggi Ca);
200-300 mg/24jam (diurin & diet tinggi Ca)
9-11,5 mg/dl
Anak 10-12 mg/dl
Bayi 7,4-14 mg/dl
Bayi baru lahir
Hipokalsemia Hipoparatiroidisme terjadi ketika kelenjar paratiroid terlalu sedikit
memproduksi hormon paratiroid (PTH)
Tetani Kadar ion kalsium dalam darah berkurang dan hal ini bisa disebabkan
karena kecemasan
Kejang Hipokalsemia meningkatkan iritabilitas sistem saraf pusat juga saraf
perifer
Sumber: Aini Nur dan Ardiana Ledy Martha,2016. Asuhan Keperawatan pada Sistem Endokrin dengan pendekatan
Nanda Noc Nic).

PATOFISIOLOGI

Gejala hipoparatiroidisme di sebabkan oleh defisiensi parathormon atau hormon paratiroid yang

mengakibatkan kenaikan kadar fosfat darah (hiperfosfatemia) dan penurunan konsentrasi kalsium darah

(hipokalsemia). Tanpa adanya parathormon akan terjadi penurunan absorbsi intestinal kalsium dari

makanan dan penurunan resorpsi kalsium dari tulang dan di sepanjang tubulus renalis. Banyak faktor
yang dapat merusak kelenjar paratiroid sehingga mengganggu fungsinya dalam sekresi hormon PTH,
yang paling sering adalah karena pembedahan/operasi pada daerah leher. Derajat hipoparatiroidisme

dapat bervariasi mulai dari penurunan simpanan hormon paratiroid hingga gejala tetani yang nyata,
bergantung pada penurunan kadar kalsium (Smeltzer dan Bare, 2002; Corwin,2011).

Pada hipoparatiroidisme selain terjadi hipokalsemia juga akan terjadi hiperfosfatemia (peningkatan
kadar fosfat dalam darah/plasma), karena salah satu fungsi kelenjar paratiroid adalah meningkatkan kadar

kalsium plasma dan mengurangi kadar fosfat plasma. Dengan demikian, bila kadar kalsium turun
(hipokalsemia), maka kadar fosfat yang akan naik (Tambayong, 2000).
Sumber: Aini Nur dan Ardiana Ledy Martha,2016. Asuhan Keperawatan pada Sistem Endokrin dengan
pendekatan NANDA NOC N
7
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tabel 2.3 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Serum Pemeriksaan darah untuk melihat berapa jumlah kadar kalsium. Untuk pemeriksaan
Kalsium ini, pasien tidak perlu puasa. Pada hipoparatiroidisme terjadi penurunan kadar kalsium
serum. Apabila kadar kalsium 5-6 mg/dl atau lebih rendah lagi maka akan terjadi
tetanus.
Pemeriksaan Magnesium Magnesium dan fosfor harus diperiksa, karena keduanya dapat mempengaruhi
dan Fosfor jumlah kalsium. Pada hipoparatiroidisme terjadi peningkatan kadar fosfos serum
normal 2-4,5 mg/dl/
Pemeriksaan Kadar Pemeriksaannya dilakukan pada pagi hari, pasien tidak perlu puasa.
Hormon PTH (Paratiroid)
Pemeriksaan Kalsium Urin Pemeriksaan ini mengukur jumlah kalsium yang diekskresikan dalam urin selama
dalam Waktu 24 jam periode 24 jam
Elektrokardiograf (EKG) Memperlihatkan pemanjangan interval QT dan ST akibat hipokalsemia

Pada tetanus, didapatkan Cara pemeriksaan tanda Trosseau adalah dengan menggelembungkan manset
tanda Trosseau dan tensimeter yang dipasangkan pada lengan atas hingga mencapai tekanan diantara
Chvostek tekanan sistolik dan diastolik. Kemudian mempertahankan penggelembungan manset
tersebut pada tekanan selama tiga menit. Tindakan ini akan menimbulkan tanda
Trosseau (spasme karpal). Yang merupakan bukti klinis hipoparatiroidisme. Sementara
itu, cara pemeriksaan tanda Chvostek adalah mengetuk daerah nervus fasialis tepat
didepan kelenjar parotis, dan disebelah anterior telinga. Hasilnya ada spasme atau
gerakan kedutan pada mulut,hidung dan mata.

KOMPLIKASI

Tabel 2.4 Komplikasi Hipoparatiroidisme

No Nama Penjelasan
1. Hipotiroidisme Karena letak anatomi kelenjar tiroid dan paratiroid yang berdekatan
(diperdarahi oleh pembuluh darah yang sama)
2. Malforasi gigi Karena kelemahan enamel gigi dan akar-akar gigi yang terbentuk tidak serasi
3. Katarak Karena adanya penumpukan kalsium diotak
4. Aritmia jantung Karena berkaitan dengan kadar kalsium
5. Hipokalsemia Karena kadar kalsium serum kurang dari 9mg/100ml. Keadaan ini disebabkan
oleh terangkatnya kelenjar paratiroid waktu pembedahan atau sebagai akibat
destruksi autoimun dari kelenjar-kelenjar tersebut

8
PENATALAKSANAAN

Tujuan terapi adalah untuk menaikkan kadar kalsium serum sampai 9 hingga 10 mg/dl,
menghilangkan gejala hipoparatiroidisme, hipokalsemia, menghindari hiperkalsiuria dan meningkatkan
kualitas hidup pasien. Berikut adalah terapi hipoparatiroidisme yang bisa diberikan pada pasien

hipoparatiroidisme (Smeltzer dan Bare, 2002).


1. Recombinant Parathyroid Hormone (PTH)
2. Pemberian vitamin D
Vitamin D berperan untuk meningkatkan absorpsi kalsium dalam usus halus, jumlah

vitamin D yang direkomendasikan adalah 400 IU (International Units, 400 IU =10

mikrograms), berlaku untuk semua usia dan jenis kelamin. Tipe vitamin D adalah Vitamin D2

(ergokalsiferol), terjadi karena efek sinar ultraviolet yang mengenai jamur, karena itu vitamin

ini terdapat dalam jamur ,vitamin D3 (Kolakalsiferol) , didapatkan dari cahaya sinar ultraviolet

secara langsung. Sumber vitamin D, dapat kita peroleh dari paparan sinar matahari selama
10-15 menit sedikitnya dua kali seminggu pada kulit, membuat kita mendapatkan jumlah

vitamin D yang cukup. Paparan yang berlebihan dapat menyebabkan kanker kulit. Sumber
vitamin D yang berasal dari makanan, misalnya susu, sereal, minyak ikan, telur, ikan salmon

dan sayuran yang berwarna gelap seperti bayam (bayam juga perlu dihindari karena

mengandung oksalat yang akan membentuk garam kalsium yang tidak larut), kale dan

jamur. Namun pemberian makanan ini juga harus hati-hati, karena selain mengandung

kalsium makanan ini juga mengandung fosfor, apabila pasien mengalami gangguan hepar

atau renal yang membuat pasien tidak toleran terhadap vitamin D3 maka dapat diberikan
kalsitrol atau rocaltrol (1,25-(OH)2D3).

3. Kalsium

Apabila terjadi hipokalsemia dan tetanus pascatiroidektomi, terapi yang harus

segera dilakukan adalah pemberian kalsium glukonas intravena. Jika terapi ini tidak segera
menurunkan iritabilitas neuromuskular dan serangan kejang, preparat sedatif seperti

pentobarbital dapat diberikan. Terapi bagi penderita hipoparatiroidisme kronis ditentukan

sesudah kadar kalsium serum diketahui. Diet tinggi kalsium dan rendah fosfor diresepkan.

Meskipun susu, produk susu, dan kuning telur merupakan makanan yang tinggi kalsium,
jenis makanan ini harus dibatasi karena kandungan fosfornya yang tinggi. Bayam juga perlu
dihindari karena mengandung oksalat yang akan membentuk garam kalsium yang tidak

larut. Tablet oral garam kalsium, seperti kalsium glukonat dapat diberikan sebagai suplemen
dalam diet. Gel aluminium hidroksida atau aluminium karbonat diberikan sesudah makan
untuk meningkatkan fosfat dan meingkatkan ekskresinya lewat traktus gastrointestinal.

9
Tabel 2.5 Jumlah Kebutuhan Kalsium

No Kebutuhan
1. Anak-anak (1-3 tahun): 500 mg/hari
Anak-anak (4-8 tahun): 800 mg/hari
2. Usia 9-18 tahun (laki dan perempuan): 800 mg/hari
3. Laki-laki usia 51-70 tahun: 800 mg/hari, laki-laki >70 tahun:1.000 mg/hari
4. Perempuan usia 51 tahun atau lebih: 1.000 mg/hari
Sumber: Hyperparathyroid Association,2014.

4. Penatalaksanaan lainnya

Akibat adanya iritabilitas neuromuscular, penderita hipokalsemia dan tetanus


memerlukan lingkungan yang bebas dari suara bising, hembusan angin yang tiba-tiba,

cahaya yang terang, atau gerakan yang mendadak. Trakeostomi atau ventilasi mekanik

mungkin dibutuhkan bersama dengan obat obat bronkodilator jika pasien mengalami

gangguan pernapasan.

Sumber: Aini Nur dan Ardiana Ledy Martha,2016. Asuhan Keperawatan pada Sistem Endokrin dengan

pendekatan Nanda Noc Nic).

10
ASUHAN KEPERAWATAN HIPOPARATIROIDISME

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien : Nama, tempat tanggal lahir,umur, jenis kelamin, agama, suku pekerjaan, dan
alamat.
2. Keluhan Utama : Nyeri spasme otot, iritabilitas, menyeringai, kesemutan diujung jari. Apabila
kronis, letargi, rambut yang tipis dan jarang, kuku rapuh, kulit bersisik, katarak
dan kerusakan ganglia, disritmia dan gagal jantung,mati rasa dan geli pada jari.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Penyakit Sekarang
1) Kapan keluhan dirasakan, kaji dengan seksama resiko hipoparatiroidisme akut (misal., klien
yang menjalani paska tiroidektomi) yang bisa mengalami hipokalsemia. Tanyakan pada klien
tentang rasa mati atau kesemutan sekitar mulut atau jari tangan dan kaki. Kaji tanda
Trosseau dan Chvostek.
2) Klien dengan hipoparatiroidisme kronis, kaji perubahan fisik seperti kulit atau rambut kering.
Kaji juga tanda sindrom parkinson, atau katarak. Kaji gigi karena lubang yang mengelilingi
gigi menandakan hipoplasia enamel.
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Apakah klien sebelumnya pernah mengalami penyakit seperti ini
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti ini

4. Pemeriksaan Fisik

Tabel 2.6 Pemeriksaan Fisik Hipoparatiroidisme

Pengkajian Hasil normal orang dewasa Keterangan/variasi pada usia lanjut


Inspeksi
Nilai keseluruhan :
1. Tinggi Bagian-bagian tubuh secara umum Perhatikan perubahan yang tidak jelas pada tinggi
harus dibandingkan dengan lainnya badan dan berat badan, disproporsional tangan
dalam hal ukuran: tinggi badan dan dan kaki (akromegali), pertumbuhan yang cepat
berat badan seharusnya (gigiantisme), pertumbuhan yang terlambat atau
proporsional kerdil (hipotiroidisme).

2. Distribusi lemak Pria memperlihatkan distribusi Perhatikan lemak yang didistribusikan diatas
lemak yang simetris diseluruh muka,leher,batang tubuh atau daerah lingkar
tubuh, wanita mempunyai distribusi perut (sindrom cushing)
lemak diatas payudara, bokong
pada bagian dalam, dan simpisis
pubis

Inspeksi kulit
3. Warna Warna kulit harus konsisten dengan Pigmentasi yang tidak biasanya dapat berubah
kulit yang sekitarnya kemerahan wajah (hipertiroidisme) atau
hiperpigmentasi lokal atau umum

4. Distribusi Distribusi harus tepat sesuai jenis Perhatikan perubahan dalam pertumbuhan atau
rambut kelamin distribusi rambut; sesuai usia kulit menjadi kering
11
dan tipis dan rambut hilang pada batang tubuh
dan ekstermitas

Periksa kuku :
5. Warna Kuku pada orang berkulit terang Perhatikan kelainan warna kuku
biasanya bermacam-macam corak
dari merah muda dengan ujung
putih. Kuku orang berkulit gelap
mempunyai warna coklat atau hitam

6. Bentuk Perkiraan sudut 180 derajat pada Hasil bermakna adalah lengkungan cekung: (kuku
dasar kuku : bentuk meliputi datar, sendok, kuku tabuh) sudut lebih dari 180 derajat
melengkung atau cembung dengan dan tekanan dasar pada dasar kuku
permukaan yang licin

7. Kualitas Jaringan kuku mungkin keras Berdasarkan usia, kuku lebih tebal, keras dan
dengan kelebihan yang sama rapuh
Pupil tidak ditutupi oleh kelopak
mata, warna kelopak sama dengan
kulit sekitarnya

Perhatikan posisi Teliti adanya edema perorbital, mata cekung,


eksternal dan eksopatamus (mata menonjol dan hilangnya alis
kesejajaran mata mata
Palpasi leher :
8. Ukuran Trakea digaris tengah : tiroid lunak Nyeri dan pembengkakakan leher terlihat pada
dan tidak nyeri tekan, tanpa adanya hipotiroidisme
nodul teraba
9. Bentuk
10. Konfigurasi
11. Konsistensi
12. Nyeri atau nyeri Tidak ada nyeri tekan saat palpasi Palpasi kelenjar tiroid perhatikan pembesaran
tekan nodul, juga perhatikan getaran trakea diatas tiroid

12
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN HIPOPARATIROIDISME
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Kelas 2 : Cedera Fisik
Kode : 00031

Domain 11 : Keamanan/Perlindungan

2. Gangguan Menelan b/d Gangguan Neurologis

Kelas 1 : Makan
Kode : 00103

Domain 2 : Nutrisi

3. Penurunan Curah Jantung b/d Perubahan Frekuensi Jantung

Kelas 4 : Respons Kardiovaskular/Pulmonal


Kode : 00029

Domain 4 : Aktivitas/Istirahat
4. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh b/d Gangguan Mencerna

Kelas 1 : Makanan

Kode : 00002

Domain 2 : Nutrisi

5. Nyeri Akut b/d Agens Cedera Biologis (misal, infeksi,iskemia,neoplasma)

Kelas 1 : Kenyamanan Fisik

Kode : 00132

Domain 2 : Kenyamanan
6. Kerusakan Integritas Jaringan Kulit b/d Gangguan Pigmentasi

Kelas 2 : Cedera Fisik

Kode : 00046

Domain 11 : Keamanan/Perlindungan

7. Resiko Cedera b/d Gangguan Mekanisme Pertahanan Primer (misal, kulit robek)
Kelas 2 : Cedera Fisik

Kode : 00035

Domain 11 : Keamanan/Perlindungan

8. Ansietas b/d Stresor


Kelas 2 : Respons Koping

Kode : 00146
Domain 9 : Koping/Toleransi Stres

13
C. NURSING PLANNING CARE

NANDA NOC NIC


Ketidakefektifan Bersihan Jalan Status Pernapasan : Kepatenan Manajemen Jalan Napas
Napas Jalan Napas Definisi :
Definisi : Definisi : Fasilitasi kepatenan jalan napas
Ketidakmampuan membersihkan Saluran trakeobronkial yang 1. Buka jalan napas, menggunakan
sekresi atau obstruksi dari saluran terbuka dan lancar untuk teknik chin lift atau jaw thrust bila
napas untuk mempertahankan pertukaran udara. diperlukan
bersihan jalan napas. 2. Posisikan pasien untuk
Kriteria Hasil : memaksimalkan ventilasi
Batasan Karakteristik Setelah di lakukan tindakan 3. Identifikasi pasien perlunya
1. Gelisah keperawatan....... jam diharapkan pemasangan alat jalan napas
2. Perubahan frekuensi napas pasien mampu untuk : buatan
3. Kesulitan verbalisasi Menunjukkan status pernapasan : 4. Berikan terapi oksigen bila perlu
4. Ortopnea pertukaran gas dengan indikator : 5. Monitor pernapasan dan status O2
a. Saturasi oksigen (4)
Faktor yang Berhubungan b. Keseimbangan ventilasi dan Monitor Pernapasan
1. Spasme jalan napas perkusi (4) Definisi :
c. Gangguan kesadaran (4) Sekumpulan data dan analisis keadaan
pasien untuk memastikan kepatenan
jalan nafas dan kecukupan pertukaran
Status Pernapasan : Pertukaran Gas gas.
Definisi : Aktivitas-aktivitas :
Pertukaran karbondioksida dan 1. Monitor kecepatan, irama,
oksigen di alveoli untuk kedalaman dan kesulitan bernapas.
mempertahankan konsentrasi darah 2. Catat pergerakan dada, catat
arteri. ketidaksimetrisan, penggunaan
otot-otot bantu nafas, dan retraksi
Kriteria Hasil : pada otot supraclaviculas dan
Setelah di lakukan tindakan interkosta.
keperawatan....... jam diharapkan 3. Monitor suara nafas tambahan
pasien mampu untuk : seperti ngorok dan mengi.
Menunjukkan status pernapasan; 4. Monitor pola nafas (misalnya.,
kepatenan jalan napas dengan bradipneu, takipneu, hiperventilasi,
indikator: pernapasan kusmaul, pernapasan
a. Frekuensi pernapasan dalam 1:1, apneustik, respirasi biot, dan
batas normal (4) pola ataxic)
b. Irama napas dalam batas 5. Auskultasi suara nafas, catat area
normal (4) dimana terjadi penurunan atau
c. Kedalaman inspirasi dalam tidak adanya ventilasi dan
batas normal (4) keberadaan suara-suara tambahan.
d. Tidak terdapat kecemasan (4) 6. Auskultasi suara nafas setelah
e. Tidak ketakutan (4) tindakan, untuk di catat.
f. Tidak sesak saat istirahat (4) Monitor peningkatan kelelahan,
g. Tidak menggunakan otot kecemasan dan kekurangan udara
tambahan untuk bernapas (4) pada pasien.

14
Keterangan Skala :
1= Tidak Adekuat
2= Sedikit Adekuat
3= Cukup Adekuat
4= Sebagian Besar Adekuat
5= Sepenuhnya Adekuat

Gangguan Menelan Status Menelan Terapi Menelan


Definisi : Definisi : Definisi :
Abnormalitas fungsi mekanisme Jalan lintasan yang aman untuk Memfasilitasi menelan dan mencegah
menelan yang dikaitkan dengan cairan atau makanan padat dari komplikasi dari gangguan menelan
defisit struktur atau fungsi oral, mulut sampai ke perut 1. Kolaborasi dengan fisioterapi/ahli
faring atau esofagus. gizi untuk merencanakan terapi
Kriteria Hasil : rehabilitatif pasien
Batasan Karakteristik Setelah di lakukan tindakan 2. Kaji kebiasaan pasien makan dan
1. Keterlambatan menelan keperawatan....... jam diharapkan menelan
2. Tersedak pasien mampu untuk : 3. Berikan privasi pasien
3. Suara seperti berkumur Menunjukkan status menelan 4. Posisikan diri kita agar pasien dapat
dengan indikator : mendengar dan melihat kita bicara
Faktor yang Berhubungan a. Mampu menjaga makanan 5. Jelaskan rasional dari terapi
1. Gangguan neurologis dalam mulut (4) menelan pada pasien dan keluarga
b. Mampu menangani sekret oral 6. Hindari penggunaan sedotan saat
produksi saliva dalam batas minum
noramal (4) 7. Bantu pasien memposisikan kepala
c. Kemampuan mengunyah fleksi saat persiapan menelan
adekuat (4) 8. Instruksikan pasien membuka dan
d. Mampu membersihkan mulut menutup mulut untuk persiapan
(4) manipulasi makanan
e. Mampu menerima makanan (4) 9. Monitor tanda dan gejala aspirasi
f. Tidak terdapat pada kualitas 10. Monitor tanda dan gejala kelelahan
suara (4) selama makan, minum dan
g. Tidak tersedak (4) menelan.
h. Tidak batuk (4) 11. Instruksikan keluarga atau pasien
i. Peningkatan kemampuan untuk melakukan tindakan
menelan (4) kedaruratan saat tersedak
j. Tidak terdapat 12. Instruksikan pasien atau keluarga
ketidaknyamanan menelan (4) untuk membuang sisa makanan di
dalam mulut
Kesehatan Mulut 13. Monitor berat badan pasien
Definisi : 14. Lakukan perawatan mulut jika di
Kondisi gigi dan lidah perlukan

Kriteria Hasil : Bantuan Perawatan Diri : Pemberian


Setelah dilakukan tindakan Makanan
keperawatan..... jam di harapkan Definisi :
pasien mampu untuk : Membantu seseorang untuk makan
Menunjukkan kesehatan mulut
dengan indikator : 1. Monitor kemampuan menelan
a. Lesi mukosa mulut (4) 2. Pastikan posisi pasien yang akan
b. Kelembapan mukosa mulut tepat untuk memfasilitasi
dan lidah (4) mengunyah menelan
c. Nyeri (4) 3. Berikan makanan dengan suhu

15
d. Integritas mukosa mulut (4) yang paling sesuai
4. Monitor berat badan pasien
dengan tepat

Keterangan Skala :
1= Tidak Adekuat
2= Sedikit Adekuat
3= Cukup Adekuat
4= Sebagian Besar Adekuat
5= Sepenuhnya Adekuat
Penurunan Curah Jantung Ketidakefektifan Pompa Jantung Perawatan jantung
Definisi : Definisi : Definisi :
Ketidak adekuatan darah yang Kecukupan volume darah yang Keterbatasan dari komplikasi sebagai
dipompa oleh jantung untuk dipompakan dari ventrikel kiri dari hasil ketidakseimbangan antara
memenuhi kebutuhan metabolik untuk mendukung tekanan perfusi suplai oksigen pada otot jantung dan
tubuh sistemik kebutuhan seorang pasien yang
memiliki gejala gangguan fungsi
Batasan Karakteristik : Kriteria Hasil: jantung.
Perubahan frekuensi/irama jantung Setelah dilakukan tindakan Aktivitas-aktivitas :
1. Perubahan elektrokardiogram keperawatan ..... jam , diharapkan 1. Pantau pasien secara rutin secara
(EKG) pasien mampu untuk : fisik dan psikologis
2. Keletihan Menunjukkan ketidakefektifan 2. Pantau tanda-tanda vital
3. Ortopnea pompa jantung dengan indikator : 3. Anjurkan pasien untuk segera
4. Gelisah a. Tidak terdapat disritmia (4) melapor jika terjadi
5. Ansietas b. Tidak terdapat mual (4) ketidaknyamanan didada
c. Tidak terdapat kelelahan (4) 4. Pantau EKG adanya perubaha ST
Faktor yang Berhubungan d. Tekanan darah sistolik dalam 5. Pantau status kardiovaskuler
1. Perubahan Frekuensi Jantung batas normal (4) 6. Pantau adanya distrimia pada
e. Tekanan darah diastolik dalam jantung termasuk gangguan
batas normal (4) darikedua irama dan konduksi
f. Denyut perifer dalam batas 7. Dokumentasikan jika detak jantung
normal (4) tak beraturan

Status Sirkulasi Terapi Oksigen


Definisi : Definisi :
Aliran darah yang searah dan tidak Pemberian Oksigen dan pemantauan
terhambat dengan aliran yang tepat mengenai efektifitasnya
melalui pembuluh darah besar 1. Batasi (aktivitas) merokok
sirkuit sistemik dan paru. 2. Berikan kepatenan jalan napas
3. Monitor aliran oksigen
Kriteria Hasil: 4. Monitor kecemanan pasien yang
Setelah dilakukan tindakan berkaitan dengan kebutuhan mendapat
keperawatan ..... jam , diharapkan terapi oksigen
pasien mampu untuk :
Menunjukkan status sirkulasi
dengan indikator
a. Distensi vena leher (4)
b. Kelelahan (4)
c. Wajah pucat (4)

16
Keterangan Skala :
1 = Tidak Adekuat
2 = Sedikit Adekuat
3 = Cukup Adekuat
4 = Sebagian Besar Adekuat
5 = Sepenuhnya Adekuat
Ketidakseimbangan nutrisi kurang Status Nutrisi: Asupan Nutrisi Manajemen Gangguan Makan
dari kebutuhan tubuh Definisi : Definisi :
Definisi : Asupan gizi untuk memenuhi Pencegahan dan perawatan terhadap
Asupan nutrisi tidak cukup untuk kebutuhan-kebutuhan metabolik. pembatasan diet ketat dan olahraga
memenuhi kebutuhan metabolik yang berlebihan atau perilaku
Kriteria Hasil : memuntahkan makanan dan cairan
Batasan Karakteristik : Setelah dilakukan tindakan 1. Kolaborasi dengan kesehatan lain
1. Berat badan 20 % atau lebih keperawatan…….jam diharapkan untuk mengembangkan rencana
dibawah rentang berat badan ideal pasien mampu untuk : perawatan dengan melibatkan klien
2. Gangguan sensasi rasa Menunjukkan status nutrisi dengan dan orang-orang terdekatnya
3. Penurunan berat badan dengan indikator : dengan tepat
asupan makan adekuat a. Asupan kalori (4) 2. Rundingkan dengan ahli gizi dalam
b. Asupan protein (4) menentukan asupan kalori harian
Faktor yang Berhubungan c. Asupan lemak (4) yang diperlukan untuk
1. Ketidakmampuan mencerna d. Asupan karbohidrat (4) mempertahankan berat badan yang
makanan e. Asupan serat (4) ideal
f. Asupan vitamin (4) 3. Monitor intake atau/asupan cairan
g. Asupan mineral (4) secara tepat
h. Asupan zat besi (4) 4. Rundingkan dengan tim kesehatan
lainnya setiap hari terkait
Status Nutrisi : Asupan Makanan perkembangan klien
dan Cairan
Definisi : Manajemen Elektrolit & Cairan
Jumlah makanan dan cairan yang Definisi :
masuk ke dalam tubuh lebih dari Pengaturan dan pencegahan komplikasi
suatu periode 24 jam dan perubahan cairan dan/atau
elektrolit
Kriteria Hasil : 1. Monitor manifestasi dari
Setelah dilakukan tindakan ketidakseimbangan elektrolit
keperawatan…jam diharapkan 2. Berikan cairan yang sesuai
pasien mampu untuk : 3. Monitor respon pasien terhadap
Menunjukkan status nutrisi : asupan terapi elektrolit yang diresepkan
makanan & cairan dengan 4. Berikan serat yang diresepkan untuk
indikator: pasien dengan selang makan untuk
a. Asupan makanan secara oral mengurangi kehilangan cairan dan
(4) elektrolit
b. Asupan cairan secara oral (4)

Keterangan Skala :
1 = Tidak adekuat
2 = Sedikit adekuat
3 = Cukup adekuat
4 = Sebagian besar adekuat
5 = Sepenuhnya adekuat

17
Nyeri Akut Kontrol Nyeri Nyeri Akut
Definisi : Definisi : Pemberian analgesik
Pengalaman sensori dan emosional Tindakan pribadi untuk mengontrol Definisi : penggunaan agen farmakologi
tidak menyenangkan yang muncul nyeri untuk mengurangi atau menghilangkan
akibat kerusakan jaringan actual atau nyeri
potensial atau yang digambarkan Kriteria Hasil: 1. Tentukan lokasi, karakteristik,
sebagai kerusakan (international Setelah dilakukan tindakan kualitas dan keparahan nyeri sblm
association for the study pf pain); keperawatan...jam diharapkan mengobati pasien
awitan yg tiba2 atau lambat dari pasien mampu untuk: 2. Pilih anaglesik atau kaloborasi
insitas ringan hingga berat akibat Menunjukkan dapat kontrol dengan anaglesik yg sesuai ketika lebih dari
yang dapat diantisipasi atau indikator : satu diberikan
diprediksi a. Mengenali kapan nyeri terjadi 3. Berikan kebutuhan kenyamanan dan
(4) aktivitas lain yang dapat membantu
Batasan Karakteristik b. Menggambarkan faktor relaksasi untuk memfasilitasi
1. Ekspresi wajah nyeri (mis : mata penyebab (4) penurunan nyeri
kurang bercahaya tampak kacau c. Melaporkan nyeri yang 4. Evaluasi keefektifan analgesi dengan
gerakan mata berpencar atau terkontrol (4) interval yang teratur pada setiap
tetap pada satu fokus meringis d. Mengenali apa yang terkait setelah pemberian khususnya
2. Mengekspresikan perilaku ( mis: dengan gejala nyeri (4) setelah pemberian pertama kali,
gelisah, merengek, menangis, e. Melaporkan gejala yang tidak juga observasi adanya gejala dan
waspada ) terkontrol (4) efek samping
3. Sikap melindungi area nyeri
Kontrol Gejala Pengurangan Kecemasan
Faktor yang Berhubungan Definisi : Definisi :
1. Agen cedera biologis ( Tindakan seseorang untuk Mengurangi tekanan, ketakutan, firasat,
infeksi, iskemia, neoplasma) mengurangi perubahan fungsi fisik maupun ketidaknyamanan terkait
dan emosi yang dirasakan dengan sumber-sumber bahaya yang
tidak teridentifikasi
Kriteria Hasil: 1. Gunakan pendekatan yang tenang
Setelah dilakukan tindakan dan meyakinkan
keperawatan...jam diharapkan 2. Nyatakan dengan jelas harapan
pasien mampu untuk: terhadap perilaku klien
Menunjukkan kontrol gejala 3. Berikan objek yang menentukan
dengan indikator perasaan aman
a. Memantau munculnya gejala 4. Dengarkan klien
(4) 5. Kaji untuk tanda verbal dan non
b. Memantau keparahan gejala verbal kecemasan
(4)
c. Melakukan tindakan untuk
mengurangi gejala (4)
d. Melaporkan gejala yang dapat
dikontrol (4)
e. Memantau lama bertahannya
gejala (4)

Keterangan Skala :
1 = Tidak Adekuat
2 = Sedikit Adekuat
3 = Cukup Adekuat
4 = Sebagian Besar Adekuat
5 = Sepenuhnya Adekuat

18
Kerusakan Integritas Kulit Integritas Jaringan Kulit & Membran Pengecekan Kulit
Definisi: Mukosa Definisi:
Kerusakan pada epidermis Definisi: Pengumpulan dan analisis data pasien
dan/dermis Kebutuhan struktur dan fungsi untuk menjaga kulit dan integritas
fisiologi kulit dan selaput lendir membran mukosa
Batasan Karakteristik: secara normal. 1. Gunakan alat pengkajian untuk
1. Kerusakan integritas kulit Kriteria Hasil: mengidentifikasikan pasien yang
Setelah dilakukan tindakan beresiko mengalami kerusakan kulit
Faktor yang Berhubungan: keperawatan…. jam di harapkan 2. Monitor adanya ruam dan lecet.
1. Gangguan pigmentasi pasien mampu untuk: 3. Monitor warna dan suhu kulit
Menunjukkan integritas jaringan 4. Dokumentasikan perubahan
kulit : kulit & membran mukosa membran mukosa
dengan indikator:
a. Suhu kulit (4) Pemberian Obat : Kulit
b. Lesi pada kulit (4) Definisi:
c. Penebalan kulit (4) Mempersiapkan dan memberikan
d. Tekstur (4) obat kulit.

Respon Alergi Aktivitas-aktivitas:


Definisi: 1. Ikuti prinsip 6 benar pemberian
Keparahan respon imun hipersensitif obat.
terlokalisir terhadap suatu antigen 2. Catat riwayat pasien dan riwayat
luar spesifik alergi
3. Sebarkan obat diatas kulit sesuai
Kriteria Hasil: kebutuhan
Setelah dilakukan tindakan 4. Monitor adanya efek samping lokasi
keperawatan…. jam di harapkan dan sistemik dari pengobatan
pasien mampu untuk: 5. Ajarkan dan monitor teknik
Menunjukkan respon alergi dengan pemberian mandiri, sesuai
indikator : kebutuhan
a. Ruam kulit setempat (lokal) (4)
b. Rasa gatal setempat (4)
c. Peningkatan suhu kulit
setempat (4)

Keterangan Skala:
1 = Tidak Adekuat
2 = Sedikit Adekuat
3 = Cukup Adekuat
4 = Sebagian Besar Adekuat
5 = Sepenuhnya Adekuat

Resiko Cedera Deteksi Risiko Pencegahan Jatuh


Definisi: Definisi : Definisi:
Rentang mengalami cedera fisik Tindakan individu untuk Melaksanakan pencegahan khusus
akibat kondisi lingkungan yang mengidentifikasi ancaman dengan pasien yang memiliki resiko
berinteraksi dengan sumber adaptif kesehatan diri. cedera karena jatuh
dan sumber depensif individu, yang 1. Orientasikan pasien pada
dapat mengganggu kesehatan. Kriteria Hasil : liingkungan fisik
Setelah di lakukan tindakan 2. Kaji ulang riwayat jatuh bersama
Faktor Resiko : keperawatan………….. jam di dengan pasien dan keluarga
1. Gangguan mekanisme harapkan pasien mampu untuk : 3. Ajarkan pasien bagaimana jika

19
pertahanan primer (mis, kulit Menunjukkan deteksi resiko jatuh, untuk meminimalkan cedera
robek) dengan indikator : 4. Gunakan pegangan tangan dengan
a. Mengenali tanda dan gejala yang panjang dan tinggi yang tepat untuk
mengindikasikan resiko. (4) mencegah jatuh dari tempat tidur
b. Mengidentifikasi kemungkinan sesuai kebutuhan
resiko kesehatan (4)
c. Mengetahui riwayat penyakit Identifikasi Resiko:
dalam keluarga (4) Definisi:
d. Selalu memperbaharui data Analisis faktor resiko potensial,
tentang riwayat penyakit dalam pertimbangan resiko-resiko kesehatan
keluarga (4) dan memprioritaskan strategi
e. Menggunakan fasilitas kesehatan pengurangan resiko bagi individu
yang sesuai dengan kebutuhan (4) maupun klompok:
f. Mendapatkan informasi terkait 1. Kaji ulang data yang di dapat dari
perubahan gaya hidup untuk pengkajian resiko secara rutin
kesehatan (4) 2. Pertimbangan pemenuhan terhadap
perawatan medis dan keperawatan
Kontrol Resiko 3. Implementasikan aktivitas-aktivitas
Definisi; pengurangan resiko
Tindakan individu untuk mengerti,
mencegah, mengeleminasi, atau
mengurangi ancaman kesehatan
yang sudah dimodifikasi.

Kriteria Hasil
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan…. jam diharapkan
pasien mampu untuk:
Menunjukkan kontrol resiko dengan
indikator:
a. Mencari informasi tentang
resiko kesehatan (3)
b. Mengidentifikasi faktor resiko
individu (4)
c. Memodifikasi gaya hidup untuk
mengurangi resiko (4)

Keterangan Skala:
1 = Tidak Adekuat
2 = Sedikit Adekuat
3 = Cukup Adekuat
4 = Sebagian Besar Adekuat
5 = Sepenuhnya Adekuat

Ansietas Tingkat Kecemasan Teknik Menenangkan


Definisi: Definisi: Definisi :
Perasaan tidak nyaman atau Keparahan dari tandan-tanda Mengurangi ansietas pada pasien yang
kekhawatiran yang samar disertai ketakutan, ketegangan atau mengalami distress akut.
respon otonom (sumber sering kali kegelisahan yang berasal dari sumber 1. Instruksikan klien dengan
tidak spesifik atau tidak diketahui yang tidak dapat diidentifikasi menggunakan metode mengrangi
oleh individu) perasaan takut yang a. Tidak dapat beristirahat (4) kecemasan (mis, bernapasan dalam,
disebabkan oleh antisipasi terhadap b. Perasaan gelisah (4) distraksi, visualisasi, meditasi,

20
bahaya. Hal ini merupakan isyarat c. Rasa takut yang di sampaikan relaksasi, otot progresif, mendengar
kewaspadaan yang memperingatkan secara lisan (4) musik lembut), jika diperlukan .
individu akan adanya bahaya dan d. Distress (4) 2. Berikan obat anti kecemasan jika di
memmampukan individu untuk perlukan
bertindak menghadapi ancaman. Tingkat Stres 3. Berada disisi klien
Definisi: 4. Pertahankan sikap tenang dan hati-
Batasan Karakterisktik : Keparahan sebagai manifestasi dari hati
1. Gelisah tekanan fisik atau mental dari faktor-
2. Distress faktor yang mengganggu Konseling
3. Tampak waspada keseimbangan yang ada. Definisi:
Pengguanaan proses membantu
Faktor Resiko : Kriteria Hasil interaktif yang berfokus pada
1. Stresor Setelah dilakukan tindakan kebutuhan, masalah atau perasan klien
keperawatan…. jam diharapkan dan SO untuk meningkatkan atau
pasien mampu untuk: mendukung koping, penyelesaian
Menunjukkan tingkat kecemasan masalah dan hubungan interpersonal.
dengan indikator: 1. Bantu pasien untuk mengidentifikasi
a. Kegelisahan (4) masalah tau situasi yang
b. Depresi (4) menyebabkan distress
c. Kecemasan (4) 2. Gunakan teknik refleksi dan
d. Gangguan tidur (4) klasifikasi untuk memfasilitasi
ekspresi yang menjadi perhatian
Keterangan Skala: 3. Tentukan aspek-aspek tertentu dari
1 = Tidak Adekuat pengalaman seseorang yang
2 = Sedikit Adekuat mendukung ketulusan dan cara
3 = Cukup Adekuat yang tepat
4 = Sebagian Besar Adekuat 4. Jangan mendukung pembuatan
5 = Sepenuhnya Adekuat keputusan pada saat pasien dalam
kondisi stress berat jika
memungkinkan
.

21
D. MANAJEMEN HIPERPARATIROIDISME

DEFINISI

Hiperparatiroidisme adalah berlebihnya produksi hormon paratiroid oleh kelenjar paratiroid ditandai

dengan dekalsifikasi tulang dan terbentuknya batu ginjal yang mengandung kalsium.
Hiperparatiroidisme dibagi menjadi 2, yaitu hiperparatiroidisme primer dan sekunder.

Hiperparatiroidisme primer terjadi dua atau tiga kali lebih sering pada wanita daripada laki-laki dan
pada pasien-pasien yang berusia 60-70 tahun. Sedangkan hiperparatiroidisme sekunder disertai

manifestasi yang sama dengan pasien gagal ginjal kronis. Rakitisi ginjal akibat retensi fosfor akan
meningkatkan stimulasi pada kelenjar paratiroid dan meningkatkan sekresi hormon paratiroid. (Brunner

& Suddath, 2001). tiroid.

ETIOLOGI

Terdapat dua jenis hiperparatiroidisme yaitu sebagai berikut (Taniegra, 2004); Pallan,dkk,2012).

1. Hiperparatiroidsme Primer

Hiperparatiroidsme primer merupakan tipe yang paling umum. Terjadi bila satu atau

lebih kelenjar paratiroid membesar serta meningkatkan sekresi paratiroid dan kadar kalsium

serum sehingga terjadi hiperkalsemia. Keadaan ini terjadi pada 85%, dengan penyebab paling

sering adalah adenoma pada satu kelenjar paratiroid. Kebanyakan pasien dengan

hiperparatiroidisme primer adalah wanita pasca menopause. Insiden meningkat dengan usia,

dan usia rata-rata saat diagnosis adalah 55 tahun. Pasien yang imobilisasi juga dapat

mengalami hiperkalsemia. Pada 10-20% pasien, hiperparatiroidisme primer di sebabkan karena


hiperfungsi kelenjar paratiroid multipel yang di turunkan (genetik), pasien–pasien ini
cenderung di diagnosis pada usia muda.

Obat-obatan seperti diuretik tiazid (thiazide diuretic) dan litium juga dapat mengubah

homeostasis kalsium. Tiazid dapat mengurangi sekresi kalsium urin sehingga menimbulkan

hiperkalsemia ringan. Litium menurunkan sensitivitas kalsium untuk merasakan reseptor


kalsium dan menggeser set point kurva kalsium-PTH, sehingga lebih banyak lagi konsentrasi

kalsium yang di perlukan untuk menekan sekresi PTH. Selanjutnya, peningkatan kalsium dan
PTH. Litium juga menyebabkan adenoma paratiroid atau memicu hiperplasia kelenjar

paratiroid bila di gunakan dalam jangka lama.

2. Hiperparatiroidisme Sekunder dan Tersier

Terdapat kelainan di luar kelenjar paratiroid yang menimbulkan hipokalsemia


sehingga hormon paratiroid diproduksi secara berlebihan untuk mengimbanginya. Penyebab

hiperparatiroidisme sekunder meliputi riketsia (rakitis), defisiensi vitamin D, gagal ginjal kronis,

22
dan osteomalasia yang disebabkan oleh fenitoin (obat golongan antiepilepsi).

Hiperparatiroidisme tersier terjadi karena hipokalsemia yang berkepanjangan (biasanya


sekunder karena gagal ginjal kronis) sehingga terjadi hiperplasia kelenjar.

MANIFESTASI KLINIS

Tabel 2.7 Manifestasi Klinis Hiperparatiroidisme

MANIFESTASI PATOFISIOLOGI
Nilai Normal Kalsium Dewasa : dewasa 9-11 mg/dl diserum
Bayi : 10-12 mg/dl
Anak : 9-11,5 mg/dl

Hiperkalsemia Tingginya kadar hormon paratiroid ikut menyebabkan kadar


kalsium dalam darahnya juga meningkat.

Fraktur Patologis Tulang Belakang Kelebihan mineralokortikoid mengakibatkan perubahan absorpsi


kalsium.

Polidipsi, Poliuri Perubahan metabolisme glukosa


Kelemahan dan Keletihan Otot Kelebihan kortisol mengakibatkan perubahan metabolisme protein
dan katabolisme protein akibat mobilisasi asam amino untuk
glukoneogenesis
Sumber: Ainin, Nur & Ledy Martha Aidianar,2016.

Beberapa klien dengan hiperparatiroidisme tidak menunjukkan gejala atau asimtomatik, banyak sekali
manifestasi akibat penyakit tulang, penyakit ginjal, gangguan saluran gastrointestinal, dan abnormalitas

neurologi. Manifestasi penyakit tulang bervariasi dari nyeri punggung, nyeri sendi, dan nyeri tulang sampai

keluhan fraktur patologis tulang belakang, rusuk dan tulang panjang. Pada kasus sakit yang lama, pengkajian

menunjukkan adanya deformitas dan pembengkokkan tulang. Juga bisa terjadi adanya osteosis fibrosa
dengan resorpsi supraperiosteal atau kista tulang, atritis, dan osteoporosis radiologis. Manifestasi

keterlibatan ginjal termasuk poliuria dan polidipsi tampak adanya pasir, kerikil, dan batu (kalkulus) dalam
urin; azotemia; dan hipertensi akibat kerusakan ginjal. Tanpa intervensi, insufisiensi ginjal dapat bersifat

progresif menjadi hipertensi renalis yang fatal dan uremia. Hiperkalsemia menyebabkan manifestasi
gastrointestinal seperti haus, mual, anoreksia, konstipasi, ileus, dan nyeri abdominal. Penurunan iritabilitas

neuromuskuler juga dapat terjadi. Sering kali klien juga memiliki riwayat ulserasi peptik atau perdarahan
gastrointestinal. Pemeriksaan juga dapat menunjukkan adanya manifestasi psikiatrik termasuk tanpa gairah,
depresi, dan paranoid yang berhubungan dengan meningkatnya kadar kalsium serum. (Menurut Buku

Asuhan Keperawatan pada Sistem Endokrin dengan pendekatan NANDA NOC NIC).

23
PATOFISIOLOGI

Hiperparatiroidisme ditandai oleh kelebihan PTH dalam sirkulasi PTH terutama bekerja pada tulang

dan ginjal. Dalam tulang, PTH meningkatkan resorpsi kalsium dari limen tubulus ginjal. Dengan demikian
mengurangi eksresi kalsium.

Kelebihan jumlah sekresi PTH menyebabkan hiperkalsemia yang langsung bisa menimbulkan efek

pada reseptor di tulang, traktus intestinal, dan ginjal. Secara fisiologis sekresi PTH dihambat dengan

tingginya ion kalsium serum. Mekanisme ini tidak aktif pada keadaan adenoma, atau hiperplasia kelenjar,
dimana hipersekresi PTH berlangsung bersamaan dengan hiperkalsemia. Reabsorpsi kalsium dari tulang

dan peningkatan absorpsi dari usus merupakan efek langsung dari peningkatan PTH. (Menurut Buku
Asuhan Keperawatan pada Sistem Endokrin dengan pendekatan NANDA NOC NIC).

Dampak peningkatan kadar kalsium adalah hipotonisitis atau melemahnya otot; pelepas kalsium

dalam tulang menyebabkan demineralisasi tulang, fraktur patologis, dan nyeri tulang; peningkatan kadar
kalsium serum/ darah membuat tubulus ginjal mereabsopsi kalsium secara berlebihan.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Tabel 2.8 Pemeriksaan Diagnostik Hiperparatiroidisme

Pemeriksaan Nilai Normal

Laboratorium Kalsium serum meninggi ( 8,5 – 10,5 mEq/L )

Fosfat serum rendah ( 2,5 – 4,5 mg/dL )

Fosfatase alkali meninggi ( >100 U/L )

Kalsium dan fosfat dalam urin bertambah

a. Kalsium ( 1 – 4 mg/kg/hari)

b. Fosfat ( 15 – 20 mg/kg/hari)

Foto Rontgen Tulang menjadi tipis, ada dekalsifikasi

Cystic-cystic dalam tulang

Trabeculae di tulang

KOMPLIKASI

Tabel 2.9 Komplikasi Hiperparatiroidisme

Nama Penjelasan
1. Fraktur Patologis Kelebihan mineralokortikoid mengakibatkan perubahan
reabsopsi kalsium
2. Kerusakan Ginjal Terjadi akibat pengendapan kalsium fosfat dalam velvis ginjal
3. Hipertensi Kelebihanaldosteron mengubah absorpsi natrium oleh tubulus
ginjal distal (lewat sistem renin-angostensin-aldosteron) dan

24
natrium tertahan ketika kalium hilang, natrium tetap bertahan
4. Aritmia Jantung Berkaitan dengan peningkatan kadar kalsium dalam darah.

PENATALAKSANAAN

Hasil yang di harapkan dari penatalaksanaan medis hiperparatiroidisme adalah penurunannya kadar

kalsium dan pengelolaan jangka panjang hiperkalsemia menggunakan obat yang dapat meningkatkan

resorpsi kalsium. Kadar kalsium serum diturunkan dengan proses hidrasi dan kalsiuria. Furosemid (Lasix)
dapat digunakan untuk mempercepat kalsiuria. Obat yang dapat menghambat resorpsi kalsium tulang
adalah Plicamycin (Mithracin), galium nitrat (Ganite), fosfat, dan kalsitonis. Plicamycin adalah obat kemoterapi

yang efektif menurunkan kadar kalsium serum. Efek hipokalsemia terjadi setelah 24 jam dan berakhir sekitar

1 atau 2 minggu pasca pemberian. Galium nitrat juga dapat di gunakan karena mempunyai efek samping
yang lebih sedikit. Glukokortikoid dapat digunakan untuk menurunkan hiperkalsemia dengan menurunkan

absorbsi gastrointestinal dari kalsium. Sebagai tambahan, Etidronate (Didronel) atau kalsitonin dapat juga di
gunakan untuk menurunkan pelepasan kalsium oleh tulang. Klien dengan hiperparatiroidisme kronis, hasil

yang di harapkan dari intervensi adalah untuk mengembalikan kembali kadar kalsium ke konsentrasi normal.

Pada klien dengan hiperparatiroidisme kronis, klien di berikan garam kalsium oral (kalsium glukonat, kalsium
laktat, atau kalsium karbonat) untuk menjaga kadar kalsium normal. Klien mungkin di berikan vitamin D

untuk memelihara kadar kalsium. Beberapa klien memerlukan terapi hormon pengganti. (Menurut Buku

Asuhan Keperawatan pada Sistem Endokrin dengan pendekatan NANDA NOC NIC).

25
ASUHAN KEPERAWATAN HIPERPARATIROIDISME

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien : Nama, tempat tanggal lahir, umur, jenis kelamin, agama, suku, pekerjaan dan

alamat.
2. Keluhan Utama : Nyeri dan rasa pegal yang tidak jelas, nyeri punggung bawah, nyeri tekan pada

tulang, keletihan, mual, anoreksia, gelisah, kelemahan dan kejang.


3. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat penyakit sekarang


Kapan keluhan dirasakan, kaji dengan seksama poliuria, nefrokalsinosis, nokturia, polidipsi,

dehidrasi, gejala uremia, kolik renal, nefrolitiasis, isufisiensi renal, nyeri dan rasa pegal yang tidak

jelas, artralgia serta pembengkakan lokal.

b. Riwayat penyakit dahulu

Apakah klien sebelumnya pernah mengalami penyakit seperti ini


c. Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti ini

4. Pemeriksaan Fisik

Tabel 2.10 Pemeriksaan Fisik Hiperparatiroidisme

Pengkajian Hasil Normal Orang Dewasa Keterangan/Variasi Pada Usia Lanjut


Inspeksi
Nilai Keseluruhan :
1. Tinggi Bagian-bagian tubuh secara Perhatikan perubuhan yang tidak jelas pada tinggi dan
umum harus dibandingkan berat badan, disproporsional tangan dan kaki
dengan lainnya dalam hal (akromegali), pertumbuhan yang cepat (gigiantisme),
ukuran : tinggi badan dan pertumbuhan yang lambat atau kerdil (hipotiroidisme)
berat badan yang
seharusnya proporsional

2. Distribusi lemak Pria memperlihatkan Perhatikan lemak yang didistribusikan diatas muka,
distribusi lemak yang leher, batang tubuh, atau daerah lingkar perut (sindrom
simetris diseluruh tubuh, cushing)
wanita mempunyai
distribusi lemak diatas
payudara, bokong pada
bagian dalam, dan simpisis
pubis
Inspeksi Kulit :
1. Warna Warna kulit harus konsisten Pigmentasi yang tidak biasanya dapat berubah
dengan kulit sekitarnya kemerahan pada wajah (hipertiroidisme) atau
hiperpigmentasi lokal atau umum

26
2. Distribusi Rambut Distribusi rambut harus Perhatikan perubahan dalam pertumbuhan atau
tepat sesuai jenis kelamin distribusi rambut, sesuai usia kulit menjadi kering dan
tipis dan rambut hilang pada batang tubuh dan
ekstermitas
Periksa Kuku :
1. Warna Kuku pada orang berkulit Perhatikan kelainan warna pada kuku
terang biasanya bermacam-
macam corak dari merah
muda dengan ujung putih.
Kuku orang berkulit gelap
mempunyai warna coklat
atau hitam

2. Bentuk Perkiraan sudut 160o pada Hasil bermakna adalah lengkungan cekung: (kuku
dasar kuku : bentuk meliputi sendok), kuku tabuh (suduh lebih dari 180o dan tekanan
datar melengkung, atau dasar kuku
cembung dengan
permukaan yang licin

3. Kualitas Jaringan kuku mungkin Berdasarkan usia kuku lebih tebal keras dan rapuh
keras dengan ketebalan
yang sama

Perhatikan Posisi Eksternal Pupil tidak ditutupi oleh Teliti adanya edema perorbital mata cekung,
dan Kesejajaran Mata kelopak mata, warna eksoftalmus (mata menonjol dan hilangnya alis mata)
kelopak sama dengan kulit
sekitarnya
Palpasi leher :
1. Ukuran Trakea digaris tengah : Nyeri dan pembengkakan leher terlihat pada
tiroid, lunak dan nyeri tekan, hipertiroidisme
terdapat nodul yang teraba
2. Bentuk Palpasi kelenjar tiroid dan perhatikan pembesaran atau
3. Konfigurasi nodul

4. Konsistensi

5. Nyeri atau Nyeri Nyeri tekan pada palpasi Juga perhatikan getaran yang teraba diatas tiroid
Tekan

27
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN HIPERPARATIROIDISME

1. Resiko Ketidakefektifan Perfusi Ginjal b/d Penyakit Ginjal

Domain 4 : Aktivitas/Istirahat
Kelas 4 : Respons Kardiovaskular/Pulmonal

Kode : 00203

2. Penurunan Curah Jantung b/d Perubahan Frekuensi Jantung

Domain 4 : Aktivitas/Istirahat
Kelas 4 : Respon Kardiovaskular/Pulmonal

Kode : 00029
3. Intoleransi Aktivitas b/d Keseimbangan Antara Suplai dan Kebutuhan Oksigen

Domain 4 : Aktivitas Istirahat

Kelas 4 : Respon Kardiovaskular/Pulmonal


Kode : 00029

4. Kekurangan Volume Cairan b/d Kehilangan Cairan Aktif

Domain 2 : Nutrisi

Kelas 5 : Hidrasi

Kode : 00027

5. Gangguan Eliminasi Urin b/d Obstruksi Anatomik

Domain 5 : Eliminasi dan Pertukaran

Kelas 1 : Fungsi Urinarius


Kode : 00016

6. Mual b/d Iritasi Gastrointestinal

Domain 12 : Kenyamanan

Kelas 1 : Kenyamanan Fisik

Kode : 00134

7. Keletihan b/d Kelesuan Fisiologi ( Penyakit )


Domain 4 : Aktivitas / Istirahat
Kelas 2 : Fungsi Gastrointestinal

Kode : 00011

8. Konstipasi b/d Penurunan Motilitas Traktus Gastrointestinal

Domain 3 : Eliminasi dan Pertukaran


Kelas 2 : Fungsi Gastrointesitas
Kode : 00011

28
C. NURSING PLANNING CARE

NANDA NOC NIC


Resiko Ketidakefektifan Perfusi Keseimbangan Elektrolit dan Asam Basa Manajemen Asam Basa
Ginjal Definisi : Definisi : Peningkatan asam basa
Definisi : Keseimbangan elektrolit dan non elektrolit dan pencegahan komplikasi akibat
Rentan terhadap penurunan pada ruang intraseluler dan ekstraseluler ketidakseimbangan asam basa :
sirkulasi darah ke ginjal, yang tubuh. 1. Jaga kepatenan jalan napas
dapat mengganggu kesehatan. 2. Monitor analisis gas darah,
Kriteria Hasil serum dan elektroit urine
Faktor Resiko : Setelah dilakukan tindakan keperawatan…. 3. Posisikan pasien untuk bias
1. Penyakit ginjal jam diharapkan pasien mampu untuk: bernapas secara adekuat
Menunjukkan keseimbangan elektrolit dan 4. Monitor pola napas
asam basa dengan indikator : 5. Monitor sirkulasi jaringan
a. Denyut nadi dalam batas normal (4) 6. Monitor hasil laboratorium
b. Respiratory rate dalam batas normal (4) analisis gas darah
c. Serum kreatinin dalam batas normal (4) 7. Cek secara rutin aliran
d. BUN dalam batas normal (4) pemberian oksigen dan
e. Orientasi kognitif adekuat (4) konsentrasi berapa x/menit
f. Serum kalsium dalam batas normal (4) 8. Pantau tanda-tanda vital
g. Tidak ada gangguan mental (4)
Manajemen Cairan
Status Sirkulasi Definisi :
Definisi : Meningkatkan keseimbangan
Aliran darah yang searah dan tidak cairan dan pencegahan komplikasi
terhambat dengan aliran yang tepat yang di hasilkan dari tingkat cairan
melalui pembuluh darah besar sirkuit tidak normal atau tidak diinginkan.
sistemik dan paru
Aktivitas-aktivitas :
Kriteria Hasil 1. Data monitor status hidrasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan…. (misalnya, membran mukosa
jam diharapkan pasien mampu untuk: lembab, denyut nadi adekuat,
Menunjukkan status sirkulasi dengan dan tekanan darah ortostatik)
indikator : 2. Monitor hasil laboratorium
a. Urine output (4) yang relevan dengan retensi
b. Kelelahan (4) cairan (misalnya, peningkatan
c. Wajah pucat (4) berat jenis, peningkatan BUN,
penurunan hematokrit, dan
Keterangan Skala Indikator : peningkatan kadar osmolalitas
1= Berat urin)
2= Cukup berat 3. Berikan cairan, dengan tepat
3= Sedang 4. Distribusikan asupan cairan
4= Ringan selama 24 jam
5= Tidak ada 5. Dukung pasien dan keluarga
untuk membantu dalam
pemberian makan dengan baik
Monitor pasien terhadap terapi
elektrolit yang diresepkan

29
Penurunan Curah Jantung Ketidakefektifan Pompa Jantung Perawatan Jantung
Definisi : Definisi : Definisi :
Ketidakadekuatan darah yang Kecukupan volume darah yang Keterbatasan dari komplikasi
dipompa oleh jantung untuk dipompakan dari ventrikel kiri untuk sebagai hasil dari
memenuhi kebutuhan metabolik mendukung tekanan perfusi sistemik ketidakseimbangan antara suplai
tubuh. oksigen pada jantung dan
kebutuhan seorang pasien yang
Batasan Karakteristik : Kriteria Hasil memiliki gejala gangguan fungsi
1. Keletihan Setelah dilakukan tindakan keperawatan…. jantung.
2. Oliguri jam diharapkan pasien mampu untuk 1. Pantau pasien secara fisik dan
3. Ansietas Menunjukkan keefektifan pompa jantung psikologis
4. Gelisah dengan indikator : 2. Pastikan tingkat aktivitas yang
5. Penurunan EKG a. Tekanan darah diastolik dalam batas tidak memberatkan curah
normal (4) jantung atau mempengaruhi
Faktor yang Berhubungan : b. Tekanan darah diastolik dalam batas kerja jantung.
1. Perubahan Frekuensi normal (4) 3. Dorong peningkatan aktivitas
Jantung c. Tidak terdapat mual (4) secara bertahap pada kondisi
d. Tidak terdapat kelelahan (4) fisik stabil
e. Tidak terdapat asites (4) 4. Anjurkan pasien untuk
f. Tidak terdapat dispnea saat istirahat (4) melaporkan jika terjadi
g. Tidak terdapat intoleransi aktivitas (4) ketidaknyamanan didada
h. Tidak terdapat disritmia (4) 5. Evaluasi nyeri dada
6. Pantau EKG adanya perubahan
Status Pernapasan ST
Definisi : 7. Pantau tanda-tanda vital
Proses keluar masuknya udara ke paru- 8. Pantau status kardiovaskular
paru serta pertukaran karbondioksida dan 9. Pantau keseimbangan cairan
oksigen di alveoli. 10. Pantau nilai laboratorium yang
sesuai ( enzim jantung dan
Kriteria Hasil kadar elektrolit)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan….
jam diharapkan pasien mampu untuk Monitor Tanda-Tanda Vital
Menunjukkan status pernapasan dengan Definisi :
indikator : Pengumpulan dan analisis data
a. Frekuensi pernapasan (4) kardiovaskular, pernapasan, dan
b. Irama pernapasan (4) suhu tubuh untuk menentukan dan
c. Kedalaman ispirasi (4) mencegah komplikasi
d. Suara auskultasi nafas (4) Aktivitas-aktivitas :
e. Kepatenan jalan napas (4) 1. Monitor tekanan darah, nadi,
suhu, dan status pernapasan
Keterangan Skala Indikator : dengan tepat
1= Berat 2. Monitor tekanan darah setelah
2= Cukup berat pasien meminum obat jika
3= Sedang memungkinkan
4= Ringan 3. Monitor keberadaan dan
5= Tidak ada kualitas nadi
4. Irama dan tekanan jantung

30
Mual Kontrol Mual dan Muntah Manajemen Mual
Definisi : Definisi : Definisi :
Suatu fenomena subjektif tentang Tindakan personal untuk mengontrol Pencegahan dan penanggulangan
ras tidak nyaman pada bagian mual, muntah-muntah, dan gejala muntah. mual.
belakang tenggorok atau Aktivitas-aktivitas :
lambung,yang dapat atau tidak Kriteria Hasil 1. Evaluasi dampak dari
dapat mengakibatkan muntah. Setelah dilakukan tindakan keperawatan…. pengalaman mual pada
jam diharapkan pasien mampu untuk kualitas hidup (misalnya, nafsu
Batasan Karakteristik : Menunjukkan keparahan mual dan makan, aktivitas, prestasi kerja,
1. Keengganan terhadap muntah dengan indikator : tanggung jawab peran, dan
makanan a. Frekuensi mual (4) tidur)
2. Mual b. Intensitas mual (4) 2. Identifikasi faktor-faktor yang
3. Peningkatan menelan c. Distres mual (2) dapat menyebabkan atau
4. Peningkatan salivasi d. Frekuensi muntah (4) berkontribusi terhadap mual
5. Rasa asam di dalam mulut e. Intensitas muntah (4) (misalnya obat-obatan dan
6. Sensasi muntah f. Sekresi air ludah yang banyak (4) prosedur)
3. kendalikan faktor-faktor
Faktor Resiko : Keparahan Mual dan Muntah lingkungan yang mungkin
1. Distensi lambung Definisi : membangkitkan mual
2. Gangguan biokimia (mis, Keparahan dari tanda dan gejala mual, (misalnya, bau yang tidak
uremia, ketoasidosis diabetik) muntah-muntah dan muntah. menyenangkan, suara, dan
3. Iritasi gastrointestinal stimulasi visual yang tidak
4. Penyakit esofagus Kriteria Hasil menyenangkan)
. Setelah dilakukan tindakan keperawatan…. 4. Tunjukkan penerimaan diri
jam diharapkan pasien mampu untuk terhadap mual dan
Menunjukkan kontrol mual dan muntah berkolaborasi dengan pasien
dengan indikator : ketika memilih strategi
a. Mengenali onset mual (4) pengendalian mual
b. Mendeskripsikan faktor-faktor 5. Timbang berat badan secara
penyebab (4) teratur
c. Mengenali pencetus stimulus muntah
(4) Manajemen Elektrolit dan Cairan
d. Menggunakan langkah-langkah Definisi :
pencegahan (4) Pengaturan dan pencegahan
e. Menghindari faktor-faktor penyebab komplikasi dari perubahan cairan
bila mungkin (4) dan atau elektrolit.
Aktivitas-aktivitas :
Keterangan Skala Indikator : 1. Pantau kadar serum elektrolit
1= Berat yang abnormal, seperti yang
2= Cukup berat tersedia
3= Sedang 2. Monitor perubahan status paru
4= Ringan atau jantung yang
5= Tidak ada menunjukkan kelebihan cairan
atau dehidrasi.
3. Timbang berat badan harian
dan pantau gejala
4. Berikan cairan yang sesuai
5. Monitor tanda-tanda vital,
yang sesuai

31
Intoleransi Aktivitas Toleransi Aktivitas Terapi Aktivitas
Definisi : Definisi : Definisi :
Ketidakcukupan energi psikologis Respon fisiologis terhadap pergerakan Peresepan terkait dengan
atau fisiologis untuk yang memerlukan energi dalam aktivitas menggunakan aktivitas fisik,
mempertahankan atau sehari-hari. kognisi, sosial dan spiritual untuk
menyelesaikan aktivitas kehidupan Menunjukkan Toleransi Aktivitasdengan meningkatkan frekuensi dan durasi
sehari-hari yang harus atau yang indicator : dari aktivitas kelompok.
ingin dilakukan a. Saturasi oksigen saat aktivitas dalam 1. Pertimbangkan kemampuan
batas normal klien dalam berpartisipasi
b. Denyut nadi saat beraktivitas dalam melalui aktivitas spesifik
Batasan Karakteristik : batas normal 2. Berkolaborasi dengan (ahli)
1. Keletihan c. Kemudahan dalam bernafas saat terapis fisik, okupasi dan
2. Perubahan EKG aktivitasdalam batas normal terapis rekreasional dalam
3. Respons frekuensi jantung d. Tekanan darah sistolik dalam batas perencenaan dan pemantauan
abnormal terhadap aktivitas normal program aktivitas, jika
4. Respon tekanan darah e. Tekanan darah diastolic dalam batas diperlukan
abnormal terhadap aktivitas normal 3. Bantu klien untuk
f. Hasil EKG dalam batas normal mengidentifikasi aktivitas yang
Faktor yang Berhubungan : diinginkan
1. Keseimbangan antara suplai Ketidakefektifan Pompa Jantung 4. Dorong aktivitas kreatif yang
dan kebutuhan oksigen Definisi : tepat
Kecukupan volume darah yang Dorong keterlibatan dalam
dipompakan dari ventrikel kiri untuk aktivitas kelompok maupun terapi,
mendukung tekanan perfusi sistemik. jika memang diperlukan

Kriteria Hasil Perawatan Jantung : Rehabilitatif


Setelah dilakukan tindakan Definisi :
keperawatan…. jam diharapkan pasien Peningkatan fungsi aktivitas yang
mampu untuk paling maksimum pada pasien
Menunjukkan keefektifan pompa yang telah mengalami episode
jantung dengan indikator : gangguan fungsi jantung yang
a. Tekanan darah sistol (4) terjadi karena ketidakseimbangan
b. Tekanan darah diastol (4) suplai oksigen ke otot jantung dan
c. Kelelahan (4) kebutuhannya.
d. Mual (4) 1. Pantau toleransi terhadap
aktivitas pasien
Keterangan Skala Indikator : 2. Instruksikan pada pasien untuk
1= Berat melaporkan pada tenaga
2= Cukup berat kesehatan saat nyeri dada
3= Sedang 3. Instruksikan pasien dan
4= Ringan keluarga untuk membatasi
5= Tidak ada aktivitas mengangkat beban
berat
4. Instruksikan pada keluarga
untuk memperhatikan pasien
secara khusus dalam
melakukan aktivitas sehari-hari.
5. Anjurkan pasien untuk
mengatur pola diet dan
melakukan terapi fisik
6. Hindarkan pasien dari
kecemasan dan depresi.

32
Kekurangan volume cairan Keseimbangan Cairan Manajemen Cairan
Definisi : Definisi : Defenisi :
Penurunan cairan intravascular, Keseimbangan cairan di dalam ruang Meningkatkan keseimbangan
dan/ atau intraseluler. Ini mengacu intraseluler dan ekstraseluler tubuh cairan dan pencegahan komplikasi
pada dehidrasi, kehilangan cairan cairan dan pencegahan komplikasi
saja tanpaperubahan kadar Kriteria Hasil yang dihasilkan dari tingkat cairan
natrium. Setelah dilakukan tindakan tidak normal atau tidak diinginkan
keperawatan…. jam diharapkan pasien 1. Timbangan berat badan setiap
Batasan Karakteristik : mampu untuk hari dan monitor status pasien
1. Kelemahan 2. Jaga intake atau asupan yang
2. Haus Menunjukkan keseimbangan cairan akurat dan catat output
3. Kulit kering dengan indikator : (pasien)
a. Kehausan (4) 3. Dukung pasien dan keluarga
Faktor yang Berhubungan : b. Turgor kulit (4) untuk membantu dalam
1. Kehilangan cairan aktif c. Berat jenis urin (4) pemberian makan dengan baik
Tingkat Delirium 4. Monitor tanda-tanda vital
Definisi : pasien
Keparahan dari gangguan yang 5. Tawari makanan ringan
berkembang pada kesadaran dan (misalnya, minum ringan dan
kognisi selama periode waktu yang buah-buahan segar/jus buah)
singkat dan bisa kembali seperti
semula. Monitor Cairan
Definisi :
Kriteria Hasil Pengumpulan dan analisis data
Setelah dilakukan tindakan pasien dalam pengatur
keperawatan…. jam diharapkan pasien keseimbangan cairan.
mampu untuk 1. Tentukan jumlah dan jenis
Menunjukkan tingkat delirium dengan intake atau asupan cairan serta
indikator : kebiasaan eliminasi
a. Kesulitan mempertahankan fokus 2. Berikan cairan yang tepat
(4) 3. Tentukan apakah pasien
b. Perubahan tingkat kesadaran (4) mengalami kehausan atau
c. Halusinasi (4) gejala perubahan cairan
(misalnya pusing, sering
Keterangan Skala Indikator : berubah pikiran, melamun,
1= Berat ketakutan, mudah tersinggung,
2= Cukup berat mual, berkedut)
3= Sedang 4. Monitor asupan dan
4= Ringan pengeluaran
5= Tidak ada
Gangguan Eliminasi Urin Eliminasi Urin Monitor Cairan
Definisi : Definisi : Definisi :
Disfungsi eliminasi urin Pengumpulan pembuangan urin Pengumpulan dan analisis data
pasien dalam pengaturan
Batasan Karakteristik : Kriteria Hasil keseimbangan cairan
1. Sering berkemih Setelah dilakukan tindakan 1. Tentukan jumlah dan jenis
keperawatan…. jam diharapkan pasien intake atau asupan cairan serta
Faktor yang Berhubungan : mampu untuk kebiasaan eliminasi
1. Obstruksi anatomik Menunjukkan eliminasi urin dengan 2. Monitor warna, kuantitas dan
indikator : berat jenis urin
a. Pola eliminasi (4) 3. Tentukan faktor-faktor resiko
b. Bau urin (4) yang mungkin menyebabkan

33
c. Jumlah urin (4) ketidakseimbangan cairan
d. Warna urin (4) (misalnya, kehilangan
e. Kejernihan urin (4) albumin,luka bakar, malnutrisi,
sepsis, sindrom nefrotik,
Kontinensia urin hipertermia, terapi deuratik)
Definisi : 4. Monitor nilai kadar serum dan
Mengendalikan eliminasi urin dari elektrolit urin
kandungan kemih.

Manajemen Berat Badan


Kriteria Hasil Definisi :
Setelah dilakukan tindakan Memfasilitasi pasien untuk
keperawatan…. jam diharapkan pasien mempertahankan berat badan dan
mampu untuk persentase lemak tubuh yang
Menunjukkan kontinensia urin dengan optimal.
indikator : 1. Diskusikan dengan pasien
a. Mengenali keinginan untuk mengenai hubungan antara
berkemih (4) asupan makanan, olahraga,
b. Menjaga pola berkemih yang peningkatan berat badan, dan
teratur (4) penurunan berat badan.
c. Memulai dan menghentikan aliran 2. Diskusikan dengan pasien
urin (4) mengenai kondisi medis apa
d. Mengkonsumsi cairan dalam saja yang berpengaruh pada
jumlah yang cukup (4) berat badan
3. Diskusikan resiko yang
Keterangan Skala Indikator : mungkin muncul jika terdapat
1= Berat kelebihan berat badan kurang
2= Cukup berat 4. Hitung berat badan
3= Sedang idealpasien.
4= Ringan
5= Tidak ada
Mual Kontrol Mual dan Muntah Manajemen Mual
Definisi : Definisi: Definisi :
Suatu fenomena subjektif tentang Tindakan personal untuk mengontrol Pencegahan dan penanggulangan
ras tidak nyaman pada bagian mual, muntah-muntah, dan gejala mual.
belakang tenggorok atau muntah. Aktivitas-aktivitas :
lambung,yang dapat atau tidak 1. Evaluasi dampak dari
dapat mengakibatkan muntah. Kriteria Hasil pengalaman mual pada kualitas
Setelah dilakukan tindakan hidup (misalnya, nafsu makan,
Batasan Karakteristik : keperawatan…. jam diharapkan pasien aktivitas, prestasi kerja,
1. Mual mampu untuk tanggung jawab peran, dan
2. Keengganan Menunjukkan kontrol mual dan tidur)
terhadap makanan muntah dengan indikator: 2. Identifikasi faktor-faktor yang
3. Rasa asam a. Mengenali onset mual (4) dapat menyebabkan atau
di dalam mulut b. Mendeskripsikan faktor-faktor berkontribusi terhadap mual
4. Sensasi muntah penyebab (4) (misalnya obat-obatan dan
c. Mengenali pencetus stimulus prosedur)
Faktor Resiko : muntah (4) 3. Kendalikan faktor-faktor
1. Iritasi d. Menggunakan langkah-langkah lingkungan yang mungkin
gastrointestinal pencegahan (4) membangkitkan mual (misalnya,
e. Menghindari faktor-faktor bau yang tidak menyenangkan,
penyebab bila mungkin (4) suara, dan stimulasi visual yang

34
tidak menyenangkan)
Keparahan Mual dan Muntah 4. Tunjukkan penerimaan diri
Definisi : terhadap mual dan
Keparahan dari tanda dan gejala mual, berkolaborasi dengan pasien
muntah-muntah dan muntah. ketika memilih strategi
pengendalian mual
Kriteria Hasil 5. Timbang berat badan secara
Setelah dilakukan tindakan teratur
keperawatan…. jam diharapkan pasien
mampu untuk Manajemen Elektrolit dan Cairan
Menunjukkan keparahan mual dan Definisi :
muntah dengan indikator: Pengaturan dan pencegahan
a. Frekuensi mual (4) komplikasi dari perubahan cairan
b. Intensitas mual (4) dan atau elektrolit.
c. Frekuensi muntah (4) Aktivitas-aktivitas :
d. Intensitas muntah (4) 1. Pantau kadar serum elektrolit
e. Sekresi air ludah yang banyak (4) yang abnormal, seperti yang
tersedia
Keterangan Skala Indikator : 2. Monitor perubahan status paru
1= Berat atau jantung yang menunjukkan
2= Cukup berat kelebihan cairan atau dehidrasi.
3= Sedang 3. Timbang berat badan harian dan
4= Ringan pantau gejala
5= Tidak ada 4. Berikan cairan yang sesuai
5. Monitor tanda-tanda vital, yang
sesuai
Keletihan Toleransi terhadap aktivitas Manajemen Energi
Definisi : Definisi: Definisi :
Keletihan terus menerus dan Respon fisiologis terhadap pergerakan Pengaturan energi yang di
penurunan kapasitas untuk kerja yang memerlukan energi dalam gunakan untuk menangani atau
fisik dan mental pada tingkat yang aktivitas sehari-hari. mencegah kelelahan dan
lazim. mengoptimalkan fungsi.
Kriteria Hasil Aktivitas-aktivitas :
Batasan Karakteristik : Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji status fisiologis pasien yang
1. Gangguan konsentrasi keperawatan…. jam diharapkan pasien menyebabkan kelelahan sesuai
2. Kelelahan mampu untuk dengan konteks usia dan
3. Kurang energi Menunjukkan toleransi terhadap perkembangan
4. Mengantuk aktivitas dengan indikator: 2. Anjurkan pasien
5. Penurunan performa a. Saturasi oksigen ketika beraktivitas mengungkapkan perasaan
(4) secara verbal mengenai
Faktor yang Berhubungan : b. Frekuensi nadi ketika beraktivitas keterbatasan yang di alami
1. Kelesuan fisiologis (penyakit) (4) 3. Tentukan persepsi pasien atau
c. Kemudahan bernafas ketika orang terdekat dengan pasien
beraktivitas (4) mengenai penyebab kelelahan
d. Warna kulit (4) 4. Tentukan jenis dan banyaknya
aktivitas yang di butuhkan untuk
1. Istirahat menjaga ketahanan
Definisi: 5. Monitor intake atau asupan
Berkurangnya kuantitas dan pola nutrisi untuk mengetahui
aktivitas untuk memulihkan mental dan sumber energi yang adekuat
fisik.

35
Kriteria Hasil Peningkatan Koping
Setelah dilakukan tindakan Definisi :
keperawatan…. jam diharapkan pasien Fasilitasi usaha kognitif dan
mampu untuk perilaku untuk mengelola stresor
Menunjukkan istirahat dengan yang dirasakan , perbahan, atau
indikator: ancaman yang menganggu dalam
a. Jumlah istirahat (4) rangka memenuhi kebutuhan
b. Pola istirahat (4) hidup dan peran.
c. Kualitas istirahat (4) Aktivitas-aktivitas :
d. Beristirahat secara fisik (4) 1. Bantu pasien dalam
e. Beristirahat secara mental (4) mengidentifikasi tujuan jangka
f. Beristirahat secara emosional(4) pendek dan jangka panjang
g. Tampak segar setelah istirahat yang tepat
2. Bantu pasien dalam memeriksa
sumber-sumber yang tersedia
Keterangan Skala Indikator : untuk memenuhi tujuan-
1= Berat tujuannya
2= Cukup berat 3. Berikan suasana penerimaan
3= Sedang 4. Evaluasi kemampuan pasien
4= Ringan dalam membuat keputusan
5= Tidak ada 5. Dukung kesabaran dalam
mengembangkan suatu
hubungan
Konstipasi Eliminasi Usus Manajemen Konstipasi/Impaksi
Definisi: Definisi: Definisi:
Penurunan frekuensi normal Pembentukan dan pengeluaran feses Pencegahan dan menghilangkan
defekasi yang disertai kesulitan konstipasi dan impaksi,
atau pengeluaran feses tidak Kriteria Hasil Aktivitas-aktivitas:
tuntas dan atau feses yang keras, Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tanda dan gejala
kering dan banyak keperawatan…. jam diharapkan pasien konstipasi
mampu untuk 2. Monitor bising usus
Batasan Karakteristik : Menunjukkan eliminasi usus dengan 3. Buat jadwal BAB dengan cara
1. Mual indikator: yang tepat
2. Muntah a. Pola eliminasi (4) 4. Identifikasi faktor-faktor
3. Penurunan Frekuensi b. Kontrol gerakan usus (4) (misal., pengobatan, tirah
c. Warna feses (4) baring, dan diet) yang
Faktor yang Berhubungan d. Kemudahan BAB (4) menyebabkan atau
1. Penurunan motilitas berkontribusi pada terjadinya
traktus gastrointestinal Keseimbangan Cairan konstipasi
Definisi: 5. Evaluasi jenis pengobatan yang
Keseimbangan cairan di dalam ruang memiliki efek samping pada
intraselular dan ekstraselular tubuh gastrointestinal
6. Instruksikan pasien/keluarga
Kriteria Hasil mengenai hubungan antara
Setelah dilakukan tindakan diet, latihan dan asupan cairan
keperawatan…. jam diharapkan pasien terhadap kejadian konstipasi
mampu untuk dan impaksi
Menunjukkan keseimbangan cairan 7. Evaluasi catatan asupan untuk
dengan indikator: apa saja nutrisi (yang telah
a. Keseimbangan intake dan output dikonsumsi)
dalam 24 jam (4)
b. Konfusi (4)

36
c. Kehausan (4) Manajemen Cairan
d. Pusing (4) Definisi:
Meningkatkan keseimbangan
Keterangan Skala Indikator : cairan dan pencegahan komplikasi
1= Berat yang dihasilkan dari tingkat cairan
2= Cukup berat tidak normal atau tidak diinginkan.
3= Sedang Aktivitas- Aktivitas
4= Ringan 1. Timbang berat badan setiap
5= Tidak ada hari dan monitor status pasien
2. Monitor status hidrasi
(misalnya, membran mukosa
lembab, denyut nadi adekuat,
dan tekanan darah ortostatik)
3. Monitor tanda-tanda vital
pasien
4. Monitor status gizi

37
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Hipoparatiroidisme adalah kondisi ketika terjadi penurunan sekresi hormon paratiroid. Oleh karena

kelenjar paratiroid memiliki fungsi primer mengatur keseimbangan kalsium maka kondisi

hipoparatiroidisme akan menyebabkan hipokalsemia dan akibatnya terjadi gejala neuromuskular yang
berkisar mulai dari parestesia hingga tetani. Hipoparatiroidisme merupakan kondisi medis yang jarang

terjadi, di cirikan dengan hipokalsemia, hiperfosfatemia, dan penurunan kadar hormon tiroid

(Hipoparatiroidisme Association, 2015).

Hiperparatiroidisme adalah berlebihnya produksi hormon paratiroid oleh kelenjar paratiroid

ditandai dengan dekalsifikasi tulang dan terbentuknya batu ginjal yang mengandung kalsium.
Hiperparatiroidisme dibagi menjadi 2, yaitu hiperparatiroidisme primer dan sekunder.

Hiperparatiroidisme primer terjadi dua atau tiga kali lebih sering pada wanita daripada laki-laki dan
pada pasien-pasien yang berusia 60-70 tahun. Sedangkan hiperparatiroidisme sekunder disertai

manifestasi yang sama dengan pasien gagal ginjal kronis. Rakitisi ginjal akibat retensi fosfor akan

meningkatkan stimulasi pada kelenjar paratiroid dan meningkatkan sekresi hormon paratiroid. (Brunner

& Suddath, 2001).

B. SARAN

Diharapkan kepada para dan pelaku yang bekerja di bidang kesehatan untuk benar-benar

memahami tentang gangguan paratiroid. Agar nantinya tidak terjadi kesalahan dalam hal penyampaian
asumsi terhadap keluhan pasien yang bermasalah dengan sistem endokrin.

38
Lembar Konsul Makalah

Kelompok : 2 (Dua)

Nama Dosen : Ns. Chrisyen Damanik, S.Kep., M.Kep

Judul Makalah : Manajemen Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Gangguan Paratiroid
Hipoparatiroidisme dan Hipeparatiroidisme

Tanda Tangan
No Hari/Tanggal Materi yang Dikonsultasi Saran Dosen
Dosen
1. Rabu, Manajemen Asuhan 1. Bahasan hiper dan hipo

15/November/2017 Keperawatan dipisah


hiperparatiroid dan 2. Lembar konsultasi

hipoparatiroid 3. Lembar pengesahan

4. Gambar dan sumber yang

jelas
5. Cover

6. EBN

1. Askep diperbanyak
Kamis,
2.
17/November/2017 2. Sumber pustaka

3. Essay EBN

1. Lembar konsultasi
Senin,
3.
20/November/2017 2. Resume atau essay EBN

1. Cover
Selasa,
4. 2. Tebal askep
12/Desember/2017
3. Margin

4. Lembar konsultasi

5. Glosarium

1. Askep
Rabu,
5. 2. Ebn essai
13/Desember/2017

Kamis,
6 1. Edit askep
14/Desember/17

39
2. Logo STIKES

3. Peletakkan numbering

Jumat,
1. Jurnal dan Essay diganti
7 15/Desember/17

8 Senin,
1. Label NOC dan NIC
18/Desember/17

40
GLOSARIUM

No Kata Asing Terjemahan


1. Hipokalsemia Suatu keadaan dimana kalsium didalam darah kurang dari 8,8 mg/dl
2. Tetani Penyakit yang di timbulkan akibat seseorang mengalami penyakit
hipoprathormon ( kondisi kurang hormon parathormon )
3. Hiperfosfatemia Suatu keadaan dimana konsetrasi fosfat dalam lebih dari 4,5 mgr/dl
4. Persetesia Suatu kondisi yang terjadi dimana anggota tubuh mengalami sensasi
panas, seperti tertusuk jarum, mati rasa, atau kebas
5. Tiroidektomi Sebuah oprasi yang melibatkan oprasi pemindahan semua atau
sebagian dari kelenjar tiroid
6. Paratiroidektomi Suatu tindakan pembedahan untuk mengangkat kelenjar atau tumur
para tiroid
7. Tanda Trosseau Spasme karpoderpal yang terjadi setelah beberapa menit setelah
pemasangan manset sfigmomanometer pada tekanan sistolik
8. Tanda Choostek Mengetuk daerah nervus fasialis tepat didepan kelenjar parotis dan
sebelah anterior telinga. Hasilnya ada spasme atau gerakan kedutan
pada mulut, hidung, dan mata.
9. Malformasi Perkembangan abnormal suatu organ atau jaringan
10. Retradasi mental Suatu gangguan fungsi kognitif yang diikuti dengan penurunan IQ,
yaitu kurang dari 70
11. Hiperkalsemia Suatu keadaan diamana konsentrasi kalsium dalam darah lebih dari
10,5
12. Asidosis Metabolik Keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai denggan rendahnya
kadar bikarbonat.
13. Homeostasis Suatu kondisis keseimbangan internal yang ideal, dimana semua
sistem tubuh bekerja dan berinteraksi degan cara yang tepat untuk
memenuhi semua kebutuhan dari tubuh
14. Hiperplasia Peningkatan abnormal dalam jumlah sel dalam suatu organ atau
jaringan
15. Riketsia Penyakit yang terjadi karena kekurangan vitamin D
16. Osteomalasia Kelainan pada tulang yang menyebabkan tulang menjadi lunak
sehingga mudah patah
17. Hipofosfatemia Suatu keadaan dimana konsentrasi fosfat dalam darah kurang dari 2,5
mgr/dl darah
18. Hipotonistis Keadaan dimana konsentrasi zat terlarut lebih tinggi dibndingkan
dengan larutan di dalam sel
19. Hiperkalsiuria Keadaan dimana kadar kalsium dalam urin berlebihan
20. Pseudogout Suatu penyakit yang di tandai dengan serangan atritis yang
menimbulkan nyeri dan hilaang timbul, yang disebabkan oleh
endapan kristal kalsium piroosfat
21. Anorexia Sebuah gangguan makan yang di tandai dengan penolakan untuk
mempertahankan berat badan yang sehat dan rasa takut berlebihan
terhadap peningkatan berat badan akibat pencitraan diri yang
menyimpang
22. Nausea Perasaan ingin muntah/rasa tidak nyaman di lambung yang dapat
mengakibatkan keinginan untuk segera memuntahkan
23. Fatigue Suatu kondisi yang memiliki tanda berkurangnya kapasitas yang
dimiliki seseoang untuk berkerja dan mengurangi efisiensi prestasi,
dan biasanya hal ini disertai dengan perasaan letih dan lemah
24. Sitotoksik Racun atau antibodi yang memiliki tindakan racun tertentu pada sel-

41
sel dari organ tertentu.
25. Kalsitonin Hormon protein yang disekresikan oleh sel-sel di kelenjar tiroid.
26. Poliuria Kondisi dimana air kencing yang di keluarkan melebihi normal.
27. Polidipsi Kondisi dimana seseorang mengalami haus berlebihan
28. Nokturia Gangguan dimana seseorang mengalami dorongan untuk buang air
kecil pada malam hari dalam frekuensi yang sering.
29. Nefrokalsinosis Kelainan ginjal yang melibatkan pengedapan kalsium dan oxalate
atau fosfat di tubulus ginjal dan interstitium
30. Uremia Keadaan toksik yang disebabkan gagal ginjal
31. Nefrolitiasis Suatu penyakit yang salah satu gejalanya adalah pembentukan batu
dalam ginjal
32. Sel Oksifili Sel yang besar dan banyak mengandung mitokondria
33. Radioimunoessay Metode labolatorium ( in vitro method ) untuk mengukur dengan
relative tepat jumlah zat yang ada pada tubuh pasien dengan isotop
radioaktif yang bercampur dengan antibodi yang disisipkan kedalam
sampel.
34. Hipotonik Suatu larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih rendah (tekanan
osmotik lebih rendah) dari pada yang lain sehingga air bergerak ke
dalam sel.
35. Chief Cell Untuk memproduksi pepsinogen, yaitu enzim pepsin dalam bentuk
tidak aktif.

42
DAFTAR SINGKATAN

No Nama Singkatan Terjemahan


1. PTH Hormon parathormon
Yang berperan meningkatkan kadar kalsium darah dan
menurunkan kadar fosfat darah
2. CaSR Calcium sensing reseptor
Yang berfungsi mengenali dan melaporkan penurunan
kadar kalsium kelenjar paratiroid sehingga kelenjar
paratiroid memprodksi hormon yang akan meningkatkan
kadar kalsium
3. Ph Potential of Hydrogen
Adalah ukuran konsentrasi ion hidrogen yang menunjukan
keasaman atau kebasaan suatu zat
4. Mg/dl Miligram/desiliter
Adalah satuan ukuran gula darah
5. rPTH Hormon paratiroid rekombinan

43

Anda mungkin juga menyukai