Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN SMALL GROUP DISCUSSION LBM 1

ENDOKRIN & METABOLISME

Disusun oleh :
Baiq Amira Fatmaharani (020.06.0007)

Tutor :dr. Irsandi Irsandi Rizki Farmananda , S.Ked.

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
MATARAM
TAHUN 2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ......................................................................................................................2


BAB I ...............................................................................................................................3
DESKRIPSI MASALAH .......................................................................................................3
BAB II ..............................................................................................................................4
PEMBAHASAN .................................................................................................................4
FISIOLOGI KELENJAR TIROID ........................................................................................4
FISIOLOGI KELENJAR PARATIROID ................................................................................5
DIAGNOSA MEDIS (DX) ................................................................................................6
HIPOPARATIROID ........................................................................................................7
KESIMPULAN ................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 12
BAB I

DESKRIPSI MASALAH
Pada skenario LBM 2, setelah kami berdiskusi didapakkan asumsi bahwa keluhan
yang dirasakan wanita tersebut berkaitan dengan riwayat ia melakukan oprasi
pengangkatan kelenjar tiroid. Setelah pengangkatan dari kelenjar tiroidnya sangat
berkaitan dengan keluhan yang dia rasakan karna mempengaruhi metabolisme
tubuhnya. Maka dari skenario kita dapat mengkaitkan gejala yang diderita apakah
iay hipotiroid, hipertiroid, hipoparatiroid, dan hiperparatiroid.
BAB II

PEMBAHASAN
FISIOLOGI KELENJAR TIROID
Kelenjar tiroid memiliki fungsi utama untuk mensuplai hormon tiroid untuk
pengaturan fungsi tubuh seperti metabolisme dan penggunaan energi. Kelenjar
tiroid mensekresikan hormon primer, yaitu tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3).
Hormon-hormon tersebut memiliki fungsi meningkatkan kecepatan metabolisme di
dalam tubuh. Pada setiap molekul T4 terdapat 4 atom yodium dan setiap molekul
T3 terdapat 3 atom yodium. Kedua hormon tersebut dirangsang pengeluarannya di
lobus anterior kelenjar hipofisis oleh thyroid stimulating hormon (TSH). TSH
adalah hormon yang mengatur pertumbuhan dan fungsi tiroid dari janin hingga
dewasa Hormon T3 dan T4 dibentuk oleh yodium sebagai bahan dasar yang dapat
ditemukan pada beberapa jenis makanan dan minuman

Hormon tiroid merupakan iodinated hormone untuk mengkonsentrasikan iodium


dari sirkulasi dan membantu iodium agar dapat bersatu dengan molekul hormone
tiroid sehingga diperlukan fungsi dari kelenjar tiroid itu sendiri. Hormon tiroid juga
memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan sel, perkembangan tubuh dan
metabolisme energi. Hormon tiroid membantu regulasi metabolisme karbohidrat
dan lipid sehingga diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan normal tubuh.
Konsumsi O2 dirangsang oleh hormon tiroid pada kebanyakan sel di dalam tubuh.
Hormon tiroid juga mempengaruhi differensiasi jaringan di dalam tubuh dan
ekspresi gen, regulasi reaksi metabolik dan kecepatan metabolisme tubuh, berperan
dalam pembentukan asam ribonukleat (ARN), mengatur pembentukan panas,
penyerapan usus terhadap glukosa, merangsang pertumbuhan sel- sel somatis dan
memiliki peran dalam perkembangan sistem saraf pusat

Produksi dan sekresi hormon tiroid diatur oleh mekanisme regulasi yang kompleks.
Fungsi kelenjar tiroid diatur oleh suatu mekanisme aksi stimulasi oleh Tiroid
Stimulating Hormon (TSH) di hipotalamus pada kelenjar pituitary anterior.
Modulasi pelepasan TSH diatur oleh pengaruh hormon tiroksin (T4) dan
triiodotironin (T3) bebas yang terdapat di perifer melalui umpan balik negatif
(Kumorowulan & Supadmi, 2010).

FISIOLOGI KELENJAR PARATIROID


Di dalam melaksanakan kerjanya, kelenjar paratiroid diatur dan diawasi secara
langsung oleh kelenjar hipofisis. PTH adalah konsentrasi ion-ion kalsium yang
terdapat didalam cairan ekstraseluler. Produksi PTH akan meningkat apabila kadar
kalsium didalam plasma menurun. Didalam keadaan fisiologis normal, kadar
kalsium dalam plasma berada dalam pengawasan hoemostatik dalam batas yang
sangat sempit. Pengawasan ini dipengaruhi oleh perubahan diet setiap hari dan
pertukaran mineral antara tulang dengan darah. Kelenjar Paratiroid mengeluarkan
hormon paratiroid. Hormon paratiroid adalah suatu hormon peptida yang
disekresikan oleh kelenjar paratiroid, yaitu empat kelenjar kecil yang terletak di
permukaan belakang kelenjar tiroid Hormon Paratiroid bersama-sama dengan
vitamin D dan kalsitonin mengatur kadar kalsium dalam darah. Sintesis paratiroid
hormon dikendalikan oleh kadar kalsium plasma, yaitu dihambat sintesisnya bila
kadar kalsium tinggi dan dirangsang bila kadar kalsium rendah. Seperti aldosteron,
hormon paratiroid esensial untuk hidup. Efek keseluruhan Hormon paratiroid
adalah meningkatkan konsentrasi kalsium dalam plasma dan mencegah
hipokalsemia. Apabila Hormon paratiroid sama sekali tidak tersedia, dalam
beberapa hari individu yang bersangkutan akan meninggal, biasanya akibat asfiksia
yang ditimbulkan oleh spasme hipokalsemik otot-otot pernapasan. Melalui efeknya
pada tulang, ginjal, dan usus hormon paratiroid meningkatkan kadar kalsium
plasma apabila kadar elektrolit ini mulai turun sehingga hipokalsemia dan berbagai
efeknya secara normal dapat dihindari. Hormon ini juga bekerja menurunkan
konsentrasi fosfat plasma.

FUNGSI KELENJAR TIROID DAN PARATOROID


1. Fungsi kelenjar tiroid

1. Fungsi utama dari kelenjar tiroid Anda adalah untuk mengeluarkan


hormon tiroid, yang bertanggung jawab untuk mengontrol metabolisme.
Jumlah hormon tiroid disekresikan dikendalikan oleh hormon lain, yang
disebut thyroid stimulating hormone (TSH), yang dilepaskan dari kelenjar
hipofisis di kepala. Hormon tiroid yang terlibat dalam mengatur banyak
fimgsi tubuh hewam, seperti tingkat jantung hewan, Meningkatkan kalsium
serum

2. Memegang peranan penting dalam pertumbuhan fetus khususnya


pertumbuhan saraf dan tulang

3. Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin

4. Efek kronotropik dan Inotropik terhadap jantung yaitu menambah


kekuatan kontraksi otot dan menambah irama jantung.

5. Merangsang pembentukan sel dalam darah

6. Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernapasan terhadap kebutuhan


oksigen akibat metabolisme.

2 Fungsi kelenjar paratiroid

1. Memelihara kosentrasi ion kalsium yang tetap pada plasma.

2. Mengontrol ekskresi kalsium dan fosfat melalui ginjal, mempunyai efek


terhadap reabsorbsi hormontubuler dari kalsium dan sekresi fosfor

3. Mempercepat absorbsi kalsium di usus.

4. Jika pemasukan kalsium berkurang, hormon paratiroid menstimulasi


reabsorsi tulang sehingga menambah kalsium dalam darah.

DIAGNOSA MEDIS (DX)


Dari hasil pemeriksaan didaptkan kadar dari PTH dan kalsium terjadi penurunan,
maka diagnosis medis pasien tersebut yaitu hipoparatitoid
HIPOPARATIROID
Definisi

Hipoparatiroid adalah gabungan gejala dari produksi hormon paratiroid yang tidak
adekuat. Keadaan ini jarang sekali ditemukan dan umumnya sering sering
disebabkan oleh kerusakan atau pengangkatan kelenjar paratiroid pada saat operasi
paratiroid atau tiroid, dan yang lebih jarang lagi ialah tidak adanya kelenjar
paratiroid (secara congenital)

Etiologi

Jarang sekali terjadi hipoparatiroidisme primer, dan jika ada biasanya terdapat pada
anak-anak dibawah umur 16 tahun. Ada tiga kategori dari hipoparatiroidisme:

1) Defisiensi sekresi hormon paratiroid, ada dua penyebab utama:


a) Post operasi pengangkatan kelenjar partiroid dan total tiroidektomi.
b) Idiopatik, penyakit ini jarang dan dapat kongenital atau didapat
(acquired).

2) Hipomagnesemia.

3) Sekresi hormon paratiroid yang tidak aktif.

4) Resistensi terhadap hormon paratiroid (pseudohipoparatiroidisme)

Patofisiologi

Pada hipoparatiroidisme terdapat gangguan dari metabolisme kalsium dan fosfat,


yakni kalsium serum menurun (bisa sampai 5 mgr%) dan fosfat serum meninggi
(bisa sampai 9,5-12,5 mgr%).

Pada yang post operasi disebabkan tidak adekuat produksi hormon paratiroid
karena pengangkatan kelenjar paratiroid pada saat operasi. Operasi yang pertama
adalah untuk mengatasi keadaan hiperparatiroid dengan mengangkat kelenjar
paratiroid. Tujuannya adalah untuk mengatasi sekresi hormon paratiroid yang
berlebihan, tetapi biasanya terlalu banyak jaringan yang diangkat. Operasi kedua
berhubungan dengan operasi total tiroidektomi. Hal ini disebabkan karena letak
anatomi kelenjar tiroid dan paratiroid yang dekat (diperdarahi oleh pembuluh darah
yang sama) sehingga kelenjar paratiroid dapat terkena sayatan atau terangkat. Hal
ini sangat jarang dan biasanya kurang dari 1 % pada operasi tiroid. Pada banyak
pasien tidak adekuatnya produksi sekresi hormon paratiroid bersifat sementara
sesudah operasi kelenjar tiroid atau kelenjar paratiroid, jadi diagnosis tidak dapat
dibuat segera sesudah operasi.

Pada pseudohipoparatiroidisme timbul gejala dan tanda hipoparatiroidisme tetapi


kadar PTH dalam darah normal atau meningkat. Karena jaringan tidak berespons
terhadap hormon, maka penyakit ini adalah penyakit reseptor. Terdapat dua bentuk:
(1) pada bentuk yang lebih sering, terjadi pengurangan congenital aktivitas Gs
sebesar 50 %, dan PTH tidak dapat meningkatkan secara normal konsentrasi AMP
siklik, (2) pada bentuk yang lebih jarang, respons AMP siklik normal tetapi efek
fosfaturik hormon terganggu

Manifestasi Klinik

Hipokalsemia menyebabkan iritablitas sistem neuromuskeler dan turut


menimbulkan gejala utama hipoparatiroidisme yang berupa tetanus.

Tetanus merupakan hipertonia otot yang menyeluruh disertai tremor dan kontraksi
spasmodik atau tak terkoordinasi yang terjadi dengan atau tanpa upaya untuk
melakukan gerakan volunter. Pada keadaan tetanus laten terdapat gejala patirasa,
kesemutan dan kram pada ekstremitas dengan keluhan perasaan kaku pada kedua
belah tangan serta kaki. Pada keadaan tetanus yang nyata, tanda-tanda mencakup
bronkospasme, spasme laring, spasme karpopedal (fleksi sendi siku serta
pergelangan tangan dan ekstensi sensi karpofalangeal), disfagia, fotopobia, aritmia
jantung serta kejang. Gejala lainnya mencakup ansietas, iritabilitas, depresi dan
bahkan delirium. Perubahan pada EKG dan hipotensi dapat terjadi.

Pemeriksaan Diagnostik Tetanus laten ditunjukan oleh tanda trousseau atau tanda
Chvostek yang positif. Tanda trousseau dianggap positif apabila terjadi spasme
karpopedal yang ditimbulkan akibat penyumabtan aliran darah ke lengan selama 3
menit dengan manset tensimeter. Tanda Chvostek menujukkan hasil positif apabila
pengetukan yang dilakukan secara tiba-tiba didaerah nervous fasialis tepat di
kelenjar parotis dan disebelah anterior telinga menyebabkan spasme atau gerakan
kedutan pada mulut, hidung dan mata.

Diagnosa sering sulit ditegakkan karena gejala yang tidak jelas seperti rasa nyeri
dan pegal-pegal, oleh sebab itu pemeriksaan laboratorium akan membantu.
Biasanya hasil laboratorium yang ditunjukkan, yaitu:

1. Kalsium serum rendah. Tetanus terjadi pada kadar kalsium serum yang berkisar
dari 5-6 mg/dl (1,2 - 1,5mmol/L) atau lebih rendah lagi.

2. Fosfat anorganik dalam serum tinggi

3. Fosfatase alkali normal atau rendah

4. Foto Rontgen:

a) Sering terdapat kalsifikasi yang bilateral pada ganglion basalis di tengkorak

b) Kadang-kadang terdapat pula kalsifikasi di serebellum dan pleksus koroid

5. Density dari tulang bisa bertambah

6. EKG: biasanya QT-interval lebih Panjang

Komplikasi

1) Kalsium serum menurun

2) Fosfat serum meninggi

Penatalaksanaan

Tujuan adalah untuk menaikkan kadar kalsium serum sampai 9-10 mg/dl (2,2-2,5
mmol/L) dan menghilangkan gejala hipoparatiroidisme serta hipokalsemia. Apabila
terjadi hipokalsemia dan tetanus pascatiroidektomi, terapi yang harus segera
dilakukan adalah pemberian kalsium glukonas intravena. Jika terapi ini tidak segera
menurunkan iritabilitas neuromuskular dan serangan kejang, preparat sedatif
seperti pentobarbital dapat dapat diberikan.
Pemberian peparat parathormon parenteral dapat dilakukan untuk mengatasi
hipoparatiroidisme akut disertai tetanus. Namun demikian, akibat tingginya
insidens reaksi alergi pada penyuntikan parathormon, maka penggunaan preparat
ini dibatasi hanya pada hipokalsemia akut. Pasien yang mendapatkan parathormon
memerlukan pemantauan akan adanya perubahan kadar kalsium serum dan reaksi
alergi.

Akibat adanya iritabilitas neuromuskuler, penderita hipokalsemia dan tetanus


memerlukan lingkungan yang bebas dari suara bising, hembusan angin yang tiba-
tiba, cahaya yang terang atau gerakan yang mendadak. Trakeostomi atau ventilasi
mekanis mungkin dibutuhkan bersama dengan obat-obat bronkodilator jika pasien
mengalami gangguan pernafasan.

Terapi bagi penderita hipoparatiroidisme kronis ditentukan sesudah kadar kalsium


serum diketahui. Diet tinggi kalsium rendah fosfor diresepkan. Meskipun susu,
produk susu dan kuning telur merupakan makanan tinggi kalsium, jenis makanan
ini harus dibatasi karena kandungan fosfor yang tinggi. Bayam juga perlu dihindari
karena mengandung oksalat yang akan membentuk garam kalsium yang tidak laut.
Tablet oral garam kalsium seperti kalsium glukonat, dapat diberikan sebagai
suplemen dalam diet. Gel alumunium karbonat (Gelusil, Amphojel) diberikan
sesudah makan untuk mengikat fosfat dan meningkatkan eksresinya lewat traktus
gastrointestinal.

Preparat vitamin D dengan dosis yang bervariasi dihidrotakisterol (AT 10 atau


Hytakerol), atau ergokalsiferol (vitamin D2) atau koolekalsiferpol (vitamin D3)
biasanya diperlukan dan akan meningkatkan absorpsi kalsium dari traktus
gastrointestinal.
KESIMPULAN
Hiperparatiroidisme adalah karakter penyakit yang disebabkan kelebihan sekresi
hormone paratiroid, hormon asam amino polipeptida. Salah satu penanganan pada
penderita hiperparatiroidisme yaitu dengan cara pengangkatan jaringan paratiroid,
namun terkadang jaringan yang diangkat terlalu banyak sehingga menyebabkan
hipoparatiroid. Hipoparatiroid adalah gabungan gejala dari produksi hormon
paratiroid yang tidak adekuat. Keadaan ini jarang sekali ditemukan dan umumnya
sering sering disebabkan oleh kerusakan atau pengangkatan kelenjar paratiroid pada
saat operasi paratiroid atau tiroid, dan yang lebih jarang lagi ialah tidak adanya
kelenjar paratiroid (secara congenital). Kadangkadang penyebab spesifik tidak
dapat diketahui. Jadi kedua penyakit diatas memiliki keterkaitan yang dapat saling
mempengaruhi.
DAFTAR PUSTAKA
Guyton & Hall. (2011). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 12. Jakarta : EGC

Supriyadi, 2017. Panduan Praktis Skrinning Kaki Diabetes Melitus. Yogyakarta:


Deepublish

Ham, Maria Francisca. 2020. Buku Ajar Patologi Dasar. Singapore: Elsevier

Anda mungkin juga menyukai